1. Sk Payung Bab Viii Edit V.doc

  • Uploaded by: Redo
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 1. Sk Payung Bab Viii Edit V.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 3,187
  • Pages: 13
PEMERINTAH KOTA BATAM DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS GALANG Jl. Batin Limat No. 15 Kel Sembulang Kec Galang Kota Batam Telp. 0813 1622 1508, e-mail : [email protected]

KOTA BATAM Kode Pos : 29481

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS GALANG Nomor : /C.VIII/PGL/SK/02/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS KEPALA UPT PUSKESMAS GALANG Menimbang

:

a. bahwa

demi

terlaksananya

kelancaran

pelayanan

klinis Puskesmas Galang maka diperlukan pelayanan penunjang klinis sesuai kebutuhan pasien; b. bahwa Penyelenggaraan Penunjang Layanan Klinis di Puskesmas Galang harus memperhatikan mutu dan keselamatan pasien; c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai

kebutuhan

memperhatikan disusun

pasien,

keselamatan

kebijakan

bermutu,

pasien,

maka

penyelenggaraan

dan perlu

pelayanan

penunjang klinis di Puskesmas Galang; Mengingat

:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun

2009

Nomor

144,

Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian; 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 81 Tahun 2009 tentang Sumber Daya Manusia; 4. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia

Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama; 7. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

MEMUTUSKAN Menetapkan

:

KEPUTUSAN TENTANG

Pertama

:

KEPALA

PUSKESMAS

PENYELENGGARAAN

GALANG

PENUNJANG

LAYANAN KLINIS DI PUSKESMAS GALANG Penyelenggaraan Penunjang Layanan Klinis Puskesmas Galang

sebagaimana

merupakan

bagian

tercantum tak

dalam

terpisahkan

terlampir

dari

surat

:

keputusan ini. Pelayanan Laboratorium, sebagaimana dicantumkan

Ketiga

:

dalam lampiran I Pelayanan Obat, sebagaimana dicantumkan dalam

Keempat

:

lampiran II Manajemen Informasi - Rekam Medis, sebagaimana

Kelima

:

dalam lampiran III Manajemen Keamanan

:

dalam lampiran IV Manajemen Peralatan,

sebagaimana

:

lampiran V Manajemen

Manusia,

:

dalam lampiran VI Lampiran – lampiran ini merupakan bagian yang tidak

Kedua

Keenam Ketujuh Kedelapan

Sumber

Lingkungan,

Daya

sebagaimana dalam

sebagaimana

terpisahkan dari Surat Keputusan ini; Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan

ketentuan apabila dikemudian hari terdapat

kekeliruan akan

diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Pada tanggal

: Batam : 26 Februari 2018

KEPALA UPT PUSKESMAS GALANG,

TANTY SURYA NINGSIH Lampiran I Keputusan Kepala Puskesmas Galang Tentang Pelayanan Laboratorium di Puskesmas Galang Nomor Tanggal

: /C.VIII/PGL/SK/02/2018 : 26 Februari 2018

PELAYANAN LABORATORIUM

1.

Jenis-jenis

pelayanan laboratorium yang disediakan

di

Puskesmas

Galang meliputi; a. Pemeriksaan Hematologi : 1. Darah rutin: Hemoglobin, Hematokrit, Eritrosit, Trombosit, MCV,

2.

MCH, MCHC, RDW, MPV, Leukosit, Lymfosit, Granulosit. 2. Hb sahli b. Pemeriksaan Kimia Klinik : 1. Gula Darah Sewaktu 3. Gula Darah Puasa 4. Kolesterol 5. Asam Urat c. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi : 1. Anti Dengue IgG dan IgM 2. NS1 Dengue 3. Widal 4. Anti HIV 5. Golongan Darah 6. Tes Kehamilan 7. Siphilis 8. Hbs Ag 9. Malaria (RDT) d. Pemeriksaan Mikrobiologi dan Parasitologi 1. BTA ( Bakteri Tahan Asam ) 2. Malaria e. Urin Lengkap Petugas pelaksana laboratorium di Puskesmas Galang adalah Petugas Laboratorium yang kompeten dengan minimal lulusan pendidikan DIII

3. 4.

