Laporan Modul 2 Sampling dan Analisis Ayak Titis Wibisono (11160980000007) / Kelompok 2 / Kamis, 7 Februari 2019 Asisten : Raden Bagus Arif Indradi (12515023) Abstrak – Praktikum Modul 2 – Tujuan dari percobaan sampling adalah mempelajari teknik-teknik sampling dan reduksi jumlahnya, serta untuk menguasai data-data statistika yang digunakan pada sampling. Analisis ayak dapat digunakan untuk menentukan efisiensi berbagai peralatan, menghitung derajat liberasi, serta mencari penyebab dan ukuran mineral berharga yang hilang bersama tailing. Percobaan sampling dilakukan sebanyak tiga kali menggunakan metode riffle, coning and quartering, dan increment sampling. Metode Riffle cara kerjanya dibantu oleh riffle itu sendiri, Metode coning and quartering cara kerjanya sampel di bentuk menjadi kerucut lalu di tekan dan di bagi menjadi 4 bagian yang sama rata dan metode increment cara kerjanya di bentuk menjadi cone lalu tengah dan atasnya di ambil oleh skop. Masing-masing percobaan tersebut diikuti dengan grain counting yang hasilnya akan digunakan untuk uji statistik. Sedangkan pada percobaan analisis ayak, sampel akan diayak dengan ayakan berukuran berbeda-beda, dan diukur berat material tertampung di setiap fraksinya. Dari percobaan analisis ayak, akan dibuat grafik untuk mencari hubungan antara ukuran partikel dan banyak material yang lolos ayakan.
A. Tinjauan Pustaka
Sampling
Sampling adalah operasi pengambilan sebagian yang banyaknya cukup untuk dianalisis atau diuji fisik dari suatu yang bersar jumlahnya sehingga perbandingan dan distribusi kualitas dikeduanya adalah sama. Suatu yang sama jumlahnya disebut sebagai lot atau populasi. Data atau besaran tentang populasi adalah parameter. Sedangkan besaran yang diperoleh dari contoh disebuit sebagai statistik. Cara – cara mengumpulkan sampling:
Random sampling : cara mengumpulkan contoh sedemikian rupa sehingga setiap unit yang membentuk lot mempunyai kesempatan/peluang yang sama untuk diikutkan ke dalam contoh. Sistematic sampling : cara mengumpulkan contoh dari lot pada interval yang spesifik dan teratur, baik dalam istilah jumlah, waktu dan ruang. Increment : sejumlah material yang diambil sebagai contoh dari lot dengan menggunakan alat sampling dan dengan satu kali operasi (misal dengan satu kali sekop). 1) Hand Sampling Pengambilan contoh dilakukan dengan tangan, sehingga hasilnya sangat bergantung pada ketelitian operator. Hand sampling ini pun dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: a. Grab Sampling : Pengambilan sampel pada material yang homogen dan dilakukan dengan interval tertentu dengan menggunakan sekop. Contoh yang diperoleh biasanya kurang representative.
b. Shovel Sampling : Pengambilan sampel dengan menggunakan shovel, keuntungan cara ini lebih murah, waktu pengambilan cepat dan memerlukan tempat yang tidak begitu luas. Material contoh yang diambil berukuran kurang dari 2 inchi. c. Stream Sampling : Alat yang digunakan adalah hand sampling cutter. Contoh yang diambil berupa pulp (basah) dan pengambilan searah dengan aliran (stream). d. Pipe Sampling : Alat yang digunakan pipa/tabung dengan diameter 0.5, 1.0, dan 1.5 inchi. Salah satu ujung pipa runcing untuk dimasukkan ke material. Terdiri dari dua pipa (besar dan kecil) sehingga terdapat rongga diantaranya untuk tempat contoh. Digunakan pada material padat yang halus dan tidak terlalu keras. e. Coning and quartering Langkah-langkah yang dilakukan adalah: Material dicampur sehingga homogen Diambil secukupnya dan dibuat bentuk kerucut Ujung kerucut ditekan sehingga membentuk kerucut terpotong dan dibagi empat bagian sama besar Dua bagian yang berseberangan diambil untuk dijadikan contoh yang dianalisis.
