01 Bab I.docx

  • Uploaded by: Maya Sufriana
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 01 Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,800
  • Pages: 10
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian pada anak. Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak, serta setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi. Imunisasi adalah suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu, sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Polio, radang selaput otak, dan radang paru-paru. Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian. Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang terbukti paling costeffective (murah), karena dapat mencegah dan mengurangi kejadian kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat PD3I yang diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian tiap tahunnya (Kemenkes, 2017).

1

2

Menurut World Health Organization (WHO) ada 21,8 juta anak pada tahun 2013 tidak mendapatkan imunisasi. Pelaksanaan imunisasi dapat mencegah 2-3 juta kematian setiap tahun akibat penyakit difteri, tetanus, pertusis dan campak pada tahun 2014, namun pada tahun 2014 terdapat 18,7 juta bayi seluruh dunia tidak mendapatkan imunisasi rutin DPT3, yang lebih dari 60% dari anak-anak ini tinggal di 10 Negara yaitu Republik Demokrasi Kongo, Eutopia, India, indonesia, Iraq, Nigeria, Pakistan, Philipina, Uganda dan Afrika Selatan (WHO, 2015). Menurut Statistik Kesehatan Dunia 2015, cakupan imunisasi secara global untuk imunisasi DPT3 sebesar 84%, HepB3 sebesar 81% dan Campak sebesar 84% pada tahun 2013, belum mencapai target imunisasi global yaitu sebesar 90% dari jumlah anak usia 0-11 bulan di dunia. Indonesia termasuk negara yang tidak mencapai target tersebut, dengan cakupan imunisasi DPT3 sebesar 85%, HepB3 sebesar 85% dan campak sebesar 84% pada tahun 2013, oleh karena itu, dari 194 negara anggota WHO, 65 negara diantaranya memiliki cakupan imunisasi DPT3 dibawah target global 90% termasuk Indonesia (Pusat data dan Informasi, 2015). Hasil Survei Pendudukan Antar Sensus (SUPAS) menunjukan AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDGs sebesar 23 per kelahiran hidup namun, Indonesia merupakan negara tertinggi dengan angka kematian bayi diantara negara ASEAN(Singapura 3 per 1000 kelahiran hidup, Brunei Darusalam 8 per 1000 kelahiranhidup, Malaysia 10 per kelahiran hidup, Vietnam 18 per kelahiran hidup dan

3

Thailand 20 per kelahiran hidup), didalam menurunkan angka kematian bayi, program imunisasi menduduki peran yang sangat penting dan strategis (Profil Kesehatan Indonesia, 2016) Proses perjalanan penyakit diawali ketika virus/bakteri/ protozoa/ jamur, masuk ke dalam tubuh. Setiap makhluk hidup yang masuk ke dalam tubuh manusia akandianggap benda asing oleh tubuh atau yang disebut dengan antigen. Secara alamiah sistem kekebalan tubuh akan membentuk zat anti yang disebut antibodi untuk melumpuhkan antigen. Pada saat pertama kali antibodi berinteraksi dengan antigen, respon yang diberikan tidak terlalu kuat. Hal ini disebabkan antibodi belum mengenali antigen. Pada interaksi antibodiantigen yang kedua dan seterusnya, sistem kekebalan tubuh sudah mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh, sehingga antibodi yang terbentuk lebih banyak dan dalam waktu yang lebih cepat. Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk memberikan perlindungan kepada penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, balita, anak-anak, wanita usia subur, dan ibu hamil. Melalui program ini, Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974. Di Indonesia, program imunisasi mewajibkan setiap bayi (usia 011 bulan) mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-Hib, 4 dosis polio, dan 1 dosis campak. (Kemenkes, 2017).

4

Program imunisasi pada bayi bertujuan agar setiap bayi mendapatkan imunisasi

dasar

secara

lengkap.

