13057_laporanmodul2_titiswibisono_11160980000007_kelompok2.docx

  • Uploaded by: Titis Wibisono
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 13057_laporanmodul2_titiswibisono_11160980000007_kelompok2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,641
  • Pages: 8
Laporan Modul 2 Sampling dan Analisis Ayak Titis Wibisono (11160980000007) / Kelompok 2 / Kamis, 7 Februari 2019 Asisten : Raden Bagus Arif Indradi (12515023) Abstrak – Praktikum Modul 2 – Tujuan dari percobaan sampling adalah mempelajari teknik-teknik sampling dan reduksi jumlahnya, serta untuk menguasai data-data statistika yang digunakan pada sampling. Analisis ayak dapat digunakan untuk menentukan efisiensi berbagai peralatan, menghitung derajat liberasi, serta mencari penyebab dan ukuran mineral berharga yang hilang bersama tailing. Percobaan sampling dilakukan sebanyak tiga kali menggunakan metode riffle, coning and quartering, dan increment sampling. Metode Riffle cara kerjanya dibantu oleh riffle itu sendiri, Metode coning and quartering cara kerjanya sampel di bentuk menjadi kerucut lalu di tekan dan di bagi menjadi 4 bagian yang sama rata dan metode increment cara kerjanya di bentuk menjadi cone lalu tengah dan atasnya di ambil oleh skop. Masing-masing percobaan tersebut diikuti dengan grain counting yang hasilnya akan digunakan untuk uji statistik. Sedangkan pada percobaan analisis ayak, sampel akan diayak dengan ayakan berukuran berbeda-beda, dan diukur berat material tertampung di setiap fraksinya. Dari percobaan analisis ayak, akan dibuat grafik untuk mencari hubungan antara ukuran partikel dan banyak material yang lolos ayakan.

A. Tinjauan Pustaka 

Sampling

Sampling adalah operasi pengambilan sebagian yang banyaknya cukup untuk dianalisis atau diuji fisik dari suatu yang bersar jumlahnya sehingga perbandingan dan distribusi kualitas dikeduanya adalah sama. Suatu yang sama jumlahnya disebut sebagai lot atau populasi. Data atau besaran tentang populasi adalah parameter. Sedangkan besaran yang diperoleh dari contoh disebuit sebagai statistik. Cara – cara mengumpulkan sampling: 

Random sampling : cara mengumpulkan contoh sedemikian rupa sehingga setiap unit yang membentuk lot mempunyai kesempatan/peluang yang sama untuk diikutkan ke dalam contoh.  Sistematic sampling : cara mengumpulkan contoh dari lot pada interval yang spesifik dan teratur, baik dalam istilah jumlah, waktu dan ruang.  Increment : sejumlah material yang diambil sebagai contoh dari lot dengan menggunakan alat sampling dan dengan satu kali operasi (misal dengan satu kali sekop). 1) Hand Sampling Pengambilan contoh dilakukan dengan tangan, sehingga hasilnya sangat bergantung pada ketelitian operator. Hand sampling ini pun dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: a. Grab Sampling : Pengambilan sampel pada material yang homogen dan dilakukan dengan interval tertentu dengan menggunakan sekop. Contoh yang diperoleh biasanya kurang representative.

b. Shovel Sampling : Pengambilan sampel dengan menggunakan shovel, keuntungan cara ini lebih murah, waktu pengambilan cepat dan memerlukan tempat yang tidak begitu luas. Material contoh yang diambil berukuran kurang dari 2 inchi. c. Stream Sampling : Alat yang digunakan adalah hand sampling cutter. Contoh yang diambil berupa pulp (basah) dan pengambilan searah dengan aliran (stream). d. Pipe Sampling : Alat yang digunakan pipa/tabung dengan diameter 0.5, 1.0, dan 1.5 inchi. Salah satu ujung pipa runcing untuk dimasukkan ke material. Terdiri dari dua pipa (besar dan kecil) sehingga terdapat rongga diantaranya untuk tempat contoh. Digunakan pada material padat yang halus dan tidak terlalu keras. e. Coning and quartering Langkah-langkah yang dilakukan adalah:  Material dicampur sehingga homogen  Diambil secukupnya dan dibuat bentuk kerucut  Ujung kerucut ditekan sehingga membentuk kerucut terpotong dan dibagi empat bagian sama besar  Dua bagian yang berseberangan diambil untuk dijadikan contoh yang dianalisis.

