Wake Up! Siap Baca!

  • Uploaded by: Rizly Padanta Tarigan MPP 08, 3-B
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Wake Up! Siap Baca! as PDF for free.

More details

  • Words: 8,243
  • Pages: 18
Oktober 2009

wake up! #1

! p u e k a w

! p u wake

wake up! wake up!

wake up! wake up! wake up! wake up! wake up!

WAR ON TERROR: ISLAM UNDER ATTACK!

wake up!

Teror, Akar Sejarah, dan Perkembangannya [#] Rage Against The Monster [#] Terorisme dan Ketidakadilan Global [#] War Lord [#] ngobrol bareng divan semesta [#] terorisme media [#] Canda ala Rasul [#] Percakapan tentang Surga [#] Sifat Wudhu Nabi [#] Pengertian dan Hukum Shalat Tahajud [#] Interview with Chomsky [#]

pengantar daf pengantar tar

isi

Teror, Akar Sejarah, dan Perkembangannya [2] Rage Against The Monster [5] Terorisme dan Ketidakadilan Global [6] War Lord [12] Ngobrol Bareng Divan Semesta [15] Terorisme Media [16] Canda ala Rasul [20] Percakapan tentang Surga [22] Sifat Wudhu Nabi [24] Pengertian dan Hukum Shalat Tahajud [27]

kontributor: Divan Semesta Tukangtidur Solstance Farid Wadji Yazid bin Abdul Qadir

Redaksi Wake Up!: Editor: Rex Lay Out: Tukangtidur Gambar: Mbah Google

Copyleft c 2009 Wake Up! Hak Cipta dilindungi Allah Swt. Silakan dibajak! Silakan diperbanyak!

wake up! #1 | Oktober 2009 | 1

2 | Oktober 2009 | wake up! #1

wake up! #1 | Oktober 2009 | 3

RAGE AGAINST

THE MONSTER! Oleh: Solstance Redaksi www.liberationyouth.com

4 | Oktober 2009 | wake up! #1

wake up! #1 | Oktober 2009 | 5

6 | Oktober 2009 | wake up! #1

ilustrated by: Banksy

terorisme dan ketidakadilan global

Oleh: Farid Wadji Redaksi Majalah Al-Wa’ie

wake up! #1 | Oktober 2009 | 7

8 | Oktober 2009 | wake up! #1

wake up! #1 | Oktober 2009 | 9

Istirahat dulu, Sob! Cape baca melulu.

Kalau istirahatnya sudah cukup, boleh di buka halaman selanjutnya. Selamat membaca kembali. :)

WAR LORD Oleh: Divan Semesta Jenderal Liberation Youth (R.I.P)

““

Kekerasan yang sangat relevan dijalankan dalam skup lokal ialah melakukan ancamanancaman terhadap berandalan kerah putih, organisasi mafia nasional, melakukan penyerangan terhadap kartel narkotik dan menyerbu pabrik minuman keras, mengancam media massa dan jika perlu meledakkan menara pemancar,2) merusak kamera-kamera production house mereka yang bukan saja berusaha menyudutkan nilai-nilai fundamental seperti jihad di dalam Islam, melainkan menayangkan program yang kita prediksi akan menjadi bom waktu meledaknya amoralitas di dalam masyarakat kita

12 | Oktober 2009 | wake up! #1

S

eorang teman kerja mengatakan bahwa ia tidak yakin dengan apa yang telah terjadi di negeri Sherazade, ketika saya bertanya mengenai riot yang terjadi di sana. Namun bagi dia, konflik yang terjadi di belahan bumi—termasuk Iran—akan bisa kita fahami jika kita memahami karakter ideologi. Kemudian perbincangan kami berlanjut dalam tataran konsepsi yang sangat Muthharri sekali dan bagi saya terlihat seperti konsepsi Annabhani dan Marxis. “Ideologi memiliki perangkat untuk melindungi ideologinya,” ungkap pria yang pernah mengambil S-2 Teknik Sipil di negeri beer atau pilsener itu. Lantas berdasar kerangka ideologis konflik di Iran akan terlihat menjadi sebuah 'kewajaran' sebab ideologi itu hampir mirip dengan Tuhan: selalu ingin meng-esakan dirinya. Idelogi media

kapitalis sekularistik ataupun yang komunis atau sosialisme libertarian seperti itu juga. Tidak mau diduakan, tidak mau dipoligami maka—jika kita mengerti motif ini—bisa 'diwajarkan' ketika Amerika menginvasi Iraq, menginfiltrasi Iran, menumbangkan blok Komunis serta merancang berbagai macam kekerasan lain sembari lupa melakukan 'infiltrasi pasifik' macam American Corner atau menyuplai dana untuk Jaringan Islam Liberal. Pandangan seperti itu bisa kita terapkan agar kita tidak begitu heran mendapati media lokal macam TV One0) melakukan tindakan yang menyebalkan dan terkesan sedikit brutal ketika meliput warna warna keislaman yang puritan. Black propaganda 0) terjadi. Lelaki berjubah, berjanggut bak Osama dan para wanita yang di support band GunXroses melalui tag: 'support ninja local' kemudian di stigmatisasi, dilabelisasi. Media massa sepenuhnya sadar bahwa masyarakat negeri ini masih moron, memanfaatkan teori jarum hipodermik untuk menggiring masyarakat agar melecehkan, memicingkan mata kepada saudarasaudaranya juga. Dan sekali lagi, jika mengerti karakter ideologi yang akan selalu mempertahankan dirinya maka saya tidak akan terlalu cengeng ketika gerakan-gerakan Islam puritan dengan liciknya di stempel serupa. Masyarakat digiring untuk mengatakan wahabi atau khawarij pada gerakan-gerakan yang bertujuan menegakkan corpus-Nya meski gerakan-gerakan tersebut memiliki taktis no violence dalam mewujudkannya. Tapi tak apa-apa sebab sejarah selalu memperlihatkan bahwa kelicikan tidak akan hilang dari planet bumi. Dan bersyukurlah ketika Islam serius

memisahkan mana orang tersesat yang memerangi dan harus diperangi dan orang tersesat yang harus dilindungi, sedangkan, media massa bermain filsafat induksi dan deduksi, lalu pukul rata, maka ini yang membedakan kita dengan mereka bukan? Kini tidak begitu perlu melakukan pembelaan bahwa Islam itu agama antiterror atau bukan, masuk ke dalam perangkat filsafat yang menjebak, masuk ke dalam usaha redefinisi yang menjauhkan diri dari skala prioritas yang harus kita dahulukan. Karena ideologi yang licik akan mudah menyalahkan untuk menghilangkan konsep dalam ideologi Islam yang membuat takut mereka, dan memberikan limpahan puja-puji untuk konsep-konsep ideologi yang tidak menghalangi hegemoni mereka. Rival Islam akan selalu menginginkan Islam yang di vasektomi. Islam yang konsepsi perang dan konsepsi punishmentnya dihapuskan. Dan tulisan ini bukan hanya sekadar tulisan sosiologi yang hanya menjabarkan dan memetakan sebuah permasalahan yang pelik (ke dalam konflik yang dinamakan konflik ideologi). Saya seorang muslim yang harus menunjukkan kemusliman saya. Saya tak peduli dengan term terorisme, apa definisinya dan mana batasannya, saya tetap mendukung konsep kekerasan di dalam Islam (karena secara Qurani hal itu memang bisa dilakukan) tetapi kekerasan yang dimaksud tentu bukan dalam artian melakukan peledakan-peledakan tak akurat 1) yang tak memperhitungkan kalangan sipil seperti yang dilakukan sindikat anarki pada abad 19-an. Kekerasan yang sangat relevan dijalankan dalam skup lokal ialah melakukan ancaman-ancaman terhadap berandalan kerah putih, organisasi mafia

wake up! #1 | Oktober 2009 | 13

NGOBROL BARENG DIVAN SEMESTA

nasional, melakukan penyerangan terhadap kartel narkotik dan menyerbu pabrik minuman keras, mengancam media massa dan jika perlu meledakkan menara pemancar2), merusak kamerakamera production house mereka yang bukan saja berusaha menyudutkan nilai-nilai fundamental seperti jihad di dalam Islam, melainkan menayangkan program yang kita prediksi akan menjadi bom waktu meledaknya amoralitas di dalam masyarakat kita. Itulah teknis jihad mungil yang bisa dilakukan di negeri ini. Bukankah hal ini kemudian menjadikan jihad di Indonesia bahkan jauh lebih menarik ketimbang aksi jihad di luar negeri? (tanpa bermaksud mengkhianati mujahidin yang saya cintai. Saya toh bisa mensupport kalian dengan dana). Kekerasan bisa jadi merupakan penegakan Izzah karena Islam adalah filosofi kehidupan yang memiliki sisi kelemahlembutan dan ketegasan. Muhammad sang guru alam semesta bukanlah hanya orang suci yang menyikapi permasalahan serius

