PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
HASLAN
CRUSHING MUHAMMAD ROFFY ADITYA LIMBA ( 09320160112)
TEKNIK PERTAMBANGAN, UMI
SARI Mineral berharga hasil penambangan biasanya masih bersatu dengan pengotornya. Untuk meningkatkan kadar mineral tersebut maka perlu dilakukan proses pengolahan bahan galian. Pengolahan bahan galian merupakan proses dimana bahan galian diolah dengan mempergunakan perbedaan sifat fisik untuk memperoleh produkta yang dapat dijual dan produkta yang tidak berguna dengan tidak mengubahsifat fisik / kimia dari bahan galian yang bersangkutan. Kominusi merupakan salah satu tahap dalam proses pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk memperkecil ukuran agar memudahkan untuk proses selanjutnya, untuk membebaskan mineral berharga dari gangue mineral dan memperbesar luas permukaan, sehingga kecepatan reaksi pelarutan dapat berlangsung dengan lebih baik. Kominusi dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu peremukan/pemecahan (crushing) dan pengerusan/penghalusan (grinding). Untuk melakukan hal ini digunakan alat crusher dan grinding mill. Dalam percobaan kali ini yaitu crushing dilakukan dengan tujuan memahami mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk serta memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat. Kata kunci : Crushing , pengotor, kadar, gangue, kominusi.
ABSTRACT Crushing valuable minerals mining results are still united with the impurities. To increase the grade of this mineral, it is necessary to process the processing of minerals. Processing of excavated material is a process while the excavated material is processed using physical features to obtain products that can be sold and products that are not useful by not changing the physical / chemical properties of the desired minerals. Kominusi is one of the ingredients processing in Italian which is intended to determine the size to be carried out for the next process, to liberate valuable minerals from gangue minerals and expand a broad surface, thus accelerating the dissolution reaction that can be done better. Kominusi can be divided into two parts namely crushing / destruction (destruction) and scouring / grinding (grinding). To do this, a crusher and grinding mill are used. In this experiment the destruction was carried out with the aim of overcoming the alternation and workings of the crumbling tools and the difficulty of the relationship of sifting and how the tools worked. Keywords: Crushing, impurities, grade, gangue, kominusi. I.
Pendahuluan
Mineral berharga hasil penambangan biasanya masih bersatu dengan pengotornya. Untuk meningkatkan kadar mineral tersebut maka perlu dilakukan proses pengolahan bahan galian. Pengolahan bahan galian adalah proses yang berlangsung untuk memisahkan mineral berharga dari mineral pengotornya atau mineral-mineral tidak berharga yang merupakan produk hasil penambangan yang dilakukan secara mekanis tanpa merubah sifat-sifat fisik/kimia dari mineral tersebut. Dilakukannya pengolahan tersebut bertujuan untuk meningkatkan harga jual produk hasil penambangan tersebut. Kominusi merupakan salah
satu tahap dalam proses pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk memperkecil ukuran agar memudahkan untuk proses selanjutnya. Kominusi dapat dibagi menjadi duatahap yaitu peremukan/pemecahan Crushing dan pengerusan/penghalusan Grinding. Pada percobaan ini terlebih khusus hanya membahas mengenai proses Crushing. Percobaan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa agar dapat berkompeten dan mampu menjalankan serta memfungsikan Crusher sebagai alat pengolahan bahan galian, oleh nya itu percobaan ini sangatlah perlu dilakukan sebagai tindak lanjut dari materi yang di dapatkan dari mata kuliah pengolahan bahan galian.
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
HASLAN
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
II.
Tinjauan Pustaka
Crusher adalah suatu peralatan di dalam industri pengolahan bahan yang digunakan sebagai tahapan awal dalam proses memperkecil ukuran dari bongkahan-bongkahan yang besar ke potongan-potongan yang lebih bisa dikendalikan. Perbedaan ukuran dari produk biasanya tidak terlalu tajam. Untuk beberapa proses, cukup alat crusher yang digunakan untuk mengurangi ukuran umpan, namun untuk berbagai proses kimia diikuti lagi dengan grinder sebagai tahapan berikutnya dalam memperkecil material hingga menjadi butiran halus (Zerra et al, 2016). Peremukan batu pada perinsipnya bertujuan mereduksi material untuk memperoleh ukuran butir tertentu melalui alat peremukan dan pengayakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi peremukaan batuan oleh crusher antara lain (Nobyl et al, 2014): 1. Ukuran material. Ukuran material umpan untuk mencapai produk yang baik pada peremukan adalah kurang dari 85% dari ukuran bukaan dari alat peremuk. 2. Reductio ratio (rasio peremukan). Perbandingan ukuran mulut Feeder (Inlet) A dengan mulut discharge (outlet) B dinyatakan dengan A/B, dan disebut rasio peremukan. 3. Kapasitas. Kapasitas alat peremukan dipengeruhi oleh jumlah umpan yang masuk setiap jam, berat jenis umpan dan besar setting dari alat peremuk. Crusher
pada umumnya dibagi menjadi tiga jenis sesuai dengan fungsinya yaitu: 1. Primary crushing. a. Peremukan ukuran bijih dari tambang pada tahap pertama dan crusher dioperasikan secara terbuka. b. Untuk bijih yang keras dan kompak biasanya digunakan Jaw Crusher atau gyratory crusher. 2. Secondary crushing. a. Jauh lebih ringan dari primary crusher. b. Peremukan mulai dari 8β β 6β, yaitu material yang telah melewati primary
HASLAN
crushing biasnya menggunakan Roll Crusher. 3. Fine Crushing (Tahap lanjutan) : material yang dicrushing niasnaya berukuran lebih besar dari 25,4 mm. Apabila hasil tidak memuaskan maka perlu dilakukan crusher lagi. Alat yang digunakan adalah Rolls, Dry Ball Mills, Disc Mills dan Ring Mills. Adapun beberapa alat yang digunakan pada aperusahaan ataupun dalam skala laboratorium antara lain : 1. Jaw Crusher
2. Gyratory Crusher
3. Cone Crusher
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
4. Impact Crusher
IV.