Gambar 1. Sampling Coning and Quartering

2) Mechanical Sampling Digunakan untuk pengambilan contoh dalam jumlah yag besar dengan hasil yang lebih representative dibandingkan hand sampling. Alat yang dipergunakan antara lain adalah riffle sampler dan vezin sampler.

Gambar 2. Sampling secara Riffle

Alat riffle sampler berbentuk persegi panjang dan di dalamnya terbagi beberapa sekat yang arahnya berlawanan. Riffle-riffle ini berfungsi sebagai pembagi contoh agar dapat terbagi sama rata. Sedangkan pada vezin sampler dilengkapi dengan revolving cutter, yaitu pemotong yang dapat berputar pada porosnya sehingga akan membentuk area yang bundar sehingga dapat memotong seluruh alur bijih. Pada praktikum ini sampling dilakukan dengan riffle, coning and quatering, dan grain counting. Grain counting merupakan teknik penentuan kadar suatu mineral dengan menghitung butir yang ada dalam kotak-kotak seperti pada gambar dibawah ini.

 Jumlah berat komulatif yaitu jumlah berat dalam persen yang lebih besar dan lebih kecil ukuran tertentu. Analisa ayak dilakukan dengan mempresentasikan hasil ayakan dalam bentuk grafik. Presentasi ini dilakukan dengan memplot grafik dengan sumbu x berupa ukuran partikel, dan sumbu y berupa beratnya. Untuk menentukan beratnya, dilakukan dua pendekatan, yaitu jumlah berat masing-masing fraksi dalam persen, atau jumlah berat kumulatif yaitu jumlah berat dalam persen yang lebih besar dan lebih kecil pada ukuran tertentu. Grafik yang dipresentasikan yaitu : 1. Direct Plot Pada grafik ini ukuran partikel pada jarak yang sama sebagai absis diplot terhadap persen berat tertampung pada masing-masing ayakan berukuran tertentu. 2. Comulative Direct Plot Pada grafik ini persen berat komulatif terampung/lolos ayakan diplot terhadap ukuran. 3. Semi-log Plot Pada grafik ini sumbu x menggunakan skala logaritmik. 4. Log-log Plot Baik sumbu tegak maupun sumbu horizontal menggunakan skala logaritmik. Gaudin-Schuman Plot merupakan log-log plot dimana persen berat kumulatif lolos ayakan pada sumbu y, dan ukuran partikel pada pada sumbu x, grafiknya dapat dinyatakan sebagai: 𝑥 𝑚 𝑌 = 100 [ ] 𝑘 dimana Y = % berat kumulatif lolos ukuran x m = modulus distribusi k = modulud ukuran dalam mikron x = ukuran partikel B. Data Percobaan C. a. AYAKAN

Fraksi (Mesh) Gambar 3. Tabel Grain Counting



Analisis Ayak

Analisa ayak sangat banyak digunakan dalam pegolahan bahan galian, antara lain digunakan untuk menentukan efisiensi berbagai peralatan, menghitung derajat liberasi, mencari penyebab dan ukuran mineral berharga yang hilang bersama tailing. Data hasil analisis ayak umumnya dipresentasikan dalam bentuk grafik yaitu memplot ukuran partikel pada absis (sumbu x) dan berat sebagai ordinat (sumbu y).Ada dua pendekatan dalam menggambarkan berat, yaitu:  Jumlah berat masing-masing fraksi dalam persen

Berat Tertampung (gram) 48 308.33 48.5 65 227.7 141.9 100 148 36.5 -100 78.9 Jumlah 305.8

b.

SAMPLE RIFFLE

Percoba an keKotak keI II III

Fraksi (µm)

I

II

III

IV

V

H

P

H

P

H

P

H

P

H

P

6 3

5 0

5 1

3 2

2 3

1 2

9 4

1 3

4 1

1

1

1

1

9

1

2

2

7 1 0 1

1

IV V Jumlah

4 5 3

7 6 3

6 4 2

3 8 5

4 7

8 1 7

3 1

3 1

2 8

3 1

2 5

2 9

8 9 1 0 6 0

9 6 1

1 4 3

8 6 1

4 0

3 5

3 0



Increment

Siapkan sample lalu timbang sample Tabel 2.b. Sample Riffle c.