ilustrated by: Ba

nksy

dunia dengan sabar. Di sisi kelembutan dan sifat pengampunnya, Muhammad adalah seorang war lord. Ia adalah juga seorang kombatan![] Catatan si Kaki: [0] Bagaimana mau percaya jika tayangan pers menayangkan infotainment dianggap sebagai jurnalisme? Kebanyakan media massa diisi oleh orang-orang yang tidak faham analisa mengenai fakta. mereka hanya ingin melihat apa yang ingin mereka lihat. [1] Meledakan pemancar bukan untuk mematikan sipil. [2] Tidak ada kosa kata bom syahid –di dalam pikiran saya-- kecuali di bom, dirudal seperti Ahmad Yassin yang insya Allah menjadi syahid.. Saya tidak menyetujui adanya manusia-manusia bomber karena justifikasi hadist yang acapkali di gunakan untuk aksi-aksi tersebut bagi sy tidak memiliki jembatan logis antara realitas aksi seseorang di masa rasulullah dengan pelaziman meledakkan diri dengan alasan apapun. Dan 'serunya' lagi, ulama-ulama yang menyatakan kebolehan melakukan penggunaam bom manusia pada kenyataannya seperti yang dikatakan dalam blog bapahomet: sejauh yang saya ketahui, tidak pernah melakukan aksi tersebut. Tapi toh hal tersebut hanya permasalahan cabang dalam Islam Itu bukan permasalahan yang fundamental macam akidah. Ada yang lebih penting lagi bahwa pihak yang tidak melazimkan bom tersebut (bukan hanya saya) dan pihak yang melazimkan memiliki satu visi bahwa kita sedang dijajah dan dizalimi. Kita memiliki common enemy. Saya menghormati kalangan mujahidin. Saya mendoakan bomberbomber manusia di wilayah konflik seperti Ayat al Arasy dipandang oleh Allah hanya salah mengikuti ijtihad dan saya benar-benar mendoakan cewek cantik itu syahid.

14 | Oktober 2009 | wake up! #1

D

ivan Semesta. Lelaki asal Bogor ini bisa dibilang sangat fenomenal. Tulisantulisannya mencerahkan sekaligus provokatif, nyeleneh sekaligus penuh permenungan, dan banyak lagi. Tidak aneh jika Divan Semesta sudah menjadi semacam ikon di dalam pergerakan kaum muda Islam. Jika kamu aktif di dalam pergerakan Islam dan kamu tidak mengenal Divan Semesta, bisa dipastikan berarti kamu tidak gaul. Hahaha! Malah, saking banyak fansnya, di dunia maya sudah ada hoaxnya Divan Semesta, alias Divan Semesta palsu! Wew. secanggih itukah seorang Divan Semesta, sampai ada yang memalsukan dirinya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak wawancara saya (Tukangtidur) dengan Divan Semesta di bawah ini: Assalamualaikum, Kang Divan, apa kabar? Waalaikum salam. Kata orang-orang 'bule' sih pertanyaan apa kabar tuh simple talk yang kalau kita sakit kita nggak usah jawab lagi sakit perut eh, moncrot udah 5 kali eh, dan meski kena vertigo maka jawabannya juga tetep baik-baik saja. Alhamdulillah gw sehat, Rex. Kalau boleh tahu, lagi sibuk apa sekarang? Jawab wawancaralah. Lagi mikir buat lagu tapi biasalah baru mikir. Kalau punya gitar minjem, dong.

Minimagz Open Mind kabarnya gimana? Dulu kan Kang Divan sering menulis di majalah mini itu? Iya dulu. Openmind (baca = OM) berubah dalam bentuk situs. Sampe saat ini terutama Ali ownernya belum siap untuk nerbitin OM lagi. Banyak masalahnya tapi yang lebih utama: yang beli belum pada balikin duitnya hehehe, jadi biaya cetaknya nggak ke kejar. Dulu emang dia ngorbanin diri untuk ngutang, tapi sampai kapan? Meski OM untuk sementara mati, saya bener-bener respect sama Ali. Biar dekil, resistancenya tinggi. Saya respect ma dia! Meski dia bukan faggot, saya sayang dia karena semangatnya dulu.

wake up! #1 | Oktober 2009 | 15

Sekarang kalo temen-temen mau baca tulisan-tulisannya Kang Divan di mana? Paling di divansemesta.blogspot.com ma mading. Mungkin di Ge-Er zine, buatan anakanak Surabaya. Oh iya, masih aktif di Liberation Youth? Untuk saat ini nggak, tapi nggak tau kedepannya. Kendalanya kita hidup beda kota. Saya support dengan LY, mungkin kapankapan saya support dengan tulisan, tapi untuk saat ini saya pengen konsen di skup lokal aja. Katanya, Liberation Youth ganti nama, ya? Jadi Liberation Jihad. Apa Kang Divan tahu alasannya, atau pergantian nama itu cuma sekadar lelucon belaka? Kalau LY ganti nama saya nggak tau tuh. Kalau diganti jadi Liberation Jihad nggak apa-apalah, yang penting mah nggak nyimpang. Kadang nama itu cuma simbol kan Rex? Yang penting content ma aksinya. Ngomong-ngomong soal jihad, jihad di mata Kang Divan itu seperti apa, sih? Jihad itu banyak cara, asal sesuai dengan boundary yang udah dikasih the ultimate realty. Zine Sai, Aditya Abdurahman bilang bahwa menulis itu jihad, dan dia ngutip dari Abdullah Azzam (tanknya mujahid Afghanistan). Saya sepakat. Lu juga kalau ngelakuin wawancara, ngebuat zine dengan ikhlas, berbuat nggak karena pengen terkenal, tersohor, itu juga jihad. Tapi itu cuma lapisan-lapisannya aja. Setiap hal itu ada piramidanya. Maslow juga punya piramida kan? Dalam jihad lapisan tertingginya angkat senjata dan menasihati seorang penguasa zalim, lalu orang yang menasehati itu dibunuh. Derajat mereka sama dengan panglima para syuhada, Hamzah. Btw, jangan dibilang gw nyebarin simbol zionis karena ngomong piramida ya hehe, gw nggak suka zionis kalau ada piramida zionis atau freemason mata ditengah pyramidanya bakal gw colok! Bagaimana pendapat Kang Divan mengenai bom istyshad atawa bom syahid? Well, saya sih nggak mau ngelakuin itu. Mending perang sampe meninggal. Kalau sahabat Rasul, ketika tangannya ditebas, dia

16 | Oktober 2009 | wake up! #1

ngelawan make kaki, ketika kakinya ditebas dia ngelawan make apa coba? Make gigi sampe dia wafat. Jadi menurut saya ya perlawanan harus seperti itu. Taruhlah kalau pengen membunuh staff Australia yang nyata-nyata memerangi Islam, ya tembaki sampai kamu tertembak. Stabing him/her sampai kamu distabbed. Bom 'syahid' itu belum bisa masuk dalam kerangka berpikir saya, tapi saya mendoakan mujahid yang benar-benar berjihad karena mencintai Allah dan sesalah-salahnya mereka saya tetap kagum karena mereka lebih mencintai kematian ketimbang kehidupan (asal bukan untuk melarikan diri dari hidup, ya). Emang memutuskan untuk meledakan diri itu gampang? Susah kan. Dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 126, di situ diterangkan bahwa jika kita memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Nah, apakah dengan ini berarti kita boleh melakukan pembunuhan terhadap warga sipil kaum kafir, sebab tentara kafir telah membunuh warga sipil kaum muslim di negeri-negeri konflik seperti di Palestina, Afghanistan, Irak, dan lain-lain? Wah, ngejawabnya nggak cukup cuma selembar kalau ini sih. Cuma kita harus melihat bahwa kebanyakan di dalam Quran aturannya berbentuk global. Kita disuruh shalat tapi shalatnya seperti apa, tidak ada di Quran, dan disinilah peran Rasul muncul. Beliau mengajarkan tata cara shalat pada kita. Kita diperintahkan untuk memerangi orang tersesat yang memerangi, yang zalim, tetepi perangnya seperti apa? Rasulullah tidak pernah melibatkan diri untuk membunuh, menyakiti orang tersesat yang tidak memerangi cahaya-Nya. Ada kalimat menarik yang pernah diucapkan menantu Rasulullah, Ali berkata bahwa: aku tidak memerangi orang yang kafir tetapi aku memerangi orang yang zalim (muslim dan kafir yang zalim). Jadi kalau landasan memeranginya orang sipil di negeri-negeri non muslim adalah karena pemerintah mereka telah membunuh kaum muslim, maka ini budaya vendetta, budaya balas dendam yang tidak dikenal dalam Islam. Beda kasus, kalau kita telah menyatakan perang, dan meminta sipil untuk pergi, kemudian kita

