304948937-makalah-dan-askep-ca-colon.docx

  • Uploaded by: Annisa Syafna
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 304948937-makalah-dan-askep-ca-colon.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,760
  • Pages: 24
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Usus besar adalah usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1.5 m dan beberbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah yaitu: kolon asenden, kolon transversum, dan kolon desenden. Fungsi kolon adalah membentuk massa feses, mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Kanker usus besar atau kanker kolorektal, termasuk pertumbuhan sel kanker pada usus, anal dan usus buntu. Kanker ini adalah salah satu dari bentuk kanker yang paling umum dan penyebab kedua kematian yang disebabkan oleh kanker didunia Barat. Kanker usus besar menyebabkan 655.000 kematian diseluruh dunia setiap tahun. Banyak kanker usus besar yang diketahui berasal dari polip adenoma pada usus dan penumpukan tinja akibat konstipasi yang terlalu lama. Perkembangan polip tersebut kadang- kadang berkembang menjadi kanker. Di Indonesia menempati posisi ketiga penderita kanker kolon, rata rata penderita kanker mencapai 19,1 per 100.000 populasi laki laki di indonesia dan 15,6 per 100.000 populasi perempuan di Indonesia. Dan yang paling rentan mengidap penyakit usus besar adalah masyarakat yang tinggal di kota. Hal ini disebabkan oleh tekanan hidup di perkotaan yang semakin tinggi. Bahkan menurut WHO pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Jumlah penderita kanker yang meninggal juga kian memprihatinkan.

1.2

Rumusan Masalah a)

Apa yang dimaksud dengan penyakit Ca colon?

b)

Bagaimana etiologi Ca colon?

c)

Bagaimana patofisiologi Ca colon?

d)

Bagaimana penatalaksanaan Ca Colon ?

2

e)

Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan yang diberikan pada penderita Ca Colon dan Ca Rectum?

1.3

Tujuan penulisan

1.3.1

Secara Umum Untuk menjelaskan atau mendeskripsikan nkonsep dasar penyakit Ca Colon dan Ca Rectum beserta asuhan keperawatannya.

1.3.2. Secara Khusus a)

Agar pembaca dapat mengetahui pengertian penyakit Ca colon.

b)

Agar pembaca dapat mengetahui etiologi penyakit Ca colon.

c)

Agar pembaca dapat mengetahui patofisiologi Ca colon..

d)

Agar pembaca dapat mengetahui penatalaksanaan Ca colon.

e)

Agar pembaca dapat mengetahui dasar asuhan keperawatan dari penyakit Ca Colon dan Ca Rectum ?

.

3

BAB II PEMBAHASAN 2.1

Definisi Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI, 2008 :268).Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005). Karsinoma rekti didefinisikan sebagai keganasan yang muncul pada rektum, yang sebagian besar adalah tumor ganas. Jenis keganasan terbanyak pada rektum adalah Adenokarsinoma. Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan rektum yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali. Karsinoma rekti merupakan keganasan visera yang sering terjadi yang biasanya berasal dari kelenjar sekretorik lapisan mukosa sebagian besar kanker kolostomy berawal dari polip yang sudah ada sebelumnya. Karsinoma Rektum merupakan tumor ganas yang berupa massa polipoid besar, yang tumbuh ke dalam lumen dan dapat dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular (Price and Wilson, 1994, hal 419). Kanker usus besar-dubur (colon rektal) adalah kanker yang menyerang daerah usus besar sampai dengan dubur.perkembangan kanker ini saat lambat, sehingga sering diabaikan oleh penderita. Pada stadium dini, sering kali tidak ada keluhan dan tidak ada rasa sakit yang berat. Biasanya , penderita datang kedokter setelah timbul rasa sakit yang berlebihan

sudah

pada

stadium

lanjut,

sehingga

sulit

diobati.