SAMPLE QUARTER CONING

Percoba an keKotak keI

I

II

III

IV

V

H

P

H

P

H

P

H

P

H

P

2

2

6

9

4

7

5

5

1

II

5

0

1 0 3

1

8

4

4

6

2

III

5

9

IV V Jumlah

2 2 1 6

4 4 1 9

2 5 7 3 4 8

1 3 2 1 2 3

1 0 3 2 4 3 5 8

2 4 5 2 4 3

1 9 3 9 4 2

2 1 3 2 3 5

2 2 2 4 3 9

3 0 0 2 3 5

Tabel 2.c. Sample Quarter Coning d. SAMLE INCREMENT

Percoba an keKotak keI II III IV V Jumlah

I

II

III

IV

Aduk dengan baik bahan yang disediakan dan bentuk kerucut menggunakan cone dengan cara di angkat perlaham agar terbentuk kerucut

Dengan menggunakan sekop kecil yang disediakan, diambil contoh secara acak dengan satu kali sekop.



Sampling Quartening and Coning

Siapkan bahan tang telah disediakan berupa kalsiterit dan kuarsa

V

H

P

H

P

H

P

H

P

H

P

5 0 2 4 6 1 3 6

7 1 2 3 2 3 3 6

2 1 1 7 2 9 3 1

2 2 1 4 3 1 2 2

4 8 4 6 9 1 6 8

3 1 3 0 2 2 3 8

2 5 1 2 2 5 2 6

5 4 1 9 1 4 3 3

0 1 8

6 0 1 9 4 2 3 1

6 1 1 6

𝜌𝑆𝑛𝑂2 = 7 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙 𝜌𝑆𝑖𝑂2 = 2,65 𝑔𝑟⁄𝑚𝑙 D. Pengolahan Data Percobaan  Metodologi  Sampling Riffle Siapkan bahan yang telah di sediakan lalu aduk sample dengan rata

Membagi campuran tersebut dengan metode Riffle hingga terbagi menjadi 2

Menaburkan sejumlah sample hasil metode riffle

Sampel tersebut bentuk seperti cone lalu tekan bagian atas cone tersebut agar rata lalu bagi menjadi 4 bagian sama rata

Lalu ambil bagian yang berlawanan tersebut untuk dilakukan grain counting 

Analisis Ayak

Ambil sample campuran kalsiterit dan kalsit lalu hitung beratnya

Susun saringan dengan urutan ukuran (mesh ) dari atas  Perhitungan ke bawah: 48 – 65 – 100 a.

HASIL ANALISIS AYAKAN

Be diayak selama 15 menit Material

log ra %Be % Fr Bera % log t % rat Ber ak Fr t ber uk Lofraksi Bera Tert ditimbang, at tiap ayakan si Masing-masing ak Tert atdan ur lo dalam t % amp Lol dinyatakan berat contoh ( si amp lolo an s Tert ung os M (µ ung s pa (g amp Kum Ku es m) (gra ku rti ung dan ulati mulkumulatif, Hitung % beratra tertampung % berat h) m) mul kel serta % berat kumulatif lolos untuk setiap m f atif ukuran atif ayakan ) 48 30 48.5 15.8 15.8 84. 1.9 2.

65 10 0 10 0 Ju ml ah

14 8

60

60

140

25

141. 9

46.4 03

62.2 63

37. 737

1.5 77

36.5

11.9 36

74.1 99

25. 801

1.4 12

78.9

25.8 01

100. 000

0.0 00 -

305. 8

100. 000

48 9 2. 35 7 2. 17 0

Semi Log Plot 80

Log % BLK

8. 33 22 7. 7

R² = 0.9379

60 40

Series1

20

Linear (Series1)

0

-

2

2.2

2.4

2.6

Log Ukuran Grafik 3.3. Semi Log Plot

Tabel 3.1. Hasil Analisis Ayakan

Berat % Kumulatif tertampung

Direct Plot 150 100

Series1

50

200

80 60y = 155.14x - 314.33 R² = 0.9379 40

400

Linear (Series1)

