www.obormedia.com
Selasa,
Bacaan I : Ul 31:1-8 Mazmur : Ul 32:3-4a.7-9.12; R:9a Bacaan Injil : Mat 18:1-5.10.12-14
11 Agustus 2009 Pw Sta. Klara dr Assisi; Sta. Susana
ada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barang siapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barang siapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.
P
Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku
berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga. Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Renungan
K
erajaan Surga itu milik anak kecil. Mengapa? Karena anak kecil mudah bahagia dengan hal-hal yang sederhana. Misalnya, ketika ada yang kentut di bis umum, banyak orang dewasa marah. Namun, anak-anak malah tertawa. Kalau kita nonton film kartun, lihatlah betapa anak-anak dapat tertawa terbahak-bahak dengan adegan sederhana, yang menurut kita mungkin tidak lucu. Sering kali, kita orang dewasa dapat ikut tertawa senang hanya dengan melihat anak-anak tertawa. Mengapa? Anak-anak mempunyai hati nurani yang masih bersih, jujur, dan tulus. Hati nurani yang bersih membuat hati tenang dan penuh dengan kegembiraan. Hati nurani yang kotor akan selalu membuat manusia dihantui dan merasa takut. Menjadi seperti anak-anak, artinya bukan kita bertingkah laku seperti anak-anak, tetapi terutama menjaga agar hati nurani kita bersih, sehingga kita mempunyai hidup yang tenteram dan bahagia. Bayangkan bagaimana kehidupan menjadi tidak berat bagi anak-anak. Kalau hari hujan, mereka akan senang berlari-larian dalam hujan dan becek. Kalau hari panas, mereka juga senang, berlarilarian di lapangan. Maukah kita seperti anak kecil yang punya kebahagiaan dan kegembiraan yang tak terbatas? Tuhan, ajarilah aku menjadi seperti anak-anak yang mudah bahagia dengan hal-hal sederhana. Tidak usah menunggu peristiwa besar untuk menjadi senang dan bahagia. Berikanlah aku rahmat agar aku punya suara hati jernih, bening, seperti anak-anak sehingga aku boleh menikmati hidup yang lebih membawa damai. Amin.
www.obormedia.com