Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awal tahun dua ribu muncul arus perubahan paradigmatik, orientasi dan kebijakan pendidikan yang amat mendasar, yang kemudian melahirkan kebijakan pendidikan berorientasi kecakapan hidup (life skill) dengan pendekatan pendidikan berbasis luas (broad based education). Secara teoritik perubahan paradigma, orientasi dan perspektif pendidikan kecakapan hidup ini bukanlah kebijakan yang dilandasi oleh pragmatisme sesaat, akan tetapi lebih merupakan upaya reinventing school – penemuan kembali jati diri sekolah yang mesti dilakukan di dunia pendidikan. Oleh karena itu Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2002 mulai mengimplementasikan pendidikan berorientasi kecakapan hidup pada semua jenis, jenjang dan satuan pendidikan baik di dalam dan luar sekolah, termasuk di SMA. Program pendidikan kecakapan hidup yang dikembangkan di SMA mengacu pada dua dimensi, yaitu kecakapan hidup yang bersifat generik (generic life skill) dan kecakapan hidup spesifik (specific life skill). Dimensi generik meliputi kesadaran diri, kecakapan berpikir dan bernalar, serta kecakapan bekerja sama. Semua kecakapan ini dapat dikembangkan pada berrbagai mata pelajaran. Sedangkan dimensi spesifik, yaitu kecakapan untuk menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu, yang mencakup kecakapan akademik dan kecakapan vokasional. Kecakapan akademik terkait dengan konten akademik mata pelajaran tertentu, misalnya fisika, biologi, geografi dan lainlain. Sedangkan kecakapan vokasional terkait dengan kejuruan tertentu, seperti tata boga, tata busana, grafika dan lain-lain. Untuk pelaksanaan program ini Direktorat Pembinaan SMA (Dikmanum, waktu itu) melalui Bagian Proyek BBE Life Skill selama tiga tahun (2002-2004) telah membantu sejumlah sekolah dengan dana block grant. Sebagai pengembangan dan perluasan program kecakapan hidup, khususnya yang bersifat vokasional sekaligus peningkatan mutu SMA di wilayah pesisir dan pantai, pada tahun 2006 dirintis SMA Berbasis Keunggulan Lokal Kelautan (BKLK). Semula program ini didesain bahwa aktivitas pembelajaran di SMA rintisan tersebut berorientasi kelautan. Seperti pembelajaran biologi, materi pelajaran diambil topik-topik yang berkaitan dengan tumbuhan di daerah pesisir dan biota laut. Begitu pula mata pelajaran olahraga, yang dikembangkan adalah olahraga air dan pantai. Di samping itu terdapat pula program vokasional, seperti budi daya hasil laut dan lain-lain. Implementasi di lapangan yang terjadi adalah hampir seluruh kegiatan pada program BKLK berisi vokasional. Belajar dari berbagai pengalaman di masa lalu menunjukkan bahwa berbagai program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini Direktorat Pembinaan SMA, dalam rangka mengakomodasi berbagai kebutuhan dan potensi daerah dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA seperti penyelenggaraan BBE- Life Skill dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Kelautan di sejumlah SMA belum memperoleh hasil yang optimal dan tidak berkesinambungan. Hal ini disebabkan karena program tersebut pembelajarannya bukan menjadi bagian dari struktur kurikulum. Manajemen Berbasis Sekolah/MBS (School Based Management) bertujuan untuk membangun sekolah yang efektif. Depdiknas merumuskan pengertian MBS sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung warga sekolah (pendidik, tenaga kependikan, kepala sekolah, siswa, orang tua, dan 2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
1-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah (Fadjar, A. Malik dalam Ibtisam AbuDuhou, 2002). Dalam konteks ini, pengambilan keputusan harus memperhatikan potensi daerah yang dapat dikembangkan menjadi keunggulan lokal. Proses belajar dapat terjadi setiap saat dan di segala tempat. Setiap orang, baik anakanak maupun orang dewasa mengalami proses belajar lewat apa yang dijumpai atau apa yang dikerjakan. Secara alamiah setiap orang akan terus belajar melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Pendidikan sebagai suatu sistem, pada dasarnya merupakan bagian dari sistem proses perolehan pengalaman belajar tersebut. Oleh karena itu secara filosofis pendidikan diartikan sebagai proses perolehan pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didik. Pengalaman belajar tersebut diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga siap digunakan untuk memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik diharapkan juga mengilhami mereka ketika menghadapi problema dalam kehidupan sesungguhnya (Senge, 2000). David P. Ausubel (Ausubel, 1978) dan Jerome S. Bruner (Bruner, 1977), mengatakan bahwa proses pembelajaran dalam pendidikan akan menjadi lebih menarik, memberi kegairahan pada semangat belajar peserta didik, jika peserta didik melihat kegunaan, manfaat, makna dari pembelajaran guna menghadapi berbagai persoalan kehidupan yang dihadapinya saat ini bahkan di masa depan. Pembelajaran akan memberikan suasana yang menyenangkan (joyful learning) jika berkait dengan potensi, minat, hobi, bakat peserta didik dan penerimaan siswa bahwa apa yang dipelajarinya akan berguna bagi kehidupannya di masa depan, karena siswa merasa mendapatkan keterampilan yang berharga untuk menghadapi hidup. Menurut Bettencourt (dalam Suparno, 1997) konstruktivisme menyatakan bahwa kita tidak pernah mengerti realitas yang sesungguhnya secara ontologis. Yang kita mengerti adalah struktur konstruksi kita akan sesuatu objek. Dalam konteks ini realitas yang ada di sekeliling siswa sehari-hari, misalnya yang berupa potensi daerah yang menjadi keunggulan lokal, akan membantu mempercepat siswa untuk mengkonstruksi pemikirannya menjadi suatu pengetahuan yang bermakna bagi dirinya. Salah satu prinsip contextual teaching and learning (CTL) adalah prinsip saling ketergantungan (the principle of interdependence). Prinsip saling ketergantungan menyadarkan pendidik tentang saling ketergantungannya satu sama lain, kepada siswanya, kepada masyarakat di sekitarnya dan dengan bumi tempatnya berpijak(termasuk potensi lokal yang terkandung dalam bumi). Mereka berada dalam suatu jaringan saling ketergantungan yang menciptakan lingkungan belajar. Dalam suatu lingkungan belajar di mana setiap orang menyadari keterikatannya, maka pembelajaran kontekstual mudah berkembang (Johnson, 2002). Potensi daerah atau keunggulan lokal adalah potensi yang kontekstual yang dapat diangkat sebagai bahan pembelajaran yang menarik di ruang kelas. Mendalami potensi daerah sebagai bahan ajar akan lebih meningkatkan rasa percaya diri siswa, karena mereka merasa mendapatkan kehormatan untuk peduli, ikut memikirkan termasuk mungkin memberikan alternatif solusi bagi persoalan yang dihadapi daerah, tanah tumpah darahnya, atau tempat mereka bernaung dan berdomisili sepanjang hidupnya. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 14 ayat 1-3 menjelaskan bahwa SMA dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan kelompok mata pelajaran 2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
2-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
estetika, atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan. Dijelaskan pula bahwa pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA adalah pendidikan/program pembelajaran yang diselenggarakan pada Satuan Pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya dan potensi daerah yang bermanfaat dalam proses pengembangan kompetensi peserta didik. Sumberdaya dan potensi daerah dimaksud antara lain mencakup aspek sumberdaya alam, sumberdaya manusia, ekonomi, budaya/histori, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi (TIK/ICT), ekologi dan lain-lain. Implikasi dari kebijakan PBKL menuntut adanya perubahan dan penyesuaian dalam keseluruhan proses pembelajaran, mulai dari proses perencanaan (penyusunan KTSP, perangkat pembelajaran, dan penilaian), pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan pengawasan. Oleh karena itu diperlukan adanya pemahaman konsep, kesiapan, dan kemauan seluruh warga sekolah untuk secara bersama-sama melaksanakan program rintisan PBKL. Mengimplementasikan kebijakan PBKL tersebut, Dit. Pembinaan SMA pada tahun anggaran 2008 melanjutkan program rintisan pelaksanaan PBKL di 100 SMA yang tersebar di 33 provinsi dan 90 kabupaten/kota. Program rintisan PBKL dilaksanakan melalui kegiatan penyusunan perangkat/dokumen pendukung pelaksanaan model pembelajaran pendidikan berbasis keunggulan lokal, inventarisasi kondisi sekolah rintisan PBKL, bantuan dana block grant, asistensi dan pemantapan program sekolah, pengembangan bahan ajar berbasis TIK, supervisi dan evaluasidan pelayanan klinis pelaksanaan PBKL. Pembinaan terhadap sekolah rintisan PBKL direncanakan selama 3 tahun mulai tahun 2007 s.d. tahun 2009. Berkaitan dengan program rintisan PBKL tersebut di atas, tindak lanjut pembinaan yang dilakukan oleh Dit. Pembinaan SMA disamping pembinaan tersebut di atas adalah melakukan supervisi dan evaluasi keterlaksanaan program rintisan PBKL yang telah disusun oleh pihak sekolah dan pencapaian profil rintisan PBKL. Kegiatan supervisi dan evaluasi dilakukan sebagai upaya pembinaan untuk memantau keterlaksanaan program kerja dan pencapaian profil rintisan PBKL.