meluncurkan rudal ke Pentagon atau basis militer Amerika dan Australia ternyata yang kena bukan hanya militer tetapi juga sipil maka hal itu tidak dipermasalahkan. Seorang teman mengatakan bahwa Jihad itu bukan aksi balas dendam, bagaimana menurut pendapat Kang Divan? Itu kata-kata Thufail kan? Karena sejalan dengan ajaran Muhammad Saw, saya sepakat. Bagaimana tanggapan Kang Divan mengenai aksi pemboman yang terjadi di daerah Kuningan kemarin? Kalau memang benar target yang di bom itu musuh agama ini maka sebaiknya jadi sniper, jangan bomber. Meracik racun arsenik juga bisa. Munir kan bisa meninggal tanpa orang disekitarnya meninggal atau ikutan kena. Tapi gw nggak setuju yah kalau Munir di bunuh. Itu cuma contoh. Tapi terus terang saya nggak tahu masalah. Sebagai umat Islam, kira-kira apa sih yang mesti kita lakukan untuk menyikapi fenomena isu terorisme tersebut? Harus kembali pada pemahaman yang radikal. Harus muncul kontra opini karena sekarang kan bukan hanya terorismenya yang diperangi, tetapi jihadnya yang mau didekonstruksi. Padahal kewajiban mempelajari bahkan mempraktikkan jihad berperang itu hampir sama kewajibannya dengan shalat dan zakat. Yang kita harus lakukan setidaknya menyebarkan pemahaman Islam yang bersumber dari rasulullah melalui zine, melalui pembicaraan-pembicaraan atau mungkin lagu. Banyak cara Rex. Lu kan bisa ngerap tentang jihad juga sambil ngegebuk drum sama anak-anak Brigade Lawan Arus. Beberapa waktu yang lalu kan Kang Divan membuat tulisan di Revolt n' Rise yang berjudul Islam yang Mengancam. Kira-kira, bentuk kongkretnya itu kayak apa, ya? Apakah yang dilakukan oleh Noordin M. Top dan para sohibnya itu sudah termasuk tindakan yang membuat Islam mengancam? Kalau bukan, alasannya apa? Saya nggak mau beropini tentang Noordin, gw mendoakan setiap muslim yang mencintai Islam meski cara yang dilakukannya salah. Islam yang mengancam itu Islam yang disegani dan ditakuti oleh musuhnya. Caranya banyak, salah satunya dengan zine yang lu buat ma anak-anak. Zine atau

tulisan itu bukan hanya berisi tentang jujur itu bagus, harus sabar ikhlas, bersedekah tetapi harus ada sisi ideologisnya: bukan hanya melawan tiran tetapi bergerak untuk membentuk sistem Islam yang mulia, kalau itu udah dilakukan sebenarnya kita udah faham praktik Islam yang Mengancam. Lagian kan kata-kata itu cuma untuk genit-genitan. Kekerasan dan ketegasan di dalam Islam itu ada, dan itu yang ditakuti oleh musuh Allah. Pendapat Kang Divan, seperti apa sih kondisi pergerakan-pergerakan Islam underground saat ini? Dulu kan sempat ramai tuh, malah sempat membentuk RISE! segala. Aksi di acara KKI (Konfrensi Khilafah Internasional) di senayan, Aksi long march dari Lapangan Banteng sampai Depok. Hahaha! Saya ingat, waktu itu kaki saya sampai lecet! Tapi, kenapa akhir-akhir ini sepi, ya? Apa sekarang temanteman lebih konsentrasi untuk berjuang di dunia internet saja atau bagaimana? Mungkin lu nggak pake kaos kaki pas long march! Haha lupa gw. Btw sekali lagi gw nggak mau menilai. Ada banyak kemungkinan: mungkin memang lagi turun semangatnya, atau bisa jadi memang temen-temen itu lagi serius di skup lokal atau mungkin banyak amanah di induk pergerakannya. Kayaknya sampai di sini saja dulu, Kang. Terima kasih banyak, ya, atas sharingnya. Ada pesan-pesan terakhir? Haha. Kayak mau mati aja. Salam ya untuk Ira dan Nyawa di rumah. Haha, gini aja deh. Kita sama-sama paham kalau kita terpisah kota, malahan kepisah secara provinsi, jadi sebaiknya kita saling support, kita harus saling menjaga kata-kata karena kita satu akidah: akidah yang mengancam. Kita belajar lagi saling menyayangi. Allah maha besar. Allah maha besar. Allahummashalliala Muhammad wa alii Muhammad. Mudah-mudahan keterpisahan ini tidak menjadikan hati kita terpecah. Oke! Pesan yang sangat mantap! Assalamualaikum!

wake up! #1 | Oktober 2009 | 17

Terorisme Media

P

O l e h : T u k a n g t i d u r

a d a t a n g g a l 11 September 2001, telah terjadi peristiwa besar yang tidak akan terlupakan dalam sejarah. Pesawat jenis boeing menghantam gedung kembar World Trade Center (WTC). Gedung malang tersebut rubuh dan hancur seperti tepung, ribuan orang menjadi korban, dan setelah itu wacana seputar “Perang Melawan Terorisme” pun mencuat ke permukaan, menjadi metanarasi di dunia politik internasional.

“ “

terorisme tak bisa lepas dari keputusan politik. Makna terorisme tak lepas dari campur tangan penguasa.

“This Crusade, this war on terrorism, is going to take a along time” (Perang salib ini, perang melawan terorisme, akan memakan waktu yang lama), begitulah yang dikatakan George W. Bush kepada BBC pada tanggal 16 september 2001, ketika ia masih menjabat sebagai presiden Amerika Serikat yang ke-43. Ia juga mengatakan, “Anda bersama kami atau bersama teroris?” Intinya, tidak ada istilah abstain. Kita semua harus memilih: bersama Amerika atau bersama teroris. Jika kita tidak memilih untuk bersama Amerika, itu artinya kita berada di pihak teroris, meskipun sebenarnya kita tidak ingin bersikap demikian. Benar-benar pilihan yang menjengkelkan. Atau, ada juga anekdot yang berbunyi: “Carrot or stick?”. Jika kita memilih untuk bergabung bersama Amerika, berarti kita mendapat carrot (makanan). Sedangkan kalau kita memilih untuk tidak bergabung bersama Amerika, berarti kita akan mendapat stick (digebuk atau dipukul pakai stik baseball). Intinya, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus ikut bergabung dalam usaha memerangi terorisme. Namun, apakah wacana “Perang Melawan Terorisme” itu sudah benar-benar sahih dan tidak perlu dikritisi lagi? Benarkah kebijakan melawan terorisme yang digaungkan oleh Amerika itu adalah kebijakan yang harus langsung kita telan mentah-mentah tanpa perlu kita pertanyakan kembali untuk kemudian kita bantah? Setelah membaca tulisan yang berjudul Teror, Akar Sejarah, dan Perkembangannya, yang merupakan artikel pembuka di zine Wake Up! ini, kita akan mendapatkan pemahaman bahwa definisi terorisme itu tak bisa lepas dari keputusan politik. Makna terorisme tak lepas dari campur tangan penguasa. Begitulah kiranya yang terjadi sekarang. Definisi terorisme yang berkembang saat ini adalah definisi terorisme versi Amerika beserta para sohibnya, yang—entah disengaja atau tidak—definisi tersebut sangatlah menyudutkan Islam. Hampir semua media mainstream lokal maupun internasional, ketika sedang memberitakan aksi terorisme, selalu saja

