BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam makalah ini kami berusaha menyampaikan sedikit banyak mengenai Zakat Binatang Ternak. Harus kita ketahui terlebih dahulu apa itu Zakat Binatang Ternak. Zakat binatang ternak adalah zakat yang harus dikeluarkan seseorang atas binatang ternak yang dimiliki. Yang dimaksud binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah apa yang dalam bahasa arab al-an’am, yakni binatang yang dipelihara untuk dikembangbiakan. Binatang-binatang tersebut adalah unta, sapi/kerbau, dan kambing/biri-biri seperti yang disebut dalam nash Hadits. Sedangkan, selain hewan al-an’am tidak wajib dizakati, seperti kuda, keledai,bighal, ayam, ikan kecuali jika untuk diperdagangkan sehingga masuknya dalam zakat perdagangan (tijarah) atau menjadi sarana produksi hewani termasuk zakatmustaghalat. Semuaitujelasmerupakannikmatdari Allah dansangatpantasuntukdisyukuri.Untukmewujudkan rasa syukuritumakadilaksanakan zakat sesuaidenganketentuan Al-Qur’an danSunnah.Kewajibanmengeluarkan zakat binatangternakjugaditetapkandalamSunnahNabimelaluihadits-haditssahih, maupunhaditshasan 1.2 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Rumusan Masalah Apa pengertian dari zakat binatang ternak? Apa dasar hukum dari zakat binatang ternak? Bagaimana pensyari’atan zakat binatang ternak? Apa saja syarat-syarat zakat binatang ternak? Bagaimana nisab dan kadar zakat binatang ternak? Bagaimana pengambilan zakat binatang ternak?
1.3 Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penulisan Untuk melengkapi tugas mata kuliah Fikih Zakat di program studi Ekonomi Syariah STAIN Pekalongan. 2. Manfaat Penulisan Agar penulis dan mahasiswa lebih mengetahui tentang bagaimana zakat bintang ternak.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Zakat Binatang Ternak Zakat binatang ternak adalah zakat yang harus dikeluarkan seseorang atas binatang ternak yang dimiliki. Yang dimaksud binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah apa yang dalam bahasa arab al-an’am, yakni binatang yang dipelihara untuk dikembangbiakan. Binatangbinatang tersebut adalah unta, sapi/kerbau, dan kambing/biri-biri seperti yang disebut dalam nash Hadits.[1] Sedangkan, selain hewan al-an’am tidak wajib dizakati, seperti kuda, keledai,bighal, ayam, ikan kecuali jika untuk diperdagangkan sehingga masuknya dalam zakat perdagangan (tijarah) atau menjadi sarana produksi hewani termasuk zakatmustaghalat. Dalam fikih Islam, binatang ternak diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok[2]: 1) Pemeliharaan hewan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok atau alat produksi, semisal memelihara kerbau yang dimanfaatkan untuk kepentingan membajak sawah atau kuda yang dimanfaatkan sebagai alat transportasi (penarikan delman). 2) Hewan yang dipelihara untuk tujuan memproduksi suatu hasil komoditas tertentu seperti binatang yang disewakan atau hewan pedaging atau hewan susu perahan. Binatang semacam ini termasuk jenis binatang ma’lufat (binatang ternak yang dikandangkan). 3) Hewan yang dikembalakan untuk tujuan peternakan (pengembangbiakan). Jenis hewan peternakan seperti inilah yang termasuk dalam kategori aset wajib zakat binatang ternak (zakat an’am).
a. b.
c.
d.