A. Tujuan Supervisi dan evaluasi rintisan PBKL di SMA dilaksanakan dengan tujuan:
1. Menginventarisasi keterlaksanaan program PBKL di SMA, yang mencakup:
a. Pemenuhan standar isi dan SKL b. Pemenuhan standar proses c. Pemenuhan standar pendidik dan tenaga kependidikan d. Pemenuhan standar sarana dan prasarana e. Pemenuhan standar pengelolaan f. Pemenuhan standar pembiayaan g. Pemenuhan standar penilaian h. Dukungan internal dan eksternal 2. Mengidentifikasi ketercapaian profil rintisan PBKL 3. Menyusun tindak lanjut hasil supervisi dan evaluasi pelaksanaan program rintisan PBKL B. Sasaran
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
3-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
Sasaran supervisi dan evaluasi rintisan PBKL di SMA adalah 100 SMA. C. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari supervisi dan evaluasi rintisan PBKL di SMA adalah: 1. Adanya informasi yang obyektif, akurat, dan valid mengenai keterlaksanaan program PBKL di SMA, yang mencakup: a. Pemenuhan standar isi dan SKL b. Pemenuhan standar proses c. Pemenuhan standar pendidik dan tenaga kependidikan d. Pemenuhan standar sarana dan prasarana e. Pemenuhan standar pengelolaan f. Pemenuhan standar pembiayaan g. Pemenuhan standar penilaian 2. Teridentifikasinya tingkat ketercapaian profil rintisan PBKL 3. Tersusunnya tindak lanjut hasil supervisi dan evaluasi keterlaksanaan PBKL
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
4-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
BAB II PELAKSANAAN A.
Pengorganisasian Kegiatan supervisi dan evaluasi rintisan PBKL di SMA pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen.
B.
Waktu dan Tempat Supervisi dan evaluasi rintisan PBKL di SMA dilaksanakan selama 2 (dua) hari setiap sekolah di 100 SMA rintisan PBKL, jangka waktu pelaksanaan dibagi direncanakan dalam tiga tahap bulan Maret s.d April, Juni, dan Oktober s.d. Nopember 2008. Daftar nama SMA lokasi supervisi dan evaluasi terlampir.
C.
Petugas 1.
Jumlah dan Unsur Petugas Supervisi Petugas supervisi dan evaluasi rintisan PBKL di SMA sebanyak 2 orang dengan perincian sebagai berikut: a. Petugas Pusat sebanyak 1 (satu) orang yang berasal dari unsur: Dit. Pembinaan SMA/Widyaiswara P4TK/PPPG, yang telah mendapatkan pembekalan melalui TOT Petugas Supervisi/evaluasi PBKL di SMA yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMA b. Petugas Daerah sebanyak 1 (satu) orang yang berasal dari unsur: Kasi yang menangani Kurikulum SMA atau Pengawas SMA di Provinsi/Kab/Kota setempat, yang telah mendapatkan pembekalan dari Petugas Pusat.
2.
Tugas dan tanggungjawab a. Petugas Pusat melakukan TOT kepada Petugas Daerah tentang sistem, mekanisme dan substansi pelaksanaan dan evaluasi sebelum pelaksanaan supervisi b. Melakukan temu awal dengan Kepala Sekolah dan staf yang ditunjuk sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam surat tugas untuk menjelaskan maksud, tujuan, kegiatan, dan jadwal pelaksanaan supervisi c. Menunjukkan surat tugas d. Mengumpulkan data dan informasi wawancara, studi dokumen dan studi lapangan yang berkaitan dengan: Keterlaksanaan program rintisan PBKL Identifikasi profil rintisan PBKL e. Mengolah data dan insformasi dalam instrumen supervisi dan evaluasi, format keberhasilan dan permasalahan pelaksanaan program f. Bersama-sama dengan Sekolah (Kasek/staf yang ditunjuk) menyusun tindak lanjut hasil supervisi dan evaluasi pada format keberhasilan dan permasalahan pelaksanaan program h. Menandatangankan SPPD Petugas Supervisi dan evaluasi kepada Kepala Sekolah i. Pada hari terakhir (kedua) melakukan temu akhir dengan Kepala Sekolah dan staf yang ditunjuk untuk menjelaskan proses dan hasil pelaksanaan supervisi.
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
5-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
D.
j.
Menyusun laporan hasil supervisi dan evaluasi
k.
Menyerahkan berkas hasil supervisi dan evaluasi kepada Dit. Pembinaan SMA, Subdit. Pembelajaran paling lambat satu minggu (7 hari) setelah pelaksanaan supervisi dan evaluasi berupa: Laporan hasil supervisi-hard dan soft copy (file: laporan, instrumen supervis program rintisan PBKL, instrumen supervisi profil rintisan PBKL, dan keberhasilan, permasalahan dan pemecahan masalah Laporan pelaksanaan program kerja rintisan PBKL dan penyerapan dana block grant yang disusun sekolah Foto (jika tersedia),SPPD dan data pendukung lainnya yang diperlukan
Perangkat Perangkat supervisi dan evaluasirintisan PBKL di SMA terdiri dari: 1. Panduan Supervisi dan evaluasi PBKL (01-PBKL/SSN & PBKL-2008) 2. Laporan Hasil Supervisi dan evaluasi PBKL (02-PBKL-2008) 3. Instrumen supervisi dan evaluasi keterlaksanaan program PBKL (03-PBKL-2008) 4. Instrumen supervisi dan evaluasi profil rintisan PBKL (04-PBKL-2008) 5. Keberhasilan dan permasalahan pelaksanaan program rintisan PBKL (05-PBKL2008) 6. Keberhasilan dan permasalahan profil rintisan PBKL (06-PBKL-2008)
E.