Analis Kesehatan. Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh Dokter. Permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan

dan

penyimpanan specimen dipandu dengan pedoman dan prosedur yang 5.

jelas. Jika ada permintaan laboratorium di luar jam kerja maka pemeriksaan akan dilakukan sampai petugas laboratorium ada pada jam kerja, kecuali pemeriksaan gula darah sewaktu, protein urin, tes kehamilan, dan malaria RDT (Rapid Diagnose Test) yang bisa didelegasikan kewenangan

6.

pemeriksaannya pada tenaga paramedis yang sedang bertugas. Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi maka petugas wajib menggunakan APD. Diatur dalam prosedur pemeriksaan pasien dengan

7. 8.

resiko tinggi. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD. Hasil pemeriksaan laboratorium dilaporkan sesuai waktu yang telah ditetapkan, sebagai berikut : a. Pemeriksaan Hematologi Darah rutin: 20 menit Haemoglobin Sahli: 5 menit b. Pemeriksaan Kimia Klinik Gula Darah : 5 menit Kolesterol : 5 menit Asam Urat : 5 menit c. Pemeriksaan Serologi

9.

1. Anti Dengue IgG dan IgM : 20 menit 2. NS1 Dengue : 20 menit 3. Widal : 30 menit 4. Anti HIV : 20 menit 5. Golongan Darah : 15 menit 6. Tes Kehamilan : 5 menit 7. Siphilis : 20 menit 8. Hbs Ag : 30 menit 9. Malaria (RDT): 10 menit d. Pemeriksaan Bakteriologi 1. BTA ( Bakteri Tahan Asam ) : 2 jam 2. Malaria : 1 jam e. Urin lengkap : 20 menit Waktu pemeriksaan laboratorium dan laboratorium

pasien

mengkomunikasikan

urgen

dengan

(cito)

pasien

waktu

penyampaian

didahulukan

sebelumnya.

Sedangkan

hasil

dengan waktu

proses pemeriksaan laboratorium sama dengan proses pemeriksaan laboratorium yang tidak urgen sebagaimana telah ditetapkan di atas. 10. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal. 11. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada tenaga kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam (sesuai ketentuan yg dibuat puskesmas) setelah hasil diperoleh dengan acuan sebagai berikut: a. Untuk pemeriksaan glukosa darah, nilai kritis : <45 mg/dl dan > 500 mg/dl. b. Untuk pemeriksaan kolesterol, nilai kritis : > 500 mg/dl c. Untuk pemeriksaan asam urat, nilai kritis : >10 mg/dl d. Untuk pemeriksaan hemoglobin, nilai kritis <7.0 mg/dl dan >20mg/dl e. Untuk pemeriksaan hematokrit, nilai kritis : <20 vol% dan >60 vol% f. Untuk pemeriksaan trombosit, nilai kritis : <50 dan >1.000 103/mm3 g. Untuk pemeriksaan leukosit, nilai kritis : < 500 dan > 30.000 103/mm3 12. Reagen harus tersedia sesuai jenis pemeriksaan yang disediakan dan dilakukan pengelolaan sesuai standar. 13. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan suhu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 14. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan sekali. 15. Jenis reagen dan batas buffer stok untuk melakukan permintaan adalah sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Nama Reagen Kit hematologi analyzer HCl 0,1 N Strip test Urinalisa Strip test Glukosa Strip test asam urat Strip test Kolesterol Kit IgG dan IgM Dengue Strip test NS 1 Dengue Kit anti HIV (rapid 1) Kit rapid test siphilis Kit rapid test Hbs Ag

Batas buffer stok 40 liter 1000 ml 200 buah 500 buah 500 buah 500 buah 100 buah 100 buah 250 buah 100 buah 200 buah