Gambar 1. Sampling Coning and Quartering
2) Mechanical Sampling Digunakan untuk pengambilan contoh dalam jumlah yag besar dengan hasil yang lebih representative dibandingkan hand sampling. Alat yang dipergunakan antara lain adalah riffle sampler dan vezin sampler.
Gambar 2. Sampling secara Riffle
Alat riffle sampler berbentuk persegi panjang dan di dalamnya terbagi beberapa sekat yang arahnya berlawanan. Riffle-riffle ini berfungsi sebagai pembagi contoh agar dapat terbagi sama rata. Sedangkan pada vezin sampler dilengkapi dengan revolving cutter, yaitu pemotong yang dapat berputar pada porosnya sehingga akan membentuk area yang bundar sehingga dapat memotong seluruh alur bijih. Pada praktikum ini sampling dilakukan dengan riffle, coning and quatering, dan grain counting. Grain counting merupakan teknik penentuan kadar suatu mineral dengan menghitung butir yang ada dalam kotak-kotak seperti pada gambar dibawah ini.
Jumlah berat komulatif yaitu jumlah berat dalam persen yang lebih besar dan lebih kecil ukuran tertentu. Analisa ayak dilakukan dengan mempresentasikan hasil ayakan dalam bentuk grafik. Presentasi ini dilakukan dengan memplot grafik dengan sumbu x berupa ukuran partikel, dan sumbu y berupa beratnya. Untuk menentukan beratnya, dilakukan dua pendekatan, yaitu jumlah berat masing-masing fraksi dalam persen, atau jumlah berat kumulatif yaitu jumlah berat dalam persen yang lebih besar dan lebih kecil pada ukuran tertentu. Grafik yang dipresentasikan yaitu : 1. Direct Plot Pada grafik ini ukuran partikel pada jarak yang sama sebagai absis diplot terhadap persen berat tertampung pada masing-masing ayakan berukuran tertentu. 2. Comulative Direct Plot Pada grafik ini persen berat komulatif terampung/lolos ayakan diplot terhadap ukuran. 3. Semi-log Plot Pada grafik ini sumbu x menggunakan skala logaritmik. 4. Log-log Plot Baik sumbu tegak maupun sumbu horizontal menggunakan skala logaritmik. Gaudin-Schuman Plot merupakan log-log plot dimana persen berat kumulatif lolos ayakan pada sumbu y, dan ukuran partikel pada pada sumbu x, grafiknya dapat dinyatakan sebagai: 𝑥 𝑚 𝑌 = 100 [ ] 𝑘 dimana Y = % berat kumulatif lolos ukuran x m = modulus distribusi k = modulud ukuran dalam mikron x = ukuran partikel B. Data Percobaan C. a. AYAKAN
Fraksi (Mesh) Gambar 3. Tabel Grain Counting
Analisis Ayak
Analisa ayak sangat banyak digunakan dalam pegolahan bahan galian, antara lain digunakan untuk menentukan efisiensi berbagai peralatan, menghitung derajat liberasi, mencari penyebab dan ukuran mineral berharga yang hilang bersama tailing. Data hasil analisis ayak umumnya dipresentasikan dalam bentuk grafik yaitu memplot ukuran partikel pada absis (sumbu x) dan berat sebagai ordinat (sumbu y).Ada dua pendekatan dalam menggambarkan berat, yaitu: Jumlah berat masing-masing fraksi dalam persen
Fraksi (µm)
Berat Tertampung (gram)
(+48) 297 (-48+65) 297 - 210 (-65+100) 210 - 149 (-100) < 149 Jumlah b.
SAMPLE RIFFLE
Percoba an keKotak keI II III
87.9 107.5 41.2 79.8 316.4
I
II
III
IV
V
H
P
H
P
H
P
H
P
H
P
6 3
5 0
5 1
3 2
2 3
1 2
9 4
1 3
4 1
1 4
1 7
1 6
1 3
9
1 8
2 8
2 9
7 1 0 1 1
1 8
IV V
5 3
Jumlah
6 3
3 1
3 1
4 2
8 5
2 8
3 1
4 7
1 7
2 5
9 1 0 6 0
2 9
6 1 4 0
4 3
6 1
3 5
3 0
Increment
Siapkan sample lalu timbang sample
Tabel 2.b. Sample Riffle c.