Responden Responden supervisi dan evaluasi rintisan PBKL adalah sebagai berikut: 1.
Supervisi dan evaluasi pelaksanaan program rintisan PBKL Responden utama adalah Kepala Sekolah, Penanggung Jawab PBKL Sekolah dan Pelaksana program yang ditunjuk sekolah.
2.
Supervisi dan evaluasi profil rintisan PBKL No 1.
Komponen Standar isi dan standar kompetensi lulusan
Responden Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum Wakasek Kurikulum
2 .3. 3.1
Aspek Ketersediaan dokumen kurikulum Proses penyusunan dokumen KTSP Struktur dan muatan komponen KTSP Penyusunan/ pengembangan silabus Penyiapan perangkat pembelajaran Pelaksanaan proses pembelajaran Pengawasan proses pembelajaran Tenaga pendidik
3.2
Tenaga kependidikan
Ka. TU, tenaga kependidikan
1.1 1.2 1.3 1.4
2.
Standar proses
2.1 2.2
3.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
Wakasek Kurikulum, Guru Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum Ka. TU, Guru
6-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
No 4.
Komponen Standar sarana dan prasarana
4.1
Aspek Satuan pendidikan
Responden Ka. TU, Wakasek Sarana
4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11
Lahan Bangunan gedung Ruang kelas Ruang perpustakaan Laboratorium biologi Laboratorium fisika Laboratorium kimia Laboratorium komputer Laboratorium bahasa Ruang pimpinan
Ka. TU/Wakasek Ka. TU/Wakasek Ka. TU/Wakasek Ka. TU/Wakasek Ka. TU/Wakasek Ka. TU/Wakasek Ka. TU/Wakasek Ka. TU/Wakasek Ka. TU/Wakasek Ka. TU/Wakasek
4.12
Ruang guru
Ka. TU/Wakasek Sarana
4.13 4.14
Ruang tata usaha Tempat beribadah
Ka. TU/Wakasek Sarana Ka. TU/Wakasek Sarana
4.15
Ruang konseling
Ka. TU/Wakasek Sarana
4.16
Ruang UKS
Ka. TU/Wakasek Sarana
4.17
Ruang organisasi kesiswaan Jamban Gudang
Ka. TU/Wakasek Sarana
Ruang sirkulasi Ruang bermain/ berolahraga Perencanaan program Pelaksanaan pengembangan pedoman sekolah Pelaksanaan pengem bangan struktur organisasi sekolah Pelaksanaan kegiatan sekolah Pelaksanaan rencana kerja bidang kesiswaan Pelaksanaan rencana kerja kurikulum dan kegiatan pembelajaran
Ka. TU/Wakasek Sarana Ka. TU/Wakasek Sarana
4.18 4.19 4.20 4.21 5.
Standar pengelolaan
5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana
Ka. TU/Wakasek Sarana Ka. TU/Wakasek Sarana
Kasek/Ka. TU, Kasek, Wakasek, Penjab PBKL Kasek, Ka. TU, Guru Kasek, Wakasek, Penjab PBKL, Guru Waksek Kasek, Waksek Kurikulum, Guru
7-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
No
Komponen 5.7 5.8 5.9 5.10 5.11 5.12
6.
Standar pembiayaan
7.
Standar penilaian pendidikan
8.
Kesiapan sekolah dan dukungan eksternal
Aspek Pelaksanaan rencana kerja bidang pendidik dan tenaga kependidikan Pelaksanaan rencana kerja bidang sarana dan prasarana Pelaksanaan rencana kerja budaya dan lingkungan sekolah Pelaksanaan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah Pengawasan dan evaluasi
6.2
Sistem informasi manajemen Jenis dan Sumber pembiayaan Program pembiayaan
7.1
Perangkat penilaian
7.2
Pelaksanaan penilaian
7.3
Hasil penilaian
8.1
Kesiapan sekolah
8.2
Dukungan Eksternal
6.1
Responden Kasek, Ka. TU, Guru Wakasek Sarana, Ka. TU Kasek, Wakasek, Guru, Siswa Kasek, Wakasek Kasek, Waksek, Guru, Siswa Kasek, Penjab. SIM Kasek, Ka. TU, Wakasek Kasek, Ka TU, Wakasek Wakasek Kurikulum, Guru, Siswa Wakasek Kurikulum, Guru, Siswa Wakasek Kurikulum, Guru, Siswa Kasek, Wakasek, Guru, Staf TU, Siswa Kasek, Wakasek, Guru, Siswa
F. Strategi Pelaksanaan
1.
Temu awal Temu awal merupakan kegiatan pertemuan antara Petugas Supervisi dan evaluasidengan Kepala Sekolah, PJP PBKL dan staf yang ditunjuk untuk menjelaskan maksud, tujuan, jadwal, responden, dan substansi materi pelaksanaan supervisi dan evaluasi. Kegiatan temu awal diupayakan tidak menggunakan waktu terlalu lama (maksimum 1 jam).
