BUKU DUSKA BAB II ETHICAL BEHAVIOR IN ACCOUNTING: WHAT IS ETHICS? (DUSKA BAB 2) DAN FILSAFAT, AGAMA, ETIKA, DAN HUKUM (AA BAB 2)
ETHICAL BEHAVIOR IN ACCOUNTING: WHAT IS ETHIC? Apa itu Etika? Kata “etika” dan “moral” memiliki sejumlah makna. Etika berkaitan dengan berkaitan dengan prinsip-prinsip benar dan salah, serta baik dan buruk. Etika: Pemahaman Intelektual Keyakinan etis mengandung dua hal yaitu ahli logika sebagai subjek dan predikat. Subjek berarti tentang apa keyakinan itu, subjek dalam etika biasanya berupa tindakan atau praktik misalnya tindakan berbohong. Sedangkan predikat adalah apa yang dikatakan tentang subjek misalnya seperti “salah” atau “benar”. Aksi atau Tindakan Tindakan manusia tentunya merupakan subjek utama dari penilaian etis. Yang dimaksud dengan tindakan manusia adalah perilaku atau aktivitas yang disengaja. Dan tidak semua tindakan manusia yang disengaja memiliki tujuan etis. Praktik Sosial, Institusi, dan Sistem Tindakan manusia ini bukan satu-satunya masalah etika. Etika juga mengevaluasi organisasi, institusi, dan sistem sosial, politik, dan ekonomi. Contohnya kita bisa mengevaluasi American Institute of Certified Public Accountants dan yang lainnya. Mengapa Belajar Etika? 1. Beberapa keyakinan moral yang dipegang individu mungkin tidak memadai karena itu adalah keyakinan sederhana tentang masalah-masalah kompleks. 2. Dalam beberapa situasi penalaran etis dapat memberi wawasan tentang bagaimana mengadili antara prinsip-prinsip yang bertentangan. 3. Dapat menunjukan ketidak mampuan mereka dalam kemungkinan memiliki keyakinan yang tidak memadai. 4. Untuk memahami “apakah” dan ” mengapa” pendapat kita pantas dipegang.
5. Untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip etika dasar yang dapat diterapkan pada tindakan. Menjadi Etis: Cara Menentukan Apa yang Harus Dilakukan Alasan yang bagus untuk melakukan sesuatau adalah meyakini bahwa tindakan tersebut baik bagi anda, bahwa tindakan itu demi kepentingan anda dan menguntungkan anda. Alasan bagus lainnya adalah bvahwa tindakan tersebut baik atau menguntungkan masyarakat serta tindakan itu adil. Dilema Etika Dilema etika adalah maslah yang muncul ketika suatu alasan untuk bertindak dengan cara tertentu diimbangi oleh alasan untuk tidak bertindak seperti itu. Untuk menyelesaikan dilema ini, ahli etika mengandalkan apa yang mereka anggap sebagai prinsip utama. FILSAFAT, AGAMA, ETIKA, DAN HUKUM Hakikat Filsafat Karakteristik utama berfikir filsafat adalah bersifat menyeluruh, sangat mendasar, dan spekulatif. Sifatnya yang menyeluruh artinya mempertanyakan hakikat kebenaran dan keberadaan tentang keberadaan itu sendiri sebagai satu kesatuan secara keseluruhan. Sifatnya yang mendasar berarti bahwa filsafat tidak begitu saja percaya bahwa ilmu itu benar. Sifatnya yang spekulatif karena filsafat selalu ingin mencari jawaban bukan saja pada suatu hal yang sudah diketahui, tetapi juga segala sesuatu yang belum diketahui. Abdulkadir Muhammad menjelaskan filsafat dengan melihat unsur-unsur sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Kegiatan intelektual (pemikiran) Mencari makna yang hakiki (interprestasi) Segala fakta dan gejala (objek) Dengan cara refleksi, metodis, dan sistematis (metode) Untuk kebahagian manusia (tujuan)
Hakikat Agama Rumusan agama berdasarakn unsur-unsur penting sebagai berikut: 1. Hubungan manusia dengan Yang Tak Terbatas atau Tuhan. 2. Berisi pedoman tingkah laku (larangn atau perintah), nilai-nilai, dan norma-norma yang diwahyukan langsung melalui Nabi. 3. Untuk kebagaian manusia di dunia dan akhirat.
Hakikat Etika Etika berasal dari kata Yunani yaitu “Ethos” yang berarti tempat tinggal, padang rumput, kebiasaan, adat, watak, persaan, sikap, cara berfikit. Dalam hal ini, kata etika sama
dengan moral. Moral berasal dari bahasa Latin”mos” atau “mores” yang berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan,watak, tabiat, akhlak, cara hidup. Hakikat Nilai Tentang nilai dapat disimpulkan bahwa: 1. Nilai selau dikaitkan dengn sesuatu (benda, orang, hal) 2. Ada bermacam-macam (gugus) nilai selain nilai uang (ekonomis) yang sudah cukup dikenal. 3. Gugus-gugus nilai itu membentuk semacam hierarki dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi. Hubungan Agama, Etika, dan Nilai Jelas sekali bahwa agama dan etika tidak dapat dipisahkan karena tidak ada agama yang tidak mengajarkan tentang etika atau moral. Keimanan seseorang juga dinilai dari kualitas etika atau moral orang tersebut. Dapat dikatakan bahwa nilai ibadah menjadi sia-sia tanpa dilandasi nilai-nilai etika atau moral. Tujuan semua agama adalah untuk merealisasikan nilai tertinggi yaitu hidup kekal dunia akhirat. Karakter dan Kepribadian Istilah kepribadian dan karakter/watak banyak dijumpai dalam ilmu psikologi. Menurut Soedarsono (2002) kepribadian adalah totalitas kejiwaan seseorang yang menampilkan sisi yang didapat dari keturunandan sisi yang didapat dari pendididkan, pengalaman hidup, serta lingkungan. Karakter adalah sisi kepribadian yang didapat dari pengalaman, pendidikan, dan lingkungan sehingga bisa dikatakan bahwa karakter adalah bagian dari kepribadian. Kecerdasan, Karakter, dan Etika Stephen R. Covey, menyebut tiga jenis kecerdasan dalam tiga golongan etika yaitu: Golongan Etika 1. Teo Etika Saling ketergantungan Masalah aku dengan Tuhan 2. Sosio Etika Ketergantungan Masalah aku dengan orang lain 3. Psiko Etika Kemandirian Masalah aku dengtan aku Karakter dan Paradigma Pribadi Utuh
Karakter Utama 9. Takwa (pasrah diri) 8. Ikhlas (tulus) 7. Tawakal (tahan uji) 6. Silahturahmi (tali kasih) 5. Amanah (integritas) 4. Husnuzan (baik sangka) 3. Tawaduk (berilmu) 2. Syukur 1. Sabar
Covey mengingatkan bahwa untuk membangun manusia berkarakter, diperlukan pengembangan kompetesi secra utuh dan seimbang antara empat kemampuan manusia yaitu tubuh, intelektual, hati, dna jiwa.
Soal: 1. 2. 3. 4. 5.
Berikan contoh dilema etika dalam kehidupan! Sebutkan cara mengatasi dilema etika menurut anda! Jelaskan mengapa etika atau moral penting dalam kehidupan! Berikan contoh etika baik dalam pekerjaan! Berikan contoh sikap yang menunjukan seseorang tidak memiliki etika yang baik!