KATA PENGANTAR Berbagai upaya telah dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di SMA. Berkaitan dengan upaya dimaksud, salah satu program Direktorat Pembinaan SMA pada tahun 2007 adalah melaksanakan program Rintisan Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN) dan Rintisan Program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di sejumlah SMA, dan pada tahun 2008 program dimaksud akan terus dilanjutkan. Selain itu pada tahun 2008 juga akan dilakukan Bimbingan Teknis (Bintek) pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota s.d tingkat sekolah. Untuk memudahkan bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan program-program tersebut, Direktorat Pembinaan SMA mempersiapkan bahan pendukung yang diperlukan untuk mendukung kelancaran program ini. Namun demikian naskah yang telah disiapkan ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam keseluruhan proses penyiapan perangkat/bahan pendukung dimaksud, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan seluruh dokumen yang telah kami persiapkan ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Jakarta, 29 Pebruari 2008 Direktur Pembinaan SMA,
Dr. Sungkowo M. NIP. 130784257
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I
BAB II
Halaman i ii
PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Sasaran D. Hasil yang Diharapkan
1 2 2 2
PELAKSANAAN A. Pengorganisasian B. Waktu dan Tempat C. Petugas D. Perangkat E. Responden F. Strategi Pelaksanaan G. Alur dan Jadwal Kegiatan H. Pelaporan I. Pembiayaan
3 3 3 4 4 6 8 8 8
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Contoh format jadwal kegiatan supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN
9
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan kebijakan tentang pengkategorian sekolah berdasarkan tingkat keterlaksanaan standar nasional pendidikan ke dalam kategori standar, mandiri dan bertaraf internasional. Penjelasan Pasal 11, Ayat 2 dan Ayat 3 Peraturan Pemerintah tersebut menyebutkan bahwa dengan diberlakukannya Standar Nasional Pendidikan, maka Pemerintah memiliki kepentingan untuk memetakan sekolah/madrasah menjadi sekolah/madrasah yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan sekolah/madrasah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah mengkategorikan sekolah/madrasah yang telah memenuhi atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori mandiri, dan sekolah/ madrasah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori standar. Penjelasan tersebut memberikan gambaran bahwa kategori sekolah standard dan mandiri didasarkan pada terpenuhinya delapan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan). Pemerintah telah menetapkan bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan tersebut paling lambat 7 (tujuh) tahun sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah tersebut. Hal tersebut berarti bahwa paling lambat pada tahun 2013 semua sekolah jalur pendidikan formal khususnya di SMA/MA sudah/hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan yang berarti berada pada kategori sekolah mandiri. Menindaklanjuti kebijakan tersebut, Dit. Pembinaan SMA pada tahun 2007 telah melaksanakan rintisan Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN) di 441 SMA yang tersebar di 32 Provinsi dan 286 Kabupaten/Kota. Selanjutnya pada tahun 2008 rintisan SKM/SSN diperluas menjadi 2.465 SMA di 33 Provinsi dan 465 Kabupaten/ Kota. Rintisan SKM/SSN tersebut dilaksanakan bersama antara Dit. Pembinaan SMA dan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota mulai dari pengembangan perangkat, strategi, sumberdaya manusia dan penyaluran dana. Secara umum tujuan dari program rintisan SKM/SSN adalah: 1) mendorong sekolah untuk dapat menyelenggarakan pendidikan agar mencapai kondisi memenuhi/hampir memenuhi standar nasional pendidikan, 2) memberikan arahan upaya-upaya yang harus dilakukan sekolah untuk dapat memenuhi/hampir memenuhi standar nasional pendidikan, 3) memberikan pendampingan kepada sekolah untuk mewujudkan SKM/SSN dalam kurun waktu tertentu, 4) menjalin kerjasama dan meningkatkan peran serta stakeholder pendidikan di SMA baik ditingkat pusat dan daerah dalam mengembangkan SKM/SSN, dan 5) mendapatkan model/rujukan SKM/SSN. Program rintisan SKM/SSN terdiri dari beberapa kegiatan yaitu identifikasi profil sekolah berdasarkan data yang dijaring melalui inventarisasi kondisi sekolah; penyusunan program kerja rintisan SKM/SSN oleh sekolah; penilaian, penyempurnaan dan penyepakatan program kerja melalui asistensi dan sinkronisasi program; dan supervisi dan evaluasi hasil pelaksanan program rintisan SKM/SSN. Mendukung pelaksanaan rintisan SKM/SSN tersebut, Dit. Pembinaan SMA pada tahun 2008 menyalurkan dana bantuan bagi 2.465 SMA dalam bentuk block grant melalui dana dekonsentrasi di masing-masing provinsi. Bantuan dana block grant program rintisan SKM/SSN merupakan dana rangsangan yang pemanfaatannya dikelola oleh sekolah penerima bantuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengacu pada program kerja yang telah disepakati antara pihak sekolah, Dit. Pembinaan SMA dan Dinas
