WUJUD PEDULI MAHASISWA FK DALAM BENCANA ALAM
Mahasiswa adalah suatu kumpulan kekuatan yang potensial untuk diberdayakan dalam hal penanggulangan bencana. Dari segi kuantitas, jumlah mahasiswa dikatakan lebih dari cukup. Sementara itu, kualitas sebagian besar mahasiswa juga sama baiknya. Sebagai orang yang tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi, walaupun dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu yang berbeda, mahasiswa mempunyai kemampuan pola pikir kritis, berwawasan luas, dan inovatif yang diharapkan dapat menjadi andalan masyarakat untuk meringankan beban komunitas disaat terjadinya bencana. Mahasiswa dapat mengambil peran mulai pada saat prabencana, saat bencana, dan pasca bencana. Di saat terjadinya bencana banyak kerusakan terjadi, tidak hanya infrastruktur, korban jiwapun banyak berjatuhan. Kerusakan-kerusakan tersebut tak pelak lagi membuat manusia yang hidup di dalamnya mengalami penurunan kualitas hidup. Kita ambil contoh disaat terjadinya gempa bumi Yogyakarta, seketika daerah yang terkena dampak menjadi lumpuh. Listrik padam, pasokan air bersih tidak mengalir, bangunan-bangunan tersungkur, korban jiwa berjatuhan. Bagi mereka yang selamatpun harus menghadapi masalah selanjutnya. Rusaknya tempat bermukim, tidak adanya pasokan air bersih, kondisi stres seperti ini tentu membuat kualitas kesehatan turun, terutama anak-anak dan wanita sangat mudah jatuh sakit. Masalah kesehatan penduduk korban bencana ini sebenarnya dapat dicegah dan ditangani, para mahasiswa juga dapat berperan aktif di dalam bidang satu ini. Mahasiswa kedokteran, selaku kelompok mahasiswa yang dibekali ilmu kesehatan sudah seharusnya ikut membantu, mengaplikasikan ilmu yang mereka miliki. Mahasiswa kedokteran (preklinik dan klinik) dapat mengambil peran dalam tindakan preventif, pertolongan pertama, kuratif, dan juga rehabilitatif. Dalam tindakan preventif mahasiswa kedokteran bisa melakukan promosi kesehatan berupa penyuluhan atau langsung mengajarkan ilmu-ilmu aplikatif demi menigkatkan kualitas kesehatan korban bencana tersebut. Penyakit- penyakit yang biasa berjangkit setelah bencana biasanya tergantung daripada jenis bencana itu sendiri. Pada bencana banjir sering terjadi penyakit-penyakit yang berpangkal pada
air seperti diare, muntaber, leptospirosis, gatal-gatal, dan penyakit kulit lainnya. Tidak jarang penyakit-penyakit tersebut menjadi wabah. Mahasiswa kedokteran dapat memberikan penyuluhan mengenai pentingnya penggunaan air bersih, pengelolaan sanitasi yang baik, dan menerangkan apa dampak yang akan terjadi bila hal-hal tersebut tidak dikelola dengan baik. Sambil terus melakukan pemantauan berkelanjutan berharap timbulnya penyakit pada korban bencana dapat ditekan seminimum mungkin. Pada saat terjadinya bencana, banyak penduduk yang secara langsung ataupun tidak langsung mengalami stress atau trauma fisik. Banyak diantara tersebut adalah kejadian yang bersifat kedaruratan sampai kegawatdaruratan yang tidak dimengerti oleh orang awam. Mahasiswa kedokteran, tentunya yang telah dibekali ilmu ini, yang berada di dekat tempat kejadian tentunya berkewajiban untuk menolong. Pada bencana gempa banyak orang yang tertimpa bangunan atau terjatuh saat menyelamatkan diri. Luka, perdarahan, henti nafas akut, patah tulang, dan cedera lainnya sering mengikuti korban gempa. Sebagian dapat ditangani ditempat dan sebagian lagi harus mendapat pelayanan kesehatan di tempat yang memadai. Sebagian mahasiswa