12. Kit rapid test Malaria 250 buah 13. Rapid test Kehamilan 150 buah 14. Kit golongan darah 30 ml 18. Kit Widal 40 ml 19. Giemsa 300 ml 20. Ziehl Neelsen 400 ml 16. Yang menjadi rentang nilai rujukan hasil laboratorium adalah sebagi berikut: a. Pemeriksaan Hematologi : 1. Hemoglobin : 11.5-16.5 g/dl 2. Eritrosit : 3.50-5.50 103/mm3 3. Leukosit : 3.5-10 103/mm3 4. Hematokrit : 35.0-55.0 % 5. Trombosit : 150-400 103/mm3 6. Lymfosit: 0.5-5.0 7. Granulosit: 1.2- 8.0 8. MCH: 25.0-35.0 9. MCHC: 31-38 10. MCV: 75-100 11. RDW% :11-16 12. MPV:8-11 b. Pemeriksaan Kimia Klinik : 1. Gula Darah Sewaktu : <140 mg/dl 2. Gula Darah Puasa : 75-115 mg/dl 3. Kolesterol : <200 mg/dl 4. Asam Urat : Laki-laki : 3,5-7,0 mg/dl , wanita : 2,6-6,0 mg/dl c. Pemeriksaan Serologi : 1. Anti Dengue IgG dan IgM : negatif 2. NS1 Dengue : negatif 3. Widal : < 1/320 atau kenaikan titer <4x 4. Anti HIV : non reaktif 5. Tes Kehamilan: negatif 6. Siphilis: negatif 7. HBs Ag: negatif 8. Malaria: negatif d. Pemeriksaan Bakteriologi 1. BTA ( Bakteri Tahan Asam ) : negatif e. Urin Lengkap Makroskopis: 1. Warna : kuning 2. Kejernihan : jernih 3. pH : 4.6-8.0 4. Protein : negatif 5. Glucose : negatif 6. Bilirubin : negatif 7. Keton : negatif 8. Berat Jenis : 1,001-1,035 9. Urobilinogen : negatif 10. Nitrit : negatif 11. Blood : negatif 12. Leukosit : negatif Mikroskopis 1. Eritrosit : 0-1/LP 2. Leukosit : 0-2 /LP 3. Epithel : 0-2/LP 4. Kristal : negatif 5. Silinder : negatif

17. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun disimpan secara aman sesuai ketentuan bahan dan limbah dikelola sebagai limbah infeksius. 18. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola sebagai limbah infeksius 19. Harus dilakukan kendali mutu

pelayanan

laboratorium

dengan

Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan Pemantapan Mutu Eksternal (PME). 20. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan pasien. 21. Risiko dalam pelayanan laboratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti.

Ditetapkan di Pada Tanggal

: Batam : 26 Februari 2018

KEPALA UPT PUSKESMAS GALANG PELAYANAN KEFARMASIAN 1. Obat

harus

puskesmas

tersedia Galang

TANTY SURYA NINGSIH

di

sesuai

dengan formularium Puskesmas Galang. 2. Pelayanan obat menggunakan metode penilaian, pengendalian, penyediaan dan

penggunaan

penggunaan obat. 3. Petugas farmasi

obat

dengan

melakukan

kejelasan

prosedur

identifikasi

jenis

penyediaan

obat

dan

berdasarkan

formularium Puskesmas Galang. 4. Petugas farmasi bersama dengan praktisi klinis melakukan analisa kebutuhan obat sesuai dengan tatalaksana penyakit yang umum di puskesmas sesuai dengan formularium. 5. Petugas Farmasi berkewajiban melakukan pencatatan penggunaan obat dan melakukan permintaan berdasarkan hasil analisis dan identifikasi, ke instalasi Farmasi Dinas Kesehatan menggunakan format LPLPO 6. Petugas Farmasi mendistribusikaan obat dan bahan medis habis pakai ke unit terkait berdasarkan LPLPO atau buku amprah dari unit terkait 7. Obat-obat yang harus ada selama tujuh hari dalam seminggu dan 24 jam untuk pelayanan gawat darurat: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Ambroxol 30 mg tab (OGB) Aminofilin injeksi 24mg/ml – 10ml Amlodipine 5 mg tablet Amlodipine tablet 10 mg tablet Amoksisillin sirup kering forte 250 mg/5ml Amoksisillin kaplet 500 mg Antasida DEON I tablet kunyah Antasida DEON II suspensi

9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59.

