03 Bab Ii Dan Bab Iii.docx

  • Uploaded by: Eden Firdausi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 03 Bab Ii Dan Bab Iii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,019
  • Pages: 13
BAB II KONSEP TEORI

2.1 KONSEP LANSIA A. Definisi Lansia Menua adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang frail dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian (Bandiyah, 2009). Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin

memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak

proporsional (Nugroho, 2008). Usia lanjut (Lansia) sebagai tahap akhir perkembangan kehidupan manusia. Usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia melebihi 60 tahun (dalam 1 ayat 2,3,4 UU No.13 tahun 1993). Usia lanjut bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang akan dijalani semua individu, ditandai dengan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan (Maryam dkk, 2011). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lansia (lanjut usia) adalah orang dengan usia 60 tahun keatas. Lansia bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan secara

4

biologis dan psikologis, terjadinya proses penurunan daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, toleransi latihan, terjadinya peningkatan lemak tubuh (Stanley dkk, 2006). Oleh karena itu kesejahteraan, kesehatan dan kesegaran jasmani lansia harus dipertahankan.

B. Batasan Lansia Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) usia lanjut memiliki beberapa kategori: 1)

Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia antara 45-59 tahun.

2)

Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia antara 60-75 tahun.

3)

Lansia tua ( old) adlah kelompok usia antara 76-90 tahun.

4)

Lansia sangat tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun (Bandiyah, 2009).

2.2 KONSEP PENYAKIT DEGENERATIF A. Teori Proses Penuaan Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu: 1)

Teori biologi Ada beberapa teori biologi yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu: a) Teori genetik dan mutasi Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi dari sel kelamin. Terjadi peningkatan jumlah

5

kolagen dalam tubuh lansia, tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi. b) Immunology slow theory Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang menyebabkan kerusakan organ tubuh. c) Teori stres Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stres yang menyebabkan selsel tidak dapat melakukan regenerasi. d) Teori radikal bebas Ketidakstabilan radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi. e) Teori rantai silang Reaksi kimia sel yang tua menyebabkan ikatan kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas, kekacauan, dan hilangnya fungsi sel. 2)

Teori psikologi Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan status mental dan keadaan fungsional yang efektif. Adanya penurunan dari intekletual yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi.

6

3)

Teori sosial Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu: a) Teori interaksi sosial Pada lansia kekuasaan dan prestasinya berkurang, sehingga menyebabkan interaksi sosial mereka juga berkurang, yang tersisa hanya harga diri dan kemampuan mereka untuk mengikuti perintah. b) Teori penarikan diri Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan seorang lansia secara perlahan menarik diri dari pergaulan disekitarnya. Proses penuaan mengakibatkan interaksi sosial lansia mulai menurun, baik secara kualitas dan kuantitas. Pada lansia juga terjadi kehilangan ganda (triple loss), yaitu: kehilangan peran (loss of roles), hambatan kontak sosial (restriction to contacts

and

relationships),

berkurangnya

komitmen

(reduced

commitment to social moralres and values). c) Teori aktivitas Lansia beranggapan bahwa proses penuaan merupakan suatu perjuangan untuk tetap muda dan berusaha untuk mempertahankan perilaku mereka semasa muda. d) Teori kesinambungan Teori mengungkapkan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia. Pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi lansia. Hal ini dapat terlihat bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan ternyata tidak berubah meskipun ia telah menjadi lansia.

7

e) Teori perkembangan Havighurst dan Duvali (1980) menguraikan tujuh jenis tugas perkembangan selama hidup yang harus dilaksanakan oleh lansia, yaitu: penyesuian terhadap penurunan kemampuan fisik, penyesuian terhadap pensiun dan penurunan pendapatan, menemukan makna kehidupan, mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menemukan kepuasan hidup berkeluarga, penyesuian diri terhadap kenyataan akan meninggal dunia, dan menerima diri sebagai lansia. f)

Teori sratifikasi usia Dua elemen penting dari model stratifikasi usia yaitu struktur dan proses. Struktur mencakup hal-hal: bagaimana peran dan harapan menurut penggolongan usia; bagaimana penilaian strata lainnya; bagaimana penyebaran peran dan kekuasaan yang tak merata pada masing-masing strata yang didasarkan pada pengalaman dan kabijakan lansia. Proses mencakup hal-hal: bagaimana menyesuaikan kedudukan seseorang dengan peran yang ada; bagaimana cara mengatur transisi peran secara berurutan dan terus-menerus.

4)

Teori spiritual Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertian hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti kehidupan. James Fowler juga berpendapat bahwa perkembangan spiritual pada lansia berada pada tahap penjelmaan dari prinsip cinta dan keadilan (Maryam, 2011).

