www.obormedia.com
Sabtu,
08 Agustus 2009
Pw St. Dominikus; St. Siriakus, Largus dan Smaragdus, Mrt; St. Hormisdas
etika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya: “Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.” Maka kata Yesus: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah
K
Bacaan I : Ul 6:4-13 Mazmur : 18:2-4.47.51ab; R:2 Bacaan Injil : Mat 17:14-20
setan itu dari padanya dan anak itu pun sembuh seketika itu juga. Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?” Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, – maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.”
Renungan
A
da orang Kristen yang sangat aktif dalam kehidupan menggereja, tetapi masih menyimpan banyak keris sebagai jimat agar hidupnya sukses. Masih ada aktivis Gereja yang senang pergi ke tempat-tempat keramat untuk meminta berkat. Apakah keberhasilannya karena Tuhan atau karena jimat? Padahal, iman sebesar biji sesawi saja cukup untuk memindahkan gunung. Mengapa tidak sabar dan hanya meminta dan menunggu rahmat Tuhan? Percaya kepada Tuhan kadang-kadang membutuhkan kesabaran. Rahmat, berkat, dan hidup bahagia kadang-kadang tidak kunjung tiba dalam kehidupan kita. Malahan, kadang-kadang justru hidup yang sulit dan menyesakkanlah yang menghampiri kita. Bila berada dalam situasi serba sulit dan mengimpit, kita sering tergoda untuk mencari jalan pintas, mencari alternatif, dan mencari kekuatan lain yang sepertinya lebih menjanjikan. Selain bersabar menunggu berkat Tuhan, apakah kita juga mempunyai kebesaran hati untuk menerima apa pun yang Tuhan mau berikan kepada kita. Kadang-kadang, orang yang hidupnya susah bertanya, “Mengapa Tuhan memberikan jalan yang berkelok dan berliku serta banyak penderitaan untuk mereka yang sungguh beriman kepada-Nya? Mengapa Tuhan tidak bermurah hati saja memberi jalan yang mudah dengan menyediakan semua yang kita perlukan?” Tuhan, ajarilah aku untuk sungguh percaya; percaya meski dalam kesesakan, percaya meski dalam penderitaan, percaya meski seolah-olah sudah tidak ada lagi harapan. Mengikuti jejak-Mu adalah sebuah misteri kehidupan. Bantulah aku agar tetap setia kepada-Mu, juga pada saat hidupku menderita. Amin.
www.obormedia.com