PEMERINTAH KOTA BATAM
DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS GALANG Jl. Batin Limat No.15, Kel. Sembulang Kec. Galang Telp. 081364820720, email :
[email protected]
SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS GALANG BATAM Nomor :
/VIII/SK/GLNG/09/2018 TENTANG PELAYANAN OBAT
KEPALA UPT.PUSKESMAS GALANG, Menimbang
a.
Bahwa obat merupakan komponen utama dalam mengatasi
masalah
kesehatan,
maka
perlu
diselenggarakan pelayanan obat atau pelayanan kefarmasian di Puskesmas Galang; b. Bahwa sehubungan dengan butir (a) tersebut diatas maka perlu menetapkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Galang tentang Pelayanan obat; Mengingat
: a. Undang – Undang Repuplik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat; c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas; d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Kesehatan; f. Peraturan
Mentri
Kesehatan
nomor
889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian; g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2016 tentang
Perubahan
Kesehatan
Atas
Nomor
Peraturan
Menteri
889/MENKES/Per/V/2011
tentang Registrasi, Izin Praktek, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian; h. Peraturan Mentri Nomor
3
Kesehatan Republik Indonesia
Tahun
Penyimpanan,
2015
Tentang
Peredaran,
dan
Pelaporan
Pemusnahan
Narkotika, Psikotropika dan Prekusor Farmasi
MEMUTUSKAN Menetapkan
: KEPUTUSAN TENTANG
KEPALA
PELAYANAN
PUSKESMAS OBAT
DI
SEKUPANG PUSKESMAS
GALANG Pertama
: Penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat sebagaimana rincian dalam lampiran keputusan ini;
Kedua
: Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat di Puskesmas
Galang
sebagaimana
rincian
dalam
lampiran keputusan ini; Ketiga
: Puskesmas Galang memberikan pelayanan obat 24 jam yang dilakukan oleh paramedik kepada pasien yang datang di unit gawat darurat (UGD) sebagaimana
terlampir daftar obat – obat dan bahan medis habis pakai Keempat
: Menetapkan profesi yang berwenang untuk melakukan peresepan obat adalah dokter,dan bisa dilakukan oleh bidan dan perawat yang telah menerima pendelegasian wewenang sesuai keputusan kepala Puskesmas Galang dalam peresepan sesuai dengan tatacara dan prosedur yang berlaku, berikut beserta lampiran nama–nama petugas;
Kelima
: Petugas
yang
berhak
menyediakan
obat
adalah
apoteker dan tenaga teknis kefarmasian, sebagaimana terlampir nama – nama petugas; Keenam
: Menetapkan
prosedur
peresepan,
penyediaan
dan
pengelolaan obat dalam standar operasional seperti tercantum dalam lampiran; Ketujuh
: Menentukan jenis golongan obat psikotropika dan narkotika di Puskesmas Galang sebagaimana rincian dalam lampiran keputusan ini;
Kedelapan
: Obat yang dibawa oleh pasien atau keluarga pasien dalam
perawatan
rawat
inap
perlu
dilakukan
pengkajian dan pengelolaan khusus sesuai standar prosedur
sebagaimana
rincian
dalam
lampiran
keputusan ini; Kesembilan
: Menetapkan prosedur penanganan obat kadaluarsa/ rusak
sesuai
dengan
perundang–undangan
panduan
dan
sebagaimana
peraturan
rincian
dalam
lampiran keputusan ini; Kesepuluh
: Menetapkan
ketentuan
tentang
pencatatan,
pemantauan, pelaporan efek samping obat dan KTD, sebagaimana terlampir dalam keputusan ini; Kesebelas
: Menetapkan disediakan
daftar dalam
obat unit
emergensi pelayanan
yang
wajib
sebagaimana
terlampir daftar obat – obat emergensi beserta unit pelayanannya; Keduabelas
: Menetapkan cara penyimpanan obat emergensi di unit pelayanan sebagaimana diuraikan dalam lampiran;
Ketigabelas :
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya,
maka
akan
diadakan
perbaikan
sebagaimana mestinya; Ditetapkan di
: Batam
Padatanggal
: 13 September 2016
Kepala UPT. Puskesmas Galang Kota Batam
ANNA HASHINA
LAMPIRAN NOMOR
: SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SEKUPANG : /VIII/SK/SKP/09/2016
TANGGAL
: 13 September 2016
TENTANG
: Penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat
A ANATUASIANALISIS SITUASANALISIS SITUASI A. Data 10 Penyakit Terbanyak Tahun 2016 NO.