Pendidikan Provinsi. Dana bantuan/block grant tersebut tidak diarahkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan sekolah terkait dengan program rintisan SKM/SSN sehingga kekurangannya dipenuhi secara mandiri oleh sekolah dan Dinas Pendidikan setempat. Berkaitan dengan program rintisan SKM/SSN tersebut di atas, tindak lanjut pembinaan yang dilakukan oleh Dit. Pembinaan SMA dan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/kota adalah melakukan supervisi dan evaluasi keterlaksanaan program rintisan SKM/SSN yang telah disusun oleh pihak sekolah dan pencapaian profil rintisan SKM/SSN. Kegiatan supervisi dan evaluasi dilakukan sebagai upaya pembinaan untuk memantau keterlaksanaan program kerja dan pencapaian profil rintisan SKM/SSN. Tujuan Supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN di SMA dilaksanakan dengan tujuan: Menginventarisasi keterlaksanaan program SKM/SSN di SMA, yang mencakup: a. Pemenuhan standar isi dan SKL b. Pemenuhan standar proses c. Pemenuhan standar pendidik dan tenaga kependidikan d. Pemenuhan standar sarana dan prasarana e. Pemenuhan standar pengelolaan f. Pemenuhan standar pembiayaan g. Pemenuhan standar penilaian h. Dukungan internal dan eksternal Mengidentifikasi ketercapaian program dan profil rintisan SKM/SSN Mengidentifikasi hambatan, kelemahan dan keberhasilan keterlaksanaan program SKM/SSN Menyusun tindak lanjut hasil supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN per sekolah Sasaran Sasaran supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN di SMA adalah 2.465 SMA dimana Dit. Pembinaan SMA melaksanakan di 100 SMA dan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota melaksanakan di 2.365 SMA. Sasaran supervisi dan evaluasi yang akan dilakukan Dit. Pembinaan adalah 100 SMA dari 441 SMA yang telah melaksanakan rintisan SKM/SSN sejak tahun 2007. Pembagian lokasi supervisi dan evaluasi antara Dit. Pembinaan SMA dan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota akan ditetapkan kemudian berdasarkan kesepakatan bersama. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN di SMA adalah: Adanya informasi yang obyektif, akurat, dan valid mengenai keterlaksanaan program SKM/SSN, yang mencakup: a. Pemenuhan standar isi dan SKL b. Pemenuhan standar proses c. Pemenuhan standar pendidik dan tenaga kependidikan d. Pemenuhan standar sarana dan prasarana e. Pemenuhan standar pengelolaan f. Pemenuhan standar pembiayaan g. Pemenuhan standar penilaian h. Dukungan internal dan eksternal Teridentifikasinya tingkat ketercapaian program dan profil rintisan SKM/SSN
Teridentifikasinya hambatan, kelemahan dan keberhasilan keterlaksanaan program SKM/SSN Tersusunnya tindak lanjut hasil supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN per sekolah
BAB II PELAKSANAAN A.
Pengorganisasian Kegiatan supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN di SMA pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
B.
Waktu dan Tempat Supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN di SMA dilaksanakan selama 2 s.d 4 hari per sekolah di 2.465 SMA dengan jadwal sebagai berikut : 1. Dit. Pembinaan SMA (100 SMA dari 441 SMA pelaksana rintisan SKM/SSN tahun 2007): a. Maret/April 2008 : 50 SMA b. Oktober/November 2008 : 50 SMA 2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota (2.365 SMA) : Dilaksanakan dengan jadwal per sekolah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota setempat. Daftar nama SMA lokasi supervisi dan evaluasi terlampir.
C.
Petugas 1.
Jumlah dan unsur Jumlah petugas supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN yang dilakukan oleh Dit. Pembinaan SMA sebanyak 2 orang dengan perincian sebagai berikut: a. Petugas Pusat sebanyak 1 (satu) orang yang berasal dari unsur: Dit. Pembinaan SMA/Dinas Pendidikan Provinsi/Widyaiswara P4TK/Pengawas SMA/ Kepala SMA/Guru SMA, yang telah mendapatkan pembekalan melalui supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN oleh Dit. Pembinaan SMA b. Petugas Daerah sebanyak 1 (satu) orang yang pernah mengikuti TOT Penanggung Jawab dan Fasilitator SKM/SSN, PBKL, KTSP Tingkat Pusat dan Provinsi (kelompok SKM/SSN); atau pembekalan petugas supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota setempat. Sedangkan supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota jumlah dan unsurnya ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi/kabupaten/Kota setempat. Petugas tersebut telah mendapatkan pembekalan baik yang diselenggarakan oleh Dit. Pembinaan SMA maupun Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota setempat.
