LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA I SKRINNING FITOKIMIA DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) ASAL DESA KAMIRI KECAMATAN BULUSU KABUPATEN BARRU
OLEH:
Nama
: Ilmi Nilam B
Stambuk
: 15020160214
Kelas
: C-10
Kelompok
:1
Asisten
: Magfirah Abdullah
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia Makassar 2018
SKRINING FITOKIMIA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan obat tradisional dikalangan masyarakat semakin meningkat, seiring dengan berkembangnya bahan-bahan alam yang berkhasiat sebagai obat. Tercatat dengan data yang dikemukakan oleh WHO, sekitar 80 % penduduk yang ada didunia menggunakan obat tradisional yang berasal dari bahan alam atau tanaman sebagai bahan pengobatan. Adapun mengenai pemanfaatan bahan alam atau tanaman obat tersebut meliputi pengobatan maupun pencegahan dari suatu penyakit serta perlindungan kualitas kesehatan. Dengan salah satu contoh bahan alam atau tanaman obat yang berkhasiat sebagai alat pengobatan yaitu daun tanaman daun sukun (Artocarpus altilis). Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia
dilakukan
dengan
melihat
reaksi
pengujian
warna
dengan
menggunakan suatu pereaksi warna. Fitokimia atau kimia tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya, penyebarannya secara ilmiah serta fungsi biologinya. Senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder telah banyak digunakan sebagai zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan dan sebagainya serta sangat banyak jenis tumbuh- tumbuhan yang digunakan obat-obatan yang dikenal sebagai obat tradisional sehingga diperlukan penelitian tentang penggunaan tumbuh-tumbuhan berkhasiat dan mengetahui senyawa kimia yang berfungsi sebagai obat. Senyawa-senyawa kimia yang merupakan hasil metabolisme sekunder pada tumbuhan sangat beragam dan dapat diklasifikasikan dalam beberapa ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA golongan senyawa bahan alam yaitu saponin, steroid, tanin, flavonoid dan alkaloid. Pada praktikum ini dilakukan skrining fitokimia dengan sampel bahan alam yaitu tanaman daun sukun (Artocarpus altilis). B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah apa sajakah senyawa kimia yang terkandung didalam daun sukun (Artocarpus altilis). C. Maksud Praktikum Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat terkandung didalam daun sukun (Artocarpus altilis). D. Tujuan Praktikum 1. Tujuan Umum Praktikum Adapun tujuan umum praktikum adalah praktikan mampu mengetahui uji skrinning untuk mengidentifikasi zat yang terkandung dalam suatu tumbuhan. 2. Tujuan Khusus Praktikum Adapun
tujuan
khusus
praktikum
adalah
praktikan
mampu
menentukan senyawa kimia yang terkandung pada daun sukun (Artocarpus altilis). E. Manfaat Praktikum 1. Manfaat Teoritis Mahasiswa dapat mengetahui zat kimia yang terkandung dalam daun sukun (Artocarpus altilis). 2. Manfaat Praktis Praktikan dapat mampu memberikan informasi tentang zat kimia yang ada didalam daun sukun (Artocarpus altilis).
ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tanaman a. Klasifikasi Tanaman (Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R, 1991) : Regnum : Plantae Divisio
: Tracheophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Rosales
Family
: Moraceae
Genus
: Artocarpus
Spesies : Artocarpus altilis b. Morfologi Tanaman Pohon daun sukun (Artocarpus altilis) adalah tumbuhan dari genus Artocarpus dalam famili Moraceae yang banyak terdapat di kawasan tropika seperti Malaysia dan Indonesia. Ketinggian tanaman ini bias mencapai 20 meter. Di pulau Jawa tanaman ini dijadikan tanaman budidaya oleh masyarakat. Buahnya terbentuk dari keseluruhan kelopak bunganya, berbentuk bulat atau sedikit bujur dan digunakan sebagai bahan makanan alternative. Sukun bukan buah bermusim meskipun biasanya berbunga dan berbuah dua kali setahun. Kulit buahnya berwarna hijau kekuningan dan terdapat segmen-segmen petak berbentuk poligonal. Segmen poligonal ini dapat menentukan tahap kematangan buah sukun (Mustafa, A.M, 1998). c.
Nama Lain Nama Simplisia : Artocarpus altilis Nama Asing
: Ulu (Hawai)
Nama Daerah
: Suune (Ambon), Amo (Maluku Utara), Kamandi, Urknem atau Beitu (Papua), Karara (Bima, Sumba dan Flores), Susu Aek (Rote), Naunu (Timor), Hatopul (Batak), Baka atau Bakara (Sulawesi Selatan).
ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA d. Kandungan Kimia Daun sukun mengandung beberapa zat berkhasiat seperti saponin, polifenol, asam hidrosianat, aseticalin, tanin, riboflarin dan fenol. Daun tanaman ini juga mengandung quarcetin, champorel dan artoindonesianin (Utami, 2013). e. Khasiat Daun sukun memiliki manfaat sebagai antikanker karena kandungan flavanoid di dalamnya berperan sebagai anti oksidan yang mampu menangkal radikal bebas penyebab kanker (Utami, 2013). B. Metode Skrining Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia
dilakukan
dengan
melihat
reaksi
pengujian
warna
dengan
menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting yang berperan penting dalam skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi (Fitria, 2007). Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia
dilakukan
dengan
melihat
reaksi
pengujian
warna
dengan
menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting yang berperan penting dalam skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi (Kristianti dkk, 2008). Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawasenyawa metabolit sekunder. Suatu ekstrak dari bahan alam terdiri atas berbagai macam metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas biologinya. Senyawasenyawa tersebut dapat diidentifikasikan dengan pereaksi-pereaksi yang mampu memberikan ciri khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder (Harbone, 1987).
ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA Penapisan kimia adalah pemeriksaan kandungan kimia secara kualitatif untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam suatu tumbuhan. Pemeriksaan dilakukan pada senyawa metabolit sekunder yang memiliki khasiat bagi kesehatan seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid, tannin, dan saponin (Harborne, 1987). Pendekatan fitokimia meliputi analisis kualitatif kandungan kimia dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji), terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif yaitu alkaloida, antrakuinon, flavonoida, glikosida jantung, saponin (steroid dan hiterpenoid), tannin (polifenolat), minyak atsiri (terpenoid), iridoid, dan sebagainya. Dengan tujuan pendekatan skrining fitokimia adalah untuk mensurvei tumbuhan untuk mendaoatkan kandungan bioaktif atau kandungan yang berguna untuk pengobatan (Robinson, 1995). Untuk identifikasi metabolit sekunder yang terdapat pada suatu ekstrak digunakan berbagai metode berikut (Harbone, 1987) : 1. Identifikasi senyawa fenolik Identifikasi adanya senyawa fenolik dalam suatu cuplikan dapat dilakukan dengan pereaksi besi (III) klorida 1% dalam etanol. Adanya senyawa fenolik ditunukan dengan timbulnya warna hijau, merah, ungu, biru, atau hitam yang kuat. 2. Identifikasi senyawa golongan saponin (steroid dan terpenoid) Saponin adalah suatu glukosida yang larut dalam air dan mempunyai karakteristik dapat membentuk busa apabila dikocok, serta mempunyai kemampuan menghemolisis sel darah merah. Saponin mempunyai toksisitas yang tinggi. Verdasarkan strukturnya saponin dapat dibedakan atas dua macam yaitu saponin yang mempunya rangka steroid dan saponin yang mempunyai rangka triterpenoid. Berdasarkan pada strukturnya saponin memberikan reaksi warna yang karakteristik dengan pereaksi LibermannBuchard (LB). 3. Identifikasi senyawa golongan alkaloid Alkaloid merupakan senyawa nitrogen yang sering terdapat dalam ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA tumbuhan. Atom nitrogen yang terdapat pada molekul alakaloid pada umumnya merupakan atomnitrogen sekunder ataupun tersier dan kadangkadang terdapat sebagai atomnitrogen kuartener. Salah satu pereaksi untuk mengidentifikasi adanya alkaloid menggunakan pereaksi Dragendorff dan pereaksi Mayer. 4. Identifikasi golongan antraquinon Antraquinon merupakan suatu glikosida yang didalam tumbuhan biasanya terdapat sebagai turunan antraquinon terhidrolisis ternitilasi, atau terkarboksilasi. Antraquinon berikatan dengan gula sebagai o-glikosida atau c-glikosida. Turunan antraquinon dapat bereaksi dengan basa memberikan warna ungu atau hijau. 5. dentifikasi golongan flavonoid Flavonoid merupakan senyawa yang umumnya terdapat pada tumbuhan berpembuluh, terikat pada glukosida dan aglikon flavonoid. Dalam menganalisis flavonoid, yang diperiksa adalah aglikon dalam ekstrak tumbuhan yang sudah dihidrolisis. Proses ekstraksi senyawa ini dilakukan dengan etanol mendidig untuk menghindari oksida enzim.
ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA BAB 3 METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan 1. Alat Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu cawan porselin, corong, kertas saring, pipet tetes, plat tetes, sendok tanduk, rak tabung dan tabung reaksi. 2. Bahan Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu air panas, eter, etanol 95%, FeCI3, HCl 0,5 N, Pereaksi bauchardat, pereaksi Dragendorff, peraksi Liebermann-Burchard, peraksi Mayer dan sampel daun sukun (Artocarpus altilis). B. Prosedur Kerja a. Reaksi Identifikasi Golongan Tanin Reaksi identifikasi terhadap katekol dan pirogalotanin Sampel dibasahi dengan larutan FeCl3 1 N, jika mengandung katekol akan menghasilkan warna hijau dan jika mengandung pirogalotanin akan menghasilkan warna biru. b. Reaksi Identifikasi Golongan Dioksiantrakinon Sedikit ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditetesi dengan KOH 10% P b/v dalam etanol 95% P, jika mengandung dioksiantrakinon akan menghasilkan warna merah. c. Reaksi identifikasi golongan alkaloid Ekstrak metanol dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi kemudian ditetesi : 1. HCl 0,5 N dan pereaksi Mayer, jika mengandung alkaloid maka akan menghasilkan endapan kuning.
ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA 2. HCl 0,5 N dan pereaksi Bauchardat, jika mengandung alkaloid akan menghasilkan endapan coklat. 3. HCl 0,5 N dan pereaksi Dragendroff, jika mengandung alkaloid akan menghasilkan endapan warna jingga. d. Reaksi Identifikasi Golongan Steroid Ekstrak dihaluskan dengan etanol kemudian didihkan selama 15 menit lalu disaring, filtrat diuapkan sampai kering, Ekstrak kering ditambahkan eter setelah terlebih dahulu disuspensikan dengan sedikit air, bagian yang larut dalam eter dipisahkan. Lapisan eter kemudian ditetesi dengan pereaksi Liebermann-Burchard jika mengadung steroid akan menghasilkan warna merah jambu. e. Reaksi Identifikasi Golongan Saponin Serbuk dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik, terbentuk buihm lalu tambahkan 1 tetes asam klorida 2 N, buih tidak hilang. f.
Reaksi identifikasi golongan flavonoid Ekstrak ditambahkan dengan FeCl3 dan HCl P, jika terjadi warna merah menunjukkan adanya flavonoid.
ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1.Hasil praktikum uji skrining pada tanaman daun sukun (Artocarpus Altilis) No
Senyawa kimia
Pereaksi
Hasil
1
Alkaloid
Mayer + sampel
Negatif
Dragendroft + sampel
Negatif
Bauchardat + sampel
Negatif
Sampel + etanol +KOH 10%
Positiif
Katekol
Sampel + FeCl3
Positif
Pirogalotanin
Sampel + FeCl3
Negatif
Saponin
Sampel + 10 ml air panas +
Positif
2
Dioksiantrakuinon
3
Tanin
4
HCl 2 N 5
Flavanoid
Sampel + FeCl3 + HCl P
Negatif
6
Steroid
Sampel + etanol +
Negatif
Lieberman-Burchard
Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia
dilakukan
dengan
melihat
reaksi
pengujian
warna
dengan
menggunakan suatu pereaksi warna. Skrining fitokimia merupakan suatu tahap awal untuk mengidentifikasi kandungan suatu senyawa dalam simplisia atau tanaman yang akan diuji. Dimana sampel yang akan diujikan pada skrining fitokimia ini yaitu daun dari tanaman sukun (Artocarpus altilis). Pada praktikum ini dilakukan beberapa uji golongan senyawa seperti tanin (katekol dan pirogaotanin), alkaloid, steroid, saponin, dan flavonoid. Pada reaksi identifikasi golongan tanin, reaksi identifikasi terhadap katekol dibasahi sampel dengan larutan FeCl3 1 N, jika mengandung katekol akan ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA menghasilkan warna hijau. Reaksi identifikasi terhadap pirogalotanin dibasahi sampel dengan larutan FeCl3 1 N, jika mengandung pirogalotanin akan menghasilkan warna biru. Berdasarkan hasil percobaan sampel daun sukun (Artocarpus altilis) positif mengandung katekol. Reaksi identifikasi dioksiantrakuinon, sedikit ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditetesi dengan KOH 10% P b/v dalam etanol 95% P, jika mengandung dioksiantrakinon akan menghasilkan warna merah. Dan hasil yang diperoleh yaitu sampel daun sukun (Artocarpus altilis) positif
mengandung