Berat % lolos Kumulatif

2.6

𝑥 𝑌 = [ ]𝑚 𝑘 𝑥 log 𝑌 = 𝑚 𝑙𝑜𝑔 [ ] 𝑘 log 𝑌 = −𝑚 log 𝑘 + 𝑚 log 𝑥 log 𝑌 = −𝑏 − 𝑎𝑥 Dengan 𝑘 a = ukuran ayakan saat 80% partikel lolos 𝑦 = 0.3182𝑥 − 23.624 80 = 0.3182𝑥 − 23.624 80 + 23.624 𝑘=𝑥= 0.3182 𝑘 = 𝑥 = 325.656 Dengan 𝑚 a = ukuran ayakan saat 80% partikel lolos 𝑦 = 155.14𝑥 − 314.33 80 = 155.14𝑥 − 314.33 80 + 341.33 𝑚=𝑥= 155.14 𝑚 = 𝑥 = 2.715 Maka modulus distribusinya adalah 𝑚 = 0.666

cumulative Direct plot 80 y = 0.3182x - 23.624 R² = 0.9769

Series1

40 Series2

20 0 200

2.4

Grafik 3.4.Log-Log Plot

Grafik 3.1 Direct Plot

0

2.2

Linear (Series1)

Log Ukuran Partikel

Ukuran Partikel

60

Series1

20 0 2

R² = 0.9769

0 0

Log % BLK

Log-log plot

400

Linear (Series1)

ukuran partikel Grafik 3.2. Cumulative Direct Plot

b.

Sampling Rumus-rumus dasar a.

Persen berat pasir besi: 𝑛𝐻 ∙ 𝜌𝐻 %𝐻 = 𝑛𝑃 ∙ 𝜌𝑃 + 𝑛𝐻 ∙ 𝜌𝐻

b.

Persen berat pasir silika:

%𝑃 = c.



𝑛𝑃 ∙ 𝜌𝑃 𝑛𝑃 ∙ 𝜌𝑃 + 𝑛𝐻 ∙ 𝜌𝐻

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ratarata

Selang Kepercayaan: 𝑆 𝑆 𝑥̅ − 𝑡𝛼 ∙ < 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝛼 ∙ 2 √𝑛 2 √𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝛼 = 0.05 𝑑𝑎𝑛 𝑛 = 25

SAMPLING KONSENTRAT MENGGUNAKAN METODE RIFFLE

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ratarata

%H ( x - x bar ) 76.018 -0.322 100.000 23.660 68.508 -7.832 68.762 -7.578 72.539 -3.801 81.490 5.150 56.911 -19.429 76.477 0.137 56.911 -19.429 51.376 -24.964 84.084 7.744 79.848 3.508 56.911 -19.429 91.354 15.014 72.539 -3.801 95.963 19.623 77.886 1.546 71.834 -4.506 79.848 3.508 96.352 20.012 82.215 5.875 96.352 20.012 61.748 -14.592 63.781 -12.559 88.795 12.455 76.340 0.000

( x - x bar )^2 0.104 559.796 61.348 57.422 14.449 26.524 377.503 0.019 377.503 623.194 59.971 12.305 377.503 225.420 14.449 385.079 2.390 20.301 12.305 400.495 34.513 400.495 212.921 157.720 155.125 182.754

%P 23.982 0.000 28.860 28.778 27.461 18.510 43.089 23.523 43.089 48.624 15.916 63.781 84.084 39.773 26.031 4.037 22.114 28.166 20.152 3.648 17.785 3.648 38.252 36.219 11.205 28.029

( x - x bar ) -4.047 -28.029 0.831 0.749 -0.568 -9.519 15.060 -4.506 15.060 20.595 -12.113 35.752 56.055 11.744 -1.998 -23.992 -5.915 0.137 -7.877 -24.381 -10.244 -24.381 10.223 8.190 -16.824 0.000