2.
Tugas dan tanggungjawab a. Melakukan temu awal dengan Kepala Sekolah dan staf yang ditunjuk sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam surat tugas untuk menjelaskan maksud, tujuan, kegiatan, dan jadwal pelaksanaan supervisi b. Menunjukkan surat tugas c. Mengumpulkan data dan informasi melalui wawancara, studi dokumen dan studi lapangan yang berkaitan dengan: Keterlaksanaan program rintisan SKM/SSN Permasalahan dan pemecahan masalah Identifikasi profil rintisan SKM/SSN
e. f. g. h. i.
D.
Mengolah data dan informasi dalam instrumen supervisi dan format keberhasilan dan permasalahan pelaksanaan program Bersama-sama dengan Sekolah (Kasek/staf yang ditunjuk) menyusun tindak lanjut hasil supervisi pada format keberhasilan dan permasalahan pelaksanaan program Pada hari terakhir melakukan pertemuan dengan Kepala Sekolah dan staf yang ditunjuk untuk menjelaskan hasil pelaksanaan supervisi guna mencapai kesepakatan dan kesepahaman Menyusun laporan hasil supervisi Menyerahkan laporan hasil supervisi dan evaluasi paling lambat satu minggu (7 hari) setelah kegiatan selesai: Supervisi dan evaluasi oleh Dit Pembinaan SMA diserahkan kepada Subdit Pembelajaran, Dit. Pembinaan SMA Supervisi dan evaluasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi diserahkan kepada unit kerja yang menugaskan.
Perangkat Perangkat supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN di SMA terdiri dari: 1. Panduan Supervisi SKM/SSN (01-SKM/SSN-2008) 2. Instrumen supervisi keterlaksanaan program SKM/SSN (02-SKM/SSN-2008) 3. Instrumen supervisi profil rintisan SKM/SSN (03-SKM/SSN-2008) 4. Keberhasilan dan permasalahan pelaksanaan program rintisan SKM/SSN (04SKM/SSN-2008) 5. Keberhasilan dan permasalahan profil rintisan SKM/SSN (05-SKM/SSN-2007) 6. Laporan Hasil Supervisi SKM/SSN (06-SKM/SSN-2008)
E.
Responden Responden supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN adalah sebagai berikut: 1.
Supervisi dan evaluasi pelaksanaan program rintisan SKM/SSN Responden adalah Kepala Sekolah, Penanggung Jawab Program, Tim Pelaksana program, Guru, Tata Usaha, Siswa dan Komite Sekolah/Yayasan.
2.
Supervisi dan evaluasi profil rintisan SKM/SSN No 1.
2.
Komponen Standar isi dan standar 1.1 kompetensi lulusan
Standar proses
Aspek Ketersediaan dokumen kurikulum
1.2
Proses penyusunan dokumen KTSP
1.3
Struktur dan muatan komponen KTSP
1.4
Penyusunan/ pengembangan silabus Penyiapan perangkat pembelajaran Pelaksanaan proses pembelajaran
2.1 2.2
Responden Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum Wakasek Kurikulum Wakasek Kurikulum,
2.3.
No 3.
4.
Komponen Standar pendidik dan tenaga kependidikan Standar sarana dan prasarana
Pengawasan proses pembelajaran
3.1
Aspek Tenaga pendidik
3.2
Tenaga kependidikan
4.1
Satuan pendidikan
4.2
Lahan
4.3
Bangunan gedung
4.4
Ruang kelas
4.5
Ruang perpustakaan
4.6
Laboratorium biologi
4.7
Laboratorium fisika
4.8
Laboratorium kimia
4.9 4.10
Laboratorium komputer Laboratorium bahasa
4.11
Laboratorium IPS
4.12
Ruang pimpinan
4.13
Ruang guru
4.14
Ruang tata usaha
4.15
Tempat beribadah
4.16
Ruang konseling
4.17
Ruang UKS
4.18 4.19
Ruang organisasi kesiswaan Jamban
4.20
Gudang
4.21
Ruang sirkulasi
4.22
Ruang bermain/ berolahraga Ruang multimedia
4.23
Guru, Siswa Kepala Sekolah/ Wakasek Kurikulum/ Guru
Responden Kasek, Ka. TU, Guru Ka. TU, tenaga kependidikan Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek Sarana Ka. TU, Wakasek
Sarana 5.
