www.obormedia.com
Minggu,
16 Agustus 2009
Pekan Biasa XX St. Benediktus Yoseph Labre; St. Stefanus dr Hungaria
kulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selamalamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
“A
Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barang siapa makan
Bacaan I Mazmur Bacaan II Bacaan Injil
: Ams 9:1-6 : 34:2-3.10-11.12-13.14-15; R: 9a : Ef 5:15-20 : Yoh 6:51-58
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barang siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barang siapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barang siapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Renungan
A
pakah artinya menyambut komuni? Apakah komuni adalah jalan keselamatan? Apakah kalau tidak menyambut komuni berarti tidak selamat? Bagaimana dengan mereka yang tidak mengenal Kristus? Apakah artinya mereka pasti tidak akan selamat? Apakah menyambut komuni suatu kewajiban atau suatu kebutuhan yang muncul dari kerinduan? Menyambut komuni tentu menyangkut relasi dengan Tuhan. Apakah Tuhan sungguh kita butuhkan dalam kehidupan kita? Kebutuhan macam apa? Apakah Tuhan kita butuhkan seperti kita membutuhkan makanan, minuman, dan udara? Karena memberi rasa aman? Karena menyangkut cinta yang kita perlukan dalam kehidupan? Karena menyangkut perwujudan diri kita? Apakah kita berelasi dengan Tuhan sejauh kita membutuhkan Dia? Kalau kita merasa sudah tidak terlalu membutuhkan Tuhan, lalu bagaimana bentuk relasi kita dengan Tuhan? Apakah mungkin suatu saat kita tidak lagi membutuhkan Tuhan? Tuhan, bukalah hatiku untuk melihat dengan jujur sejauh apa hubunganku dengan-Mu. Apakah aku sungguh membutuhkan Engkau, ya Tuhan? Bantulah aku untuk membangun relasi yang jujur dan tulus dengan-Mu. Semoga relasiku dengan Engkau, sungguh bermakna untuk hidupku. Amin.
www.obormedia.com