Kemungkinan terkena kanker usus besar, dubur antara pria dan wanita adalah sama besar. Di indonesia, orang yang sering terserang kanker ini

4

adalah mereka yang berusia sekitar 30 tahun dan 60 tahun. Meskipun demikian, kanker usus besar dubur bisa mulai menyerang orang pada usia muda sampai usia lanjut (Mangan,2003) 2.2

Etiologi Penyebab nyata dari kanker kolon tidak diketahui dengan pasti,tetapi faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon :  Riwayat kanker pribadi, orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal.  Riwayat kanker colorectal pada keluarga, jika mempunyai riwayat kanker colorectal pada keluarga, maka kemungkinan akan terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika mempunyai saudara yang terkena kanker pada usia muda.  Riwayat penyakit usus inflamasi kronis. Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani. Faktor predisposisi yang penting adalah faktor gaya hidup, orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak seperti lemak jenuh dan asam lemak omega-6 (asam linol) dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker colorect.

Etiologi lain :

5

 Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan ototoksin serta gelombang elektromagnetik.  Zat besi yang berlebihan diantaranya terdapat pada pigmen empedu, daging sapi dan kambing serta tranfusi darah.  Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan risiko menderita kanker kolon.  Obesitas.  Bekerja sambil duduk seharian, seperti para eksekutif, pegawai administrasi, atau pengemudi kendaraan umum  Polip di usus (Colorectal polyps), polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker.  Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn, orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar.  Usia di atas 50, kanker colorectal lebih biasa terjadi pada usia manusia yang semakin tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas. 2.3

Patofisiologi Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.

6

Secara

histologis,hampir

semua

kanker

usus

besar

adalah

adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar) dan dapat mensekresi mukus yang jumlahnya berbeda-beda.Tumor dapat menyebar melalui :  Secara Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).  Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.  Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem portal. 2.4

Manifestasi Klinis Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).  Gejala lokalnya adalah : 

Perubahan kebiasaan buang air



Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)



Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin

tapi

sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal 

Perubahan wujud fisik kotoran/feses



Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besar



Feses bercampur lendir

7



Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas



Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor



Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita



Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya

 Gejala umumnya adalah : 

Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)



Hilangnya nafsu makan



Anemia, pasien tampak pucat



Sering merasa lelah



Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

 Gejala penyebarannya adalah : 

Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala penderita tampak kuning



Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati



Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter



Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.

8

2.5

Pemeriksaan diagnostik 1. Endoskopi Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi atau teropong usus ini dianjurkan segera dilakukan bagi mereka yang sudah mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman, tidak berbahaya, namun pemeriksaan ini tidak menyenangkan. Kolonoskopi dilakukan untuk menemukan kanker kolorektal sekaligus mendapatkan jaringan untuk diperiksa di laboratorium patologi. Pada pemeriksaan ini diperlukan alat endoskopi fiberoptik yang digunakan untuk pemeriksaan kolonoskopi. Alat tersebut dapat melihat sepanjang usus besar, memotretnya, sekaligus biopsi tumor bila ditemukan. Dengan kolonoskopi

dapat

dilihat

kelainan

berdasarkan

gambaran

makroskopik. Bila tidak ada penonjolan atau ulkus, pengamatan kolonoskopi ditujukan pada kelainan warna, bentuk permukaan, dan gambaran pembuluh darahnya. 2. Radiologis Pemeriksan radiologis

yang dapat dilakukan antara lain adalah foto

dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke paru. 3. Ultrasonografi (USG). Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati. 4. Histopatologi. Biopsy

digunakan

untuk

menegakkan

diagnosis.

Gambar

histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.

9

5. Barium Enema Pada pemeriksaan enema barium, bahan cair barium dimasukkan ke usus besar melalui dubur dan siluet (bayangan)-nya dipotret dengan alat rontgen. Pada pemeriksaan ini hanya dapat dilihat bahwa ada kelainan, mungkin tumor, dan bila ada perlu diikuti dengan pemeriksaan kolonoskopi. Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kanker

dan

polip

yang

besarnya

melebihi

satu

sentimeter.