Ketentuan binatang ternak kategori aset wajib zakat binatang ternak (an’am) jika: Peternakan sudah berlangsung lebih dari masa satu haul. Binatang ternak dikembalakan ditempat-tempat umum (ranch). Dalam istilah fikih binatang ternak seperti ini disebut saimah. Selain itu, binatang tersebut tidak dimanfaatkan untuk kepentingan alat produksi (pembajak sawah). Ketentuan volume zakat yang wajib dikeluarkan sudah ditentukan dengan karakteristik tertentu dan diambil dari binatang ternak itu sendiri, selain itu ketentuan tersebut tidak bisa digantikan yang setara dengan nilai uang. Zakat yang dikeluarkan tidak harus dari hewan berkualitas unggul dan tidak pula dianjurkan dari hewan dengan kualitas yang terendah (cacat misalnya). Dengan demikian, zakat ini diambil dari jenis yang memiliki kualitas sedang. 2.2 Dasar Hukum Zakat Binatang Ternak Dasar hukum diwajibkannya zakat binatang ternak terdapat pada surat An-Nahl ayat 66, yang berbunyi: Artinya: “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.”[3] Dari Bahz Ibnu Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Pada setiap 40 ekor unta yang dilepas mencari makan sendiri, zakatnya seekor anak unta betina yang umurnya memasuki tahun ketiga. Tidak boleh dipisahkan anak unta itu untuk mengurangi perhitungan zakat. Barangsiapa memberinya karena mengharap pahala, ia akan mendapat pahala. Barangsiapa menolak untuk mengeluarkannya, kami akan mengambilnya beserta setengah hartanya karena ia merupakan perintah keras dari Tuhan kami. Keluarga Muhammad tidak halal mengambil zakat sedikit pun." Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Hakim. Syafi'i memberikan komentar atas ketetapan hadits ini (Hadits No. 626).[4]
2.3 Pensyari’atan Zakat Binatang Ternak Zakat binatangternakmerupakansuatu zakat yang dapatdilandaskandarifirman Allah SWT yang terdapatdalamAl-Qur’an surat An-Nahlayat 5-7 yang artinya[5]; “Dan diatelahmenciptakanbinatangternakuntukkamu; padanyaada (bulu) yang menghangatkandanberbagaimanfaatdansebagiannyakamumakan. Dan kamumemperolehpandangan yang indahpadanya, ketikakamumembawanyakembalikekandangdanketikakamumelepaskannyaketempatpengembalaa n. Dan iamemikulbeban-bebanmukesatunegeri yang kamutidaksanggupkepadanya, melainkankesukarandiri. SesungguhnyatuhanmubenarbenarMahaPengasihlagiMahaPenyayang”. Semuaitujelasmerupakannikmatdari Allah dansangatpantasuntukdisyukuri.Untukmewujudkan rasa syukuritumakadilaksanakan zakat sesuaidenganketentuan Al-Qur’an danSunnah.Kewajibanmengeluarkan zakat binatangternakjugaditetapkandalamSunnahNabimelaluihadits-haditssahih, maupunhaditshasanseperti, hadits Abu Bakar yang mengandungpenjelasanmengenaibesar zakat yang harusdikeluarkanpadabinatangternakuntadannisabnya, zakat binatangternak yang lain berikutnisabnya, tatacaraduabinatangternak yang bercampur, haditsmu’adz yang menjelaskantentangnisab zakat sapi. Para ulamasepakattentangwajibnya zakat padabinatangternak (Al-An’am) unta, sapidankambing; tetapitidakmengenakankewajiban zakat padakuda, budakkeledai, himardanrusa.Abu Hanifahmewajibkan zakat padakuda, danberbedapendapatdengan Malik danSyafi’i yang keduanyamengatakanbahwatidakada zakat padakudasebagaimana yang difatwakanmerekaberdua.[6] Menurut Maliki, binatang yang dipakaiuntukmengangkutdanmembajaksepertiuntawajibdikeluarkanzakatnya, namunpendapatjumhurulamabahwabinatang yang digunakanuntukmembajakdanmengangkuttidakwajibdikeluarkanzakatnyakarenainitermasukdala mkebutuhanpokok, sebagaimanahadistNabi yang diriwayatkanoleh Al-Daruquthni :“ ليسفيالبقرالعواملصدقةsapi yang digunakanuntukbekerja (membajak, danmengangkutbarang)