Langkah Kerja a. Jaw Crusher 1) Menyiapkan contoh bijih. 2) Ukur setting Jaw Crusher yaiyu open setting dan close setting. 3) Menjalankan Jaw Crusher dalam keadaan kosong dan amati cara kerjanya. 4) Memasukkan umpan. 5) Mengamati hasil dari peremukan meliputi bentuk dan ukuran bijih. 6) Mengayak dengan seri ayakan 25#, 13#, 9.5#, 5#, 5#. 7) Menimbang per fraksi ayakan (80%), Buat grafik distribusi ukuran.
5. RollCrusher
b. Roll Crusher 1) Menjalankan Roll Crusher dan mengamati cara kerjanya. 2) Mengatur jarak roll sebesar 1.25 3) Memasukkan umpan dengan seri 25#, 13#, 9.5#, 5#, -5#. 4) Mengulangi percobaan dengan jarak 1.75 cm 5) Mengayak dengan seri 25#, 13#, 9.5#, 5#, -5#. 6) Menimbang per fraksi ayakan. 7) Membuat grafik distribusi ukuran.
6. Rotary Breaker
III.
HASLAN
Data Percobaan
V.
Pengolahan Data
Rumus-rumus dasar % Berat hilang
=
Berat awalβBerat akhir Berat awal
x100%
80% Reduduction Ratio (π
π
80 ) P80 JC
= P80 RC
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
a. Jaw Crasher % Berat hilang
=
π΅ππππ‘ ππ€ππβπ΅ππππ‘ ππβππ π΅ππππ‘ ππ€ππ
1797,72 =2000β2000 π₯ 100%
=10,114%
b. Roll Crusher (Gape 1.25)
c.
Roll Crusher (Gape 1.75)
x100%
HASLAN
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
d.
Grafik distribusi ukuran JC
e. Grafik distribusi ukuran RC 1.25
f.
Grafik distribusi ukuran RC 1.75
HASLAN
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
HASLAN
g. Grafik Perbandingan distribusi ukuran Gape 1.25 & 1.75
1. P80 untuk Jaw Crusher y 80 3,4469x x x
= 3.4496x + 17,182 = 3.4496x + 17,182 = 80 β 17,182 = 62,818/3,4469 = 18,210 mm
2. P80 untuk Roll Crusher (1.25) y 80 3,0351x x x
= 3,0351x + 27,276 = 3,0351x + 27,276 = 80 β 27,276 = 52,724/3,0351 = 17,371 mm
3. P80 untuk Roll Crusher (1.75) y 80 3,6836x x x
= 3,6836x + 9,3117 = 3,6836x + 9,3117 = 80 β 9,3117 = 70,6883/3,6836 = 19,190 mm
4. R80 untuk Roll Crusher 1.25 RR80
=
π80 π½πΆ π80 π
πΆ 1.25 18,210
=17,371 =1,048
5. R80 untuk Roll Crusher 1.75 RR80
=
π80 π½πΆ π80 π
πΆ 1.25
=
18,210 19,190
=0,9489
VI.
Pembahasan
Dari data percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa umpan yang hilang sebesar 10,114%. Dimana dari hasil perhitungan diperoleh nilai RR80 dari roll crusher dengan gape 1.25 cm yaitu 1,048 dan nilai RR80 dengan gape 1.75 cm yaitu 0,9489. Pada roll crusher, semakin kecil gape (R) maka semakin besar RR80 roll crusher tersebut. Semakin besarnya nilai dari RR80 menunjukkan bahwa besar P80 y a n g dihasilkan semakin kecil yang a r t i n y a produk hasil dari roll crusher semakin kecil dengan semakin mengecilnya gape. Ketika penggunaan roll crusher bisa terdapat masalah baik di industri maupun dalam percobaan yaitu tidak semua bijih dapat tergerus dengan baik. Beberapa bijih bahkan hanya mengalami abrasi tanpa bisa masuk terhimpit oleh roll, yang biasa disebut choking. Hal ini disebabkan roll pada crusher yang s e h a r u s n y a bergerigi sudah menjadi halus a k i b a t tertempel oleh material lain sehingga tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik. Selain itu dapat pula disebabkan
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
bentuk bijih yang tidak sesuai maupun gape yang terlalu kecil. Pada saat pengayakan (screening) material produk ada yang terlempar dan tidak jatuh ke wadah sehingga jumlah produk nantinya pada roll tidak sama dengan feednya yaitu produk dari jaw crusher. Hal ini berpengaruh pada nilai P80 dan juga RR80. Perhitungan P80 dan RR80 ini berguna sebagai salah satu faktor penentu efisiensi crusher dan juga salah satu elemen penentuan kapasitas crusher. Selain itu perhitungan ini juga berguna sebagai indikator batasan mekanik dari kerja yang dapat dilakukan oleh crusher. VII.