Standar pengelolaan
5.1 5.2 5.3 5.4
No
Komponen 5.5 5.6
5.7
5.8 5.9 5.10
5.11 5.12 6.
7.
8.
Standar pembiayaan
Standar penilaian pendidikan
Dukungan internal dan eksternal
6.1
Perencanaan program Pelaksanaan pengemb. pedoman sekolah Pelaksanaan pengemb. n struktur organisasi sek. Pelaksanaan kegiatan sekolah Aspek Pelaksanaan rencana kerja bidang kesiswaan Pelaksanaan rencana kerja kurikulum dan kegiatan pembelajaran Pelaksanaan rencana kerja bidang pendidik dan tenaga kependidikan Pelaksanaan rencana kerja bidang sarana dan prasarana Pelaksanaan rencana kerja budaya dan lingkungan sekolah Pelaksanaan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah Pengawasan dan evaluasi Sistem informasi manajemen Jenis dan Sumber pembiayaan
6.2
Program pembiayaan
7.1
Perangkat penilaian
7.2
Pelaksanaan penilaian
7.3
Hasil penilaian
8.1
Dukungan Internal
8.2
Dukungan Eksternal
Kasek/PJP/Tim Kasek, Wakasek, PJP Kasek, Ka. TU, Guru Kasek, Wakasek, PJP, Guru Responden Wakasek Kesiswaan Kasek, Wakasek Kurikulum, Guru Kasek, Wakasek, Ka. TU, Guru Wakasek Sarana, Ka. TU Kasek, Wakasek, Guru, Siswa Kasek, Wakasek
Kasek, Wakasek, Guru, Siswa Kasek, Pengelola SIM Kasek, Wakasek, Ka TU, Komite Sekolah Kasek, Wakasek, Ka TU, Komite Sekolah Wakasek Kurikulum, Guru Wakasek Kurikulum, Guru, Siswa Wakasek Kurikulum, Guru, Siswa Kasek, Wakasek, Guru, Staf TU, Siswa, Kasek, PJP dan
Komite Sekolah F. Strategi Pelaksanaan 1.
Temu awal Temu awal merupakan kegiatan pertemuan antara Petugas Supervisi dengan Kepala Sekolah, PJP SKM/SSN dan staf yang ditunjuk untuk menjelaskan maksud, tujuan, jadwal, responden, dan substansi materi pelaksanaan supervisi. Kegiatan temu awal diupayakan tidak menggunakan waktu terlalu lama.
2.
Pelaksanaan supervisi dan evaluasi a.
Pembagian tugas
b.
Agar pelaksanaan supervisi dan evaluasi terlaksana efektif dan efisien serta dapat menjaring informasi yang optimal dan akurat, maka perlu dilakukan pembagian tugas antar Petugas Supervisi. Pembagian tugas dilakukan berdasarkan data dan informasi yang akan dijaring sesuai dengan instrumen yang tersedia. Khusus untuk supervisi keterlaksanaan program rintisan SKM/SSN sebaiknya dilakukan oleh Petugas yang mengikuti proses penilaian program kerja rintisan SKM/SSN sekolah. Jika hal tersebut tidak memungkinkan maka petugas diwajibkan mempelajari terlebih dahulu substansi program kerja rintisan SKM/SSN sekolah sebelum melaksanakan tugas. Pengumpulan data dan informasi Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui wawancara, studi dokumen dan studi lapangan dengan responden seperti pada butir E.1 dan E.2 di atas:
Wawancara Wawancara merupakan kegiatan diskusi dan tanya jawab dengan responden berkaitan dengan materi supervisi dan evaluasi. Substansi wawancara mengacu pada instrumen supervisi dan evaluasi.
Studi dokumen Studi dokumen merupakan pengecekan ketersediaan, kualitas dan kebenaran dokumen, naskah yang terkait dengan substansi supervisi dan evaluasi.
Studi lapangan Studi lapangan merupakan pengamatan langsung ke obyek supervisi da evaluasi seperti ruang kelas, laboratorium, aktivitas pembelajaran, dan lain-lain.
Secara teknis, kegiatan wawancara, studi dokumen dan studi lapangan dapat dilakukan secara terintegrasi sesuai dengan materi yang mengacu pada instrumen supervisi dan evaluasi. c.