18 | Oktober 2009 | wake up! #1

mengangkat simbol-simbol Islam. Ya, seperti itulah kiranya definisi terorisme yang sedang berkembang saat ini. Te n t u s a j a — d e n g a n menyebarnya definisi tersebut—umat Islam saat ini sudah seperti kaum tertuduh. Ruang gerak kaum muslim menjadi sempit. Mengaji dianggap s e d a n g m e r e n c a n a k a n m a k a r. Memakai cadar dianggap berbahaya. Berjanggut dicurigai. Memakai celana cingkrang dijadikan bahan pergunjingan. Malah, tidak sedikit kaum muslimin yang akhirnya merasa malu dengan agamanya sendiri! Na'udzubillah! Semua fenomena yang terjadi pada umat Islam saat ini tentu saja tak lepas dari peran media mainstream yang tidak pernah fair ketika menyiarkan sebuah peristiwa. Telah terjadi trial by the press (pengadilan oleh media). Seolah-olah apa pun yang media mainstream katakan adalah benar adanya. Padahal, kasus matinya Ibrohim adalah jawaban bagi kita untuk mengatakan bahwa media mainstream itu ternyata tidak melulu benar! (Media mainstream sebelumnya seolah-olah sepakat bahwa yang mati di Temanggung itu adalah Noordin M. Top, padahal kenyataannya salah besar!) Bisa dikatakan, media mainstream saat ini pun memiliki andil dalam usaha menindas umat Islam. Media mainstream pun telah melakukan teror! Inilah yang disebut sebagai terorisme media.

Islam, apakah lantas sahih jika kita katakan bahwa agama Islam—yang notabene dikenal sebagai pembawa damai dan rahmat—adalah agama teror? Itu bisa dilihat dari berita-berita yang berkembang saat ini. Simbolsimbol Islam yang selama ini kita anggap biasa saja dan memang tidak bermasalah, setelah terus-terusan diangkat oleh media mainstream, akhirnya simbol-simbol Islam tersebut seperti telah menjadi sesuatu yang mengancam. Mereka (pelaku media mainstream) melulu menyorot simbolsimbol Islam seperti: cadar, sajadah, AlQuran, janggut, dan lain sebagainya. Padahal, simbol-simbol tersebut tidaklah memiliki relevansinya sama sekali dengan peristiwa teror yang selama ini terjadi. Itu sebabnya, kita selaku kaum muslim jangan hanya berdiam diri saja menyaksikan teror yang sedang dilakukan oleh media tersebut. Kita jangan menutup mata dan menganggap seolah-olah sedang tidak terjadi apaapa. Silence is a sin! Berdiam diri terhadap kemungkaran adalah dosa! Mari kita provokasi masyarakat di sekitar kita, bahwa media mainstream saat ini sudah tidak layak lagi untuk kita konsumsi. Mari kita sampaikan beritaberita tandingan yang jarang sekali disiarkan. Mari kita buat media sendiri! Jadikan mulut dan tulisan kita sebagai media![]

Akibat pemberitaan-pemberitaan tentang terorisme yang floorkan oleh media mainstream kepada masyarakat itulah akhirnya terbentuk opini yang sangat merugikan kaum muslimin. Meskipun jika yang telah melakukan aksi teror itu adalah orang

18 | Oktober 2009 | wake up! #1

wake up! #1 | Oktober 2009 | 19

Canda Ala Rasul S

eseorang sahabat mendatangi Rasulullah Saw, dan dia meminta agar Rasulullah Saw. membantunya mencari unta untuk memindahkan barang-barangnya. Rasulullah berkata: “Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana”. Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. “Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barangku ini?” Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta.” Sahabat tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi. Sanad sahih)

S

eorang perempuan tua bertanya pada Rasulullah: “Ya Utusan Allah, apakah perempuan tua seperti aku layak masuk surga?” Rasulullah menjawab: “Ya Ummi, sesungguhnya di surga tidak ada perempuan tua”. Perempuan itu menangis mengingat nasibnya Kemudian Rasulullah mengutip salah satu firman Allah di surat Al Waaqi'ah ayat 35-37, “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya”. (Riwayat At Tirmidzi, hadits hasan)

S

eorang sahabat bernama Zahir, dia agak lemah daya pikirannya. Namun Rasulullah mencintainya, begitu juga Zahir. Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya di gurun pasir. Sehingga, kata Rasulullah, “Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya”. Suatu hari ketika Rasulullah sedang ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir: “Heiii, siapa ini? Lepaskan aku!” Zahir memberontak dan menoleh ke belakang, ternyata yang memeluknya Rasulullah. Zahir-pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah. Rasulullah berkata: “Wahai umat manusia, siapa yang mau membeli budak ini?” Zahir: “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka” Rasulullah: “Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai, Zahir. Mau dibeli Allah atau dibeli manusia?” Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad dari Anas r.a.)

Hahaha! Tulisan di atas jangan dianggap serius. Itu cuma cerita khayalan saya doang.

Percakapan Tentang Surga

Maklum, sebagai seorang teis, saya memang sering banget meluncurkan pertanyaanpertanyaan “bid'ah” seputar surga. Katanya di surga kita bisa mendapatkan apa pun yang kita inginkan, berarti saya bisa dong memohon untuk dihidupkan kembali di dunia? Atau pertanyaan-pertanyaan lainnya seperti: apakah di surga kita bisa memohon kematian? Apakah kita bisa memohon kepada Allah supaya semua keluarga dan teman-teman saya yang masuk neraka untuk dimasukan ke dalam surga? Dan lain semacamnya seperti apakah saya bisa memohon kepada Allah supaya saya bisa ditidurkan terus untuk selamanya di dalam surga? Hehehe.

ada suatu hari, hiduplah seorang pemuda yang dikenal sangat taat kepada Tuhan. Setiap waktu yang ia miliki, hanya ia gunakan untuk memuja Tuhannya. Ia selalu menyertakan Tuhan dalam setiap gerak kehidupannya. Manusia itu, kata pemuda itu, diciptakan di dunia hanya untuk menyembah kepada-Nya. Itu sebabnya, sebisa mungkin ia selalu berusaha untuk menjadi hamba yang taat.

Setiap orang pasti pernah atau bahkan sering memosisikan dirinya jika sedang di dalam surga. Kalau dimasukan ke dalam surga, saya ingin minta ini, saya ingin melakukan itu, saya ingin mendapatkan ini dan itu, dan lain sebagainya. Pokoknya maunya macammacam dan banyak banget. Dan bisa dipastikan bahwa setiap orang pasti merasa ogah untuk membayangkan dirinya kalau sedang berada di dalam neraka. Amit-amit, begitulah istilahnya.

P

Hingga suatu hari, seseorang bertanya kepada pemuda taat itu, "Mengapa kamu begitu taat, sedangkan pemuda-pemuda seusiamu banyak sekali yang ingkar kepada Tuhan?" Pemuda taat itu menjawab, “Saya ingin masuk surga!” Seseorang itu bertanya lagi, “Ingin masuk surga? Memangnya kenapa?” Pemuda taat itu menjawab, “Sebab, di surga saya bisa mendapatkan apa yang saya inginkan!” Seseorang itu bertanya lagi, “Memangnya, di surga kamu ingin apa?” Pemuda taat itu menjawab, “Saya ingin menjadi ateis!” ***

22 | Oktober 2009 | wake up! #1

Lalu, akhirnya saya pun ingin mengetahui lebih jauh, kira-kira seperti apa sih yang dilakukan orang-orang beriman ketika sedang berada di dalam surga? “Doa mereka di dalamnya ialah: “Subhanakallahuma”, dan salam penghormatan mereka ialah “Salam”, dan penutup doa mereka adalah “Alhamdulillaahi Rabbil 'aalamin...” (QS. Yunus [10]: 10) Subhanallah! Ternyata orang-orang beriman yang kelak berada di dalam surga itu selalu memuji-muji Rabbnya. Mereka selalu bersyukur kepada Rabbya. Tidak seperti saya yang selalu membayangkan macam-macam dan meminta macam-macam setiap kali sedang berfikir tentang surga, padahal keimanan dan amal shaleh saya masih bisa dibilang standar. Namun, sebagai seorang muslim, tentu saja kita harus tetap selalu berusaha untuk menjadi seorang muslim yang baik (di dunia mau pun di akhirat). Aamiin.... Saya harap kamu bisa mendapatan inti dari tulisan ini. Salam, tukangtidur

