11. Bab I Bronchopneumonia Bismillah.docx

  • Uploaded by: Melita Ramadhani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 11. Bab I Bronchopneumonia Bismillah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,087
  • Pages: 7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan di suatu negara. Masa perkembangan tercepat dalam kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita merupakan masa yang paling rentan terhadap serangan penyakit. Terjadinya gangguan kesehatan pada masa tersebut, dapat berakibat negative bagi pertumbuhan anak itu seumur hidupnya (Soetjiningsih, 2012). Gangguan kesehatan akan mengakibatkan masalah kesehatan pada anak. Masalah kesehatan pada anak juga terdapat di Negara berkembang seperti Indonesia. Masalah kesehatan yang berkaitan pada anak yaitu infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA yang menyebabkan 4 dari 15 juta perkiraan kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun setiap tahunnya. Salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut yaitu bronchopneumonia yang merupakan suatu penyakit pembunuh utama di Indonesia (Anonim, 2011). Bronchopneumonia merupakan

jenis pneumonia yang mempengaruhi

bronkus dan alveolus. Bronchopneumonia adalah jenis pneumonia berdasarkan lokasi lesi di paru

yang paling umum terjadi pada anak-anak. Penyakit ini

bahkan menjadi salah satu penyebab pembunuh utama balita didunia dibawah usia lima tahun, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian bawah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri streptokokus pneumonia dan 1

2

hemofilus influenza yang sering ditemukan dua per tiga hasil isolasi. Bila penyakit ini tidak segera ditangani, maka akan menyebabkan beberapa komplikasi serta kematian (Sujono & Sukarmin, 2009). Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2005 memperkirakan kematian balita akibat bronkopneumonia diseluruh dunia sekitar 19% atau berkisar 1,6 – 2,2 juta. Sekitar 70 persennya terjadi di negara-negara berkembang, terutama Afrika dan Asia Tenggara. Prevalensi bronkopneumonia pada balita di Indonesia cenderung meningkat. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 kematian balita akibat bronkopneumonia meningkat, berkisar 18,5 - 38,8% (Said, 2006). Hasil survei perkiraan presentase kasus pneumonia pada balita provinsi di Indonesia seperti Nusa Tenggara Barat 6,38%, Jawa Barat 4,6%, Sulawesi Tengah 5,7%. Angka kematian di Indonesia akibat pneumonia pada balita sebesar 0,16%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar 0,08%. Pada kelompok bayi angka kematian sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 0,17% dibandingkan pada kelompok umur 1 - 4 tahun yang sebesar 0,15% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Merujuk pada data Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim pada tahun 2012 jumlah balita di Samarinda mencapai 98.610 dengan cakupan balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 54,9%, hal ini menunjukkan Samarinda berada dalam kondisi terendah ke-4 dalam 1 Provinsi terkait pelayanan kesehatan anak. Angka insidensi pneumonia juga mengalami

3

peningkatan, jika pada tahun 2012 sebesar 35.377 kasus. Data Dinkes Provinsi Kaltim menyebutkan kasus balita dengan pneumonia tahun 2012 di Samarinda mencapai 2535 kasus sedangkan di Kukar sebanyak 433 kasus (Dinkes Provinsi Kaltim, 2012). Menurut Dinas Kesehatan Kota Samarinda pada bulan Maret tahun 2015 diketahui bahwa jumlah total Puskesmas di Kota Samarinda sebanyak 24 Puskesmas. Acuan dari DINKES Kota Samarinda dalam mengetahui perkiraan jumlah penderita pneumonia balita per tahun di tiap-tiap Puskesmas yaitu 10% dari jumlah total balita tiap Puskesmas. Angka kejadian pneumonia balita pada bulan Januari-Maret 2015 diseluruh Puskesmas di Kota Samarinda kurang dari 10% total jumlah balita. Bahkan terdapat beberapa Puskesmas yang sejak 2014 tidak ditemukan kasus balita dengan pneumonia (Puskesmas Sungai Siring, Puskesmas Sungai Kapih dan Puskesmas Bantuas) namun ada juga beberapa Puskesmas yang mengalami peningkatan kejadian pneumonia sejak Januari hingga Maret 2015 (Dinkes Kota Samarinda, 2015). Berdasarkan hasil laporan DKK Balikpapan tahun 2017 menyatakan bahwa angka kejadian pneumonia pada balita mencapai (140,90%) mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Namun walaupun mengalami penurunan, cakupan penemuan pneumonia balita di Kota Balikpapan masih cukup tinggi melebihi target nasional (70%). Hal ini dikarenakan semakin baiknya pelayanan kesehatan kesehatan di Puskesmas khususnya dalam hal diagnosis dan tatalaksana pneumonia balita di wilayah kerjanya mengikuti