dioksiantrakuinon. Reaksi identifikasi golongan alkaloid. Ekstrak ethanol dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi kemudian ditetesi HCI 0,5 N dan pereaksi Mayer, jika mengandung alkaloid maka akan menghasilkan endapan kuning. HCI 0,5 N dan pereaksi Bauchardat, jika mengandung alkaloid akan menghasilkan endapan coklat. HCI 0,5 N dan pereaksi Dragendorf, jika mengandung alkaloid akan menghasilkan endapan jingga. Hasil yang didapatkan pada penggunaan dengan pereaksi Mayer, Bauchardat dan Dragendorf tidak membentuk endapan yang berarti tidak adanya kandungan alkaloid pada sampel daun sukun (Artocarpus altilis). Reaksi identifikasi golongan saponin dimasukkan serbuk kedalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air panas didinginkan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik, berbentuk buih lalu tambahkan 1 tetes asam klorida 2 N, buih tidak hilang. Buih disini menandakan adanya saponin karena saponin jika mengalami pengocokan akan menghasilkan buih. Pada sampel daun sukun (Artocarpus altilis) positif mengandung saponin. Reaksi identifikasi golongan flavonoid, serbuk ditambahkan dengan FeCl3 dan HCI P, jika terjadi warna merah menunjukkan adanya flavonoid. Pada sampel daun sukun (Artocarpus altilis) negatif, tidak mengandung flavonoid. Pada sampel yang diujikan, yaitu daun sukun (Artocarpus altilis) didapatkan hasil bahwa daun sukun tersebut hanya mengandung senyawa Tanin (Katekol), dioksiantrakuinon dan saponin. Dimana Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman, seperti daun, buah yang belum matang, ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA batang dan kulit kayu. Pada buah yang belum matang, tanin digunakan sebagai energi dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi tannin. Tanin juga dikatakan sebagai sumber asam pada buah.
ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA BAB 5 PENUTUP A. Kesimpulan Dari praktikum skrining fitokimia pada sampel daun sukun (Artocarpus altilis) maka dapat disimpulkan bahwa daun sukun positif (+) mengandung senyawa dioksiantrakuinon, tanin (katekol) dan saponin sedangkan untuk senyawa-senyawa yang lainnya seperti tanin (pirogalotanin), akaloid, flavonoid, saponin dan steroid hasilnya negatif (-) B. Saran Sebaiknya sebelum melakukan praktikum alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu dan dicek apakah bahan tersebut yang akan digunakan untuk praktikum.
ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2018, Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I, Universitas Muslim Indonesia, Makassar Fitria, 2007, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Dalam Daun Paliasa, Universitas Hasanuddin, Makassar. Harborne, J.B., 1987, Phitochemical Method Metode fitokimia terjemahan oleh Kosasih Padmawinata & Iwang Soediro, ITB Press, Bandung. Kristianti, A.N,N.S. dkk, 2008, Buku Ajar Fitokimia, Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas Airlangga, Surabaya. Mustafa, A.M., 1998, Isi Kandungan Artocarpus communis, Food Science. Robinson, 1995, Kandungan Organic Tumbuhan Tinggi, ITB Press, Bandung. Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia edisi kedua, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Utami, Prapti, 2013, The Miracle of Herbs, PT Agromedia Pustaka, Jakarta.
ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA LAMPIRAN Lampiran 1. Skema kerja praktikum 1. Reaksi identifikasi Alkaloid Ekstrak methanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Tabung 1
Tabung 3
Tabung 2
Ditambahkan
Ditambahkan
Ditambahkan
HCl 0,5 N
HCl 0,5 N
HCl 0,5 N
Mayer
Bauchardat
Dragendroff
endapan kuning
endapan coklat
endapan jingga
2. Reaksi identifikasi Dioksiantrakuinon serbuk sampel etanol 95% Ditambahkan KOH 10% Warna merah 3. Reaksi identifikasi Tanin a. Katekol serbuk sampel Ditambahkan FeCl3 1N Warna hijau b. Pirogalotanin serbuk sampel Ditambahkan FeCl3 1N Warna biru ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA
4. Saponin serbuk sampel Dimasukan ke tabung reaksi Ditambahkan air panas (jika terdapat buih) Ditambahkan HCl 2N Jika buih tidak hilang positif mengandung saponin 5. Flavanoid serbuk sampel Ditambahkan FeCl3 2 tetes Ditambahkan HCl pekat 2 tetes Warna merah 6. Steroid serbuk sampel Ditambahkan eter Ditambahkan air Ditambahkan Liebermann-Burchard Warna merah jambu
ILMI NILAM B 15020160214
MAGHFIRAH ABDULLAH
SKRINING FITOKIMIA Lampiran 2. Gambar hasil praktikum
Uji Tanin
Uji Steroid
ILMI NILAM B 15020160214
Uji Dioksiantrakuinon
Uji Flavanoid
Uji Alkaloid
Uji Saponin
MAGHFIRAH ABDULLAH