Dulu, di mata saya, surga adalah dunia anarki yang sebenarnya. Tak ada negara, tak ada tentara, dan tak ada peraturan. Kita bisa melakukan apa saja. Kita bisa menjadi siapa saja. Namun, sekarang akhirnya saya mikir lagi. Bukankah orang-orang yang masuk surga itu adalah orang-orang pilihan? Orang-orang yang imannya setangguh karang? Para penghuni surga adalah orang-orang beriman yang ketakwaannya bisa dipertanggungjawabkan!

wake up! #1 | Oktober 2009 | 23

Sifat Wudhu Nabi S

ecara syari'at wudhu' ialah menggunakan air yang suci untuk mencuci anggotaanggota tertentu yang sudah diterangkan dan disyari'atkan Allah swt. Allah memerintahkan: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melakukan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata-kaki (QS AlMaaidah [5]:6). “Allah tidak akan menerima shalat seseorang sebelum ia berwudhu” (HR. Bukhari di Fathul Baari, I/206; Muslim, no.255 dan imam lainnya). Rasulullah juga mengatakan bahwa wudhu' merupakan kunci diterimanya shalat. (HR. Abu Dawud, no. 60). Utsman bin Affan r.a. berkata: “Barangsiapa berwudhu' seperti yang dicontohkan Rasulullah Saw., niscaya akan diampuni dosadosanya yang telah lalu, dan perjalanannya menuju masjid dan shalatnya sebagai tambahan pahala baginya” (HR. Muslim, I/142, lihat Syarah Muslim, III/13). Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa menyempurnakan wudhu'nya, kemudian ia pergi mengerjakan shalat wajib bersama orangorang dengan berjama'ah atau di masjid (berjama'ah), niscaya Allah mengampuni dosadosanya” (HR. Muslim, I//44, lihat Mukhtashar Shahih Muslim, no. 132). Maka wajiblah bagi segenap kaum muslimin untuk mencontoh Rasulullah Saw. dalam segala hal, lebih-lebih dalam berwudhu'. Wake Up! kali ini memaparkan secara ringkas tentang tatacara wudhu' Rasulullah Saw.: 1. Memulai wudhu' dengan niat. Niat artinya menyengaja dengan kesungguhan hati untuk mengerjakan wudhu'

24 | Oktober 2009 | wake up! #1

karena melaksanakan perintah Allah Swt. dan mengikuti perintah Rasul-Nya Saw. Ibnu Taimiyah berkata: “Menurut kesepakatan para imam kaum muslimin, tempat niat itu di hati, bukan di lisan dalam semua masalah ibadah, baik bersuci, shalat, zakat, puasa, haji, memerdekakan budak, berjihad dan lainnya. Karena, niat adalah kesengajaan dan kesungguhan dalam hati. (Majmu'atu arRasaaili al-Kubra, I/243) Rasulullah Saw. menerangkan bahwa segala perbuatan tergantung kepada niatnya, dan seseorang akan mendapatkan balasan menurut apa yang diniatkannya… (HR. Bukhari dalam Fathul Baary, 1:9; Muslim, 6:48). 2. Tasmiyah (membaca bismillah) Beliau memerintahkan membaca bismillah saat memulai wudhu'. Beliau bersabda: Tidak sah/sempurna wudhu' sesorang jika tidak menyebut nama Allah, (yakni bismillah) (HR. Ibnu Majah, 339; Tirmidzi, 26; Abu Dawud, 101. Hadits ini Shahih, lihat Shahih Jami'u ashShaghir, no. 744). Abu Bakar, Hasan Al-Bashri dan Ishak bin Raahawaih mewajibkan membaca bismillah saat berwudhu'. Pendapat ini diikuti pula oleh Imam Ahmad, Ibnu Qudamah serta imamimam yang lain, dengan berpegang pada hadits dari Anas tentang perintah Rasulullah untuk membaca bismillah saat berwudhu'. Rasulullah Saw bersabda: “Berwudhu'lah kalian dengan membaca bismillah!” (HR. Bukhari, I: 236, Muslim, 8: 441 dan Nasa'i, no. 78) Dengan ucapan Rasulullah Saw.: ”Berwudhu'lah kalian dengan membaca bismillah” maka wajiblah tasmiyah itu. Adapun bagi orang yang lupa hendaknya dia membaca bismillah ketika dia ingat. Wallahu a'lam. 3. Mencuci kedua telapak tangan Bahwa Rasulullah Saw mencuci kedua telapak tangan saat berwudhu' sebanyak tiga kali. Rasulullah juga membolehkan mengambil

air dari bejana dengan telapak tangan lalu mencuci kedua telapak tangan itu. Tetapi Rasulullah melarang bagi orang yang bangan tidur mencelupkan tangannya ke dalam bejana kecuali setelah mencucinya. (HR. BukhariMuslim) 4. Berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung Yaitu mengambil air sepenuh telapak tangan kanan lalu memasukkan air ke dalam hidung dengan cara menghirupnya dengan sekali nafas sampai air itu masuk ke dalam hidung yang paling ujung, kemudian menyemburkannya dengan cara memencet hidung dengan tangan kiri. Beliau melakukan perbuatan ini dengan tiga kali cidukan air. (HR. Bukhari-Muslim. Abu Dawud no. 140) Imam Nawawi berkata: “Dalam hadits ini ada penunjukkan yang jelas bagi pendapat yang shahih dan terpilih, yaitu bahwasanya berkumur dengan menghirup air ke hidung dari tiga cidukan dan setiap cidukan ia berkumur dan menghirup air ke hidung, adalah sunnah. (Syarah Muslim, 3/122). Demikian pula Rasulullah Saw. menganjurkan untuk bersungguh-sungguh menghirup air ke hidung, kecuali dalam keadaan berpuasa, berdasarkan hadits Laqith bin Shabrah. (HR. Abu Dawud, no. 142; Tirmidzi, no. 38, Nasa'i ) 5. Membasuh muka sambil menyela-nyela jenggot. Yakni mengalirkan air ke seluruh bagian muka. Batas muka itu adalah dari tumbuhnya rambut di kening sampai jenggot dan dagu, dan kedua pipi hingga pinggir telinga. Sedangkan Allah memerintahkan kita: “Dan basuhlah muka-muka kamu.” (QS Al-Maaidah [5]: 6) Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Humran bin Abaan, bahwa cara Nabi Saw. membasuh mukanya saat wudhu' sebanyak tiga kali”. (HR Bukhari, I/48), Fathul Bari, I/259. no.159 dan Muslim I/14) Setalah Nabi Saw. membasuh mukanya beliau mengambil seciduk air lagi (di telapak tangan), kemudian dimasukkannya ke bawah dagunya, lalu ia menyela-nyela jenggotnya, dan beliau bersabda bahwa hal tersebut diperintahkan oleh Allah swt. (HR. Tirmidzi no.31, Abu Dawud, no. 145; Baihaqi, I/154 dan Hakim, I/149, Shahih Jaami'u ash-Shaghir no. 4572).

6. Membasuh kedua tangan sampai siku Menyiram air pada tangan sampai membasahi kedua siku, Allah swt berfirman: ”Dan bashlah tangan-tanganmu sampai siku” (QS Al-Maaidah [5]: 6) Rasulullah membasuh tangannya yang kanan sampai melewati sikunya, dilakukan tiga kali, dan yang kiri demikian pula, Rasulullah mengalirkan air dari sikunya (Bukhari-Muslim, HR. Daraquthni, I/15, Baihaqz, I/56) Rasulullah juga menyarankan agar melebihkan basuhan air dari batas wudhu' pada wajah, tangan dan kaki agar kecemerlangan bagian-bagian itu lebih panjang dan cemerlang pada hari kiamat (HR. Muslim I/149). 7. Mengusap kepala, telinga, dan sorban Mengusap kepala, haruslah dibedakan dengan mengusap dahi atau sebagian kepala. Sebab Allah swt memerintahkan: “Dan usaplah kepala-kepala kalian…” (QS Al-Maaidah [5]: 6). Rasulullah mencontohkan tentang caranya mengusap kepala, yaitu dengan kedua telapak tangannya yang telah dibasahkan dengan air, lalu ia menjalankan kedua tangannya mulai dari bagian depan kepalanya ke belakang tengkuknya kemudian mengembalikan lagi ke depan kepalanya. (HR. Bukhari, Muslim, no. 235 dan Tirmidzi no. 28 lih. Fathul Baari, I/251) Setelah itu tanpa mengambil air baru Rasulullah langsung mengusap kedua telingannya. Dengan cara memasukkan jari telunjuk ke dalam telinga, kemudian ibu jari mengusap-usap kedua daun telinga. Karena Rasulullah bersabda: ”Dua telinga itu termasuk kepala.” (HR. Tirmidzi, no. 37, Ibnu Majah, no. 442 dan 444, Abu Dawud no. 134 dan 135, Nasa'i no. 140) Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ahadits adh-Dha'ifah, no. 995 mengatakan: “Tidak terdapat di dalam sunnah (hadits-hadits Nabi Saw.) yang mewajibkan mengambil air baru untuk mengusap dua telinga. Keduanya diusap dengan sisa air dari mengusap kepala berdasarkan hadits Rubayyi': Bahwasanya Nabi Saw. mengusap kepalanya dengan air sisa yang ada di tangannya. (HR. Abu Dawud dan lainnya dengan sanad hasan). Dalam mengusap kepala Rasulullah melakukannya satu kali, bukan dua kali dan bukan tiga kali. Berkata Ali bin Abi Thalib r.a. :

