1.2 Konsep Perencanaan TPA Kabupaten Wonosobo Pengolahan Sampah merupakan bagian dari penanganan sampah dan menurut UU No. 18 Tahun 2008 didefinisikan sebagai proses perubahan bentuk sampah dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah. Sistem Pengolahan Sampah di Kabupaten Wonosobot dilakukan dengan berdasarkan 3 komponen antara lain 40% koefisien frekuensi penutupan sel sampah; 40% koefisien kualitas pengolahan lindi; dan 30% koefisien penanganan gas. Persentase Tempat Pengolahan Sampah terpadu (TPST) 3R Skala Kecamatan yang masih 0%, hal ini disebabkan belum dibanunnya TPST 3R Skala Kecamatan. Bedasarkan Perda Kabupaten Wonosobo No.4 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Sampah, pengangkutan dilaksanakan dari TPS dan/atau TPS 3R ke TPST dan/atau TPA oleh Dinas dan/atau pihak lain yang ditunjuk oleh Dinas. Pemerintah daerah bertanggung jawab atas pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau TPS dan/atau dari TPS 3R menuju ke TPST dan/atau TPA. Pengelolaan sampah merupakan hal yang penting terkait dengan penanganan permasalahan sampah yang ada di Kabupaten Wonosobo. Kondisi saat ini di Kabupaten Wonosobo pengelolaan sampah masih menggunakan sistem open dumping pada TPA-nya, kondisi penimbunan sampah yang ada yaitu dengan Open Dumping dapat mengakibatkan beberapa permasalahan seperti pertumbuhan penyakit, pencemaran udara, bau yang tidak sedap dan pencemaran tanah akibat Leacheat yang tidak diolah dengan baik. Oleh karena itu untuk beberapa tahun ke depan pengelolaan sampah harus diarahkan dengan sistem 3R (Recycle, Reuse, Reduce). Diharapkan dengan sistem ini pengelolaan sampah yang ada Kabupaten Wonosobo akan ditangani dari kelompok yang paling kecil/rumah tangga hingga skala kabupaten, sehingga perlu pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan sistem 3R ini.