Keberhasilan

seorang

bayi

dalam

mendapatkan imunisasi dasar tersebut diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap. Capaian indikator ini di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 91,58%. Capaian ini lebih besar dari capaian tahun 2015 sebesar 86,54%. Angka ini mencapai target Renstra tahun 2016 sebesar 91,5%. Jadwal imunisasi nasional berdasarkan ketetapan menteri kesehatan RI nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004, pada umur 0-7 hari jenis imunisasi yang dberikan adala HB0, umur 1 bulan BCG dan Polio 1, umur 2 bulan DPT/HB 1 dan Polio 2, umur 3 bulan DPT/HB 2 dan Polio 3, umur 4 bulan DPT/HB 3 dan Polio 4, umur 9 bulan Campak (Profil Kesehatan Indonesia, 2016). Kesehatan individu atau masyarakat dipengarui oleh dua faktor pokok yaitu faktor-faktor di luar perilaku (non perilaku) seperti tersedianya sarana pelayanan imunisasi dan faktor perilaku. Faktor perilaku ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat. Orangtua khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan bagi bayi mereka. Lengkap atau tidaknya imunisasi dasar lengkap sangat tergantung pada perilaku ibu dalam mengimunisasikan bayinya (Notoatmodjo, 2014). Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Bella (2018) di Puskesmas Pining, Kabupaten Gayo Lues dengan judul “Pengaruh Karakteristik Ibu, Dukungan Keluarga dan Petgas Kesehatan Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar” didapatkan kesimpulan bahwa pendidikan dan

5

pengetahuan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kelengkapan imunisasi,

sikap

tenaga

kesehatan

berpengaruh

signifikan

terhadap

kelengkapan imunisasi artinya sikap tenaga kesehatan yang baik berpeluang membuat responden melakukan imunisasi dasar secara lengkap kepada bayi sesuai standar sebesar 55 kali lebih tinggi dibandingkan sikap tenaga kesehatan yang tidak baik, dan pekerjaan ibu berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan imunisasi artinya responden yang memiliki pekerjaan berpeluang membuat responden melakukan imunisasi dasar secara lengkap kepada bayi sesuai standar sebesar 1,3 kali lebih tinggi dibanding ibu yang tidak memiliki pekerjaan. Perilaku

manusia

merupakan

hasil

daripada

segala

macam

pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmodjo, 2014). Dalam Indonesia Sehat 2025 diharapkan masyarakat memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga memperoleh jaminan kesehatan, yaitu masyarakat mendapatkan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan dalam keadaan darurat dan bencana, pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat serta diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika profesi (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).

6

Petugas kesehatan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan imunisasi rutin di Puskesmas. Dengan adanya kompetensi yang tinggi dari petugas kesehatan diharapkan kinerja dan cakupan imunisasi akan meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dan juga diharapkan tetap dapat dilestarikan (sustainable) pada masa mendatang (Notoatmodjo, 2014). Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Propinsi Aceh, mempunyai luas Wilayah 3.296,86 km2 dengan batas Wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Pemerintah Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bireuen, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur. Jumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Utara sebanyak 27 Kecamatan dengan jumlah desa / kelurahan 852 buah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Stastistik Aceh Utara jumlah penduduk Kabupaten Aceh Utara tahun 2015 sebanyak 572.961 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 283.488 jiwa (49,5%) dan perempuan sebanyak 289. 473 jiwa (50,5%) (BPS Aceh Utara, 2016) Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kabupaten Aceh Utara tahun 2016 Sasaran bayi sejumlah 11.710 bayi. Cakupan imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Aceh Utara tahun 2015 mencapai 71%, capaian cakupan imunisasi dasar lengkap tahun 2015 turun dari tahun 2014 dan ini sangat jauh dari target nasional cakupan imunisasi yaitu 95%. Cakupan bayi yang diimunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 pada tahun 2015 Sebesar 61% Cakupan DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 terus