SAMPLE QUARTER CONING
I
II
III
IV
Aduk dengan baik bahan yang disediakan dan bentuk kerucut menggunakan cone dengan cara di angkat perlaham agar terbentuk kerucut
Percoba an keKotak keI
V
H
P
H
P
H
P
H
P
H
P
2
2
6
9
4
7
5
5
1
II
5
0
1 0 3
1
8
4
4
6
2
III
5
9
IV V Jumlah
2 2 1 6
4 4 1 9
2 5 7 3 4 8
1 3 2 1 2 3
1 0 3 2 4 3 5 8
2 4 5 2 4 3
1 9 3 9 4 2
2 1 3 2 3 5
2 2 2 4 3 9
3 0 0 2 3 5
IV V Jumlah
I
II
III
Sampling Quartening and Coning
Siapkan bahan tang telah disediakan berupa kalsiterit dan kuarsa
Sampel tersebut bentuk seperti cone lalu tekan bagian atas cone tersebut agar rata lalu bagi menjadi 4 bagian sama rata
Tabel 2.c. Sample Quarter Coning d. SAMLE INCREMENT
Percoba an keKotak keI II III
Dengan menggunakan sekop kecil yang disediakan, diambil contoh secara acak dengan satu kali sekop.
IV
V
H
P
H
P
H
P
H
P
H
P
5 0 2 4 6 1 3 6
7 1 2 3 2 3 3 6
2 1 1 7 2 9 3 1
2 2 1 4 3 1 2 2
4 8 4 6 9 1 6 8
3 1 3 0 2 2 3 8
2 5 1 2 2 5 2 6
5 4 1 9 1 4 3 3
0 1 8
6 0 1 9 4 2 3 1
6 1 1 6
Lalu ambil bagian yang berlawanan tersebut untuk dilakukan grain counting
Ambil sample campuran kalsiterit dan kalsit lalu hitung beratnya
𝜌𝑆𝑖𝑂2 = 2,65 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙
Siapkan bahan yang telah di sediakan lalu aduk sample dengan rata
Frak si (Me sh)
Membagi campuran tersebut dengan metode Riffle hingga terbagi menjadi 2
Menaburkan sejumlah sample hasil metode riffle tersebut di atas kotak grain counting.
Perhitungan Susun saringan dengan urutan ukuran (mesh ) dari atas a. HASIL ANALISIS ke bawah: AYAKAN 48 – 65 – 100
𝜌𝑆𝑛𝑂2 = 7 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙
D. Pengolahan Data Percobaan Metodologi Sampling Riffle
Analisis Ayak
(+48 ) (-
Be % ra Be t Material diayak selama 15 menitlog %Be ra Te Ber % rat t rt at % bera log Fra Tert Lo Masing-masing a Lol fraksi Berattiap ayakan ditimbang, t dan ukur ksi dalam amp % berat lo contoh m dinyatakan os Terta lolo an (µ ung s pu (gr mpu s part m) Kum Ku ng am ng kum ikel ulati m kumulatif, Hitung (g % berat ) tertampung dan % beratulati ulsetiap ukuran sertara % berat kumulatif lolosf untuk f ati ayakan m f ) 72 29 87 23 27.38 27.3 .6 1.86 2.47 7 .9 3.1 3 83 17 1 2 29 10 12 33.59 60.9 39 1.59 2.32
721 0 21 014 9 < 14 9
(65+ 100) (100)
Jumlah
7. 5
5.6
3
76
.0 24
1
2
Grafik 3.3. Semi Log Plot
Log-log plot 41 .2
84. 12.77 4 2
73.7 48
79 .8 31 6. 4
24.61 4.6 0
98.3 58
26 .2 52 1. 64 2
1.41 9
2.17 3
Log % BLK
48+ 65)
0.21 5
2 1.5y = 1.4786x - 1.8102 1 R² = 0.9844
Series1
0.5 0 2
98.35 8
2.2
2.4
Linear (Series1)
2.6
Log Ukuran Partikel Grafik 3.4.Log-Log Plot
Tabel 3.1. Hasil Analisis Ayakan
𝑥 𝑌 = [ ]𝑚 𝑘 𝑥 log 𝑌 = 𝑚 𝑙𝑜𝑔 [ ] 𝑘 log 𝑌 = −𝑚 log 𝑘 + 𝑚 log 𝑥 log 𝑌 = −𝑏 − 𝑎𝑥
Berat % Kumulatif tertampung
Direct Plot 150 100
Series1
50
R² = 0.9769
0 0
200
400
D Dengan 𝑘 a = ukuran ayakan saat 80% partikel lolos 𝑦 = 1.478𝑥 − 1.81 80 = 1.478𝑥 − 1.81 80 + 1.81 𝑘=𝑥= 1.478 𝑘 = 𝑥 = 55.351 Maka modulus distribusinya adalah 𝑚 = 1.478
Linear (Series1)
Ukuran Partikel Grafik 3.1 Direct Plot
Berat % lolos Kumulatif
cumulative Direct plot b.