Anti hemorroid DOEN kombinasi Asam asetylsalisilat 80 mg Asam asetylsalisilat 100 mg Asam mefenamat tablet salut 500 mg Asam traneksamat 50 mg/ml Atropin sulfas 25 mg Catropil tablet 12,5 mg Catropil 25 mg Chlorfeniramin maleat (CTM) tab 4 mg Chloramphenicol salep mata Cotrimoksazole tablet dewasa 480 mg Ciprofloxacin tab 500 mg ( OGB ) Deksametason injeksi 5mg/ml – 1ml Deksametason tablet 0,5mg Diazepam tablet 2mg Diazepam injeksi 5 mg/ml Domperidone 10 mg tab Ephinefrina HCL/bitartrat (adrenalin) inj 0,1%-1ml Fenobarbital tab 30 mg Garam oralit untuk 200 ml air Gentamicin salep kulit 0,1%- 5gr (OGB) Gliseril guaiyakolat tablet 100 mg Glukosa larutan infuse 5% steril Glukosa larutan infuse 10% steril Glimepiride 2mg Hidrokortison krim 2,5% Ibuprofen tablet 400mg Isosorbit dinitrat tablet sublingual 5mg Injeksi hioscina N butyl bromida Ketorolac 30 mg Lidokain injeksi 2% Lidokain injeksi 2% (HCL)+ephinefrin 1:80.000-2ml Methylprednisolon tablet 4 mg Methylergometrin 0,2 mg/ml MgSO4 injeksi 20% Noza tablet Oksitetrasiklin HCL salep 3% Omeprazole kapsul 20 mg Ondansetron injeksi 4mg/2ml Oksitosin injeksi 10 IU/mg Pantocain tetes mata 2% Papaverin tablet 40mg (OGB) Paracetamol drop Paracetamol sirup 120mg/5ml Paracetamol tablet 500mg Paracetamol infus 1000 mg Phytomenadion (vit k1) injeksi 10 mg/ml-1 ml Phytomenadion (vit K1) tablet salut gula 10 mg Piroxicam 10 mg (OGB) Piroxicam 20 mg (OGB) Ranitidine tablet 150 mg (OGB)

60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78.

Ranitidine injeksi 25 mg/ml Ringer laktat larutan infuse steril Salbutamol tablet 2mg Salbutamol tablet 4 mg Salbutamol syrup 2mg/5 ml Tramadol injeksi 50 mg/ml Vitamin B12 (cyanocobalamin) injeksi 500 mg/ml-1ml Zink 20 mg tablet dispersible Zinkid Syrup 5 mg/ml Burnazim cream Dulcolax supp infant – bisakodil 5mg Flixotide nebules 0,5mg/2ml H2O2 3% 1000ml Stesolid rectal 5mg Stesolid rectal 10 mg Metronidazole 500 mg Lansoprazole 30 mg Cairan infuse NACL 0,9% Ventolin Nebulizer 2,5 mg/ml

8. Petugas yang berhak memberi resep adalah Dokter, Dokter Gigi dan bidan atau perawat yang diberikan pendelegasian wewenang. 9. Petugas yang memberi obat harus Apoteker atau Kefarmasian

Tenaga

Teknis

dan petugas paramedis yang diberikan pendelegasian

wewenang. 10. Yang berhak menyiapkan obat adalah petugas Farmasi dengan pendidikan minimal

DIII

Kefarmasian

atau

petugas

paramedis

yang

diberikan

pendelegasian wewenang. 11. Obat kadaluarsa tidak boleh diberikan kepada pasien dan penanganan obat kadaluarsa dikelola sesuai prosedur pengelolaan obat kadaluarsa. 12. Peresepan obat narkotika dan psikotropika hanya boleh dilakukan oleh Dokter Umum dan Dokter Gigi. 13. Jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter. 14. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian dengan memperhatikan higiene dan kebersihan. 15. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiaptiap obat dengan mempertimbangkan bentuk dan jenis sediaan, stabilitas, serta mudah atau tidaknya terbakar. 16. Obat jenis narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus. 17. Penyimpanan obat juga harus mengikuti sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO

(First

Expired

First

Out)

untuk

meminimalkan

adanya

obat

kadaluarsa. 18. Petugas pemberi obat ke pasien harus memberikan informasi penggunaan dan efek samping obat dengan jelas, riwayat alergi, interaksi obat. Efek samping obat harus di laporkan dan ditindak lanjuti.

19. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi : nama pasien, aturan pakai, cara pemakaian dan waktu menggunakannya. 20. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan dicatat dalam rekam medis. 21. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka petugas kefarmasian melaksanakan prosedur pencatatan, pemantauan, pelaporan dalam rekam medis bila terjadi efek samping penggunaan kesalahan

pemberian

obat,

setelah

itu

obat KTD, KNC, termasuk harus

ditindaklanjuti

dan

didokumentasikan. 22. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan seperti : a. UGD b. Ruangan Persalinan c. Ruangan Rawat Inap d. Ruangan Kesehatan Anak & Imunisasi e. Ruangan Kesehatan Ibu & KB f. Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut g. Ruangan Pemeriksaan Umum h. Ruangan Kesehatan Lansia i. Ruangan TB DOTS 23. Obat-obat emergensi tersimpan dalam kotak khusus dan diletakkan di tempat yang aman, terlihat, mudah dijangkau serta dalam keadaan tersegel. 24. Petugas farmasi melakukan monitoring rutin setiap satu bulan dan melakukan penggantian obat bila diperlukan. 25. Obat-obat yang sering menyebabkan terjadinya kesalahan dan beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan diberikan label khusus. 26. Penyimpanan vaksin dan pelarut harus dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap vaksin dan pelarut tersebut. 27. Pendistribusian vaksin dan pelarut ke pelayanan dalam gedung harus sesuai prosedur yang berlaku. 28. Tenaga kefarmasian dan petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat tetapi belum sesuai persyaratan difasilitasi untuk mengikuti program pelatihan baik internal maupun eksternal yang diadakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan berkelanjutan terkait.

Lampiran III Keputusan Kepala Puskesmas Galang Tentang Manajemen Informasi - Rekam Medis di Puskesmas Galang Nomor Tanggal

: /C.VIII/PGL/SK/02/2018 : 26 Februari 2018

PENGELOLAAN INFORMASI DAN REKAM MEDIS 1.

Standarisasi kode klasifikasi diagnosis dan terminologi menggunakan International Classification of Disease X (ICD X) yang sudah ditetapkan

2.

dari World Health Organization (WHO) Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di Puskesmas Galang sebagai mana dicantumkan dalam pedoman rekam medis yang akan

3.

disusun. Petugas Puskesmas Galang yang boleh mengakses rekam medis adalah Petugas Rekam

4.

Medis, Tenaga Klinis

yang melayani pasien,

dan

pengadilan atas perintah hakim yang sesuai dengan prosedur. Di luar kriteria yang disebutkan di poin nomor 3, kepada siapapun yang membutuhkan akses terhadap rekam medis harus mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas Galang, sesuai prosedur yang berlaku dan wajib

5.

menjaga kerahasiaan. Prosedur pelayanan rekam medis dan metode identifikasinya meliputi pelayanan dari pasien datang sampai pasien pulang yang terekam/ terdokumentasi di dalam kegiatan menjaga, memelihara dan melayani

rekam medis baik secara manual maupun elektronik sampai menyajikan 6.

informasi kesehatan. Setiap pasien yang dilayani wajib memiliki satu rekam medis dengan metode identifikasi pasien menggunakan dua cara identifikasi yang relatif

7.

tidak berubah seperti nama, tanggal lahir dan atau alamat. Pengkodean, penyimpanan dan dokumentasi rekam medis bertujuan untuk memastikan kelengkapan dan ketepatan data rekam medis sesuai

8.

prosedur yang baku. Penyimpanan rekam medis berdasarkan sistem sentralisasi yaitu: rekam medis pasien disimpan dalam satu kesatuan baik rekam medis pasien rawat jalan maupun rekam medis pasien rawat inap disimpan dalam satu

9.

tempat. Masa penyimpanan rekam medis adalah minimal 5 tahun terhitung sejak pasien terakhir berobat, apabila setelah 5 tahun pasien tidak berkunjung maka status rekam medis dapat dimusnahkan bila tidak ada catatan

tindakan. Jika terdapat catatan tindakan, tetap disimpan. 10. Isi rekam medis mencakup : a. Identitas pasien (nama, tempat dan tanggal lahir, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, pendidikan terakhir, nama kepala keluarga, nomor telepon) b. Tanggal dan waktu kunjungan c. Hasil anamnesis, sekurang kurangnya keluhan dan riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat d. e. f. g.

alergi obat Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik Diagnosis Rencana penatalaksanaan Pengobatan dan/atau tindakan serta KIE (komunikasi, informasi, dan

edukasi) h. Catatan observasi klinis untuk pasien gawat darurat i. Persetujuan atau penolakan tindakan bila diperlukan (informed consent) j. Pelayanan lain yang telah dilakukan k. Nama dan tanda tangan dokter yang menangani l. Ringkasan pulang khusus untuk pasien rawat inap 11. Kelengkapan isi rekam medis harus dievaluasi, ditindak lanjuti dan dijaga kerahasiaannya.