NAMA
TOTAL
1
Nasofaringitis Akut
4.593
2
Faringitis Akut
2.435
3
Dermatitis
1.257
4
Essensial Hipertension
1.179
5
Nekrotis Pulpa
1.055
6
Dyspepsia
719
7
Gastritis dan Duodenitis
550
8
Influenza tak Terspeksifikasi
518
9
Diaredan Gastroenteritis
511
LaringitisKronis
152
10
B. DATA 10 PEMAKAIAN OBAT TERBESAR TAHUN 2016 NO.
NAMA
TOTAL
1
Paracetamol 500 mg
60.563
2
Amoxicillin 500 mg
50.293
3
CTM 4 mg
47.563
4
Dexametason 0,5 mg
40.842
5
Amboroxol 30 mg
29.243
6
Vitamin B Komplek
27.156
7
AntasidaDoen Tablet Kunyah
21.842
8
AsamMefenamat 500 mg
19.141
9
CalsiumLaktat
14.555
10
Amlodipin 5 mg
11.245
Kepala Puskesmas S
LAMPIRAN NOMOR
: SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SEKUPANG : /VIII/SK/SKP/09/2016
TANGGAL
: 13 September 2016
TENTANG
: Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat
PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
A. PENDAHULUAN Pada berbagai upaya pelayanan kesehatan, obat merupakan salah satu unsur penting. Diantara berbagai alternatif yang ada, intervensi dengan obat merupakan intervensi yang paling besar digunakan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Dalam upaya meningkatkan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan
sangat
diperlukan
optimalisasi
pemanfaatan
dana,
efektivitas penggunaan, pengendalian persediaan dan pendistribusian serta penanganan obat rusak dan kadaluarsa. B. TEMA Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat C. TUJUAN 1. Menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional 2. Meningkatkan kompetensi/ kemampuan tenaga kefarmasian, 3. Mewujudkan sistem informasi manajemen, 4. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan D. SASARAN 1. Puskesmas 2. Puskesmas pembantu ( Pustu ) 3. Posyandu lansia 4. Posyandu Usaha Kesehatan Kerja ( UKK )
E. BENTUK KEGIATAN Penyediaan obat untuk menjamin ketersediaan obat adalah sebagai berikut: 1. Permintaan rutin yang dilakukan setiap bulan sesuai jadwal yang telah ditetapkan 2. Permintaan
khusus,
apabila
terjadi
kebutuhan
obat
yang
meningkat/ sebelumnya ada kekosongan obat/ ada kejadian luar biasa (KLB/ bencana) 3. Puskesmas dapat melakukan pengadaan obat sendiri dengan menggunakan dana kapitasi menurut syarat dan ketentuan yang berlaku. F. PENUTUP Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat di Puskesmas Galang.