Standar deviation= Variance =

19.281 371.768

SELANG KEPERCAYAAN

𝑥̅ − 𝑡𝑎 ∙ 2

𝑆 √𝑛

< 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑎 ∙ 2

19.281 − 2.06 ∙ Standard deviation=

13.797

Variance=

190.368

2

76.340 − 2.06 ∙

𝑆 √𝑛

13.797 √25

√25

√𝑛

<𝜇 19.281 √25

26.440 < 𝜇 < 29.617

< 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑎 ∙ 2

𝑆 

√𝑛

< 𝜇 < 76.340 + 2.06 ∙

13.797 √25

75.203 < 𝜇 < 77.476 

19.281

𝑆

< 28.029 + 2.06 ∙

SELANG KEPERCAYAAN 𝑥̅ − 𝑡𝑎 ∙

( x - x bar )^2 16.379 785.625 0.690 0.561 0.322 90.613 226.817 20.301 226.817 424.148 146.727 1278.228 3142.172 137.915 3.990 575.637 34.987 0.019 62.046 594.451 104.935 594.451 104.506 67.071 283.044 356.898

SAMPLING TAILING MENGGUNAKAN METODE RIFFLE

SAMPLING KONSENTRAT METODE QUARTER CONING

No. 1 2 3 4

%H 72.539 100.000 59.473 56.911

( x - x bar ) -6.861 20.600 -19.927 -22.489

( x - x bar )^2 47.075 424.360 397.076 505.775

5 56.911 6 81.490 7 88.795 8 83.552 9 90.239 10 88.795 11 85.598 12 76.754 13 77.886 14 67.879 15 79.848 16 78.715 17 72.539 18 70.501 19 72.539 20 92.240 21 92.961 22 88.795 23 65.953 24 100.000 25 84.084 Rata- 79.400 rata

-22.489 2.090 9.395 4.152 10.839 9.395 6.198 -2.646 -1.514 -11.521 0.448 -0.685 -6.861 -8.899 -6.861 12.840 13.561 9.395 -13.447 20.600 4.684 0.000

505.775 4.369 88.265 17.240 117.493 88.265 38.413 6.999 2.292 132.738 0.201 0.469 47.075 79.193 47.075 164.869 183.914 88.265 180.825 424.360 21.941 144.573

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ratarata

14.402 23.246 22.114 32.121 20.152 21.285 27.461 29.499 27.461 7.760 7.039 11.205 34.047 0.000 15.916 20.600

-6.198 2.646 1.514 11.521 -0.448 0.685 6.861 8.899 6.861 -12.840 -13.561 -9.395 13.447 -20.600 -4.684 0.000

Standard Deviation=

150.596

SELANG KEPERCAYAAN

2

12.271

Variance=

150.596

20.6 − 2.06 ∙

2

79.4 − 2.06 ∙

𝑆 √𝑛

12.271 √25

< 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑎 ∙ 2

𝑆



< 𝜇 < 79.4 + 2.06 ∙

12.271 √25

SAMPLING TAILING METODE QUARTER CONING

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

%P 27.461 0.000 40.527 43.089 43.089 18.510 11.205 16.448 9.761 11.205

( x - x bar ) 6.861 -20.600 19.927 22.489 22.489 -2.090 -9.395 -4.152 -10.839 -9.395

√𝑛

12.271 √25

< 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑎 ∙ 2

𝑆 √𝑛

< 𝜇 < 20.6 + 2.06 ∙

12.271 √25

SAMPLING KONSENTRAT METODE INCREMENT

√𝑛

78.388 < 𝜇 < 80.411 

𝑆

19.588 < 𝜇 < 21.611

SELANG KEPERCAYAAN

𝑥̅ − 𝑡𝑎 ∙

12.271

Variance=

𝑥̅ − 𝑡𝑎 ∙ Standard Deviation=

38.413 6.999 2.292 132.738 0.201 0.469 47.075 79.193 47.075 164.869 183.914 88.265 180.825 424.360 21.941 144.573

( x - x bar )^2 47.075 424.360 397.076 505.775 505.775 4.369 88.265 17.240 117.493 88.265

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

%H 65.359 0.000 73.378 88.795 46.823 72.539 56.911 76.233 63.781 95.963 77.886 95.482 80.199 92.240 56.911 51.376 76.754

( x - x bar ) -1.977 -67.336 6.042 21.459 -20.513 5.203 -10.425 8.897 -3.555 28.627 10.550 28.146 12.863 24.904 -10.425 -15.960 9.418

( x - x bar )^2 3.907 4534.137 36.511 460.486 420.794 27.070 108.690 79.160 12.636 819.530 111.302 792.179 165.463 620.215 108.690 254.717 88.706

