www.obormedia.com
Rabu,
26 Agustus 2009
Sta. Teresia Yornet, Prw.; St. Zepherinus, Paus Mrt.; Sta. Teresia dr Avila
elakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-
“C
Bacaan I : 1Tes 2:9-13 Mazmur : 139:7-12b; R:1a Bacaan Injil : Mat 23:27-32
orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!”
Renungan
S
ekali lagi, Tuhan berbicara sangat keras terhadap orang Farisi. Yesus sungguh-sungguh tidak suka dengan segala perbuatan yang “seolah-olah” suci, padahal sungguh menyimpan halhal yang buruk. Ada film “Godfather” yang sangat jelas menggambarkan perilaku orang Farisi. Misalnya, mereka mengaku dosa setelah melakukan pembunuhan. Mereka membaptis anak cucu mereka dan pada saat yang bersamaan, anak buah mereka membunuhi musuh-musuh mereka. Rupanya, Tuhan tidak terlalu suka, meskipun Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, kepada orang-orang yang hanya asyik dengan kegiatan di seputar altar, dan lupa bahwa ada banyak juga tanggung jawab di luar altar. Tuhan tidak terlalu suka dengan hukuman-hukuman, tetapi Tuhan lebih suka bicara dengan dan kepada hati nurani manusia. Secara lemah-lembut dan penuh cinta, Tuhan menegur kita atas segala kesalahan yang kita lakukan. Ingat, bahkan Tuhan menebus dosa umat manusia dengan mati di kayu salib. Tuhan, ajarilah aku untuk punya hati yang lebih penuh cinta, suka damai, dan mau memaafkan dan mengampuni setulus hati. Bukan menghakimi dan merasa diri yang paling baik dan paling benar. Tuhan bantulah aku! Amin.
www.obormedia.com