tidakperludizakati”. Serta hadistNabi yang diriwayatkan Abu Ubaid yang artinya: “sapi yang dipekerjakantidakdikenakan zakat”.[7] 2.4 Syarat-Syarat Zakat Binatang Ternak Adapun syarat-syarat zakat binatang ternak diantaranya[8]: 1. Sampai Nisab Nisab adalah mencapai kuantitas tertentu yang ditetapkan hukum syar’i. Mereka yang wajib mengeluarkan zakat ternak tentu harus beragama Islam, orang merdeka, berakal dan baligh juga telah mencapai nisab. Nisab untuk unta minimal telah 5 ekor. Kambing, 40 ekor dan sapi minimal 30 ekor. Sementara cara perhitungannya adalah sebagai berikut[9]: Tabel 2.1 Kadar wajib zakat pada unta. Nishob (jumlah unta) Kadar wajib zakat 5-9 ekor 1 kambing (syah) 10- 14 ekor 2 kambing 15-19 ekor 3 kambing 20-24 ekor 4 kambing 25-35 ekor 1 bintu makhod (unta betina berumur 1 tahun) 36-45 ekor 46-60 ekor 61-75 ekor 76-90 ekor 91-120 ekor 121 ekor ke atas
1 bintu labun (unta betina berumur 2 tahun) 1 hiqqoh (unta betina berumur 3 tahun) 1 jadza’ah (unta betina berumur 4 tahun) 2 bintu labun (unta betina berumur 2 tahun) 2 hiqqoh (unta betina berumur 3 tahun) setiap kelipatan 40: 1 bintu labun, setiap kelipatan 50: 1 hiqqoh
Tabel 2.2 Kadar wajib zakat pada sapi. Nishob (jumlah sapi) Kadar wajib zakat 30-39 ekor 1 tabi’ (sapi jantan berumur 1 tahun) atau tabi’ah (sapi betina berumur 1 tahun) 40-59 ekor 60-69 ekor 70-79 ekor 80-89 ekor 90-99 ekor 100-109 ekor 110-119 ekor 120 ke atas
1 musinnah (sapi betina berumur 2 tahun) 2 tabi’ 1 musinnah dan 1 tabi’ 2 musinnah 3 tabi’ 2 tabi’ dan 1musinnah 2 musinnah dan 1 tabi’ setiap 30 ekor: 1 tabi’ atau tabi’ah, setiap 40 ekor: 1 musinnah
Tabel 2.3 Kadar wajib zakat pada kambing (domba). Nishob (jumlah kambing) Kadar wajib zakat 40-120 ekor
1 kambing dari jenis domba yang berumur 1 tahun atau 1 kambing dari jenis ma’iz yang berumur 2 tahun
121-200 ekor 201-400 ekor 401 ke atas
2 kambing 3 kambing setiap kelipatan seratus bertambah 1 kambing sebagai wajib zakat
2. Telah dimiliki satu tahun[10]
Dalam istilah lain disebut juga haul, yaitu kadar di mana suatu komoditi mulai meraih untung secara umum. Kita dapat melihat tanaman biasanya baru dipanen setelah setahun. Begitu pula hewan ternak dikatakan telah tumbuh secara umum setelah setahun. 3. Digembalakan Digembalakan maksudnya ialah sengaja diurus sepanjang tahun untuk maksud memperoleh susu, bibit baru, pembiakan dan dagingnya. Binatang gembalaan adalah binatang yang memperoleh makanan di lapangan pengembalaan terbuka sebagai konsekuensi, pemilik harus mencarikan makanan untuk hewan ternak. Guna adanya syarat digembalakan ini adalah bahwa zakat hanya diwajibkan pada kekayaan yang tidak berat dapat dikeluarkan zakatnya oleh pemiliknya, yaitu kekayaan yang lebih dari keperluan. 4. Tidak dipekerjakan Ternak tidak dipekerjakan untuk kepentingan pemiliknya, seperti dipekerjakan dalam menggarap tanah pertanian, dijadikan alat untuk mengambil air guna menyirami tanaman. Atau bahkan digunakan untuk mengangkut barang-barang (syarat khusus untuk unta dan sapi). “Unta dan sapi yang dipekerjakan di tanah pertanian dan sapi yang dipekerjakan di ladang, tidak ada zakatnya, karena ternak tersebut sebagai pekerja-pekerja tanah pertanian dan ladang” (Abu Ubaid dari Zuhri). 