18 62.523 19 84.084 20 76.754 21 0.000 22 100.000 23 52.656 24 79.848 25 56.911 Rata- 67.336 rata

-4.813 16.748 9.418 -67.336 32.664 -14.680 12.512 -10.425 0.000

23.162 280.498 88.706 4534.137 1066.937 215.493 156.548 108.690 604.734

Standard Deviation= Variance=

25.098 629.931

2

𝑆 √𝑛

67.336 − 2.06 ∙

< 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑎 ∙ 2

25.098 √25

𝑆 √𝑛

<𝜇

< 67.336 + 2.06 ∙

25.098 √25

65.267 < 𝜇 < 69.404 

SAMPLING TAILING METODE INCREMENT

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

%P 34.641 100.000 26.622 11.205 53.177 27.461 43.089 23.767 36.219 4.037 22.114 4.518 19.801 7.760 43.089 48.624 23.246 37.477 15.916 23.246 100.000 0.000 47.344 20.152

10.425 0.000

108.690 604.734

Standard Deviation=

25.098

Variance= SELANG KEPERCAYAAN

𝑥̅ − 𝑡𝑎 ∙ 2

𝑆 √𝑛

32.664 − 2.06 ∙

629.931

< 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑎 ∙ 2

25.098 √25

𝑆 √𝑛

<𝜇

< 32.664 + 2.06 ∙

25.098 √25

30.595 < 𝜇 < 34.732

SELANG KEPERCAYAAN

𝑥̅ − 𝑡𝑎 ∙

25 43.089 Rata- 32.664 rata

( x - x bar ) 1.977 67.336 -6.042 -21.459 20.513 -5.203 10.425 -8.897 3.555 -28.627 -10.550 -28.146 -12.863 -24.904 10.425 15.960 -9.418 4.813 -16.748 -9.418 67.336 -32.664 14.680 -12.512

( x - x bar )^2 3.907 4534.137 36.511 460.486 420.794 27.070 108.690 79.160 12.636 819.530 111.302 792.179 165.463 620.215 108.690 254.717 88.706 23.162 280.498 88.706 4534.137 1066.937 215.493 156.548

E. Analisa Hasil Percobaan Pada percobaan analisis ayak kali ini tujuan na adalah untuk mencari nilai P80 nya untuk mengetahui pada ayakan keberapa 80% material akan lolos. Ini dilakukan dengan menggambar grafik yang terbagi menjadi 4 metode, yakni direct plot, cumulative direct plot, semi-log plot dan log-log plot. Dari 4 grafik tersebut makan akan di dapan nilai untuk m dan k lalu dimasukan ke rumus awal untuk mencari P80. Nilai P80 yang didapatkan pada percobaan ini adalah 0,666 mm maka P80% ayakan yang lolos mempunyai ukuran kurang dari atau sama dengan 0,666 mm. Pada percobaan kali ini berat tertampung tidak dapat 100% melainkan 98,358% dari berat awal sebelum pengayakan, hal ini dapat di sebabkan oleh beberapa factor yaitu : 1. Kurang telitinya saat pembacaan berat sample pada timbangan 2. Saat menghitung berat pada setiap ayakan tidak semua sampel ikut tertimbang tetapi ada yang tetap menempel di ayakan.. Dalam praktikum sampling ini, telah didapatkan selang kepercayaan konsentrat menggunakan metode riffle adalah 75.203 < 𝜇 < 77.476 sedangkan selang kepercayaan konsentrat menggunakan metode quarter cone adalah 78.388 < 𝜇 < 80.411 dan selang kepercayaan menggunakan metode increment adalah 65.267 < 𝜇 < 69.404. Ini menunjukkan bahwa metode quarter cone lebih akurat dibandingkan dengan metode riffle dan increment karena interval konsentrat yang didapatkan lebih kecil yaitu 2.012. Ada beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya hasil diatas, antara lain: 1. Ketidak telitian praktikan dalam melihat sampel di tabel grain counting sehingga menyebabkan hal ini terjadi

2. Metode quarter cone membagi sampel dengan acak hal ini bisa menyebabkan bagian yang di ambil mengadung sangat banyak sampel di banding dengan bagian lain.

sampling ditujukan untuk mendapatkan deskripsi secara jelas dari material maka increment yang dibutuhkan seharusnya semakin besar jumlahnya. G. Kesimpulan

Seharusnya pada praktikum kali ini yang selang kepercayaan nya paling tinggi adalah dengan menggunakan Riffle karena itu dengan metode mekanik atau dengan kata lain di bantu dengan alat sedangkan cone quartering adalah hand sampling yang seharusnya eror yang terjadi lebih banyak di banding mekanik.

