Perencanaan Vs Indentifikasi Pekerjaan By setia wirawan Perencanaan operasional usaha penambangan batubara, khususnya skala menengah kecil (dibawah 5000 Ha) telah dilakukan sejak pekerjaan awal penambangan akan dimulai. Yakni ketika mapping sosial dan mapping singkapan dilakukan. Dari sisi biaya pemetaan (mapping) mapping singkapan (outcrop) jauh lebih mahal ketimbangan biaya pemetaan sosial. Oleh sebab itu, sebaiknya mapping sosial dilakukan terlebih dahulu ketimbangan mapping outcrop. Dan untuk pelaksana mapping sosial sebaiknya dilakukan oleh intitusi/lembaga yang benar-benar ahli dibidang pemetaan sosial. Begitupun dengan mapping singkapan. Dibawah ini table perencanaan tambang yang harus dibuat dikomparasikan dengan indentifikasi pekerjaan tambang skala menengah dan kecil. 1
MAPPING
2
BORING/Drilling
3
IJIN EKPLOITASI
A. FS
B. AMDAL
MAPPING Workplan mapping disusun dengan detail dan terrencana. Mapping yang dibuat asal-asalan bisa menimbulkan kerugian yang sangat besar. BORING Menyusun skedulle dan rencana kerja drilling basicnya adalah hasil mapping. Biaya drilling akan menjadi investasi bila hasilnya positif, tapi bila negative maka dana drilling hangus. Oleh sebab itu, hasil mapping harus dijadikan dasar manajemen dalam mengambil keputusan dilakukannya drilling atau tidak. IJIN EKPLOITASI Kegiatan Mapping dan drilling merupakan salah satu aktivitas penambangan yang sangat vital tidak saja untuk kepentingan data-data tehnis tambang, lebih dari itu salah satu sarat peningkatan perijinan dari ekplorasi ke ekspoitasi adalah aktivitas mapping dan drilling (sebelum aturan Minerba terbit) A. FS Fesibility Study (FS) merupakan kajian ekonomis dari hasil drilling. Cadangan dan kualitas batubara dan daya serap pasar merupakan kajian yang akan dijadikan dasar, atas pertanyaan apakah konsesi penyelidikan layak tambang atau tidak B. AMDAL Berbeda dengan FS, Amdal lebih menitik beratkan pada masalah pengaruh rencana kegiatan penambangan
4
PEMBUATAN DESIGN TAMBANG
5
SURVEY DAN DESIGN INFRASTRUKTUR TAMBANG :
A. JALAN HAULING B. STOCK FILE C. PELABUHAN D. TIMBANGAN
E. TANKER BBM F. MESS DAN OFFICE DI SITE G. DAN LAINNYA 6
7
dengan dampak lingkungan, baik manusia, alat, maupun ekosistim flora dan fauna serta dampak lainnya. Dasar amdal adalah FS PEMBUATAN DESIGN TAMBANG Perencanaan penyusun design tambang harus hati-hati dan holistic. Sebab hanya dengan design tambang yang terencana sejak awal maka penambangan akan berhasil. Salah Design tambang maka produksi berkesinambungan akan terkendala. Hasil design tambang merupakan bahan baku dari penyusunan FS dan Amdal. SURVEY DAN DESIGN INFRASTRUKTUR TAMBANG Kontruksi infrastruktur tambang sangat bergantung pada rencana produksi batubara setiap tahunnya. Dan prose survey dan pembuatan design infrastruktur tambang menjadi sangat penting dan sangat bergantung pada misi dan visi perusahaan. A. JALAN HAULING Dasar dari survey hauling road adalah berdasarkan hasil explorasi detail dan hasil survey infrastruktur tambang. B. STOCK FILE C. PELABUHAN Pelabuhan/jety merupakan D. TIMBANGAN E. TANKER BBM Pembuatan design tanker BBM selain mengacu pada hasil eksplorasi detail, juga harus mengacu pada ketentuan aturan pemerintah. F. MESS DAN OFFICE DI SITE G. DAN LAINNYA