8

B. Perubahan yang Terjadi pada Lansia Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia meliputi: 1) Perubahan fisik meliputi penurunan fungsi dari sel-sel, kardiovaskular, respirasi, persarafan, muskuloskeletal, gastrointestinal, genitourinaria, vesika urinaria, vagina, pendengaran, penglihatan, endokrin, kulit, belajar

dan

memori,

intelegensi,

personality

dan

adjustment,

pencapaian. 2) Perubahan sosial meliputi penurunan fungsi peran, kurangnya hubungan yang dekat dengan keluarga, teman sebaya sudah ada yang meninggal, terjadi tindak kekerasan, terlibat masalah hukum, menjalani masa pensiun, kurangnya peran masalah ekonomi, kurangnya keamanan, perubahan transportasi, berperan dalam politik, masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama, menjalani rekreasi, diasingkan di panti jompo. 3) Perubahan psikologis meliputi frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan, depresi dan kecemasan (Maryam, 2011)

9

BAB III HASIL KEGIATAN

3.1 PENGKAJIAN A. Identitas diri klien : Nama

: Ny. K

Umur

: 70 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Pedukuhan Ngrangsan RT 03/ RW 02

Status perkawinan

: Janda

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Petani

Lama bekerja

:

B. Struktur keluarga : No

Nama

Umur

JK

Hub dg klien

10

Pekerjaan Keterangan

C. Genogram :

Keterangan :

: Perempuan

: Menikah

: Laki-laki

: Tinggal serumah

: Meninggal

: Klien Ny. K

D. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan keluarga cuma pernah mengalami batuk dan pilek.

E. Riwayat Penyakit 1. Keluhan utama saat ini: klien mengatakan tidak memiliki keluhan saat dilakukan pengkajian. 2. Apa yang dipikirkan saat ini : tidak ada yang dipikirkan karena anak sudah menikah dan bekerja. 3. Siapa yang paling dipikirkan saat ini : klien memikirkan anaknya. 4. Riwayat penyakit dahulu : Klien hanya pernah mengalami batuk dan pilek.

11

F. Riwayat Masuk Panti ( jika di PSTW ) (kapan, alasan, penanggung jawab Dll)

G. Pengkajian 1.

Kebutuhan Nutrisi: Klien makan 3 kali sehari dengan 1 porsi nasi lembek, lauk ikan dan sayuran hijau.

2.

Pola eliminasi : Klien mengatakan sering BAK dengan warna agak kekuningan jernih.

3.

Pola aktivitas dan latihan : Klien memiliki aktivias tiap hari pergi ke sawah dengan berjalan kaki. Kemampuan perawatan diri

0

Makan / minum



Mandi



Toileting



Berpakaian



Mobilitas di tempattidur



Berpindah / berjalan



Ambulasi / ROM



1

2

3

4

Keterangan: 0 :mandiri, 1 : alat bantu, 2: dibantu orang lain 3 :dibantu orang lain dan alat, 4 : tergantung total. 4. Pola tidur dan istirahat : Klien mengatakan tidak kesulitan mencari tidur, tidurnya enak saja. Biasanya klien tidur pukul 09.00 wib dan akan terbangun kembali jam 4 subuh. 5. Pola perceptual : Penglihatan : klien mengatakan penglihatannya masih baik Pedengaran: klien mengatakan pendengarannya masih baik Pengecap : klien mengatakan mampu mengenali semua rasa seperti asam, manis, asin dan pahit. Sensasi : klien mampu merasakan sensasi panas dan dingin. 6. Konsep diri Klien: a.

Gambaran diri : klien merasa mampu mengurus diri sendiri walaupun sudah berusia lanjut meskipun sudah usia lanjut. 12

b.

Ideal diri

: klien tetap berusaha mmemberikan arahan pada anaknya yang tinggal bersebelahan dengannya.

c.

Peran diri

: klien berperan sebagai orang tua dan nenek didalam keluarganya walaupun klien tinggal sendirian di rumahnya dan hanya seminggu sekali bertemu dengan anaknya.

d.

Harga diri

: klien mangatakan masih mampu menghidupi dirinya sendiri dari hasil berladang dan tidak bergantung dengan anaknya.

e. Identitas diri

: klien selalu berusaha menjadi orang tua yang baik untuk keluarganya dan mempasrahkan segalanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

7. Pola peran hubungan : Klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya dan lansia sebayanya. Klien tampak berkumpul dengan lansia yang sebaya dan berdekatan rumah dengannya. 8. Pola managemen koping stress : Klien akan berkumpul bersama lansia yang lain untuk mengurangi stress dan juga agar tidak merasa kesepian. 9. Sistem nilai dan keyakinan dalam hidup : Klien memilik keyakinan kalau semua makhluk hidup akan kembali pada yang maha kuasa. Klien tampak aktif mengikuti sholat 5 waktu.

