2008 August Magelang Suara Merdeka Menelusuri Tandon Air Perut Bumi

  • Uploaded by: Environmental Services Program
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2008 August Magelang Suara Merdeka Menelusuri Tandon Air Perut Bumi as PDF for free.

More details

  • Words: 830
  • Pages: 2
SUARA MERDEKA

JUMAT8 8 AGUSTUS 200

Menelusuri Tandon Air di Perot Bumi (1)

Mates Air Mati Pertanda Buruk bagi Masyarakat GUNUNG Sumbing, Merbabu, Merapi dan Ngandong, masih berdiri angkuh mengepung daerah Magelang. Dan lereng gunung itu mengular panjang kali Progo, Elo, Lamat, Senowo, Blongkeng dan berbagai kali kecil lainnya, melimpahkan air kepada warganya. Pak tani mengungkapkan puji syukur alas limpahan panen, sclalu berdoa, kemudian menabuh gong dan bermain jatilan menandakan kemeriahan merayakan kemakmuran. Selama air mengalir dan sumber air tak mati perayaan kemakmuran akan selalu ada, bagaimanajika banyak cumber air mati dan kali mengeung. Anak-anak petani tak lagi tertawa melihatjatilan. orang tua mereka akan mengairi sawah dan Iadangnya dengan air mata. Bisa jadi cumber penghidupan masyarakat pedesaan sudah tamat. Apakah benar sumber air itu akan mati? Dari data Environmental Services Program (ESP) sudah menganalisis lebih jauh tentang matinya sumber air di daerah-daerah lereng Gunung. Bahkan pihaknyajuga telah memberikan laporan hasil analisanya tcntang banyaknya sumber air coati kepada Pemkab sejak 2006 lalu. Menurut Watershed Management Specialist ESP Jateng/DIY, M Sigit Widodo, tanda-tanda itu dianggap sebagai ancaman serius bagi kehidupan masyarakat. "Tak hanya masyarakat Magelang saja, tapi sampai derah di sekitamya.

seperti Sleman , Yogyakarta yang inengandalkan tandon airdari kawasan gunung-gunung itu." katanya. Selamatkan Air Untuk mengantisipasi dan menanggulangi sejak clini terhadap anaunan

krisis air itu, pihaknya telah memetakan lima kawasan serapan air, yang menjadi hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo. Kawasan itu antara lain, sub das Tangsi di sisi selatan Gunung

SM/Sholahuddin

HUTAN PENYANGGA : Hutan di Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, dijaga dan dikelola masyarakat dan perhutani untukmenjadi Landon airbagi daerah alirat sungai dam mata air di sekitar ka ^ tasan tersebut. (39)

Sumbing, sub das Kanci sisi tenggara Gunung Sumbing, sub das Blongkeng sisi barat Guntrng Merapi, sub das Soti sisi barat Merbabu dan sub this Balong sekitar Gunung Ngandong dan Telomoyo. Kawasan itu menurutnya adalah mikno this yang sejak dahulu menyerap dan menyimpan air. Kemudian tandon air pent btuni itu keluar melalui sumber main air, mengalir ke kali-kali dan bemiuara di Kali Progo. "Selama sepuluh tahun terakhir sumberair mengalami penunnanyang signifikan dikawasan tersebut, ada yan coati dan adajuga yang debitnya menurun. lni akan menjadi bencana bestir jika tak menyelaniatkan das dan kernbali menanam pohon dan menjaga hutan.-katanya. Dia mencontohkan, di sisi barat Gunung Merapi yang termasuk kawasan sub das Blongkeng terjadi kerusakan lingkungan akibat penambangan. Padahal kawasan gunung itu tempat menyimpan air yang tergolong cukup bestir dibanding dengandati Soti di Merbabu. Dikatakannya, langhkan yang paling tepat untuk menyelamatkan menyusutnya tandon air dan kerusakan lingkungan, salah satunya nelalui pendampingan sekolah lapangan. Tujuannya memberikan pendidikan langsung untuk gerakan konservasi. "Masyarakat akan mengidentifikasi kebutuhan, permasalahan dan kemudian melakukan aksi bersama untuk menyelematkan das," katanya.(Sholahuddin al-Ahmed-39)