2.
Pelaksanaan supervisi dan evaluasi
a.
Pembagian tugas Agar pelaksanaan supervisi dan evaluasi efektif dan efisien serta dapat menjaring informasi yang optimal dan akurat, maka perlu dilakukan pembagian tugas antar Petugas Supervisi. Pembagian tugas dilakukan berdasarkan data dan informasi yang akan dijaring sesuai dengan instrumen yang tersedia. Khusus untuk supervisi dan evaluasi keterlaksanaan program rintisan PBKL hendaknya dilakukan oleh Petugas dari Pusat, karena yang bersangkutan mengikuti proses penyusunan programnya.
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
8-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
b.
Pengumpulan data dan informasi Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui wawancara, studi dokumen dan studi lapangan dengan responden seperti pada butir E.1 dan E.2 di atas: Wawancara Wawancara merupakan kegiatan diskusi dan tanya jawab dengan responden berkaitan dengan materi supervisi dan evaluasi. Substansi wawancara mengacu pada instrumen.
Studi dokumentasi Studi dokumentasi merupakan pengecekan ketersediaan, kualitas dan kebenaran dokumen, naskah yang terkait dengan substansi supervisi.
Studi lapangan Studi lapangan merupakan pengamatan langsung ke obyek supervisi dan evaluasi seperti ruang kelas, laboratorium, aktivitas pembelajaran, dan lain-lain.
Secara teknis, kegiatan wawancara,studi dokumen dan studi lapangan dapat dilakukan secara terintegrasi sesuai dengan materi yang mengacu pada instrumen supervisi dan evaluasi.
c.
Pelayanan klinis Pelayanan klinis merupakan kegiatan pemberian pelayanan teknis dan manajerial yang diberikan oleh Petugas dengan Kepala Sekolah/Guru/Staf TU melalui kegiatan asistensi dan diskusi interaktif terkait dengan hasil supervisi. Pelaksanaan pelayanan klinis dilakukan terintegrasi dengan kegiatan pengumpulan data dan informasi (wawancara, studi dokumen dan studi lapangan). Kegiatan asistensi dan diskusi interaktif dapat dalam bentuk saran dan masukan, perbaikan ringan (jika petugas mampu), dan lain-lain. Substansi dan bentuk pelayanan klinis yang diberikan petugas supervisi dan evaluasi dikemas dalam format pelayanan klinis (05-PBKL2008).
d.
Temu akhir Temu akhir dilaksanakan setelah dipastikan kegiatan pengumpulan data dan informasi dan pelayanan klinis telah selesai dilaksanakan. Temu akhir dilakukan bersama Kepala sekolah dan staf yang ditunjuk untuk membahas hasil umum supervisi. Petugas menyampaikan hasil supervisi dan evaluasi sesuai dengan kondisi yang ada. Dalam hal terjadi perbedaan persepsi antara petugas dan pihak sekolah maka disarankan untuk dilakukan peninjauan kembali secara bersama-sama. Petugas menyerahkan copy hasil supervisi dan evaluasi kepada Kepala Sekolah berupa: Instrumen supervisi dan evaluasi keterlaksanaan program PBKL Instrumen supervisi dan evaluasi profil rintisan PBKL Keberhasilan, permasalahan dan pemecahan masalah
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
9-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
G. Jadwal dan Alur Kegiatan TOT Petugas Daerah dan Sekolah
Temu Awal
Menjelaskan maksud, tujuan, substansi dan jadwal Mendiskusikan responden dan menyerahkan kuesioner untuk responden Mengkoordinasikan keg. TOT Petugas
Temu Akhir Menyampaikan butir-butir hasil supervisi Meminta tanggapan dan persetujuan pihak sekolah terhadap butir-butir tersebut
Pengumpulan Data dan Informasi
Dilakukan setelah temu awal Maksimal waktu 1 jam
Wawancara, studi dokumen dan studi lapangan
Menjelaskan secara garis besar tentang pembagian tugas, substansi Supervisi dan evaluasi
Mengacu pada perangkat supervisi dan evaluasi 03 dan 04-PBKL-2008 Sekaligus pelayanan klinis
Perumusan Butir-butir Hasil Supervisi
Pengisian Instrumen
Instrumen 03- PBKL-2008 Instrumen 04- PBKL-2008 Mengacu pada rumusan keberhasilan dan permasalahan
Merumuskan keberhasil an, permasalahan mengacu pada hasil supervisi dan evaluasi (05 dan 06- PBKL-2008
Menyerahkan copy hasil supervisi dan evaluasi
Bagan 1. Jadwal dan alur kegiatan supervisi dan evaluasi rintisan PBKL H.