H. Pemeriksaan Fisik 1.

Pemeriksaan fisik Tingkat kesadaran : Compos Mentis GCS: E4 V5 M6 Tanda-tanda Vital : TD: 120/80 mmHg Nadi: 78x/menit Respirasi: 18x/menit Temperatur: 36,7 oC Antropometri: BB: 51 kg TB: 162 cm Kepala: bentuk simetris, rambut sedikit beruban. Leher : tidak terjadi pembesaran JVP Thorak : bentuk dada simetris, tidak terjadi retraksi otot dada, turgor kulit baik. Abdomen : tidak terjadi asites, tidak ada nyeri tekan. Ekstremitas: kekuatan otot 5555

5555

5555

5555 13

Kulit : berwarna sawo matang. 2.

Pemeriksaan Panca Indera a. Penglihatan : normal b. Pendengaran: normal c. Pengecapan/mulut: masih dapat membedakan rasa manis, pedas, pahit, asin tetapi ada penurunan indra pengecapan di usia lansia sehingga sering menambahkan lebih banyak garam. d. Sensasi (kulit) : sensibilitas kulit masih normal, dapat merasakan panas, dingin, nyeri. e. Penciuman (hidung): normal. Catatan:

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN A. Analisa Data 1. Ny. K usia 70 tahun 2. Tinggal sendiri Tahap Penjajakan I Masalah Kesehatan 1.

Ancaman Kesehatan : tidak ada

2.

Kurang / Tidak Sehat : tidak ada

3.

Krisis

: Ny. K usia 70 tahun

Tahap Penjajakan II Data Faktor resiko : Usia 70 tahun

Masalah Masalah Keperawatan : Resiko jatuh pada Ny. K dengan faktor resiko usia 70 tahun.

B. Prioritas Masalah Dari hasil analisa data di dapatkan prioritas masalah kesehatan pada Ny. K adalah sebagai berikut : 1.

Resiko jatuh pada Ny. K dengan faktor resiko usia 70 tahun.

14

a. Rencana Keperawatan Lansia Nama lansia: Ny. K No.

Diagnosa Keperawatan

Patien Outcome

Intervensi

1.

Resiko jatuh pada Ny. K dengan faktor resiko usia 70 tahun.

Setelah dilakukan tindakan

1.

keperawatan selama 2 hari, diharapkan resiko jatuh tidak terjadi dengan

2.

kriteria hasil: 1. Memahami tentang pencegahan jatuh 2. Menerapkan perilaku pencegahan jatuh

3.

4.

5.

15

Rasional

Identifikasi kekuatan fisik klien yang dapat meningkatkan potensi jatuh. Instruksikan untuk istrahat bila merasa kelelahan. Instruksikan menggunakan alat pelindung terhadap jatuh. Instruksikan memberikan penerangan adekuat dimalam hari.

1. Membantu mempermudah pemberian intervensi.

Berikan penkes cara hidup sehat

5. Menambah pengetahuan klien tentang hidup sehat agar terhindar dari resiko jatuh.

2. Mencegah terjadinya jatuh karena kelelahan. 3. Mencegah terjadinya jatuh.

4. Dengan penerangan yang adekuat dapat mencegah terjadinya jatuh.

b. Implementasi dan Evaluasi Hari/ Tanggal 27 Maret 2018

Diagnosa I

Implementasi

Evaluasi

1. Mengidentifikasi kekuatan fisik klien Subjektif : dengan melakukan pengukuran skala 1. Ny. K mengatakan bahwa akan aktivitas. berhati-hati saat beraktivitas dan akan 2. Menginstruksikan klien untuk istrahat istrahat bisa merasa kelelahan saat saat klien merasa kelelahan saat beraktivitas. beraktivitas seperti berjalan ke ladang 2. Ny. K mengatakan sudah atau sawah. memasangkan lampu pada kamar dan 3. Menginstruksikan menggunakan juga dapurnya. tongkat sebagai alat pelindung terhadap 3. Ny. K mengatakan memahami penkes jatuh saat berjalan jauh. cara hidup sehat dengan makan 4. Menginstruksikan menggunakan makanan yang bergizi, banyak minum penerangan yang adekuat seperti air putih, istrahat yang cukup, lakukan menyarankan menghidupkan lampu olahraga, kebersihan diri dijaga dan pada area yang sedikit gelap. mendekatkan hubungan dengan 5. Memberikan penkes cara hidup sehat keluarga dan juga pencipta. dengan menggunakan leaflet. Objektif : Ny. K tampak menyimak setiap penjelasan yang diberikan dengan baik. Analisis: Patient outcome tercapai sesuai rencana Planning: Evaluasi kembali intervensi resiko jatuh.

16

Paraf

Related Documents


More Documents from "Eva Hartani"