LAMPIRAN NOMOR
: SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SEKUPANG : /VIII/SK/SKP/09/2016
TANGGAL
: 13 September 2016
TENTANG
: Pelayanan obat 24 jam di Unit Gawat Darurat
PELAYANAN OBAT 24 JAM DI UNIT GAWAT DARURAT 1. Daftar obat dan bahan medis habis pakai di unit gawat darurat NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
NAMA OBAT OBAT ORAL Amoxicillin 500 mg Amoxicillin 250 mg Asam Mefenamat 500 mg Antasida doen susp Antasida doen Ambroxol 30 mg Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg Captopril 12,5 mg Captopril 25 mg CTM Cimetidin 200 mg Cefadroxil 500 mg Ciprofloxacin 500 mg Dexametason 0,5 mg Famotidin 20 mg Famotidin 40 mg Garam oralit Ibuprofen 400 mg Natrium Diklofenac 25 mg Natrium Diklofenac 50 mg Paracetamol syr Paracetamol 500 mg Phitomenadion (vit K) Pirantel 125 mg Ranitidin 150 mg Salbutamol 2 mg Salbutamol 4 mg Vitamin B6 Vitamin C 50 mg Vitamin B comp
SATUAN Tablet Tablet Tablet Botol Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Saset Tablet Tablet Tablet Botol Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet Tablet
32 33
OBAT PSIKOTROPIKA Stesolid 5 mg/2,5 ml Stesolid 10 mg/2,5 ml
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
OBAT LUAR Alkohol 70% 100 ml Betadin 300 ml Betadin 500 ml Dumin 125 mg/2,5 ml Fenol Gliserol TT Gentamicin cr Gentamicin TM GOM Gentian Violet Hydrocortison cr 2,5% H2O2 Kloramphenicol SM 1% Kloramphenicol TT 3% Oxytetracyclin SM Oxytetracyclin SK Rivanol 300 ml Salep 2-4
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
INJEKSI Aqua Pro Injeksi Asam Traneksamat Inj Bioneuron inj Buscopan inj Dexametason inj Diphenhidramin 10 mg inj Esome ( Esomeprazol inj Gentamicin inj Lidocain inj Lidocain Comp inj Ranitidin Inj Vitamin B1 Inj Vitamin B12 Inj Vitamin K Inj
Vial Ampul Ampul Ampul Ampul Ampul Vial Ampul Ampul Ampul Ampul Ampul Ampul Ampul
65 66
FOR NEBU Flixotide Ventolin
Ampul Ampul
CAIRAN INFUS
Tube Tube
Botol Botol Botol Tube Botol Tube Botol Botol Botol Tube Tube Botol Tube Tube Botol Pot
67 68 69
RL NaCl Glucosa
70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89
ALKES Abocat No. 24 Abocat No. 22 Abocat No.20 Abocat No.18 Bisturi No. 15 Cat Gut Cromic 3/0 Daryantulle Handscond Box Handscond Steril 7,5 Infuset Dewasa Kasa Elastis Kasa Steril Masker Plester Hansaplas Silk 3/0 Spuit 1 cc Spuit 3 cc Spuit 5 cc Verban gulung 5 cm Verban gulung 10 cm
Botol Botol Botol
Pcs Pcs Pcs Pcs Pcs Pcs Pcs Box Pcs Pcs Pcs Kotak Box Roll Pcs Pcs Pcs Pcs Pcs Pcs
2. Jadwal Jaga Unit Gawat Darurat Puskesmas Galang
LAMPIRAN NOMOR
: SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SEKUPANG : /VIII/SK/SKP/09/2016
TANGGAL
: 13 September 2016
TENTANG
: Persyaratan petugas yang berhak memberi resep
PERSYARATAN PETUGAS YANG BERHAK MEMBERI RESEP 1. Berdasarkan Permenkes No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, yang berwewenang menulis resep adalah dokter dan dokter gigi yang mempunyai STR dan SIP Dokter Penulisan
resep
dilakukan
sesuai
aturan
dan
formularium
obat
Puskesmas Galang pada kertas resep meliputi : a. Tanggal penulis resep b. Nama dokter, nomor SIP dan paraf c. Nama obat, bentuk sediaan, kekuatan sediaan dan dosis obat d. Jumlah obat, frekuensi, cara dan rute pemberian e. Nama pasien, tanggal lahir/ umur, jenis kelamin, alamat, dan berat badan ( jika diperlukan untuk keadaan tertentu ) 4. Kecuali dinyatakan lain tenaga kesehatan lain yang telah menerima surat pendelegasian dari petugas medis/ dokter yang diketahui oleh Kepala Puskesmas, boleh melakukan penulisan resep dengan ketentuan mempunyai STR dan SIP dan penulisan resep disesuaikan dengan aturan peresepan
5. Contoh Kertas resep
PUSKESMAS SEKUPANG KECAMATAN SEKUPANG
Batam,…………………….20…..