wake up! #1 | Oktober 2009 | 25

“Aku melihat Nabi Saw. mengusap kepalanya satu kali.” (lihat Shahih Abu Dawud, no. 106). Kata Rubayyi bin Muawwidz: “Aku pernah melihat Rasulullah saw berwudhu', lalu ia mengusap kepalanya yaitu mengusap bagian depan dan belakang darinya, kedua pelipisnya, dan kedua telinganya satu kali.” (HSR Tirmidzi, no. 34 dan Shahih Tirmidzi no. 31) Rasulullah Saw. juga mencontohkan bahwa bagi orang yang memakai sorban atau sepatu maka dibolehkan untuk tidak membukanya saat berwudhu', cukup dengan menyapu di atasnya, (HR. Bukhari dalam Fathul Baari I/266 dan selainnya) asal sorban dan sepatunya itu dipakai saat shalat, serta tidak bernajis. Adapun peci/kopiah/songkok bukan termasuk sorban, sebagaimana dijelaskan oleh para Imam dan tidak boleh diusap diatasnya saat berwudhu' seperti layaknya sorban. Alasannya karena: 1.

Peci/kopiah/songkok diluar kebiasaan dan juga tidak menutupi seluruh kepala.

2.

Tidak ada kesulitan bagi seseorang untuk melepaskannya.

Ada pun Kerudung, jilbab bagi wanita, maka dibolehkan untuk mengusap di atasnya, karena ummu Salamah (salah satu isteri Nabi) pernah mengusap jilbabnya, hal ini disebutkan oleh Ibnu Mundzir. (Lihat al-Mughni, I/312 atau I/383-384). 8. Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki Allah Swt. berfirman: ”Dan basuhlah kakikakimu hingga dua mata kaki” (QS 5: 6) Rasulullah menyuruh umatnya agar berhati-hati dalam membasuh kaki, karena kaki yang tidak sempurna cara membasuhnya akan terkena ancaman neraka, sebagaimana beliau mengistilahkannya dengan tumit-tumit neraka. Beliau memerintahkan agar membasuh kaki sampai kena mata kaki bahkan beliau mencontohkan sampai membasahi betisnya. Beliau mendahulukan kaki kanan dibasuh hingga tiga kali kemudian kaki kiri juga demikian. Saat membasuh kaki Rasulullah menggosok-gosokan jari kelingkingnya pada sela-sela jari kaki. (HR. Bukhari; Fathul Baari, I/232 dan Muslim, I/149, 3/128) Imam Nawawi di dalam Syarh Muslim berkata. “Maksud Imam Muslim berdalil dari hadits ini menunjukkan wajibnya membasuh

26 | Oktober 2009 | wake up! #1

kedua kaki, serta tidak cukup jika dengan cara mengusap saja.” Sedangkan pendapat menyela-nyela jari kaki dengan jari kelingking tidak ada keterangan di dalam hadits. Ini hanyalah pendapat dari Imam Ghazali karena ia mengqiyaskannya dengan istinja'. Rasulullah Saw bersabda: “…barangsiapa diantara kalian yang sanggup, maka hendaklahnya ia memanjangkan kecermerlangan muka, dua tangan dan kakinya.” (HSR. Muslim, 1/149 atau Syarah Shahih Muslim no. 246) 9. Tertib Semua tatacara wudhu' tersebut dilakukan dengan tertib (berurutan) muwalat (menyegerakan dengan basuhan berikutnya) dan disunnahkan tayaamun (mendahulukan yang kanan atas yang kiri) (Bukhari-Muslim). Dalam penggunaan air hendaknya secukupnya dan tidak berlebihan, sebab Rasulullah pernah mengerjakan dengan sekali basuhan, dua kali basuhan atau tiga kali basuhan (Bukhari) 10. Berdoa Membaca doa yang diajarkan Nabi Saw: “Asyhadu anlaa ilaa ha ilallah wa asyhadu anna Muhammadan 'abdullahi wa rasuulahu. Allahummaj 'alni minattawwabiina waja'alni minal mutathohhiriin (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah). Dan ada beberapa bacaan lain yang diriwayatkan dari Nabi Saw. Semoga tulisan ini menjadi risalah dalam berwudhu' yang benar serta merupakan pedoman kita sehari-hari. Aamiin. [] Rujukan: 1. Sifat Wudhu' Nabi Saw., Syaikh Fadh asy Syuwaib. 2. At-Tadzkirah, Syaikh Ali Hasan al-Halabi al-Atsari (sumber:http://ummusalma.wordpress.com/ 2007/04/09/sifat-wudhu-nabi)

Pengertian dan Hukum Shalat Tahajud Oleh: Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

S

halat Tahajjud (Qiyaamul Lail) adalah shalat sunnah yang dilakukan seseorang setelah ia bangun dari tidurnya di malam hari meskipun tidurnya hanya sebentar. Sangat ditekankan apabila shalat ini dilakukan pada sepertiga malam yang terakhir karena pada saat itulah waktu dikabulkannya doa. Hukum shalat Tahajjud adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan). Shalat sunnah ini telah tetap berdasarkan dalil dari Al-Qur-an, Sunnah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, dan ijma' kaum Muslimin. Allah Subhanahuwata'ala berfirman: "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." [QS Adz-Dzaariyaat: 17-18] “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada

Rabb-nya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." [QS As-Sajdah: 16-17] "(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabb-nya?..." [QS Az-Zumar: 9] "Dan pada sebagian malam hari shalat Tahajjud-lah kamu...." [QS Al-Israa': 79] Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat yang paling utama setelah shalat yang fardhu adalah shalat di waktu tengah malam.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1163 (203)), dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu]

wake up! #1 | Oktober 2009 | 27

Shalat Tahajjud Rasulullah Keistimewaan Shalat Tahajjud Shalat Tahajjud memiliki sekian banyak keutamaan dan keistimewaan sehingga seorang penuntut ilmu sangat ditekankan untuk mengerjakannya. Di antara keistimewaannya adalah: [1]. Shalat Tahajjud adalah sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Sebaik-baik puasa setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, Muharram, dan sebaik-baik shalat setelah shalat yang fardhu adalah shalat malam.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Imam Muslim (no. 1163 (203)), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu] [2]. Shalat Tahajjud merupakan kemuliaan bagi seorang Mukmin. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Malaikat Jibril mendatangiku, lalu berkata, 'Wahai Muhammad, hiduplah sekehendakmu karena kamu akan mati, cintailah seseorang sekehendakmu karena kamu akan berpisah dengannya, dan beramallah sekehendakmu karena kamu akan diberi balasan, dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang Mukmin itu ada pada shalat malamnya dan tidak merasa butuh terhadap manusia.” [Hadits hasan: Diriwayatkan oleh al-Hakim (IV/325), dishahihkannya dan disepakati adzDzahabi, sanadnya dihasankan oleh alMundziri dalam at-Targhiib wat Tarhiib (I/640). Beliau menisbatkan hadits ini kepada ath-Thabrani dalam al-Ausath, dan Imam al-Haitsami memberi isyarat tetapnya sanad ini dalam kitabnya Majma'uz Zawaa-id (II/253) dan menisbatkannya kepada ath-Thabrani dalam al-Ausath. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah ashShahiihah (no. 831) dan beliau menyebutkan tiga jalan periwayatan: dari 'Ali, Sahl, dan Jabir radhiyallaahu 'anhum] [3]. Kebiasaan orang yang shalih. [4]. Pendekatan diri kepada Allah Ta'ala. [5]. Menjauhkan dosa.