1.

2.

F. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Jelaskan teknik pengambilan contoh serta reduksi jumlah yang umum dilakukan di pabrik pengolahan bahan galian? Jawab : Kebanyakan pabrik pengolahan menggunakan random sampling dengan bebereapa metode diantara yang paling canggih adalah dengan XRF (X-ray fluorescent). Sedangkan teknik reduksi yang dipakai adalah dengan metode riffle. Teknik pengambilan contoh yang umum dilakukan di pabrik pengolahan adalah dengan menggunakan automatic sampler. Biasanya dilakukan dengan memasang alat yang bisa memotong aliran material yang akan diolah sehingga dapat dikumpulkan sebagian kecil material tersebut. Alat tersebut lazim disebut dengan cutter. Reduksi jumlah yang umum dilakukan adalah riffle, coning and quartering, dan increment. Riffle membagi material menjadi dua. Coning and Quartering membagi material menjadi empat, sebelumnya dibentuk kerucut lalu diratakan. Dan metode increment sebagai contoh dari lot dengan menggunakan alat sampling dan dengan satu kali operasi (dalam satu kali sekop) setelah sebelumnya dibentuk kerucut juga namun tidak diratakan terlebih dahulu. Pada pengambilan contoh, perlu ditentukan lebih dahulu berat contoh atau banyaknya increment yang akan diambil. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya increment atau berat contoh yang akan diambil? Jawab : Faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya increment adalah berat populasi keseluruhan, ukuran partikel dan keakuratan yang diinginkan. Semakin tinggi tingkat akurasi yang diinginkan berarti harus didapatkan sampel yang benar-benar representatif terhadap keadaan sesungguhnya. Ini berarti semakin tinggi tingkat akurasi yang diinginkan semakin tinggi juga jumlah increment. Bentuk dan ukuran partikel mempengaruhi jumlah increment semakin besar ukuran partikel semakin banyak juga increment yang harus dilakukan agar mendapatkan sampel yang semakin heterogen. Tujuan dilakukannya sampling mempengaruhi seberapa banyak increment yang dibutuhkan. Apabila

Dalam menentukan nilai P80 harus dibuat grafik nya. Setelah 4 macam grafik yang terdiri atas direct plot, cumulative. Setelah itu nilai P80 yang didapat adalah 0,666 mm yang menunjukkan bahwa 80% sample yang diayak memiliki ukuran kurang dari atau sama dengan 0,666 mm. Sampling dilakukan untuk mengetahui, secara fair, perbandingan konsentrat dengan tailing dalam suatu populasi bijih. Sampling harus dilakukan secara “acak” dan “sistematik” karena pengambilan sample harus representative atas populasinya. Dalam praktikum ini, didapatkan bahwa penggunaan metode quarter cone menghasilkan interval level yang lebih rendah dibandingkan metode riffle dan increment serta ini menunjukkan bahwa metode quarter cone lebih akurat dalam menghitung presentasi jumlah konsentrat dalam suatu populasi. H. Daftar Pustaka http://www.ibrahimaghil.com/2018/03/teknikpengambilan-sampel.html di akses pada tanggal 02 maret 2019 pukul 16.03 Syam, Ahmad Fahmi. Laporan Pengolahan Mineral. [diakses pada tanggal 03 maret 2019 pukul: 13.42] ;http://www.pdfcoke.com/doc/111092484/LaporanPengolahan-Mineral-ITB-Ahmad-Fahmi-SyamSampling-Sieving] https://www.statistikian.com/2017/06/tekniksampling-dalam-penelitian.html di akses pada tanggal 03 maret 2019 pukul: 09.10 WIB https://www.academia.edu/19608833/Laporan_modul _2_PBG di akses pada tanggal 01 maret 2019 puku 22.13 WIB I.

Lampiran

More Documents from "Titis Wibisono"