7

menurun cakupan ini jauh dari target nasional sebesar 90%. Dari data tersebut maka cakupan imunisasi di Kabupaten Aceh Utara pada bayi masih di bawah target nasional (Profil Dinas Kesehatan Aceh Utara, 2017) Berdasarkan data yang penulis peroleh dari UPTD Puskesmas Muara Batu jumlah ibu yang membawa bayi untuk imunisasi dasar pada tahun 2018 sebanyak 294 orang dengan target sasaran jumlah bayi 529 orang. Berdasarkan survey awal yang penulis lakukan melalui wawancara dengan 10 orang responden yang berkunjung ke Puskesmas, 6 orang dari ibu tersebut menyatakan bahwa mereka merasa khawatir bayi akan mengalami pembengkakan dan kemerahan pada kulit bayi, rewel dan demam, sehingga merasa takut ketika anak mendapat imunisasi, 4 orang dari ibu tersebut menyatakan bahwa bayi dalam kondisi sehat tidak memerlukan imunisasi sehingga tidak akan menyebarkan penyakit meskipun tidak mendapatkan imunisasi dasar, ibu belum yakin kalau imunisasi itu sebuah pencegahan melainkan menambah penyakit dan masih kurangnya petugas kesehatan untuk menyampaikan pentingnya imunisasi itu dilakukan. Diasumsikan bahwa banyak faktor yang menyebabkan ibu yang memiliki bayi atau balita tidak mengimunisasikan bayi atau balita mereka. Faktor peran tentang imunisasi awal dan perilaku untuk ibu membawa bayi atau balitanya imunisasi kemungkinan merupakan faktor yang menentukan. Peran petugas kesehatan pada saat ini juga merupakan tindakan awal yang harus digerakan guna memberi pengertian kepada ibu – ibu untuk membawa bayi mereka untuk di imunisasi. Petugas kesehatan harus menjelaskan manfaat

8

imunisasi, jadwal pemberian imunisasi, dan kapan harus datang lagi untuk di ulang. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menarik minat ibu untuk membawa bayi atau balita mereka untuk imunisasi. Rendahnya pencapaian cakupan imunisasi disebabkan banyak faktor diantaranya adanya isi vaksin haram, kurangnya penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang imunisasi dasar, keaktifan petugas kesehatan, serta kepedulian pemerintah terhadap capaian program imunisasi Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana Hubungan Perilaku Ibu terhadap Peran Petugas Kesehatan Dalam Pemberian Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muara Batu Kabupaten Aceh Utara 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan

latar

belakang

di atas

permasalahan yang dapat

diambil bagaimana “Hubungan Perilaku Ibu terhadap Peran Petugas Kesehatan Dalam Pemberian Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muara Batu Kabupaten Aceh Utara”? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk Mengetahui Hubungan Perilaku Ibu terhadap Peran Petugas Kesehatan Dalam Pemberian Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muara Batu Kabupaten Aceh Utara.

9

1.3.2

Tujuan khusus 1. Untuk Mengetahui Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muara Batu Kabupaten Aceh Utara. 2. Untuk

Mengetahui

Peran

Petugas

Kesehatan

Dalam

Pemberian Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muara Batu Kabupaten Aceh Utara. 3. Untuk Mengetahui Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Peran Petugas Kesehatan Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muara Batu Kabupaten Aceh Utara. 1.4. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ada Hubungan Perilaku Ibu Dengan Peran Petugas Kesehatan Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Muara Batu Kabupaten Aceh Utara. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1

Bagi Pihak Dinas Kesehatan Aceh Utara Sebagai bahan masukan dan informasi mengenai cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi dalam rangka untuk meningkatkan upaya cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi.

10

1.5.2

Bagi Puskesmas Muara Batu Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas dalam melaksanakan program Imunisasi dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi.

1.5.3

Bagi Instansi Pendidikan Sebagai

bahan

informasi

bagi

kepentingan

dan

tambahan

kepustakaan dalam mengembangkan ilmu di Stikes Getsempena Lhoksukon Khususnya S1 Keperawatan. 1.5.4

Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi untuk penelitian yang lebih lanjut.

Related Documents

Bab 01
May 2020 6
Bab 01
June 2020 7
Bab 01.pdf
December 2019 14
Bab 01.pdf
May 2020 9
01 Bab I.docx
December 2019 10
Slide Bab 01
November 2019 21

More Documents from "yoedhoe"

01 Bab I.docx
December 2019 10
Daftar Pustaka.docx
April 2020 21
Labrador
November 2019 37
M4_p4.3_z07.pdf
October 2019 40
Buku Pid 2019.pdf
May 2020 19