80 60
Sampling Rumus-rumus dasar
y = 0.3182x - 23.624 R² = 0.9769
Series1
40
a.
Persen berat pasir besi: 𝑛𝐻 ∙ 𝜌𝐻 %𝐻 = 𝑛𝑃 ∙ 𝜌𝑃 + 𝑛𝐻 ∙ 𝜌𝐻
b.
Persen berat pasir silika: 𝑛𝑃 ∙ 𝜌𝑃 %𝑃 = 𝑛𝑃 ∙ 𝜌𝑃 + 𝑛𝐻 ∙ 𝜌𝐻
c.
Selang Kepercayaan: 𝑆 𝑆 𝑥̅ − 𝑡𝛼 ∙ < 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝛼 ∙ 2 √𝑛 2 √𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝛼 = 0.05 𝑑𝑎𝑛 𝑛 = 25
Series2
20 0
0
200
Linear (Series1)
400
ukuran partikel Grafik 3.2. Cumulative Direct Plot
Semi Log Plot
Log % BLK
80 R² = 0.9379
60 40
Series1
20
Linear (Series1)
0
2
2.2
2.4
Log Ukuran
2.6
SAMPLING KONSENTRAT MENGGUNAKAN METODE RIFFLE
No. 1 2 3 4 5 6
%H ( x - x bar ) 76.018 -0.322 100.000 23.660 68.508 -7.832 68.762 -7.578 72.539 -3.801 81.490 5.150
( x - x bar )^2 0.104 559.796 61.348 57.422 14.449 26.524
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ratarata
56.911 76.477 56.911 51.376 84.084 79.848 56.911 91.354 72.539 95.963 77.886 71.834 79.848 96.352 82.215 96.352 61.748 63.781 88.795 76.340
-19.429 0.137 -19.429 -24.964 7.744 3.508 -19.429 15.014 -3.801 19.623 1.546 -4.506 3.508 20.012 5.875 20.012 -14.592 -12.559 12.455 0.000
377.503 0.019 377.503 623.194 59.971 12.305 377.503 225.420 14.449 385.079 2.390 20.301 12.305 400.495 34.513 400.495 212.921 157.720 155.125 182.754
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ratarata
4.037 22.114 28.166 20.152 3.648 17.785 3.648 38.252 36.219 11.205 28.029
-23.992 -5.915 0.137 -7.877 -24.381 -10.244 -24.381 10.223 8.190 -16.824 0.000
Standar deviation= Variance =
19.281 371.768
SELANG KEPERCAYAAN
𝑥̅ − 𝑡𝑎 ∙ 2
𝑆 √𝑛
< 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑎 ∙ 2
19.281 − 2.06 ∙ Standard deviation=
13.797
Variance=
2
76.340 − 2.06 ∙
√𝑛
13.797 √25
< 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑎 ∙ 2
𝑆
√𝑛
< 𝜇 < 76.340 + 2.06 ∙
13.797 √25
75.203 < 𝜇 < 77.476
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
SAMPLING TAILING MENGGUNAKAN METODE RIFFLE
%P 23.982 0.000 28.860 28.778 27.461 18.510 43.089 23.523 43.089 48.624 15.916 63.781 84.084 39.773 26.031
( x - x bar ) -4.047 -28.029 0.831 0.749 -0.568 -9.519 15.060 -4.506 15.060 20.595 -12.113 35.752 56.055 11.744 -1.998
√25
√𝑛
<𝜇 19.281 √25
26.440 < 𝜇 < 29.617
SELANG KEPERCAYAAN 𝑆
19.281
𝑆
< 28.029 + 2.06 ∙
190.368
𝑥̅ − 𝑡𝑎 ∙
575.637 34.987 0.019 62.046 594.451 104.935 594.451 104.506 67.071 283.044 356.898
( x - x bar )^2 16.379 785.625 0.690 0.561 0.322 90.613 226.817 20.301 226.817 424.148 146.727 1278.228 3142.172 137.915 3.990
SAMPLING KONSENTRAT METODE QUARTER CONING
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
%H 72.539 100.000 59.473 56.911 56.911 81.490 88.795 83.552 90.239 88.795 85.598 76.754 77.886 67.879 79.848 78.715 72.539 70.501 72.539 92.240