4

pedoman yang telah digariskan oleh Kementerian Kesehatan RI (DKK Balikpapan, 2017). Pada

klien

penderita

bronchopneumonia

akan

timbul

masalah

keperawatan yaitu pola nafas tidak efektif, gangguan pertukaran gas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, intoleransi aktivitas. Apabila masalah keperawatan diatas tidak diatasi akan berdampak buruk pada penderita bronchopenumonia dan akan mengakibatkan beberapa komplikasi seperti Otitis media akut (OMA), atelektasis, efusi pleura, emfisema, meningitisi, abses paru dan endokarditis bahkan kematian (Nurarif & Kusuma, 2013). Kasus penderita bronchopneumonia dapat mengatasi masalah dengan mengikut sertakan peran keluarga pada anak berupa dukungan yang sangat dibutuhkan oleh orangtua dari anak yang menderita bronkopneumonia untuk mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapi anaknya. orangtua yang mendapatkan dukungan yang baik dapat mengelola penyakit yang diderita anaknya dengan baik seperti pengobatan dan perawatan sesuai petunjuk dokter. Selain

peran

keluarga

terdapat

peran

perawat

pada

bronchopneumonia seperti peran perawat dalam mengatasi

anak

penderita

masalah pada

penderita bronchopneumonia yaitu membudayakan mencuci tangan pada anak, melakukan fisioterapi/perkusi dada (clapping), vibrasi dada, menganjurkan anak untuk minum air putih selama dirumah, terapi oksigen, pemberian nebulizer, teknik batuk efektif, memantau input dan output yang tepat dengan meneruskan

5

pemberian nutrisi per oral, bantu pasien untuk focus dalam melakukan aktivitasnya dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada penderita bronchopneumonia, berkolaborasi oleh petugas kesehatan dan dokter, memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga (Febry & Marendra, 2010). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus penelitian tentang “Asuhan Keperawatan pada Klien Anak dengan Bronchopneumonia di RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019”

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana asuhan keperawatan pada klien anak dengan Bronchopneumonia di RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019?

C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan penelitian ini adalah : 1.

Tujuan Umum Mendeskripsikan gambaran tentang Asuhan Keperawatan pada klien anak dengan bronchopneumonia di RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019.

6

2.

Tujuan Khusus a. Mengkaji klien anak dengan bronchopneumonia di RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019. b. Menegakkan diagnosis keperawatan klien anak dengan bronchopneumonia di RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019. c. Menyusun perencanaan keperawatan klien anak dengan bronchopneumonia di RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019. d. Melaksanakan

intervensi

bronchopneumonia

keperawatan

klien

anak

dengan

di RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan

Tahun 2019. e. Mengevaluasi klien anak dengan bronchopneumonia di RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019.

D. Manfaat Penelitian Manfaat penulisan penelitian ini adalah : 1.

Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pengalaman belajar dilapangan dan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang Asuhan Keperawatan pada Klien Anak dengan bronchopneumonia yang dilakukan di RSUD. dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.

7

2.

Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah keluasan ilmu Asuhan Keperawatan pada klien anak dengan bronchopneumonia.

3.

Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan dalam mengembangkan

ilmu

keperawatan

dan

dapat

melakukan

asuhan

keperawatan pada klien anak dengan bronchopneumonia yang dirawat di rumah sakit, sehingga dapat mengurangi bertambahnya angka kesakitan bronchopneumonia.

Related Documents

Bab 11
June 2020 23
Bab 11
June 2020 20
Bab 11
May 2020 43
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87

More Documents from "Indrastika Wulandari"