PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN WANITA DALAM PROSES KEMAJUAN ORGANISASI A. PENDAHULUAN Dalam usaha
menghadapi
tekanan
persaingan perusahaan-perusahaan
berusaha menerapkan strategi yang cocok dan mengingkatkan kualaitas sumber daya manusia sehingga tetap dapat bersaing dengan kompetitor yang ada. Memiliki sumber daya manusia yang handal dan berpengalaman sangat membantu meningkatkan kinerja perusahaan sehingga perusahaan mengalami kemajuan. Sumber daya manusia yang dipilih tidak hanya harus pintar tetapi juga harus memiliki ketekunan dan ketelitian. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor internal yang memegang peran penting berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan sehingga perlu diarahakan melaluai manajemen sumber daya yang efektif dan efisien (Biatna Dulbert Tampubolon, 2007). Dalam hal ini pemimpin memiliki peran penting dalam mengarahkan sumber daya manusia sehingga bisa menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan memiliki pemimpin yang baik dan memiliki kinerja yang baik dapat membantu meningkatkan kinerja sumber daya manusia dalam suatu perusahaan. Kemampuan seseorang dalam memimpin dapat mempengaruhi kinerja keryawan dibawahnya tergantung pada cara pemimpin tersebut memimpin perusahaannya dengan cara yang dapat menarik orang untuk terus bekerja dengannya (Aimatul Yumna & Selli Nelonda, 2018). Pada awalnya perusahaan-perusahaan di muka bumi mempercayakan kepemimpinan kepada kaum laki-laki. Kepemimpinan laki-laki dinilai lebih baik daripada kepimimpian wanita, sehingga pemimpin laki-laki mendominasi dan pemimpin wanita menjadi minoritas dan kurang diakui masyarakat. Akan tetapi semakin berkembangnya zaman, wanita pun mampu memimpin suatu organi sasi atau perusahaan dan mulai diakui oleh masyarakat (Annisa Fitriani, 2015).
B. LANDASAN TEORI 1. Kepemimpinan
Menurut Hasibuan (1996) kepemimpinan merupakan bagian yang sangat
penting
dalam
proses
manajemen,
karena
dengan
adanya
kepemimpinan aktivitas dalam suatu organisasi akan berjalan dengan baik. Dengan adanya kepemimpinan yang baik maka kinerja pegawai akan lebih meningkat. Menurut Biatna Dulbert Tampubolon (2007) defisi kepemimpinan yaitu suatu proses memimpin dan mempengaruhi dalam mencapai serta menentukan tujuan dari organisasi. Kepemimpinan juga memotivasi bawahan atau pegawai u ntuk mengikuti arahan sehingga tujuan oraganisasi dapat tercapai. 2. Kepemimpinan Wanita Zaharah Hassan dan Abu Daud Silong (2008) berpendapat bahwa perempuan telah lama menjadi andalan masyarakat. Meski sering dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa peran kepemimpinan perempuan dalam suatu organisasi menjadi semakin penting. Para pemimpin perempuan membawa peran penting dalam kemajuan suatu komunitas atau organisasi. Udegbe
(1997)
berpendapat
bahwa
beberapa
wanita
seiring
berjalannya zaman telah meningkatkan jiwa kepimimpinananya. Keefektifan wanita sebagai pemimpin telah meningkat sehingga mengurangi anggapan bahwa wanita lebih lemah laki-laki. Menurut
Airini
(2011)
hambatan
budaya
membuat
laki-laki
memperoleh peluang yang lebih besar dibanding wanita untuk menjadi pemimpin. Hal ini menyebabkan pemimpin wanita menjadi minoritas dan pemimpin laki-laki menjadi lebih dominan. Menurut Fisher (2005) pemimpin wanita mampu melebihi kemampuan pemimpin laki-laki di bidang keterampilan manajerial. Dengan hal ini prasangka-prasangka terhadap pemimpin wanita harus mulai dihilangkan dengan lebih menunjukan keefektifan kinerja pemimpin wanita. Menurut Babaee Zekliki (2005) pemimpin perempuan kemampuan khusus yang dibutuhkan dalam suatu organisasi. Pemimpin wanita membawa budaya moral yang lebih sehat dan juga dapat meningkatkan komunikasi dalam suatu organisasi. Menurut Christman dan McClellan (2008) pemimpin wanita memiliki gaya kepemimpinan yang berdeda dengan pemimpin laki-laki. Perbedaan ini
disebabkan karakteristik pemimpin wanita yang cenderung memiliki karakteristik yang lebih positif seperti toleransi yang tinggi, daya tahan yang baik, memiliki perhatian yang tinggi, dan berani mengambil risiko dalam mengambil keputusan.