2.5 Nisab dan Kadar Zakat Binatang Ternak a. Unta Tidak wajib zakat pada unta jika kurang dari 5 ekor, maka apabila sampai 5 ekor, digembalakan dan cukup masanya setahun, zakatnya ialah berupa seekor kambing betina.[11] 1. Jika banyaknya 10 ekor, maka zakatnya 2 ekor kambing betina. Demikian seterusnya, setiap bertambah lima ekor, bertambah pula zakatnya 1 ekor kambing betina. 2. Jika banyaknya 25 ekor, zakatnya ialah 1 ekor anak unta betina umur 1-2 tahun atau 1 ekor anak unta jantan umur 2-3 tahun. 3. Jika banyak unta itu 36 ekor, zakatnya 1 ekor anak unta betina umur 2-3 tahun. 4. Jika 46 ekor, zakatnya 1 ekor anak unta betina umur 3-4 tahun. 5. Jika 61 ekor, zakatnya 1 ekor unta betina umur 4-5 tahun. 6. Jika 76 ekor, zakatnya 2 ekor anak unta betina umur 2-3 tahun. 7. Jika 91 ekor sampai 120 ekor, zakatnya 2 ekor unta betina umur 2-4 tahun. 8. Jika jumlahnya lebih, maka setiap 40 ekor, zakatnya 1 ekor anak unta betina umur 2-3 tahun dan setiap 50 ekor, 1 ekor unta betina umur 3-4 tahun. Seandainya hewan-hewan yang akan dizakatkan seseorang berbeda unsianya dari yang semestinya, misalnya seharusnya dikeluarkan unta yang berumur 4-5 tahun, sedang yang adapadanya umur 3-4 tahun, maka zakatnya itu masih dapat diterima, asal diimbuh (ditambah) dengan 2 ekor kambing betina umur lebih dari 1 tahun, atau jika tak ada dengan uang sebanyak 20 dirham.[12] Sebaliknya bila yang harus dikeluarkan itu berupa unta betina umur 3-4 tahun, sedang yang ada unta betina umur 4-5 tahun, maka ia dapat memberikan itu dengan diberi imbalan oleh yang menerima zakat sebanyak 20 dirham, atau 2 ekor kambing umur lebih dari 1 tahun. Demikian pula halnya bila seseorang harus mengeluarkan unta betina umur 3-4 tahun sedang yang ada padanya unta betina berumur 2-3 tahun, maka zakat itu dapat diterima dengan memberikan imbuhan sebanyak 2 ekor kambing atau kalau tidak ada, uang sebanyak 20 dirham. Sebaliknaya bila yang harus dikeluarkan unta betina umur 2-3 tahun, sedang ynag dipunyainya hanya unta betina umur 3-4 tahun, maka hewan itu dapat diberikannya dengan beroleh imbuhan dari yang menerima zakat berupa uang 20 dirham atau 2 ekor kambing betina. Dan jika seseorang harus mengeluarkan anak unta betina umur 2-3 tahun, sedang yang ada padanya berumur 1-2 tahun, maka unta itu dapat diberikannya dengan memberikan imbuhan 2 ekor kambing betina atau kalo tidak ada, uang sebanya 20 dirham. Dan jika ia harus mengeluarkan unta betina umur 1 tahun lebih, sedang yang ada padanya hanya unta yang berumur 2-3 tahun, maka hewan itu dapat diterima tanpa imbuhan apa-apa. Kemudian, peternak yang baru memiliki 4 ekor unta, belum lagi perlu mengeluarkan zakat, kecuali bila dikehendaki oleh pemiliknya. Demikianlah mengenai zakat unta yang dilaksanakan oleh Abu Bakar Shiddik r.a. dihadapan para sahabat, dan tidak seorang pun ynag membantahnya. b. Sapi