HASLAN
tersebut menggunakan Feed (umpan) seberat 5 Kg, dengan menggunakan seri ayakan 25 mm, 13 mm, 9.5 mm, dan
5 mm. Maka, tentukanlah : a. Persentase berat Hilang (% berat hilang). b. Tabel distribusi ukuran c. RR80 Penyelesaian : Tabel Data Problemset
Kesimpulan
Dari data percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa umpan yang hilang sebesar 10,114%. Dimana dari hasil perhitungan diperoleh nilai RR80 dari roll crusher dengan gape 1.25 cm yaitu 1,048 dan nilai RR80 dengan gape 1.75 cm yaitu 0,9489.
Pengolahan Data 1. Jaw Crasher % Berat hilang
VIII.
Daftar Pustaka
Ardianza, Z. R., et al. 2016. Resume Perancangan Alat Proses βCrusherβ. Padang: Universitas Sriwijaya
Nobyl, M. M., et al. 2014. Optimalisasi Penggunaan Limestone Crusher sebagai alat peremuk Batugamping di PT Semen Padang Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Madya Padang Provinsi Sumatera Barat. Bandung: Universitas Islam Bandung Tim
IX.
Asisten. 2019. βPenuntun Praktikum Pengolahan Bahan Galianβ. Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas Muslim Indonesia: Makassar.
Lampiran
Pada suatu perusahaan pertambangan dilakukan kegiatan crushing, dimana menggunakan Jaw crusher dan Roll Crusher (gape 1.25 dan Gape 1.75). Jika dalam pengujian
=
π΅ππππ‘ ππ€ππβπ΅ππππ‘ ππβππ π΅ππππ‘ ππ€ππ
4586 =5000β π₯ 100% 5000
=8,28%
x100%
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
Data Roll Crasher (Gape 1.25)
2.
Data Roll Crasher (Gape 1.25)
3.
Data Roll Crasher (Gape 1.75)
4. Grafik distribusi Ukuran JC
HASLAN
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
5. Grafik (1.25).
distribusi
Ukuran
RC
6. Grafik (1.75).
distribusi
Ukuran
RC
7. Grafik Perbandingan distribusi ukuran Gape 1.25 & 1.75
HASLAN
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
P80 untuk Jaw Crusher y = 2,0234x + 1,1189 80 = 2,0234x + 1,1189 2,0234x = 80 β 1,1189 x = 78,8811/2,0234 x = 38,98443 mm P80 untuk Roll Crusher (1.25) y = 2,8877x + 3,5265 80 = 2,8877x + 3,5265 2,8877x = 80 β 3,5265 x = 76,4735/2,8877 x = 26,48249 mm P80 untuk Roll Crusher (1.75) y = 2,7376x+ 5,8673 80 = 2,7376x+ 5,8673 2,7376x = 80 β 5,8673 x = 74,1327/2,7376 x = 27,07944 mm R80 untuk Roll Crusher 1.25 π80 π½πΆ RR80 = π80 π
πΆ 1.25 38,98443
=26,48249
= 1,47028 R80 untuk Roll Crusher 1.75 RR80
= =
π80 π½πΆ π80 π
πΆ 1.75 38,98443 27,07944
= 1,43963
Dari data percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa umpan yang hilang sebesar 8,28 %. Dimana dari hasil perhitungan diperoleh nilai RR80 gape 1.25 cm yaitu 1,47028 dan nilai RR80 dengan gape 1.75 cm yaitu 1,43963
HASLAN
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
HASLAN
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
HASLAN
taka berisi informasi tentang sumber pustaka yang telah dirujuk dalam tubuh tulisantaka, begitu juga sebaliknya setiap pustaka yang muncul dalam daftar pustaka harus pernah dirujuk dalam tubuh tulisan. Daftar pustaka diketik 1 spasi. Baris kalimat pertama setiap pustaka diketik rata dengan margin/ sembir kiri, sedangkan baris kalimat kedua dan seterusnya diketik menjorok ke dalam sebanyak satu ketuk tombol tabulasi. Penulisan daftar pustaka diurut berdasarkan abjad dan tidak menggunakan penomoran.untuk nama pengarang yang sama diurutkan sesuai tahun penerbitan, mulai tahun termuda. Semua nama pengarang dicantumkan ke dalam daftar pustaka, penulisan namnya dimulai dari nama keluarga, dan diikuti huruf pertama dari nama depan
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
HASLAN