28 | Oktober 2009 | wake up! #1

[6]. Penghapus kesalahan. Keempat keutamaan ini (poin 3-6) terangkum dalam sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam: "Hendaklah kalian melakukan shalat malam karena ia adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, ia sebagai amal taqarrub bagi kalian kepada Allah, menjauhkan dosa, dan penghapus kesalahan.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Imam atTirmidzi (no. 3549), al-Hakim (I/308), dan al-Baihaqi (II/502), lafazh ini milik alHakim, dari Shahabat Abu Umamah alBahili radhiyallaahu 'anhu] [7]. Shalat malam adalah wasiat yang pertama kali Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sampaikan kepada penduduk Madinah ketika beliau memasukinya. Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Wahai manusia! Sebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah silaturahmi, dan shalatlah di malam hari ketika orang lain sedang tidur, niscaya kalian akan masuk Surga dengan selamat.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (V/451), at-Tirmidzi (no. 2485), Ibnu Majah (no. 1334, 3251), alHakim (III/13), ad-Darimi (I/340), dan selainnya, dari Shahabat 'Abdullah bin Salam radhiyallaahu 'anhu. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (no. 569)] [8]. Shalat malam sebagai sebab diangkatnya derajat seseorang. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, ketika ditanya tentang tingkatan dalam derajat. "Memberi makan, ucapan yang santun, dan shalat di malam hari ketika orang lain tidur.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (V/243), at-Tirmidzi (no. 3235), dan alHakim (I/521), dari Shahabat Mu'adz bin Jabal radhiyallaahu 'anhu. Lihat Shahiih Sunan at-Tirmidzi (III/99, no. 2582)] [9]. Dapat menguatkan hafalan Al-Quran, membantu bangun untuk shalat Shubuh, mencontoh generasi terdahulu, dan lainnya.

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan shalat Tahajjud, baik ketika beliau sedang mukim maupun sedang safar. 'Aisyah radhiyaallahu 'anha pernah berkata, “Apabila Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat (malam), beliau berdiri hingga telapak kakinya merekah.” Lalu 'Aisyah radhiyallaahu 'anha berkata, “Kenapa engkau melakukan semua ini. Padahal Allah Ta'ala telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?” Lalu beliau menjawab. “Wahai 'Aisyah, apakah tidak layak aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 4837) dan Muslim (no. 2820), lafazh ini milik Muslim] Shalat Tahajjud Para Salafush Shalih Diriwayatkan dari Abu Qatadah (wafat th. 54 H) radhiyallaahu 'anhu, ia berkata, “Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah keluar pada suatu malam, tiba-tiba beliau bertemu dengan Abu Bakar radhiyallaahu 'anhu yang sedang mengerjakan shalat dengan melirihkan suaranya.” Abu Qatadah berkata, “Kemudian beliau bertemu dengan 'Umar yang sedang mengerjakan shalat dengan mengeraskan suaranya. “Abu Qatadah berkata, “Tatkala keduanya berkumpul di sisi Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, beliau berkata kepada keduanya, 'Wahai Abu Bakar, aku telah melewatimu ketika engkau sedang shalat dan engkau melirihkan suaramu.' Abu Bakar berkata, 'Sesungguhnya aku telah memperdengarkan kepada Rabb yang aku bermunajat kepada-Nya, wahai Rasulullah.” Abu Qatadah berkata, “Kemudian beliau bertanya kepada 'Umar, 'Aku telah melewatimu, ketika itu engkau sedang mengerjakan shalat dengan mengeraskan suaramu.'” Abu Qatadah berkata, “Lalu 'Umar menjawab, 'Wahai Rasulullah, aku telah membangunkan orang-orang yang sedang tidur terlelap dan mengusir syaitan.' Lalu Nabi bersabda, 'Wahai Abu Bakar, keraskan suaramu sedikit.' Dan berkata

kepada 'Umar, 'Wahai 'Umar, lirihkan suaramu sedikit." [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 1329), at-Tirmidzi (no. 447), dan al-Hakim (I/310), lafazh ini milik Abu Dawud] Diriwayatkan dari Zaid bin Aslam (wafat th. 136 H) rahimahullaah bahwa 'Umar radhiyallaahu 'anhu melakukan shalat malam dalam waktu yang cukup lama hingga di akhir malam beliau membangunkan keluarganya untuk melakukan shalat. Beliau berkata, “Shalatlah kalian! Shalatlah kalian!” Kemudian beliau membaca ayat berikut: "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” [Thaahaa: 132]” [Muwaththa' Imam Malik (I/117, no. 5), Tafsiir ath-Thabari (III/840, no. 24461), dan Tafsiir Ibni Katsir (III/189)] Diriwayatkan dari Ibnu Sirin rahimahullaah, ia berkata, “Isteri 'Utsman berkata ketika beliau terbunuh, 'Sungguh kalian telah membunuhnya. Sesungguhnya ia itu ('Utsman bin 'Affan, wafat th. 35 H) selalu menghidupkan malamnya dengan AlQur-an (dalam shalat malam).'” [Kitab azZuhd (no. 671), karya Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullaah] Diriwayatkan bahwa Dhirar bin Dhamrah al-Kinani rahimahullaah menyifati 'Ali bin 'Abi Thalib radhiyallaahu 'anhu ketika ia dipanggil oleh Amirul Mukminin Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallaahu 'anhuma, ia mengatakan, “Beliau ('Ali) tidak merasa gembira dengan dunia dan gemerlapnya dan beliau merasa gembira dengan malam dan kegelapannya. Aku bersaksi kepada Allah, sesungguhnya aku pernah melihatnya pada beberapa kesempatan ketika malam telah gelap dan bintang telah tenggelam, beliau telah berdiri miring di tempat shalatnya sambil meraba jenggotnya dan menangis seperti orang yang ditimpa kesedihan. Maka seakan-akan aku mendengarnya mengatakan, 'Wahai Rabb, wahai Rabb,' dengan penuh

wake up! #1 | Oktober 2009 | 29

permohonan kepada-Nya.” [Hilyatul Auliyaa' (I/126, no. 261)] Abu 'Utsman an-Nahdi rahimahullaah mengatakan, “Aku pernah bertamu pada Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu selama tujuh hari. Ternyata dia, isterinya, dan pembantunya membagi malam menjadi tiga. Apabila yang satu telah shalat, lalu membangunkan yang lain.” [Al-Ishaabah fii Tamyiizish Shahaabah (IV/209)] Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda mengenai diri 'Abdullah bin 'Umar radhiyallaahu 'anhuma: "Sebaik-baik orang adalah 'Abdullah, seandainya ia mau shalat malam.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1122, 1157), Muslim (no. 2479), Ahmad (II/146), dan ad-Darimi (II/127)] Sesudah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda demikian, ia tidak banyak tidur di waktu malam. Sebagian besar malamnya ia pergunakan untuk shalat dan memohon ampun kepada Allah Ta'ala. Terkadang ia melakukannya hingga menjelang sahur. Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam berkata kepada isteri beliau, Hafshah, “Sesungguhnya saudaramu (Ibnu 'Umar) seorang yang shalih.” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2478) dan at-Tirmidzi (no. 3825)] Ibnu 'Abbas radhiyallaahu 'anhuma mengatakan, “Aku pernah shalat (malam) di belakang Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam di akhir malam, lalu beliau mengarahkan diriku sejajar dengannya. Tatkala selesai aku berkata, “Apakah pantas bagi seseorang jika ia melakukan shalat sejajar denganmu, padahal engkau adalah utusan Allah.' Lalu beliau berdo'a kepada Allah agar Dia memberikan kepadaku tambahan pemahaman dan ilmu.” [Siyar A'laamin Nubalaa' (III/338)] Mengenai firman Allah Ta'ala, “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam.” AlHasan al-Bashri rahimahullaah berkata, “Mereka hanya sebentar tidur di waktu malam.” Dan mengenai firman-Nya, “Dan di akhir malam mereka memohon ampun.” [Adz-Dzaariyaat: 17-18] Al-Hasan berkata, “Mereka memanjangkan shalat hingga