Pelaporan Laporan pelaksanaan supervisi dan evaluasi rintisan PBKL mengacu pada perangkat 02PBKL-2008. Laporan disusun oleh petugas Pusat setelah kembali menjalankan tugas supervisi. Laporan diserahkan ke Dit. Pembinaan SMA Jakarta selambat-lambatnya 1 minggu (7 hari) setelah pelaksanaan tugas. Laporan diserahkan dalam bentuk hard copy dan soft copy/CD beserta berkas-berkas lainnya. Ketepatan waktu penyerahan laporan dan kelengkapan berkas laporan hasil supervisi dan evaluasi merupakan salah satu penilaian kinerja Petugas.
I.
Pembiayaan Pembiayaan petugas supervisi dan evaluasi dibebankan kepada Dit. Pembinaan SMA tahun anggaran 2008 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
10-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
Lampiran 1. Daftar nama lokasi supervisi dan evaluasirintisan PBKL DAFTAR NAMA LOKASI SUPERVISI DAN EVALUASIRINTISAN PBKL TAHUN ANGGARAN 2008 NO
NAMA SEKOLAH
KABUPATEN/ KOTA
100 01.DKI Jakarta (5)
KETERANGAN NAMA KEPALA SEKOLAH
NEG
SWAS
90
74
26
4
4
1
1
SMAN 94 Jakarta
Jakarta Barat
Drs. HM. Yatim Hamid
1
2
SMAN 69 Jakarta
Kep. Seribu
Drs. Edeng Kusnaidi
1
3
SMAN 4 Jakarta
Jakarta Pusat
Drs. H. Sumardio, MM
1
4
SMAN 38 Jakarta
Jakarta Selatan
Drs. H. Arphan Lubis
1
Jakarta Barat
Drs.Menason Setiawan, M.Pd
5 SMAS Methodis Jakarta 02. Jawa Barat (6) 6
SMAN 1 Sukawening
7
4
1 5
Drs. Sofyan Hidayat, M.Pd
1
SMAN 1 Pameungpeuk
Kab. Garut Kab. Garut
Drs. Nandang Rahmat
1
8
SMAN 2 Cianjur
Kab. Cianjur
Drs. H. Aan Suwandi
1
9
SMAN 1 Sukaraja SMAS Plus Al-Bayan Sukabumi
Kab. Sukabumi
Dra. Hj. Nurhidayatin, M.Pd
1
Kab. Sukabumi
Drs. Heriyanto
SMAN 1 Pabedilan
Kab. Cirebon
Drs. Hartono, MM
10 11
03. Banten (6) 4 SMAN 1 Cilegon
Kota Cilegon
Drs. H. Sarjo Suryaraharja
13
SMAS Pembangunan Jaya
Kab. Tangerang
Drs. Tonazaro Gea, M.Pd
14
Kab. Pandeglang
Drs. H. Supriadi, M.Pd
15
SMAN 2 Pandeglang SMAS Unggul Setia Bhakti Tangerang
Kota Tangerang
Drs. Gargius Kelang
16
SMAN 1 Sepatan
Kab. Tangerang
Dra. Hj. Ara Juhara
Kab. Tangerang
Drs. Tadjudin
17 SMAS Muh. 25 Pamulang 04. Jawa Tengah (6)
1 1 3
12
6
1
3
1 1 1 1 1 1 4
2
18
SMAN 1 Banyudono
Kab. Boyolali
Sumadi, S.Pd
1
19
SMAN 1 Polanharjo
Kab. Klaten
Drs. Haryono
1
20
SMAN 1 Purwodadi
Kab. Grobogan
Drs. Margono, MM
1
21
SMAS Maarif Karangmoncol
Kab. Purbalingga
Drs. Edi Sinarno
1
22
SMAS PGRI Blora
Kab. Blora
Drs. Budi Raharjo
1
23
SMAN 1 Pekalongan
Kota Pekalongan
Drs. R. Budiyanto Widodo
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
1
11-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
NO
NAMA SEKOLAH
KABUPATEN/ KOTA
100
KETERANGAN NAMA KEPALA SEKOLAH
NEG
SWAS
90
74
26
4
1
3
05. D.I. Yogyakarta (4) 24
SMAS Muhammadiyah Pakem
Kab. Sleman
Dra. Siwi Indarwati
1
25
SMAS Gotong Royong Semin
Kab. Gng.Kidul
RT. Suhartono, S.Pd.I
1
26
SMAN 1 Temon
Kab. Kln Progo
Dra. Ngatini
Kota Yogya
Eni Triastuti, S.Pd
SMA Muh. 6 Yogyakarta 27 06. Jawa Timur (9)
9
1 1 3
6
28
SMAN 11 Surabaya
Kota Surabaya
Drs. H. Domari Sholich, MM
29
SMAS Wahid Hasyim 2 Taman
Kab. Sidoarjo
Dra. Hj. Nurdjannah
1
30
SMAS Al-Falah Silo
Suyitno, S.Ag
