KEBUTUHAN DASAR MANUSIA “PEMASANGAN INFUS”
DISUSUN OLEH :
ABD.RAHMAN (PO.71.3.202.17.1.052)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PAREPARE TAHUN 2017
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “ PEMASANGAN INFUS” tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan sarandari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
PAREPARE, 29 MEI 2018
PENULIS
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... A. Latar Belakang ................................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................ C. Tujuan .................................................................................................. D. Manfaat . ............................................................................................. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian ............................................................................................ BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... A. Indikasi ................................................................................................. B. Persiapan .............................................................................................. C. Persiapan pasien/lingkungan……………………………………….... D. Pelaksanaan Pemasangan Infus ............................................................ E. Pelaksanaan Pelepasan Infus ................................................................ F. Evaluasi................................................................................................. G. Dokumentasi ........................................................................................ H. Perhatian............................................................................................... BAB III PENUTUP……………………………………………………………... A. Kesimpulan .......................................................................................... B. Saran. .................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemberian cairan intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh ke dalam pembuluh vena untuk memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit,darah, maupun nutrisi (Perry & Potter, 2006). Pemberian cairan intravena disesuaikandengan kondisi kehilangan cairan pada klien, seberapa besar cairan tubuh yang hilang.Pemberian cairan intravena merupakan salah satu tindakan invasif yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pemberian cairan melalui infuse adalah pemberian cairan yang diberikan pada pasien yang mengalami pengeluran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini membutuhkan kesteril-an mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah. Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan kedalam vena (pembuluh darah pasien) diantaranya vena lengan (vena sefalika basal ikadan median akubiti), pada tungkai (vena safena) atau vena yang ada dikepala, seperti vena temporalis frontalis (khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infuse pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan Pada pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.Dalam penulisan makalah ini akan di jelaskan pengertian pemberian cairan infuse, jenis-jenis cairan intravena, indikasi dan kontraindikasi, dan prosedur pemberian cairan infuse, cara mengihitung cairan infus. B. RUMUSAN MASALAH 1. Pengertian terapi cairan/infuse 2. Tujuan pemberian terapi cairan/infuse 3. Mengetahui macam-macam cairan infuse 4. Mengetahui komposisi cairan infus, indikasi, dan kapan penggunaan 5. Mengetahui cara pemakaian infuse C. TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit. 2. Infuse pengobatan dan pemberian nutrisi D. MANFAAT 1. Dapat dijadikan sebagai sumber bacaan bagi pembaca 2. Dapat menambah pengetahuan mengenai infus
BAB II LANDASAN TEORI A. PENGERTIAN Pungsi vena merupakan tekhnik penusukan vena melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan pada spuit.(Eni Kusyati 2006. hal:267) Pemberian cairan intravena merupakan pemberian cairan melalui alat intravena untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, obat-obatan, pemantauan hemodinamik, serta mempertahankan fungsi jantung dan ginja(Schaffer, dkk, 2000). Pasien yang mendapat cairan intravena di rumah sakit mencapai 50% dari total seluruh pasien yang dirawat setiap tahunnya (Schaffer, dkk, 2000). Pada kondisi tertententu, pemberian cairan intra vena diperlukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Langkah ini efektif untuk memenuhi kebutuhan cairan eksternal secara langsung. Secara umum, tujuan terapi intra vena adalah untuk memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengkonsumsi cairan oral secara adekuat, menambah asupan elektrolit untuk menjaga kesimbangan elektrolit, menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses metabolisme, memenuhi kebutuhan vitamin larut air, serta menjadi media untuk pemberian obat melalui vena. Lebih khusus, terapi intra vena di berikan pada pasien yang mengalami syok,intoksikasi berat, pasien pra dan pasca bedah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu(Mubarok, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin.2007 Hal:92-94) Pemberian cairan infuse dapat di berikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Pemberian cairan infuse ke dalam vena (pembuluh darah pasien) di antaranya pada vena lengan (vena safalika basilea dan mediana kabiti), pada tungkai (vena sakena), atau pada vena yang ada di kepala, seperti : vena temporalis krontolis (khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infuse pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum transfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
BAB III PEMBAHASAN
A. INDIKASI 1. Pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui intravena langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya pada kasus infeksi bakteri dalam peredaran darah (sepsis). Sehingga memberikan keuntungan lebih dibandingkan memberikan obat oral. Namun sering terjadi, meskipun pemberian antibiotika intravena hanya diindikasikan pada infeksi serius, rumah sakit memberikan antibiotika jenis ini tanpa melihat derajat infeksi. Antibiotika oral (dimakan biasa melalui mulut) pada kebanyakan pasien dirawat di RS dengan infeksi bakteri, sama efektifnya dengan antibiotika intravena, dan lebih menguntungkan dari segi kemudahan administrasi RS, biaya perawatan, dan lamanya perawatan. 2. Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral (efektivitas dalam darah jika dimasukkan melalui mulut) yang terbatas. Atau hanya tersedia dalam sediaan intravena (sebagai obat suntik). Misalnya antibiotika golongan aminoglikosida yang susunan kimiawinya “polications” dan sangat polar, sehingga tidak dapat diserap melalui jalur gastrointestinal (di usus hingga sampai masuk ke dalam darah). Maka harus dimasukkan ke dalam pembuluh darah langsung. 3. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu dipertimbangkan pemberian melalui jalur lain seperti rektal (anus), sublingual (di bawah lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular (disuntikkan di otot). 4. Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak—obat masuk ke pernapasan), sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan. 5. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang mengalami
hipoglikemia berat dan mengancam nyawa, pada penderita diabetes mellitus. Alasan ini juga sering digunakan untuk pemberian antibiotika melalui infus/suntikan, namun perlu diingat bahwa banyak antibiotika memiliki bioavalaibilitas oral yang baik, dan mampu mencapai kadar adekuat dalam darah untuk membunuh bakteri. 6. Klien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui IV.