Dokter : SIP : R/
Pro : Tgl.Lahir/ Umur : Alamat :
LAMPIRAN NOMOR
: SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SEKUPANG : /VIII/SK/SKP/09/2016
TANGGAL
: 13 September 2016
TENTANG
: Petugas yang berhak menyediakan obat
PETUGAS YANG BERHAK MENYEDIAKAN OBAT NO
NAMA
1
Ameliya Dessumitra, S.Farm, Apt
2
Eva Yani, SKM
3
Nuriani
JABATAN
NO. SIPA/ NO. SIPTTK
Apoteker
34/SIPA/SDK-2/II/2017
Tenaga Teknis
229/SIPTTK/Yankesfar-
Kefarmasian
2/XI/2016
Tenaga Teknis
187/SIPTTK/Yankesfar-
Kefarmasian
2/VII/2016
Persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat di puskesmas : 1. Apoteker yang memiliki SIPA 2. Asisten Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian yang memiliki SIPTTK 3. Tenaga Kesehatan lain yang telah menerima surat pendelegasian dari Apoteker yang diketahui oleh Kepala Puskesmas
LAMPIRAN
: SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SEKUPANG
NOMOR
: /VIII/SK/SKP/09/2016
TANGGAL
: 13 September 2016
TENTANG
: Prosedur peresepan, penyediaan dan pengelolaan obat
PROSEDUR PERESEPAN, PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN OBAT A. Peresepan Obat 1. Petugas yang berwenang menulis resep, melakukan penulisan resep sesuai aturan dan formularium obat Puskesmas Galang pada kertas resep meliputi Tanggal penulisan resep Nama dokter, No SIP dan paraf Nama obat, bentuk sediaan, kekuatan sediaan dan dosis obat Jumlah obat, frekuensi, cara dan rute pemberian Nama pasien, tanggal lahir/ umur,
jenis kelamin, alamat, berat
badan ( jika diperlukan untuk keadaan tertentu ) 2. Petugas apotek menerima resep dan melakukan pengkajian resep serta menyiapkan obat sesuai dengan permintaan, selanjutnya menyerahkan obat kepada pasien dengan memberikan informasi pemakaian obat B. Pemesanan/ permintaan rutin 1. Menentukan permintaan obat berdasarkan data pemakaian obat periode sebelumnya, jumlah kunjungan resep, data penyakit dan frekuensi distribusi oleh farmasi dinas kesehatan kota Batam dengan formulir LPLPO yang sudah diperiksa dan ditanda tangani oleh kepala puskesmas 2. Permintaan khusus dilakukan diluar jadwal distribusi rutin, apabila kebutuhan kadaluwarsa
meningkat,
menghindari
kekosongan,
obat
rusak/
LAMPIRAN NOMOR
: SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SEKUPANG : /VIII/SK/SKP/09/2016
TANGGAL
: 13 September 2016
TENTANG
: Peresepan obat psikotropika dan narkotika
PERESEPAN OBAT PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter spesialis kepada unit pelayanan obat yang ada apoteker dan mempunyai legalitas, dan pemberian obat psikotropika dan narkotika dapat dilakukan apabila : 1.
Peresepan obat psikotropika dan narkotika hanya boleh ditulis oleh dokter / dokter gigi
2.
Resep merupakan resep asli dan ditangani langsung oleh dokter pemeriksa/ pemberi resep
3.
jika tidak ditandatangani resep bisa ditolak atau konfirmasi ke dokter yang menulis resep
4.
Resep yang ditulis harus jelas, baik jenisnya, jumlahnya dan cara penggunaannya
5.
Resep dilengkapi dengan nama, alamat dan nomor telfon pasien
6.
Resep psikotropika dan narkotika diberi garis merah dibawah nama obat
7.