Lampiran IV Keputusan Kepala Puskesmas Galang Tentang Manajemen Keamanan Lingkungan di Puskesmas Galang Nomor Tanggal

: /C.VIII/PGL/SK/02/2018 : 26 Februari 2018

MANAJEMEN KEAMANAN LINGKUNGAN 1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan Puskesmas Galang wajib dipantau secara rutin satu bulan sekali oleh petugas sanitarian 2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air, listrik, ventilasi, gas, genset, jaringan internet harus dipantau secara periodik, dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan berfungsi. 3. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan benar, dimonitor penyimpanan dan penggunaannya, dan ditindak lanjuti. 4. Petugas sanitarian harus membuat prosedur inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya serta pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya yang dilakukan berdasarkan perencanaan yang memadai kemudian melakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan. 5. Petugas sanitarian harus menyusun program untuk menjamin lingkungan puskesmas Puskesmas yang aman meliputi : perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan petugas, pemantauan dan evaluasi.

Lampiran V Keputusan Kepala Puskesmas Galang Tentang Manajemen Peralatan di Puskesmas Galang : /C.VIII/PGL/SK/02/2018 : 26 Februari 2018

Nomor Tanggal

MANAJEMEN PERALATAN 1. Setiap

petugas

pelayanan

klinis

wajib

mematuhi

prosedur

untuk

memisahkan alat yang bersih dan alat yang kotor, alat yang memerlukan sterilisasi, alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut (tidak siap pakai) serta alat-alat yang membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakannya. 2. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu. 3. Penanggungjawab ruangan harus menyusun pengelolaan

peralatan,

mempunyai sistem kontrol peralatan, testing dan perawatan secara rutin untuk peralatan klinis yang digunakan serta mendokumentasikan hasil pemantauan. 4. Penangungjawab barang membuat prosedur penggantian dan perbaikan alat yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan. Lampiran VI Keputusan Kepala Puskesmas Galang Tentang Manajemen Sumber Daya Manusia di Puskesmas

Galang Nomor Tanggal

: /C.VIII/PGL/SK/02/2018 : 26 Februari 2018

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BEKERJA DALAM PELAYANAN KLINIS 1. Perlu dibentuk tim kredensial tenaga klinis yang terdiri dari Kepala Puskesmas, Kepala Subbagian Tata Usaha, Koordinator Pelayanan Klinis, Koordinator Kesehatan Gigi dan Mulut, Koordinator Perawat, Koordinator Bidan. 2. Pola ketenagaan Sumber Daya Manusia klinis harus disusun berdasarkan analisis kebutuhan Sumber Daya Manusia dengan persyaratan kompetensi dan kualifikasi. 3. Tenaga klinis yang bekerja di Puskesmas Galang harus mempunyai surat izin yang berlaku. 4. Keterlibatan petugas pemberi pelayanan klinis dalam meningkatkan mutu klinis disesuaikan dengan program peningkatan mutu Puskesmas Galang 5. Semua pemberi pelayanan klinis turut berpartisipasi aktif dalam peningkatan mutu Puskesmas Galang 6. Setiap tenaga klinis mempunyai hak untuk mengajukan pendidikan dan pelatihan

untuk

meningkatkan

kompetensinya

dan

peluang

untuk

melakukan pendidikan dan pelatihan harus diinformasikan kepada tenaga klinis. 7. Tiap tenaga klinis harus mempunyai uraian tugas dengan kejelasan kewenangan klinis untuk masing-masing petugas. 8. Pelaksanaan uraian tugas dan kewenangan setiap tenaga klinis harus dievaluasi dan ditindak lanjuti.

KEPALA UPT PUSKESMAS GALANG TANTY SURYA NINGSIH

Related Documents

Bab 1 Edit
June 2020 18
Bab Viii
November 2019 14
Bab Viii
May 2020 12

More Documents from ""

Akreditasi Pkm.xls
May 2020 23
Febuari.docx
November 2019 16
Doc1.docx
November 2019 19