( x - x bar ) -6.861 20.600 -19.927 -22.489 -22.489 2.090 9.395 4.152 10.839 9.395 6.198 -2.646 -1.514 -11.521 0.448 -0.685 -6.861 -8.899 -6.861 12.840
( x - x bar )^2 47.075 424.360 397.076 505.775 505.775 4.369 88.265 17.240 117.493 88.265 38.413 6.999 2.292 132.738 0.201 0.469 47.075 79.193 47.075 164.869
21 92.961 22 88.795 23 65.953 24 100.000 25 84.084 Rata- 79.400 rata
13.561 9.395 -13.447 20.600 4.684 0.000
183.914 88.265 180.825 424.360 21.941 144.573
Standard Deviation= Variance=
150.596
SELANG KEPERCAYAAN
𝑥̅ − 𝑡𝑎 ∙ 2
Standard Deviation=
12.271
Variance=
12.271
20.6 − 2.06 ∙
𝑆 √𝑛
12.271 √25
150.596
< 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑎 ∙ 2
𝑆 √𝑛
< 𝜇 < 20.6 + 2.06 ∙
12.271 √25
19.588 < 𝜇 < 21.611 SELANG KEPERCAYAAN
𝑥̅ − 𝑡𝑎 ∙ 2
79.4 − 2.06 ∙
𝑆 √𝑛
12.271 √25
< 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑎 ∙ 2
𝑆 √𝑛
< 𝜇 < 79.4 + 2.06 ∙
12.271 √25
78.388 < 𝜇 < 80.411
SAMPLING TAILING METODE QUARTER CONING
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ratarata
%P 27.461 0.000 40.527 43.089 43.089 18.510 11.205 16.448 9.761 11.205 14.402 23.246 22.114 32.121 20.152 21.285 27.461 29.499 27.461 7.760 7.039 11.205 34.047 0.000 15.916 20.600
( x - x bar ) 6.861 -20.600 19.927 22.489 22.489 -2.090 -9.395 -4.152 -10.839 -9.395 -6.198 2.646 1.514 11.521 -0.448 0.685 6.861 8.899 6.861 -12.840 -13.561 -9.395 13.447 -20.600 -4.684 0.000
( x - x bar )^2 47.075 424.360 397.076 505.775 505.775 4.369 88.265 17.240 117.493 88.265 38.413 6.999 2.292 132.738 0.201 0.469 47.075 79.193 47.075 164.869 183.914 88.265 180.825 424.360 21.941 144.573
SAMPLING KONSENTRAT METODE INCREMENT
No. %H 1 65.359 2 0.000 3 73.378 4 88.795 5 46.823 6 72.539 7 56.911 8 76.233 9 63.781 10 95.963 11 77.886 12 95.482 13 80.199 14 92.240 15 56.911 16 51.376 17 76.754 18 62.523 19 84.084 20 76.754 21 0.000 22 100.000 23 52.656 24 79.848 25 56.911 Rata- 67.336 rata
( x - x bar ) -1.977 -67.336 6.042 21.459 -20.513 5.203 -10.425 8.897 -3.555 28.627 10.550 28.146 12.863 24.904 -10.425 -15.960 9.418 -4.813 16.748 9.418 -67.336 32.664 -14.680 12.512 -10.425 0.000
Standard Deviation= Variance=
( x - x bar )^2 3.907 4534.137 36.511 460.486 420.794 27.070 108.690 79.160 12.636 819.530 111.302 792.179 165.463 620.215 108.690 254.717 88.706 23.162 280.498 88.706 4534.137 1066.937 215.493 156.548 108.690 604.734 25.098 629.931
SELANG KEPERCAYAAN
𝑥̅ − 𝑡𝑎 ∙ 2
𝑆 √𝑛
< 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑎 ∙ 2
𝑆 √𝑛
25.098
67.336 − 2.06 ∙
√25