Resep yang berisi obat psikotropika dan narkotika disimpan dalam lemari obat , menjadi satu dengan obat psikotropika, dalam keadaan terkunci Obat narkotika menurut undang - undang RI nomor 35 tahun 2009
ada 3 golongan narkotika : 1. Golongan I : hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan Misalnya : Opium, Heroin, kokain dll yang tercantum dalam daftar narkotik golongan I 2. Golongan II : berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi Misalnya : Metadone, Morfin, Petidin dll yang tercantum dalam daftar narkotik golongan II
3. Golongan III : narkotika yang berkhasiat pengobatan sebagai pilihan terakhir
dan
dapat
digunakan
dalam
terapi
dan
/atau
tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan,
yang masuk dalam golongan ini
adalah : Kodein , Garam-garam narkotika dalam golongan ini 4. Golongan dan jenis prekursor a. Tabel I : efedrin, ergometrin, ergotamine, potassium permanganant, pseudoefedrin dll yang ada di tabel I b. Tabel II : Acetone, ethil ether, piperidine, sulphuric acid dll yang ada di tabel II 5. Obat psikofarmaka menurut DOEN psikofarmaka 2002 penggolongan obat terdiri dari: a. Antianxientas dan anti Insomnia
Diazepam
b. Antidepresi dan anti mania
Amitriptiline Hcl
Litium Karbonat
c. Antiobsesif kompulsif dan antipanik
Klomamin Hcl
d. Antipsikosis
Flufenazin dekanoat
Haloperidol
Klorpromazine Hcl
Perfenazine Hcl
Risperidon
Sulpirid
Trifluperazine
6. Daftar psikotropika golongan III ( UU RI no.5 tahun 1997 ) Pentobarbital, amobarbital dll yang tercantum dalam daftar psikotropik golongan III 7. Daftar psikotropik golongan IV ( UU RI no.5 tahun 1997 ) Alprazolan barbital, diazapam, clobazam
LAMPIRAN NOMOR
: SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SEKUPANG : /VIII/SK/SKP/09/2016
TANGGAL
: 13 September 2016
TENTANG
: Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien rawat inap atau keluarga pasien dalam perawatan inap
PENGGUNAAN OBAT YANG DIBAWA SENDIRI OLEH PASIEN ATAU KELUARGA PASIEN DALAM PERAWATAN INAP Penggunaan
obat
yang
dibawa
sendiri
oleh
pasien
adalah
pengelolaan/ pemakaian obat - obat yang dibawa oleh pasien atau keluarga pasien yang pengadaanya tidak melalui apotek Puskesmas. Yang bertujuan untuk menjamin keamanan pengunaan obat di lingkungan Puskesmas sekupang dengan mempertimbangkan efektifitasnya. Adapun prosedurnya sebagai berikut : 1. Pasien mendapatkan rekomendasi untuk rawai inap, obat yang dibawa sendiri oleh pasien harus diserahkan kepada dokter untuk mendapatkan persetujuan penggunaan 2. Dokter memberikan rekomendasi penggunaan obat dibawa oleh pasien a. Jika setuju : dokter membuat memo persetujuan untuk penggunaan obat tersebut serta membuat surat untuk verifikasi identitas obat kepada petugas farmasi di Puskesmas b. Jika tidak setuju : dokter membuat memo untuk penyimpanan obat tersebut kepada petugas farmasi selama pasien dirawat 3. Perawat menyerahkan memo beserta obat kepada petugas farmasi 4. Jika memo merupakan memo persetujuan penggunaan obat yang dibawa oleh pasien, petugas farmasi (apoteker atau tenaga teknis kefarmasian) melakukan identifikasi, yaitu: a. Kemasan terdiri dari nama obat, kekuatan sediaan, bentuk sediaan, tanggal kadaluarsa, dan nama pabrik b. Fisik obat : Bentuk, warna dan bau c. Jika hasil identifikasi memenuhi ketentuan yang berlaku maka obat disiapkan dan dikemas kembali sesuai dengan instruksi dokter