Kelemahannya, pada pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan biopsi. 6. Laboratorium Laboratorium Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan (FKUI, 2001 : 210). Selain itu, pemeriksaan darah samar (occult blood) secara berkala, untuk menentukan apakah terdapat darah pada tinja atau tidak. 7. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan. 8. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum) Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya. 9. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit Dapat menunjukkan anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau berkurang. 10. Sinar X dada Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.

10

2.6

Penatalaksanaan medis  Farmakologi  Pembedahan (Operasi) Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker. Pembedahan dapat bersifat kuratif atau palliative. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah palliative. Apabila tumor telah menyebar dan mencakup struktur vital sekitarnya, maka operasi tidak dapat dilakukan. a. Pembedahan Reseksi. Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi dan biasanya diambil sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di sebelah distal dan proksimal dari tempat kanker. b. Kolostomi Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah untuk tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan / obstruksi usus. Sebagai anus setelah tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya tumor atau penyakit lain. Untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan tindakan operasi berikutnya untuk penyambungan kembali usus (sebagai stoma sementara).

11

 Radioterapi Setelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk melakukan radiasi dengan dosis adekuat. Memberikan radiasi isoniasi pada neoplasma. Karena pengaruh radiasi yang mematikan lebih besar pada sel-sel kanker yang sedang proliferasi, dan berdiferensiasi buruk, dibandingkan terhadap sel -sel normal yang berada di dekatnya, maka jaringan normal mungkin mengalami cidera da1am derajat yang dapat ditoleransi dan dapat diperbaiki, sedangkan sel-sel kanker dapat dimatikan, selanjutnya dilakukan kemoterapi.  Kemoterapi Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini

sering

dikombinasi

dengan

leukovorin

yang

dapat

meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil

penelitian,

setelah

dilakukan

pembedahan

sebaiknya

dilakukan radiasi dan kemoterapi.  Non Farmakologi  Penatalaksanaan Keperawatan a. Dukungan adaptasi dan kemandirian. b. Meningkatkan kenyamanan. c. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal. d. Mencegah komplikasi. e. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.  Penatalaksanaan Diet a. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buahbuahan. Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama

12

mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker. b. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari) c. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan. d. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker. e. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan. f. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.  Pencegahan a. Kanker kolon dapat dicegah dengan cara sebagai berikut : b. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar. c. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu. d. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin. e. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus f. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar. g. Hidup rileks dan kurangi stress.

13

2.7

Pathway

Faktor genetik

Kolitis ulseratif, penyakit kolon

merokok

Kanker payudara,rahim/ ovarium/masa lalu

obesitas

\\\

Kontak agen

Konsumsi makanan yg rendah serat ,banyak lemak & protein

Perubahan metaplasia pada dinding kolon

Polip adenomatosa

KANKER KOLON MK : Intelorensi aktivitas

Kerusakan jaringan vaskular lokal Invasi jaringan & efek kompresi oleh tumor

anemia

Kompresi saraf lokal

Nyeri dangkal

MK : nyeri

Respon serabut lokal

MK : Resiko tinggi injuri

Pendarahan intestinal vaskular bercampur darah

anoreksia

MK : Gangguan konsep diri

Intervensi radiasi & kemoterapi

Asupan nutrisi tidak adekuat

MK aktual/resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Krusakan jaringan lunak pascabedah

Respon psikologis

Intervensi bedah kolektomi

MK : kecemasan pemenuha n informasi

preoperatif

Kolostomi permanen

Pasca bedah Perubahan intake nutrisi

Luka pasca bedah

Port de entree

Resiko infeksi

14

2.8

Konsep Askep PENGKAJIAN  Amnesa Identitas Pasien, Nama, Umur, Jenis Kelamin, No. Register, Alamat, Status Perkawinan , Keluarga Terdekat, Diagnosa Medis  Riwayat keperawatan  Riwayat kesehatan sekarang : Keluhan Utama : sudah 1 bulan ini BAB nya selalu berlendir dan darah, dan 1 minggu terakhir ini BAB nya darah segar dan sering juga mengalami obstipasi, kadang juga mengalami distensi abdomen  Riwayat Kesehatan masa lalu :  Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan) Klien