30 | Oktober 2009 | wake up! #1

waktu sahur, kemudian mereka berdoa dan merendahkan diri.” [Kitab az-Zuhd (no. 1487), karya Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullaah] 'Ali bin al-Husain bin Syaqiq rahimahullaah mengatakan, “Tidak pernah kulihat orang yang lebih pas bacaanya daripada Ibnul Mubarak. Tidak ada yang lebih baik bacaannya dan lebih banyak shalatnya daripada dia. Dia shalat disepanjang malam, baik dalam perjalanan (safar) maupun yang lainnya. Dia mentartilkan bacaan dan memanjangkannya, dia sengaja meninggalkan tidur agar orang lain tidak mengetahuinya saat ia shalat.” [Kitaab Jarh wat Ta'diil (I/266)] Yahya bin Ma'in rahimahullaah mengatakan, “Aku belum pernah melihat seorang pun yang lebih utama daripada Waki' bin al-Jarrah rahimahullaah, dia tekun melakukan shalat, menghafalkan banyak hadits, sering shalat malam, dan banyak berpuasa.” Puteranya, Ibrahim, berkata, “Ayahku shalat malam dan semua penghuni rumah, sampai pembantu kami, juga ikut shalat.” [Shifatush Shafwah (II/723, no. 453)] [Disalin dari buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga “Panduan Menuntut Ilmu”, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO BOX 264 – Bogor 16001 Jawa Barat – Indonesia, C e takan Pertama R abi'uts Tsani 1428H/April 2007M] [sumber: http://al-manhaj.or.id]

“...saya bukan manusia pelontar api...”

Interview with Noam Chomsky photo by John Soares

BOB GARFIELD: Sejak 11 September, Amerika telah menganggap Turki sebagai sekutu penting. Sebagai Mantan Duta Besar AS untuk Turki, Mark Parris berkomentar, pemerintahan Bush memahami, bahwa apa pun yang Anda akan lakukan di Irak, Anda akan memerlukan Turki. Dan Amerika telah memberikan tempat tidur bangsa yang luas dalam menjalankan urusannya sendiri. Juga sejak 11 September 2001, Amerika telah mendengar lebih dari yang biasanya, dari salah satu pengkritik paling keras kepala—ahli linguistik dan penulis esei politik: Noam Chomsky. Buku barunya, “9 / 11”, mengutuk AS sebagai negara teroris, dan sepenuhnya terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh sekutu-sekutunya. Minggu ini Chomsky melakukan perjalanan ke Turki, di mana penerbitnya dianggap sebagai teroris karena mencetak kumpulan esai Chomsky. Undang-undang anti-teror Turki melarang buku-buku yang berisikan "propagandize against the indivisible unity of Turkey." (propaganda melawan kesatuan Turki). Chomsky bergabung dengan kami di telepon. Selamat datang ke pertunjukan. NOAM CHOMSKY: Halo. BOB GARFIELD: Tolong beri aku sedikit latar belakang. Pemerintah Turki telah diredakan persatuan Eropa dengan mengesahkan undang-undang pers bebas. Tapi aku menemukan hukum-hukum itu sepenuhnya palsu oleh tipu muslihat yang menyerukan undang-undang anti-terorisme. NOAM CHOMSKY: Ya, mereka salah satu dari sekian banyak mekanisme. Misalnya hukum pers bebas itu sendiri tidak mengijinkan penggunaan bebas bahasa Kurdi di bidang pendidikan, di lembaga penyiaran publik—bahkan lagu Kurdi. BOB GARFIELD: Jadi di lingkungan itu, apa yang bisa diperoleh dari kesaksian anda? NOAM CHOMSKY: Aku tidak memberikan kesaksian apa pun. Aku muncul di pengadilan sebagai bagian dari protes yang diselenggarakan oleh jurnalis Turki, penulis lain, tokoh akademis, dan lain-lain terhadap hukum kejam dan implementasi mereka. Dan karena kebetulan beberapa kata dari saya yang merupakan kesempatan untuk persidangan, mereka meminta agar saya hadir, dan saya akan menghadiri persidangan itu. BOB GARFIELD: Ya, mari kita periksa teks tulisan anda yang sebenarnya, untuk melihat apa sih yang

wake up! #1 | Oktober 2009 | 31

begitu berbahaya bagi negara Turki dalam tulisan-tulisan anda. Di sini dikatakan: [sambil membaca] " Orang Kurdi telah mengalami kesengsaraan ditindas sepanjang sejarah negara Turki modern. Pada tahun 1984 pemerintah Turki melancarkan perang besar di Tenggara terhadap penduduk Kurdi. Hasil akhirnya cukup mengagumkan—puluhan ribu orang tewas; dua hingga tiga juta pengungsi; pembersihan etnis besar dengan beberapa ratus 35 desa hancur." Itu saja, kan? NOAM CHOMSKY: Kedengarannya akurat. Kalimat yang Anda baca tadi sebenarnya dari sebuah pembicaraan yang direkam dan kemudian diterbitkan di Turki. Tidak dipublikasikan di sini. Dan, fokus pembicaraan adalah pada dukungan AS untuk kekejaman Turki. Semua itu dihilangkan. Beberapa kalimat yang kamu kutip itu dari pembicaraan tentang—Turki dan Kurdi—yang diambil dari laporan standar hak asasi manusia. BOB GARFIELD: Dan di alam semesta dari bahan durhaka, cantik, cantik jinak. Apakah kau mengatakan bahwa kita tidak boleh melupakan bahwa Amerika Serikat sendiri adalah negara teroris terkemuka?

sampai jumpa di edisi berikutnya....

NOAM CHOMSKY: Tentu saja kita tidak boleh melupakan itu. Fakta bahwa AS adalah negara teroris terkemuka—itu tidak kontroversial. Maksudku Osama bin Laden adalah teroris pembunuh, tetapi ia tidak memiliki sesuatu seperti kapasitas dari setiap negara, dan itu berlaku untuk sebagian besar negara bagian. BOB GARFIELD: Dalam konteks umum pandangan-pandangan Anda terhadap 'perilaku Amerika Serikat dan pernyataan eksplisit anda bahwa Amerika Serikat adalah negara teroris, apakah itu serangan Anda bahwa materi yang dikutip dalam kasus Turki relatif tidak berbahaya oleh Noam Chomsky, standar manusia pelontar api? NOAM CHOMSKY: Yah pertama-tama saya bukan manusia pelontar api. Saya sih sederhana - Apa yang saya lakukan di sini adalah cukup banyak yang saya lakukan di - bicara bahwa kalimat-kalimat yang dipilih dari jaksa. Saya menggunakan dokumentasi yang umum dan tersedia. Ini tidak berbahaya menurut standar Human Rights Watch dalam laporan-laporan dan literatur ilmiah dan lain-lain yang mana saya membuat komentar dari bahan tersebut. Dan pada kenyataannya, mengingat bahwa mereka tidak termasuk dari apa yang sebenarnya saya katakan, yaitu kritik, tindakan saya yang bertanggung jawab sebagai warga negara Amerika—itulah yang saya fokuskan. BOB GARFIELD: Oke, Noam Chomsky, terima kasih banyak untuk bergabung dengan kami. NOAM CHOMSKY: Ya. BOB GARFIELD: Noam Chomsky adalah profesor di MIT. Dia bergabung dengan kami dari rumahnya di Lexington, Massachusetts.[] Keterangan: Sebenarnya wawancara di atas memakai bahasa Inggris. Tapi karena menurut saya wawancara itu penting, dan Noam Chomsky adalah penulis favorit saya, maka saya memutuskan untuk mentranslet bahan wawancara itu ke dalam bahasa Indonesia. Bahasa Inggris saya payah dan memalukan, maka saya meminta bantuan google translate untuk memudahkan penerjemahan bahan wawancara tersebut. Dan, beginilah hasilnya. Kalau ada beberapa kalimat yang membingungkan. Maklum saja, ya. Yang penting garis besarnya dapat dimengerti, yaitu: Amerika adalah negara teroris sebenarnya. Amerika harus bertanggung jawab atas kekejaman yang dilakukannya terhadap orang-orang Kurdi, Iraq, Afghanistan, dan lain-lain. Kalau mau baca wawancara aslinya, kunjungi aja situs ini: http://www.onthemedia.org/transcripts/2002/02/09/09. (Tukangtidur)

32 | Oktober 2009 | wake up! #1

Terimakasih kepada teman-teman semua! Tetap Semangat!

Related Documents

Wake Up! Siap Baca!
June 2020 12
Wake Up
November 2019 28
Wake Up
October 2019 34
Wake Up
November 2019 30
Wake Up
May 2020 17
Wake Me Up
November 2019 13

More Documents from ""