C. PEMBAHASAN Pada awalnya kepemimpinan laki-laki leboh diakui daripada kepemimpinan wanita. Laki-laki dinilai lebih mampu dalam hal memimpin daripada wanita. Hal ini disebabkan oleh pengaruh budaya yang sudah lama berkembang di lingkungan masyarakat sehingga budaya tersebut masih melekat pada pemikiran masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, pemimpin wanita mulai bermunculan di berbagai belahan dunia. Wanita mulai berani tampil di depan dan menunjukan kemampuannya untuk memimpin suatu organisasi. Dengan keberanian wanita untuk tampil membuat anggapan bahwa wanita lebih lemah daripada laki-laki mulai berkurang. Masyarakat mulai mempercayai wanita dan mengakui kemampuan wanita dalam memimpin organisasi. Kepemimpinan wanita terus berkembang seiring berjalannya waktu. Pemimpin wanita terus menunjukan keefektifannya dalam memimpin dan memperlihatkan kemampuannya dalam memimpin. Pemimpin wanita memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda denga laki-laki. Jika laki-laki cenderung lebih emosional dalam menghadapi masalah berbeda dengan perempuan yang lebih sabar dan tenang dalam menghadapi malsah yang ada. Selain itu wanita memiliki sifat yang lebih positif seperti memiliki toleransi yang tinggi namun tetap tegas kepada bawahannya. Pemimpin wanita lebih perhatian dan teliti dalam memimpin bawahannya sehingga kinerja bawahnnya menjadi meningkat. Gaya kepemimpinan wanita juga cenderung lebih komunikatif. Pemimpin wanita lebih mudah berkomunikasi dengan bawahannya dalam berdiskusi atau memerintah, sehingga bawahan juga tidak segan untuk membahas masalah yang dihadapi perusahaan sehingga masalah yang muncul akan lebih cepat terselesaikan. Dengan gaya kepemimpinan wanita yang lebih teliti dan komunikatif inilah yang dapat membantu organisasi yang dipimpin terus mengalami kemajuan. Dengan menunjukan keefektifan dalam memimpin organisasi membuat anggapan masyarakat bahwa wanita lebih lebah daripada laki-laki berangsung menghilang. Pemimpin wanita muali diakui dan mulai banyak wanita yang berani
tampil sebagai pemimpin. Kepemimpinan wanita juga membawa budaya moral yang baik. Dengan gaya kepemimpinannya yang berbeda pemimpin perempuan terus berkontribusi dalam kemajuan oraganisasi. Hal ini juga mematahkan anggapan bahwa wanita lemah.
D. PENUTUP Berdasarkan pembahasan di bab sebelumnya, dapat ditari kesimpulan kepemimpinan wanita mulai berkembang. Wanita mulai menunjukan kemampuannya dalam memimpin. Gaya kepemimpinan wanita yang berbeda dengan gaya kepemimpinan laki-laki membuktikan bahwa gaya kepemimpinan wanita tidak kalah efektif dari gaya kepemimpinan laki-laki. Dengan keunggulan komunikasi pemimpin wanita bisa lebih mendukung bawahannya sehingga dapat meningkatkan kinerja bawahannya. Dengan menunjukan kemampuan wanita dalam memimpin membuat masyarakat mulai mengakui keberadaan pemimpin wanita. Dengan hal ini pemimpin wanita terus berkembang dan mulai banyak pemimpin wanita di berbagai belahan dunia. Saat ini wanita mulai menunjukan kontribusinya di berbagai bidang yang ada, seperti bidang pendidikan, militer, kesehatan, politik, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA Tampubolon, Biatna Dulbert.2007.Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan dan Faktor Etos
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Organisasi yang Telah Menerapkan
SNI 19-
9001-2001.Vol.9.No.3.Hal: 106-115.
Yumna, Aimatul & Selli Nelonda.2018.Analisis Peran Leadership Style Pengusaha Wanita
dalam Meningkatkan Gaya Hidup(Viability) Kluser UMKM di
Sumatera Barat.
Vol.2.
Fitriani, Annisa.2015.Gaya Kepemimpinan Perempuan.Vol.11.No.2. Hasibuan, Malayu. 1996.Manajemen dasar dan Masalah CV Haji. Jakarta. Hassan, Zaharah & Abu Daud Silong.2008.Women Leadership and Comunity Development. Vol.23.No.3.Hal: 361-372. Udegbe, Hill.1997.Gender and Leadership: Images and Reality A Faculty Lecture.University of Ibadan.4th July. Airini, Collings, S., Conner, L., McPherson, K., Midson, B., & Wilson, C. (2011). Learning
to be leaders in higher education: What helps or hinders women’s
advancement as
leaders
Administration & Leadership,
in
universities.
Educational
Management
39(1), 44-62.
Fisher, H. (2005). The Natural Leadership Talents of Women. Enlightened Power: How Women Are Transforming the Practice of Leadership. L Coughlin, E Wingard and K Hollihan
(Eds). San Francisco, CA: Jossey Bass.
Babaee Zekliki, (2005). Challenges Faced by Women to Promote to Management Positions in
State Organizations.Persia. Available at: http://www.sid.ir,45-8.
Christman, D & McClellan R. (2008). Living On Barbed Wire: Resilient Women Administrators In Educational Leadership Programs.Available at: Http://www.eag.sagepub.com/cgi/content/abstract/44/1/3.