tidak

pernah

mempunyai

riwayat

alergi

obat,makanan,binatang,lingkungan.  Riwayat kecelakaan  klien tidak pernah mengalami riwayat kecelakaan sebelumnya  Riwayat dirawat di Rumah Sakit (kapan, alasan, berapa lama)  klien baru pertama kali datang ke rumah sakit pada tanggal  Riwayat pemakaian obat  klien tidak pernah memakai obat dalam jangka waktu yang lama.  Riwayat trauma kepala.  Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah diderita klien, serta riwayat adanya terkena radiasi  Sejak kapan keluhan dirasakan.  Buang air besar 6 kali sehari sudah terjadi selama 2 hari belakangan ini.  Kaji TTV dasar.  Untuk perbandingan dengan hasil pemeriksaan yang akan datang.

15

 Kaji pertumbuhan klien.  Timbang dan ukur BB, TB klien.  Riwayat Kesehatan Keluarga :  Keluarga klien tidak pernah ada riwayat penyakit seperti ini sebelumnya

1) Pemeriksaan Fisik Umum Berat badan sekarang

:

Berat badan sebelum sakit

:

Tinggi badan

:

Tekanan darah

:

Nadi

:

Frekuensi nafas

:

Suhu tubuh

:

2) Pemeriksaan Fisik  Aktivitas/istirahat Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada abdomen dengan keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan pengkajian terhadap pola istirahat dan tidur.  Sirkulasi Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan pada tekanan darah.  Integritas ego Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress ( misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/ spiritual)  Eliminasi Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien, konstipasi dan diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi, komposisi, jumlah, warna, dan cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak adakah

16

keluhan yang menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah. Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan observasi adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces. Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran kelenjar inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat badan, lingkar perut, dan colok dubur.  Makanan/cairan Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia, mual, perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga menyebabkan berat badan menurun. Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema  Neurosensori Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur sehingga sirkulasi darah ke otak tidak lancar.  Nyeri/kenyamanan Gejala:

Tidak

ada

nyeri,

atau

derajat

bervariasi

misalnya

ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)  Pernapasan Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang perokok).  Keamanan Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/berlehihan. Tanda: Demam. Ruam kulit, ulserasi  Seksualitas

17

Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan perubahan pada tingkat kepuasan. Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.  Interaksi sosial Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung

. DIAGNOSA KEPERAWATAN Post op : 1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan) 2. Hambatan mobilitas fisik 3. Resiko infeksi 4. Gangguan pemenuhan ADL

Pre op : 1.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah

2.

Kekurangan cairan

3.

Nyeri akut

4.

Resiko Infeksi

ANALISIS DATA No 1

Data fokus

Etiologi

DS: 

trauma Pasien

mengatakan



otot

(distensi abdomen) Pasien

mengatakan

nyeri

saat BAB 

sekunder

Pasien mengatakan kadang akibat kanker usus juga mengalami kembung besar



jaringan Nyeri Akut

susah dan reflek spasme

untuk BAB (obstipasi)

Pasien mengatakan nyeri

Problem

18

tekan pada abdomen DO : 

KU lemah



Kesadaran compos mentis



TTV  TD : 130/80 mmHg,  N : 90 x/menit,  suhu : 37,40 C ,  RR : 20x/menit,



Pasien terlihat conjungtiva anemis,



Skala nyeri saat BAB 5



Perut pasien terlihat agak membesar

1.

DS: 

Pasien mengatakan BB turun

Status

Ketidakseimbanga

hipometabolik

n nutrisi kurang

30% (BB awal 60 kg)

berkenaan dengan dari



kanker

Pasien mengatakan tidak

nafsu makan 

Keluarga pasien mengatakan,

makanan pasien tidak habis, hanya habis 2 sendok

DO: 

KU lemah



Kesadaran compos mentis



TTV  TD : 130/80 mmHg,  N : 90 x/menit,  suhu : 37,40 C ,

tubuh

kebutuhan

19

 RR : 20x/menit, 

Pasien terlihat conjungtiva anemis



A. Antropometri :  BB awal 60 kg  BB sesudah sakit 42 kg  TB 160 cm



IMT : BB/TB (m) 2 : 60/1,602 : 23,4 kg/m



IMT : 42/1,602 : 16,4kg/m

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut berhubungan dengan insisi pembedahan 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah INTERVENSI N

Diagnosa

Tujuan dari

Rencana

o

keperawatan

kriteria hasil

Tindakan

1.