kedokteran, terutama yang masih menempuh pendidikan preklinik, pasti masih merasa ragu untuk melakukan tindakan perbaikan, tetapi masyarakat tidak mau tahu hal tersebut. Mereka mengandalkan kita untuk menolong sanak saudaranya dan juga menjadi suatu kewajiban moral bagi kita untuk menolong. Sudah selayaknya mahasiswa kedokteran, meskipun masih pada jenjang preklinik, menguasai ilmu-ilmu medis praktis untuk menguasai keadaan darurat di lapangan sehingga mahasiswa kedokteran dapat memberikan pertolongan pertama pada keadaan-keadaan seperti di atas. Mahasiswa kedokteran yang tinggalnya di daerah sekitar bencana tentunya yang menjadi harapan pertama. Beberapa hari setelah kejadian penyakit-penyakit biasanya datang menghampiri korban bencana, terutama yang tinggal di tenda-tenda penampungan. Peran mahasiswa kedokteran (jenjang klinik) akan sangat terasa manfaatnya di saat ini. Walaupun belum menjadi dokter dan belum memiliki surat izin praktek, dalam kondisi seperti ini, tidak ada salahnya mereka mencoba mempraktekan ilmu yang mereka miliki walaupun hanya mengobati penyakit secara simptomatik.
Di masa rehabilitatif mahasiswa kedokteran dapat membantu dalam kegiatan penyembuhan trauma dan rasa takut pasca bencana. Bekerjasama dengan berbagai elemen ikut membantu memulihkan mental dan jiwa para korban. Tidak hanya pada bidang-bidang yang terlingkup dalam dunia kesehatan, mahasiswa kedokteran sama seperti pemuda-pemuda lainnya, mereka juga dapat mengambil bidang lebih luas dalam penanggulangan bencana. Melihat posisi medis yang telah mencukupi mereka bisa ikut membantu dalam bidang logistik, komunikasi, bahkan dapur umum sekalipun. Tidak batasan dalam berbuat baik yang terpenting kita mampu dan ikhlas mengerjakannya Namun disisi lain, harapan idealnya mahasiswa (kedokteran) berperan seperti sebagaimana di atas. Akan tetapi hal itu tampaknya belum terwujud sempurna. Sebagian besar mahasiswa masih terlalu takut atau egois untuk turun membantu meringankan dampak bencana. Mahasiswa memang menjadi salah satu harapan besar masyarakat dalam meringankan beban mereka ketika bencana terjadi. Akan tetapi, tentunya seperti suatu mekanisme sistem ada sisi positif dan negatif. Begitu pula berperannya seorang mahasiswa dalam penanggulangan bencana. Manfaat-manfaat tersebut yang didapat mahasiswa, antara lain:
Mahasiswa akan dengan langsung dapat mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari
Mahasiswa dapat belajar bagaimana bekerja ditengah masyarakat
Mahasiswa dapat menambah keahlian dan pengetahuan mereka. Banyak ilmu-ilmu yang tidak diajarkan di bangku kuliah didapatkan selama mereka berkecimpung di dunia bencana.
Mahasiswa dapat memperluas hubungan sosial mereka. Mereka yang bergerak dalam penanggulangan bencana adalah sekelompok orang yang berada dalam satu penanggungan. Rasa kebersamaan akan saling mengakrabkan mereka.
Keadaan sulit disaat bencana akan menumbuhkan rasa iba dan prihatin. Bagi mahasiswa yang dapat mengenali momen ini akan melatih kepekaan rasa
kemanusiaan mereka sehingga secara tidak langsungpun mereka menjadi mahasiswa yang lebih humanis. Selain hal-hal diatas banyak lagi manfaat positif yang dapat disimpulkan mahasiswa itu sendiri ketika turut bergabung dalam kegiatan penanggulangan bencana. Daftar Pustaka : 1. Indriyanti R.A, 2015, Peran Mahasiswa Kesehatan dalam Situasi Tanggap Darurat dan Bencana, FK Unisba 2. Ilham M, 2016, Evaluasi Partisipasi Kebencanaan pada Mahasiswa, FK Unsyiah