untuk mengetahui pada ayakan keberapa 80% material akan lolos. Ini dilakukan dengan menggambar grafik yang terbagi menjadi 4 metode, yakni direct plot, cumulative direct plot, semi-log plot dan log-log plot. Dari 4 grafik tersebut makan akan di dapan nilai untuk m dan k lalu dimasukan ke rumus awal untuk mencari P80. Nilai P80 yang didapatkan pada percobaan ini adalah 1,478 mm maka P80% ayakan yang lolos mempunyai ukuran kurang dari atau sama dengan 1,478 mm. Pada percobaan kali ini berat tertampung tidak dapat 100% melainkan 98,358% dari berat awal sebelum pengayakan, hal ini dapat di sebabkan oleh beberapa factor yaitu : 1. Kurang telitinya saat pembacaan berat sample pada timbangan 2. Saat menghitung berat pada setiap ayakan tidak semua sampel ikut tertimbang tetapi ada yang tetap menempel di ayakan..
<𝜇
< 67.336 + 2.06 ∙
25.098 √25
65.267 < 𝜇 < 69.404
SAMPLING TAILING METODE INCREMENT
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ratarata
%P 34.641 100.000 26.622 11.205 53.177 27.461 43.089 23.767 36.219 4.037 22.114 4.518 19.801 7.760 43.089 48.624 23.246 37.477 15.916 23.246 100.000 0.000 47.344 20.152 43.089 32.664
( x - x bar ) 1.977 67.336 -6.042 -21.459 20.513 -5.203 10.425 -8.897 3.555 -28.627 -10.550 -28.146 -12.863 -24.904 10.425 15.960 -9.418 4.813 -16.748 -9.418 67.336 -32.664 14.680 -12.512 10.425 0.000
( x - x bar )^2 3.907 4534.137 36.511 460.486 420.794 27.070 108.690 79.160 12.636 819.530 111.302 792.179 165.463 620.215 108.690 254.717 88.706 23.162 280.498 88.706 4534.137 1066.937 215.493 156.548 108.690 604.734
Standard Deviation=
2
Ada beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya hasil diatas, antara lain: 1. Ketidak telitian praktikan dalam melihat sampel di tabel grain counting sehingga menyebabkan hal ini terjadi 2. Metode quarter cone membagi sampel dengan acak hal ini bisa menyebabkan bagian yang di ambil mengadung sangat banyak sampel di banding dengan bagian lain.
25.098
Variance= SELANG KEPERCAYAAN
𝑥̅ − 𝑡𝑎 ∙
Dalam praktikum sampling ini, telah didapatkan selang kepercayaan konsentrat menggunakan metode riffle adalah 75.203 < 𝜇 < 77.476 sedangkan selang kepercayaan konsentrat menggunakan metode quarter cone adalah 78.388 < 𝜇 < 80.411 dan selang kepercayaan menggunakan metode increment adalah 65.267 < 𝜇 < 69.404. Ini menunjukkan bahwa metode quarter cone lebih akurat dibandingkan dengan metode riffle dan increment karena interval konsentrat yang didapatkan lebih kecil yaitu 2.012.
𝑆 √𝑛
32.664 − 2.06 ∙
< 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑎 ∙ 2
25.098 √25
Seharusnya pada praktikum kali ini yang selang kepercayaan nya paling tinggi adalah dengan menggunakan Riffle karena itu dengan metode mekanik atau dengan kata lain di bantu dengan alat sedangkan cone quartering adalah hand sampling yang seharusnya eror yang terjadi lebih banyak di banding mekanik.