Nyeri

Tujuan :

berhubungan

pasien

dengan insisi pembedahan

-

Evaluasi

Rasional

R : sediakan

rasa sakit

informasi

mengatakan

secara

mengenai

bahwa rasa

reguler, catat

kebutuhan/efektivit

nyeri telah

karakteristik,

as intervensi

20

terkontrol atau hilang. Criteria hasil : pasien

lokasi dan intensiltas (010)

R : dapat mengindikasikan rasa sakit akut dan

-Ajarkan

keidaknyamanan

tampak rileks, tehnik dapat beristirahat / tidur dan

relaksasi distraksi : 1.

R : pahami

Mendengarka

penyebab

melakukan

n music

pergerakan

2. melihat tv

sedangkan

yang berarti

3. membaca

jaminan emosional

sesuai toleransi.

buku -

ketidaknyamanan ,

R : respirasi

Observasi

tanda-tanda vital,

mungkin menurun pada pemberian narkotik, dan

perhatikan takikardi, hipertensi dan

mungkin menimbulkan efek-efek

peningkatan

sinergestik dengan

pernapasan,

zat-zat anastesi.

bahkan jika pasien menyangkal adanya rasa sakit. -

Berikan

iinformasikan mengenai sifat ketidaknyama nan, sesuai kebutuhan -

21

Observ asi efek analgetik 2.

Ketidakseimban

Tujuan : klien

-

Kaji

gan nutrisi

mampu

sejauh mana

penyebab

kurang dari

mempertahan

ketidakadekua

melaksanakan

kebutuhan b/d

kan &

tan nutrisi

intervensi.

mual muntah

meningkatkan

pasien

R : mengawasi

intake nutrisi.

-

kefektifan secara

Criteria hasil : -

klien

Timb

R : menganalisa

diet

ang berat

R : tidak memberi

akan

badan sesuai

rasa bosan dan

memperlihatk

indikasi

pemasukan nutrisi

an perilaku

-

dapat di tingkatkan

mempertahan

Anjur

R : dapat

kan atau

kan makan

mengurangi mual

meningkatkan

sedikit tapi

dan

berat badan

sering

menghilangkan

dengan nilai laboratorium

gas. -

R : Menstimulasi

normal.

Taw

nafsu makan dan

arkan minum

mempertahankan

mengrti dan

saat makan

intake nutrisi yang

mengikuti

bila toleran

adekuat.

-

Klien

anjuran diet -

Tidak ada mual / muntah.

kOla borasi dengan ahli gizi pemberian makanan yang

22

bervariasi

23

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Kanker kolon yaitu tumbunhya sel-sel ganas di permukaan dalam usus

besar (kolon) atau rektum. Lokasi yang sering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid. Kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar). Kanker kolon bukan merupakan penyakit yang sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Kanker kolon adalah penyebab kematian ketiga di Indonesia . Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila dideteksi dan ditangani dengan cepat maka peluang untuk sembuh total pun akan semakin besar peluangnya. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker kolon. Asuhan keperawatan yang tepat akan menentukan keberhasilan perawatan klien dengan colorectal cancer.

3.2

Saran Mulai dari sekarangubahlah pola hidup menjadi pola hidupm sehat,dengan

mengatur pola makan mengkonsumsi pola makan makanan yang berserat,serta jangan terlalu banyak makan makanan yang mengandung bahan zat kimia atau pengawet karena dapat membahyakan tubuh kita (usus).

24

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta. Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Arif Muttaqin. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit FKUI, Jakarta. University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA

More Documents from "Annisa Syafna"