5. Jika memo merupakan memo tidak setuju
penggunaan obat yang
dibawa oleh pasien maka petugas farmasi menyimpan obat tersebut pada tempat tersendiri dan dilengkapi dengan identitas pasien (nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir) 6. Bila pasien sudah diperbolehkan pulang, sisa obat tersebut diberikan oleh petugas farmasi kepada perawat 7. Penyerahan kembali obat pasien yang disimpan di apotek kepada pasien dilakukan pada saat akan pulang dari Puskesmas oleh perawat
LAMPIRAN NOMOR
: SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SEKUPANG : /VIII/SK/SKP/09/2016
TANGGAL
: 13 September 2016
TENTANG
: Penanganan obat kadaluarsa/ rusak
PENANGAN OBAT KADALUARSA /RUSAK Obat kadaluarsa/ rusak adalah obat - obat yang sudah tidak bisa dipakai ataupun obat yang sudah habis masa pakainya Tanggal kadaluarsa adalah batas tanggal setelah tanggal pada mutu sediaan farmasi tidak dijamin lagi oleh produsennya ( 25% - 30% kadarnya dari yang seharusnya ) Prosedur Tetap Penanganan Obat Rusak atau Kadaluarsa 1. Identifikasi obat yang sudah rusak atau kadaluarsa 2. Memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dari penyimpanan obat lainnya 3. Membuat catatan jenis dan jumlah obat yang rusak atau kadaluarsa
LAMPIRAN NOMOR
: SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SEKUPANG : /VIII/SK/SKP/09/2016
TANGGAL
: 13 September 2016
TENTANG
: Pencatatan, pemantauan, pelaporan efek samping obat dan KTD
Pencatatan, pemantauan, pelaporan efek samping obat
dan KTD
Pencatatan, Pemantauan, Pelaporan Efek Samping Obat (ESO) adalah kegiatan pencatatan, pemantauan, dan pelaporan setiap respon tubuh terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi terapi obat. Kejadian tidak diinginkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat melakukan tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Uraian Kegiatan Pencatatan, Pemantauan, Pelaporan Efek Samping Obat dan KTD 1. Mencatat kejadian efek samping dan KTD beserta langkah - langkah tindakan medis dan non medis yang telah dilakukan 2. Menyerahkan hasil pencatatan indikasi terjadinya efek samping obat dan langkah medis yang telah dilakukan kepada petugas obat 3. Menyerahkan laporan KTD kepada Tim Keselamatan Pasien Puskesmas 4. Merekap indikasi dan efek samping 5. Membuat laporan efek samping obat menggunakan formulir MESO 6. Laporan
Monitoring
Efek
Samping
Kepala
Obat
diperiksa
ditandatangani oleh kepala Puskesmas 7. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional
dan
LAMPIRAN NOMOR
: SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SEKUPANG : /VIII/SK/SKP/09/2016