Adapun sapi, tidak wajib zakat sebelum cukup 30 ekor, dalam keadaan digembalakan. Maka jika sudah cukup 30 ekor dalam keadaan digembalakan itu dan berlangsung selama 1 tahun, dikeluarkan 1 ekor sapi jantan atau betina umur 1 tahun. Dan tidak perlu ditambah dari tersebut, hingga banyaknya mencapai 40 ekor. Jika telah cukup 40 ekor, maka dizakatkan seekor sapi betina berumur 2 tahun dan tidak ada tambahan lain hingga banyaknya mencapai 60 ekor.[13] 1. Jika 70 ekor, ialah 1 ekor sapi betina umur 2 tahun dan 1 ekor sapi umur 1 tahun. 2. Jika 80 ekor, ialah 2 ekor sapi betina umr 2 tahun. 3. Jika 90 ekor, ialah 3 ekor sapi umur 1 tahun. 4. Jika 100 ekor, ialah 1 ekor sapi betina umur 2 tahun, serta 2 ekor sapi umur 1 tahun. 5. Jika 110 ekor, ialah 2 ekor sapi betina umr 2 tahun, dan 1 ekor sapi umur 1 tahun. 6. Jika 120 ekor, ialah 3 ekor sapi betina umur 2 tahun, atau 4ekor sapi umur 1 tahun. Demikian seterusnya jika banyaknya bertambah, maka setiap 30 ekor ialah 1 ekor sapi umur 1 tahun, dan setiap 40 ekor ialah 1 ekor sapi betina umur 2 tahun. c. Kambing Tidak wajib zakat pada kambing hingga banyaknya sampai 40 ekor. Maka jika jumlahnya 40-120 ekor dan cukup digembalakan dalam masa 1 tahun, zakatnya ialah seekor kambing betina. Dari 121-200 ekor, zakatnya ialah 2 ekor kambing betina, dan dari 200-300 ekor, ialah 3 ekor kambing betina. Selanjutnya jika lebih dari 300 ekor, maka setiap 100 ekor, dikeluarkan 1 ekor kambing betina. Dari domba dikeluarkan yang berumur 1 tahun, sedang dari kambing yang berumur 2 tahun. Demikianlah, dan menurut kesepakatan ulama diperbolehkan mengeluarkan hewan jantan sebagai zakat, jika ternak itu semuanya terdiri dari yang jantan. Jika semuanya betina, atau sebagiannya jantan dan sebagian lagi betina, maka menurut ahnaf boleh mengeluarkan yang jantan, tetapi menurut yang lain hanya boleh yang betina.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa binatang ternak merupakan salah satu instrumen penting yang harus dikeluarkan zakatnya. Adapun jenis binatang dan syarat-syarat binatang yang harus dikeluarkan zakatnya sudah ditentukan oleh syara. Hanya ada tiga jenis binatang yang secara hukum wajib dikeluarkan zakatnya, yaitu Unta, Sapi/Kerbau, Kambing/Domba, dan syarat-syarat berlaku pada ketiga jenis binatang tersebut. Adapun bagi binatang yang selain dari tiga jenis tersebut, maka berlaku baginya zakat perdagangan. Dasar hukum diwajibkannya zakat binatang ternak terdapat pada surat An-Nahl ayat 66. Para ulamasepakattentangwajibnya zakat padabinatangternak (Al-An’am) unta, sapidankambing; tetapitidakmengenakankewajiban zakat padakuda, budakkeledai, himardanrusa.Abu Hanifahmewajibkan zakat padakuda, danberbedapendapatdengan Malik danSyafi’i yang keduanyamengatakanbahwatidakada zakat padakudasebagaimana yang difatwakanmerekaberdua.Adapun syarat-syarat zakat binatang ternak diantaranya: sampai nisab, telah dimiliki satu tahun, digembalakan, dan tidak dipekerjakan. Ada beberapa kategori yang harus diperhatikan oleh pemilik ternak yang wajib zakat, hewan yang dikeluarkan sebagai zakat memenuhi kriteria tertentu yaitu mulus, betina, umur, dan pertengahan. Menurut madzhab Maliki bahwa kepemilikan bersama (al-khiltah) dalam bidang ternak ini sama sekali tidak mempengaruhi zakat, kecuali bila masing-masing orang yang bergabung itu kekayaannya mencapai nisab jika dia memisahkan diri. Jika dengan penggabungan itu baru tercapai nisabnya, keduanya tidak diwajibkan mengeluarkan zakat.