Layanan asistensi Layanan asistensi merupakan kegiatan pemberian pelayanan teknis dan manajerial yang diberikan oleh Petugas kepada Kepala Sekolah/Guru/Staf TU melalui diskusi interaktif terkait dengan hasil supervisi dan evaluasi. Layanan asistensi dilakukan terintegrasi dengan kegiatan pengumpulan data dan informasi (wawancara, studi dokumen dan studi lapangan). Layanan asistensi
dapat diberikan dalam bentuk saran dan masukan, dan perbaikan ringan sepanjang petugas mampu melaksanakannya. Substansi layanan asistensi dikemas dalam format layanan asistensi (05-SKM/SSN-2008). d.
Temu akhir Temu akhir dilaksanakan setelah kegiatan pengumpulan data, informasi dan layanan asistensi selesai dilaksanakan. Petugas menyampaikan hasil supervisi dan evaluasi sesuai dengan kondisi yang ada. Jika terjadi perbedaan persepsi antara petugas dan pihak sekolah maka disarankan untuk dilakukan pengkajian kembali. Petugas menyerahkan copy hasil supervisi yang sudah disepakati kepada Kepala Sekolah berupa: Hasil supervisi dan evaluasi keterlaksanaan program SKM/SSN (02SKM/SSN-2008) Hasil supervisi profil rintisan SKM/SSN (03-SKM/SSN-2008) Keberhasilan dan permasalahan pelaksanaan program rintisan SKM/SSN (04-SKM/SSN-2008) Keberhasilan dan permasalahan profil rintisan SKM/SSN (05-SKM/SSN2007)
G. Alur Kegiatan Alur supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN sebagai berikut :
Menjelaskan maksud, tujuan, substansi dan jadwal
Wawancara, studi dokumen dan studi lapangan
Mengacu pada perangkat supervisi 02 dan 03-SKM/ SSN-2008 Sekaligus pelayanan asistensi
Disusun petugas di tempat tugas masing-masing Diserahkan paling lambat 7 hari setelah pelaksanaan tugas kepada unit kerja yang menugaskan
Temu Akhir
Pelaporan
Perumusan Butir-butir Hasil Supervisi
Pengumpulan Data dan Informasi
Temu Awal
Menyampaikan butir-butir hasil supervisi Meminta tanggapan dan persetujuan pihak sekolah terhadap butir-butir tersebut Menyerahkan copy hasil supervisi
Merumuskan keberhasil an, permasalahan mengacu pada hasil supervisi (04 dan 05SKM/SSN-2008)
Pengisian Instrumen
Instrumen 02-SKM/SSN2008 Instrumen 03-SKM/SSN2008 Mengacu pada rumusan keberhasilan dan permasalahan
Bagan 1. Jadwal dan alur kegiatan supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN H.
Pelaporan 1. Laporan pelaksanaan supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN mengacu pada perangkat 06-SKM/SSN-2008. 2. Penyerahan berkas hasil supervisi dan evaluasi paling lambat satu minggu (7 hari) setelah selesainya pelaksanaan kegiatan bagi:
a. Petugas Pusat kepada Dit. Pembinaan SMA b. Petugas Daerah kepada Dinas Pendidikan Provinsi 3. Dinas Pendidikan Provinsi menyampaikan laporan rangkuman hasil supervisi kepada Direktorat Pembinaan SMA melalui surat dan email :
[email protected] I.
Pembiayaan Supervisi dan evaluasi yang dilakukan Dit. Pembinaan SMA (100 SMA) dibebankan kepada Dit. Pembinaan SMA tahun anggaran 2008. Sedangkan supervisi dan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dibebankan kepada anggaran Dinas Pendidikan Provinsi tahun anggaran 2008. Ketentuan mengenai pembiayaan kegiatan ini disesuaikan dengan aturan yang berlaku.
Lampiran 1. Contoh format jadwal kegiatan supervisi dan evaluasi rintisan SKM/SSN JADWAL SUPERVISI DAN EVALUASI RINTISAN SKM/SSN SMA ....................................... TAHUN 2008 No. 1. 2. 3.
4. 5.
6.
Kegiatan
Hari, Tanggal
Temu awal Pembekalan Petugas Daerah (Jika diperlukan) Pengumpulan data dan informasi, dan layanan asistensi a. Instrumen pelaksanaan program rintisan SKM/SSN b. Instrumen profil rintisan SKM/SSN Penyusunan butir-butir keberhasilan dan permasalahan Pengisian instrumen a. Instrumen pelaksanaan program rintisan SKM/SSN b. Instrumen profil rintisan SKM/SSN Temu akhir
Catatan: Kegiatan dapat dikembangkan lebih lanjut oleh petugas
Jam