629.931
𝑆 √𝑛
<𝜇
< 32.664 + 2.06 ∙
25.098 √25
30.595 < 𝜇 < 34.732 E. Analisa Hasil Percobaan Pada percobaan analisis ayak kali ini tujuan na adalah untuk mencari nilai P80 nya
1.
F. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Jelaskan teknik pengambilan contoh serta reduksi jumlah yang umum dilakukan di pabrik pengolahan bahan galian? Jawab : Kebanyakan pabrik pengolahan menggunakan random sampling dengan bebereapa metode diantara yang paling canggih adalah dengan XRF (X-ray fluorescent).
Sedangkan teknik reduksi yang dipakai adalah dengan metode riffle. Teknik pengambilan contoh yang umum dilakukan di pabrik pengolahan adalah dengan menggunakan automatic sampler. Biasanya dilakukan dengan memasang alat yang bisa memotong aliran material yang akan diolah sehingga dapat dikumpulkan sebagian kecil material tersebut. Alat tersebut lazim disebut dengan cutter. Reduksi jumlah yang umum dilakukan adalah riffle, coning and quartering, dan increment. Riffle membagi material menjadi dua. Coning and Quartering membagi material menjadi empat, sebelumnya dibentuk kerucut lalu diratakan. Dan metode increment sebagai contoh dari lot dengan menggunakan alat sampling dan dengan satu kali operasi (dalam satu kali sekop) setelah sebelumnya dibentuk kerucut juga namun tidak diratakan terlebih dahulu. 2.
Pada pengambilan contoh, perlu ditentukan lebih dahulu berat contoh atau banyaknya increment yang akan diambil. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya increment atau berat contoh yang akan diambil? Jawab : Faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya increment adalah berat populasi keseluruhan, ukuran partikel dan keakuratan yang diinginkan. Semakin tinggi tingkat akurasi yang diinginkan berarti harus didapatkan sampel yang benar-benar representatif terhadap keadaan sesungguhnya. Ini berarti semakin tinggi tingkat akurasi yang diinginkan semakin tinggi juga jumlah increment. Bentuk dan ukuran partikel mempengaruhi jumlah increment semakin besar ukuran partikel semakin banyak juga increment yang harus dilakukan agar mendapatkan sampel yang semakin heterogen. Tujuan dilakukannya sampling mempengaruhi seberapa banyak increment yang dibutuhkan. Apabila sampling ditujukan untuk mendapatkan deskripsi secara jelas dari material maka increment yang dibutuhkan seharusnya semakin besar jumlahnya. G. Kesimpulan Dalam menentukan nilai P80 harus dibuat grafik nya. Setelah 4 macam grafik yang terdiri atas direct plot, cumulative. Setelah itu nilai P80 yang didapat adalah 1,478 mm yang menunjukkan bahwa 80% sample yang diayak memiliki ukuran kurang dari atau sama dengan 1,478 mm. Sampling dilakukan untuk mengetahui, secara fair, perbandingan konsentrat dengan tailing dalam suatu populasi bijih. Sampling harus dilakukan secara “acak” dan “sistematik” karena pengambilan sample harus representative atas populasinya.
Dalam praktikum ini, didapatkan bahwa penggunaan metode quarter cone menghasilkan interval level yang lebih rendah dibandingkan metode riffle dan increment serta ini menunjukkan bahwa metode quarter cone lebih akurat dalam menghitung presentasi jumlah konsentrat dalam suatu populasi. H. Daftar Pustaka http://www.ibrahimaghil.com/2018/03/teknikpengambilan-sampel.html di akses pada tanggal 02 maret 2019 pukul 16.03 Syam, Ahmad Fahmi. Laporan Pengolahan Mineral. [diakses pada tanggal 03 maret 2019 pukul: 13.42] ;http://www.pdfcoke.com/doc/111092484/LaporanPengolahan-Mineral-ITB-Ahmad-Fahmi-SyamSampling-Sieving] https://www.statistikian.com/2017/06/tekniksampling-dalam-penelitian.html di akses pada tanggal 03 maret 2019 pukul: 09.10 WIB
I.
Lampiran