MEMPERSIAPKAN MARKET ( BUYER ) : A.PROFIL COMPANY DAN RENCANA PRODUKSI B. NEGOISASI DENGAN BUYER POTENSIAL FIX MARKET ( MINIMAL 50 % DARI KAPASITAS PRODUKSI ) C. MENETAPKAN FIX MARKET MEMPERSIAPKAN KONTRAKTOR PENAMBANGAN :
MEMPERSIAPKAN MARKET ( BUYER ) : Market (pasar) merupakan A.PROFIL COMPANY DAN RENCANA PRODUKSI
A. MENENTUKAN KLASIFIKASI KONTRAKTOR DAN POLA KERJA
A. MENENTUKAN KLASIFIKASI KONTRAKTOR DAN POLA KERJA
B. PRESENTASI ATAU
B. PRESENTASI ATAU MENGUNDANG KONTRAKTOR UNTUK
B. NEGOISASI DENGAN BUYER POTENSIAL FIX MARKET ( MINIMAL 50 % DARI KAPASITAS PRODUKSI )
C. MENETAPKAN FIX MARKET MEMPERSIAPKAN KONTRAKTOR PENAMBANGAN :
8 9
10
MENGUNDANG KONTRAKTOR UNTUK PRESENTASI C. MENETAPKAN KONTRAKTOR D. MEMILIH / MENETAPKAN QUALITY KONTROL KROSCEK BOR OLEH KONTRAKTOR TAMBANG PENENTUAN PIT TAMBANG DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KONTRAKTOR PERSIAPAN PEMBEBASAN LAHAN (BERTAHAP) : A. SOSIALISASI
14
KROSCEK BOR OLEH KONTRAKTOR TAMBANG PENENTUAN PIT TAMBANG DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KONTRAKTOR PERSIAPAN PEMBEBASAN LAHAN (BERTAHAP) : A. SOSIALISASI
C. SURVEY DAN PENGUKURAN
C. SURVEY DAN PENGUKURAN
IJIN PELABUHAN KHUSUS : A. IJIN LOKASI PELABUHAN
13
D. MEMILIH / MENETAPKAN QUALITY KONTROL
B. PEMBENTUKAN TEAM PEMBEBASAN LAHAN
E. PEMBAYARAN
12
C. MENETAPKAN KONTRAKTOR
B. PEMBENTUKAN TEAM PEMBEBASAN LAHAN
D. VERIFIKASI DATA LAPANGAN DAN LEGALITAS SURAT TANAH
11
PRESENTASI
D. VERIFIKASI DATA LAPANGAN DAN LEGALITAS SURAT TANAH
E. PEMBAYARAN IJIN PELABUHAN KHUSUS : A. IJIN LOKASI PELABUHAN
B. IJIN PEMBANGUNAN PELABUHAN
B. IJIN PEMBANGUNAN PELABUHAN
C. IJIN OPERASIONAL PELABUHAN
C. IJIN OPERASIONAL PELABUHAN
IJIN LOKASI IJIN PENJUALAN DAN PENGANGKUTAN PEMBANGUNAN PELABUHAN / JETTY DAN STOCK FILE :
IJIN LOKASI IJIN PENJUALAN DAN PENGANGKUTAN PEMBANGUNAN PELABUHAN / JETTY DAN STOCK FILE : Seperti halnya hauling road, pembuatan stocfile harus diperhitungkan dengan seksama, terutama kontruksi dan penetapan lokasi stocfile. Untuk memastikan daya tampung dan kekuatan menahan beban batubara harus dilakukan survey ilmiah, termasuk pengeboran di lokasi stocfile. Salah dalam memilih lokasi dan membuat struktur stocfile akan menimbulkan kerugian yang sangat besar. Detail design stocfile harus benar-benar diperhatikan. Oleh karenanya, menyusun workplan pembangunan stocfile harus mengacu pada kesiapan
A. BORING ( 10 TITIK ) B. KONTRUKSI C. PENYEMPURNAAN
15
PEMBANGUNAN JALAN HAULING ( LEBAR 16 METER )
18
PEMBANGUNAN CRUSHER DAN LOADING COMPAYER PEMBANGUNAN TIMBANGAN PRODUKSI
19
BARGING PERDANA
16 17
lahan yang harus benar-benar matang. Mengejar target dengan mengeyampingkan sisi tehnis akan berakibat fatal. A. BORING ( 10 TITIK ) B. KONTRUKSI C. PENYEMPURNAAN PEMBANGUNAN JALAN HAULING ( LEBAR 16 METER ) Pembangunan infrastruktur tambang, termasuk jalan hauling harus mempertimbangkan sejumlah factor. Diantaranya target produksi, cadangan batubara, cost, pemeliharaan dan diselaraskan dengan plan bisnis kedepan. PEMBANGUNAN CRUSHER DAN LOADING COMPAYER PEMBANGUNAN TIMBANGAN PRODUKSI BARGING PERDANA