1
31
SMAN 4 Probolinggo
Kab. Jember Kt. Probolinggo
32
SMAS Nurul Jadid Probolinggo
33 34 35
SMAN 1 Ngadirojo SMAS Muhammadyah 6 Paciran SMAS Muhammadyah 2 Palang
SMAS Arisalaah Kediri 36 07. Nanggroe Aceh Darussalam (2) 37
SMAN Peukan Bada
38 SMAN 3 Banda Aceh 08. Sumatera Utara (2) 39
SMAS Al-Azhar Medan
40 SMAN 1 Sei Suka 09. Sumatera Barat (6)
Kb. Probolinggo
Drs. H. Abdullah, M.Pd
1
1
H. Syamsul Ma'arif, S.Pd.I
1
Kab. Pacitan
Siswadi, S.Pd. M.Pd
Kab. Lamongan
Dra. Hj. Munazati
1
Hamim Thohari, S.Pd
1
M. Nur Anas H.S,Ag, M.Pd
1
Kab. Tuban Kab. Kediri 2
1
2
Kab. Aceh Besar
Dra. Delia Rawanita
1
Kota Banda Aceh
Drs. Lukman
1
2
1
Kota Medan
Drs. Sariman Alfaruq
Kab. Asahan
Drs. Yahya Shamadi
5
1 1 6
41
SMAN 5 Padang
Kota Padang
Drs. Nukman
1
42
SMAN 2 Bukittinggi
Kota Bukittinggi
Drs. H. Muslim, MM
1
43
SMAN 1 Lembang Jaya SMAN 11 Padang
Kab. Solok Kota Padang
Anwardin. S.Pd
1
Dra. Maizurni
1
SMAN 4 Pariaman
Kota Pariaman
Dra. Hj. Andrisyahnur
1
Drs. Syafruddin
1
44 45
SMAN 3 Payakumbuh 46 10. Riau (2) 47
SMAN 1 Pekanbaru
48 SMAN 1 Pangkalan Kerinci 11. Jambi (2)
Kt. Payakumbuh
1
2
2
Kota Pekan Baru
Drs. Khaidir, M.Pd
1
Kab. Palalawan
Drs. Darisman, M.Pd
1
2
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
2
12-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
NO
49
NAMA SEKOLAH
KABUPATEN/ KOTA
100
90
SMAN 9 Jambi
50 SMAN 3 Sungai Penuh 12. Bengkulu (2) 51
SMAN 6 Bengkulu
52 SMAN 1 Sukaraja 13. Sumatera Selatan (2) 53
SMAN 1 Betung
54 SMAS Methodis 1 Palembang 14. Bangka Belitung (2) 55
SMAN 2 Pangkalpinang
56 SMAN 1 Kelapa 15. Lampung (4)
KETERANGAN NAMA KEPALA SEKOLAH
NEG
SWAS
74
26
Kota Jambi
Drs. Hamidi Sabri
1
Kab. Kerinci
Drs. Harpendi
1
2
2
Kota Bengkulu
H. Dani Hamdani, M.Pd
1
Kab. Seluma
Dra. H. Nurhidayatien,M.Pd
1
2 Kab.Musi Banyuasin
1 HM. Harun Samsudin, S.Pd
Kota Palembang
Drs. O.Silaban, MM
2
1
1 1 2
Kt.Pangkalpinang
Dra. Hartini
1
Kab. Bangka Brt
Usman, S.Pd
1
3
2
2
57
SMAN 3 Metro
Kota Metro
Drs. Deni Ahwandi
1
58
SMAN 3 Pringsewu
Kab. Tanggamus
Drs. Johar Arifin
1
59
SMAS Muh. 2 Kedaton
Kt. Bdr Lampung
Drs. Abadi, M.Pd
1
Kab. Tenggamus
Drs. Maladi
1
60 SMAS PGRI 1 Talang Padang 16. Kalimantan Barat (3) 61
SMAN 1 Selakau
2 Kab. Sambas
62
SMAS Mujahiddin Pontianak
Kota Pontianak
SMAS Gembala Baik 63 Pontianak 17. Kalimantan Tengah (2) SMAN 1 Kota Besi 64 SMAN 1 Pahandut 65 18. Kalimantan Selatan (2) 66
Kota Pontianak 2 Kb.Kotawaringin Tmr Kt. Palangkaraya
1 Drs. Dajiwi
1
H. Marzuki H. Akmad, BA
1
Marsedes Rincelina, S.Pd
1 2
Hamdi, S.Pd Dra. Rosmari Jawon
2
1 1 2
SMAN 2 Banjarmasin
Kt. Banjarmasin
Drs. H. Setiadi Rizal
1
67 SMAN 2 Banjar Baru 19. Kalimantan Timur (2)
Kota Banjarbaru
Drs. H. Khairil Anwar
1
68
SMAN 2 Samarinda
69 SMAN 1 Sangatta 20. Sulawesi Utara (3) 70
SMAN 1 Tahuna
2
2
Kota Samarinda
Drs. H. Suhardiman GS, MM
1
Kab. Kutai Timur
Idham Cholid, M.Pd
1
3 Kab. Sangihe
2
3 Drs. Albert Kasilinsina
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
1
13-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
NO
71
NAMA SEKOLAH
KABUPATEN/ KOTA
100
90
SMAN 1 Manado