B. PERSIAPAN I. Persiapan Klien 1) Cek perencanaan Keperawatan klien 2) Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan II. Persiapan Alat 1) Standar infuse 2) Ciran infus dan infus set sesuai kebutuhan 3) Jarum / wings needle / abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan 4) Bidai / alas infuse 5) Perlak dan tourniquet 6) Plester dan gunting 7) Bengkok 8) Sarung tangan bersih 9) Kassa seteril 10) Kapas alkohol dalam tempatnya 11) Bethadine dalam tempatnya
C. PERSIAPAN PASIEN/LINGKUNGAN 1. klien diberi penjelasan tenteng hal-hal yang dilakukan saat pemasangan infuse dengan menggunakan komunikasi yang terapeutik.jika keadaan memungkinkan. 2. pakaian klien pada daerah yang akan di pasang infuse, harus di buka (untuk mempermudah saat pemasangan infus) dan mencari venanya 3. identifikasi vena yang dapat di akses untuk tempat pemasangan jarum IV atau kateter: 1. hindari daerah penonjolan tulang 2. gunakan vena dibagian yang paling distal terlebih dahulu 3. hindarkan pemasangan selang intra vena di pergelangan tangan klien, di daerah yang mengalami peradangan, di ekstermitas yang sensasinya menurun. 4. bila pada lingkungan banyak klien, perlu dipasang sampiran
D. PELAKSANAAN PEMASANGAN INFUS 1) cuci tangan 2) Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan pasang sampiran 3) Mengisis selang infuse 4) Membuka plastik infus set dengan benar
5) Tetap melindungi ujung selang seteril 6) Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan infus mengarah keatas 7) Menggantung cairan infus di standar cairan infuse 8) Mengisi kompartemen infus set dengan cara menekan ( tapi jangan sampai terendam ) 9) Mengisi selang infus dengan cairan yang benar 10) Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan keseterilan 11) Cek adanya udara dalam selang 12) Pakai sarung tangan bersih bila perlu 13) Memilih posisi yang tepat untuk memasang infuse 14) Meletakan perlak dan pengalas dibawah bagian yang akan dipungsi 15) Memilih vena yang tepat dan benar 16) Memasang tourniquet 17) Desinfeksi vena dengan tekhnik yang benar dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus 18) Buka kateter ( abocath ) dan periksa apakah ada kerusakan 19) Menusukan kateter / abocath pada vena yang telah dipilih dengan apa arah dari arah samping 20) Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam kateter, bila ada maka mandrin sedikit demi sedikit ditarik keluar sambil kateter dimasukan perlahan-lahan 21) Torniquet dicabut 22) Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit 23) Memberi plester pada ujung plastik kateter / abocath tapi tidak menyentuh area penusukan untuk fiksasi 24) Membalut dengan kassa bethadine seteril dan menutupnya dengan kassa seteril kering 25) Memberi plester dengan benar dan mempertahankan keamanan kateter / abocath agar tidak tercabut 26) Mengatur tetasan infus sesuai dengan kebutuhan klien 27) Untuk pemberian cairan IV, atas kecepatan aliran sampai tetesan yang tepat permenit. 28) Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan 29) Alat-alat dibereskan dan perhatikan respon klien 30) cuci tangan 31) Catat tindakan yang dilakukan
E. PELAKSANAAN PELEPASAN INFUS Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon klien terhadap pemberian tindakan.
F. EVALUASI
Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon klien terhadap pemberian tindakan.
G. DOKUMENTASI Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi respon klien terhadap pemasangan infus, cairan dan tetesan yang diberikan, nomor abocath, vena yang dipasang, dan perawat yang melakukan ) pada catatan dokumentasi Contoh dokumentasi : Tgl
Implementasi/tindakan keperawatan
08/11/2012
Memasang infuse (tipe cairan)
Jam 09.30
Tempat insersi (melalui IV)
Kecepatan aliran (tetesan/menit)
Respon klien setelah dilakukan tindakan pemasangan infuse
H. PERHATIAN Fungsi vena merupakan kontradiksi di tempat yang menunjukkan tanda infeksi, infiltrasi/trombosis infeksi ditandai memerahan nyeri tekan, bengkak dan hangat.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pemasangan infus merupakan teknik yang mencakup penusukan vena melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan. Pemberian infus melalui vena. Tujuan : Untuk mengembalikan kembali cairan tubuh yang hilang dan Sebagai pengganti nutrisi. Indikasi : kecepatan aliran infus harus di pantau tiap jam Kontraindikasi : Pada pasien dehidrasi berat B. Saran Seorang ahli kesehatan atau paramedis mampu dalam melakukan tindakan pemasangan infus secara tepat dan benar serta steril.
DAFTAR PUSTAKA Buku Ketrampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar Karya Husada. Buku Ketrampilan Dasar Praktik klinik kebidanan Penerbit Salemba Medika. http://nsfblogs.blogspot.co.id/2016/03/makalah-infus.html