TANGGAL
: 13 September 2016
TENTANG
: Penyediaan obat – obat emergensi di unit pelayanan
PENYEDIAAN OBAT OBAT EMERGENSI DI UNIT PELAYANAN 1. Jenis – jenis obat emergensi a. Epinefrin HCL inj 0,1% - 1 ml b. Dexametason inj 5 mg / ml – 1 ml c. Isosorbid Dinitrat 5 mg d. MgSO4 20% 2. Jenis - jenis unit pelayanan a. Unit Gawat Darurat b. Ruang bersalin c. Poliklinik gigi d. Poliklinik KIA e. Poliklinik KB/ IVA f. Poliklinik DOTS g. Pustu tanjung riau h. Pustu patam lestari i. Pustu Tiban Indah j. Pustu Tiban II 3. Daftar dan jumlah obat – obat emergensi di unit pelayanan 1. UNIT GAWAT DARURAT NO. NAMA OBAT 1 Epinefrin HCL inj 0,1% - 1 ml 2 Dexametason inj 5 mg / ml – 1 ml 3 Isosorbid Dinitrat 5 mg
SATUAN JUMLAH Ampul 1 Ampul 2 Tablet 10
2. RUANG PERSALINAN NO. NAMA OBAT 1 Epinefrin HCL inj 0,1% - 1 ml 2 Dexametason inj 5 mg / ml – 1 ml 3 Isosorbid Dinitrat 5 mg 4 MgSO4 20%
SATUAN JUMLAH Ampul 1 Ampul 2 Tablet 10 Botol 1
3.POLIKLINIK GIGI NO. NAMA OBAT 1 Epinefrin HCL inj 0,1% - 1 ml 2 Dexametason inj 5 mg / ml – 1 ml 3 Isosorbid Dinitrat 5 mg
SATUAN JUMLAH Ampul 1 Ampul 2 Tablet 10
4. POLIKLINIK KIA NO. NAMA OBAT 1 Epinefrin HCL inj 0,1% - 1 ml 2 Dexametason inj 5 mg / ml – 1 ml 3 Isosorbid Dinitrat 5 mg 4 MgSO4 20%
SATUAN JUMLAH Ampul 1 Ampul 2 Tablet 10 Botol 1
5. POLIKLINIK KB / IVA NO. NAMA OBAT 1 Epinefrin HCL inj 0,1% - 1 ml 2 Dexametason inj 5 mg / ml – 1 ml 3 Isosorbid Dinitrat 5 mg
SATUAN JUMLAH Ampul 1 Ampul 2 Tablet 10
6. POLIKLINIK DOTS NO. NAMA OBAT 1 Epinefrin HCL inj 0,1% - 1 ml 2 Dexametason inj 5 mg / ml – 1 ml 3 Isosorbid Dinitrat 5 mg
SATUAN JUMLAH Ampul 1 Ampul 2 Tablet 10
7. PUSTU PATAM LESTARI NO. NAMA OBAT 1 Epinefrin HCL inj 0,1% - 1 ml 2 Dexametason inj 5 mg / ml – 1 ml 3 Isosorbid Dinitrat 5 mg
SATUAN JUMLAH Ampul 1 Ampul 2 Tablet 10
8. PUSTU TANJUNG RIAU NO. NAMA OBAT 1 Epinefrin HCL inj 0,1% - 1 ml 2 Dexametason inj 5 mg / ml – 1 ml 3 Isosorbid Dinitrat 5 mg
SATUAN JUMLAH Ampul 1 Ampul 2 Tablet 10
9. PUSTU TIBAN INDAH NO. NAMA OBAT 1 Epinefrin HCL inj 0,1% - 1 ml 2 Dexametason inj 5 mg / ml – 1 ml 3 Isosorbid Dinitrat 5 mg
SATUAN JUMLAH Ampul 1 Ampul 2 Tablet 10
10. PUSTU TIBAN II NO. NAMA OBAT 1 Epinefrin HCL inj 0,1% - 1 ml 2 Dexametason inj 5 mg / ml – 1 ml 3 Isosorbid Dinitrat 5 mg
SATUAN JUMLAH Ampul 1 Ampul 2 Tablet 10
LAMPIRAN NOMOR
: SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SEKUPANG : /VIII/SK/SKP/09/2016
TANGGAL
: 13 September 2016
TENTANG
: Cara penyimpanan obat emergensi di unit pelayanan
PENYIMPANAN OBAT EMERGENSI DI UNIT PELAYANAN Obat Emergensi adalah obat obat yang dibutuhkan pada saat kondisi darurat atau bisa juga obat untuk menyelamatkan hidup seseorang ( Life Saving ) Obat – obat emergensi diletakkan atau disimpan di kotak obat emergensi yang diletakkan ditempat yang aman, terlihat dan mudah dijangkau. Pengecekan oleh petugas farmasi terhadap stok kesesuaian jenis dan jumlah obat emergensi terhadap daftar obat emergensi dengan memeriksa kondisi fisik, serta tanggal kadaluarsa