72 SMAN 3 Bitung 21. Gorontalo (2) 73 74
SMAN 1 Batudaa Pantai SMAN 1 Tapa
22. Sulawesi Tengah (2)
KETERANGAN NAMA KEPALA SEKOLAH
NEG
SWAS
74
26
Kota Manado
Dra. Marlyn J. Taroreh
1
Kota Bitung
Drs. J.R. Tumiwa
1
2 Kab. Gorontalo Kab. Bone Bolango
2 Nawir K. Puyo, S.Pd, M.Pd
1
Resi Mile, S.Pd, M.Pd
1
2
2
75
SMAN 1 Banawa
Kab. Donggala
Drs. Abrar
1
76
SMAN 1 Pagimana
Kab. Banggai
Drs. Patras Andaria,M.pd
1
23. Sulawesi Tenggara (2) 77
SMAN 5 Kendari
78 SMAN 1 Unaaha 24. Sulawesi Selatan (3)
2
2
Kota Kendari
Drs. H. Muh. Ali, M.Si
1
Kab. Kendari
Drs. Ahmad
1
2
2
79
SMAN 1 Galesong Utara
Kab. Takalar
Drs. H. Syahharudin, M.Pd
1
80
SMAN 1 Labakang
Kab. Pangkep
Drs. H.M. Idris
1
SMAS MKGR Palopo
Kota Palopo
Drs. Badu Abinudin
81 25. Maluku (2) 82
SMAN 10 Ambon
83
SMAN 1 Sila Leihitu
26. Maluku Utara (3)
2 Kota Ambon Kab. Maluku Tengah
1 2
Drs. S. Hetharion
1
Drs. Rahman
1
3
3
84
SMAN 1 Mangoli Barat
Kab. Kep. Sula
La Ode Kaslan, S.Pd
1
85
SMAN 1 Soasio
Kota Tidore Kep. Kab.Halmahera Utr
Hafni Abdul Karim
1
Drs. Benhard Sanggel
1
86 SMAN 1 Tobelo 27. Bali (2) 87
SMAS PGRI 2 Denpasar SMAS Budi Utama, Krobokan 88 Badung 28. NTB (2) 89
SMAN 2 Aikmel
SMAN 1 Empang 90 29. NTT (2) 91
SMAN 1 Kupang Barat
1
2
2
Kota Denpasar
Drs. Ida Bagus Made Wara
1
Kab. Badung
I Gede Mahardika
1
2 Kab. Lombok Tmr
2 Drs. Budi Mulyana
1
Sumbawa
Drs. Abubakar
1
1 Kab. Kupang
1 Drs. Imanuel M.E. Buan
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
1
1
14-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
NO
NAMA SEKOLAH
KABUPATEN/ KOTA
100
90
92 SMAS Advent Nusra 30. PAPUA (2)
Kab. Kupang
KETERANGAN NAMA KEPALA SEKOLAH
NEG
SWAS
74
26
Dirk Benyamin Emor, S.Pd
2
1 2
93
SMAN 2 Jayapura
Kota Jayapura
Adrianus Durhaman, S.Pd
1
94
SMAN 1 Wamena
Kab. Jaya Wijaya
Drs. Bonefasius Huby
1
31. RIAU KEPULAUAN (2) 2 95
SMAN 1 Senayang
SMAN 2 Tanjung Pinang 96 32. IRIAN JAYA BARAT (2) 97
SMAN 1 Manokwari
SMAN 3 Sorong 98 33. SULAWESI BARAT (2) 99
SMAN 1 Pasang Kayu
100
SMAN 1 Polewali
Kab. Lingga Kota Tanjung Pinang
2 Hazirun, S.Pd
1
Drs. Ahadi
1
2
2
Kab. Manokwari
Drs. L. Wenno
1
Kota Sorong
Drs. L. Aritonang
1
2
2
Kab. Mamuju Utara
Abidin, S.Pd
1
Kab. Polewali Mandar
Drs. Azis, M.Pd
1
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
15-16
Panduan Supervisi dan evaluasiRintisan PBKL Di SMA
Lampiran 2. Contoh format jadwal kegiatan supervisi dan evaluasirintisan PBKL
JADWAL SUPERVISI DAN EVALUASIRINTISAN PBKL DI SMA SMA ....................................... TAHUN 2008 No. 1.
Kegiatan TOT Petugas Daerah
3.
Pengumpulan data dan informasi, dan pelayanan klinis a. Instrumen pelaksanaan program rintisan PBKL (03-PBKL-2008) b. Instrumen profil rintisan PBKL (04- PBKL-2008) Penyusunan butir-butir hasil supervisi
5.
6.
Jam
Temu awal
2.
4.
Hari, Tanggal
Pengisian instrumen a. Instrumen pelaksanaan program rintisan PBKL (03-PBKL-2008) b. Instrumen profil rintisan PBKL (04- PBKL-2008) Temu akhir
Catatan: Kegiatan dapat dikembangkan lebih lanjut oleh petugas
2008-Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, Depdiknas
16-16