SUARA MERDEKA

JUMAT 8AGUSTUS2008

-Iw '1114

SM/Sholahuddin

IAHAN TERBUKA: Pertanian membuat fiatgsi Perbukitan Potorono sebagai daerah tangkapan air, berkurang. Sebab, kini ban yak lahan yang dibuka sebagai areal pertanian. (72)

Menelusuri Tandon Air di Perut Bumi (2-Habis)

Peraturan Desa Melindungi Mata Air UNTUK menyelamatkan tandon-tandon air di perut bumi, paling tidak hares ada aturan yang ketat agar ekosistem di daerah aliran sungai (DAS) teijaga. Aturan main itu akan menjadi acuan masyarakat agar tak menebang pohon secara sporadis dan menanam tanaman semusim di lerenglereng gunung. Desakan ekonomi memang mengubah pola hidup masyarakat. Akibamya, daerah tangkapan air menyusut dan lahan terbuka terus bertambah dalam dua puluh tahun terakhir. Berdasar data Environmental Services Program (ESP), perubahan hutan alam menjadi hutan skunder atau hutan produksi dengan populasi tegakan yang homegen, tetjadi tahun 1960-an. Tak dapat dipungkiri, kelahiran Penn Perhutani menjadi penyebabpenrbahan tersebut. Bcrdasarkan data guna lahan, kondisi scat ini, wilayah Sub-DAS Tangsi terdiri atas area persawahan 5.413 ha (27%), tegalan dan packing rumput 3.175 ha (19%),

hutan dan dan savana 6.046 ha (37%), permukiman 2.603 ha (16%), serta daerah perairan 102 ha (0,6%). Watershed Management Specialist ESP Jateng/DlY, M Sigit Widodo, mengatakan, komposisi lahan terbuka dan tertutup memang masih seimbang. Namun hal itu tidak merata di semua area. Daerah hulu merupakah lahan yang sangat terbuka dengan tingkat erosi tinggi. "Menurut rencana induk pengelolaan lingkungan hidup SWS Progo, klasifikasi Sub-DAS Tangsi termasuk sangat kritis. Karena itu, perlu langkah tepat untuk menyelamatkan tandon air bagi penghidupan mendatang tersebut,irlkttanya. Perdes Lingktnrgan Salah sate upaya tersebut, lanjut dia, adalah pembuatan peraturan desa (perdes) tentang pengelolaan lingkungan dan sumber air. Tujuannya, menjaga kelestarian alarn dan melindungi mata air. Regulasi itu menunjukkan perkembang-

an positif. Paling tidak, 8 desa di Perbukitan Potorono dan lereng selatan Gunung Sumbing sudah memiliki perdes tersebut. Desa itu antara lain Sukomakmur, Sutopati, Sukorejo, Sukomulyo, Krumpakan, Banjaragung, Mangunwjo dan Desa Sambak. Sentuanya herada di Kecamatan Kajotan, Kabupaten Magelang. "Kawa.san Potorono memiliki arti penting karena berlungsi sehagai area tangkapan air dan hulu Sungai Tangsi Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo. Di samping itu, kawasan tersebut juga nienjadi habitat dari plasma nutfah aneka ragam tanaman dan hewan," katanya. Dia pun merinci tiga hal paling rrkutfaat Pei-des Lingkungan, yakni penyelaunatan cumber air, peningkatan kesejahteraan masyaralcat, scrta peningkatan pendapatan ash desa. Secant lebih inakno, perdes menjantut upaya-upaya konservasi dan rehabilitasi lingkungan demi keharmonisan alarn. (Sholalrud(in al-Ahmed-72)

Related Documents


More Documents from "Environmental Services Program"