Vektor Penyakit Dan Bionomiknya.pptx

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Vektor Penyakit Dan Bionomiknya.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,085
  • Pages: 27
KELOMPOK 9

1. Ammatullah Muthi’ah A 2. Alfanda Dwi K 3. Meilyana Triwulan 4. M. Ilyasa Hardian

VEKTOR PENYAKIT DAN BIONOMIKNYA

Menurut Peraturan Pemerintah No. 374 tahun 2010 sebagian dari Athropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang mempunyai ciri-ciri kakinya beruas-ruas, dan merupakan salah satu phylum yang terbesar jumlahnya karena hampir meliputi 75% dari seluruh jumlah binatang.

Klasifikasi Vektor yang Dapat Menularkan Penyakit a. Kelas Crustacea (berkaki 10), misalnya udang b. Kelas Myriapoda, misalnya binatang berkaki seribu c. Kelas Arachinodea, misalnya tungau d. Kelas Hexapoda, misalnya nyamuk

Dari kelas Hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perlu diperhatikan dalam pengendalian adalah :

1) Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat a. Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria b. Nyamuk aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah c. Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur 2) Ordo Siphonaptera yaitu pijal a. Pijal tikus sebagai vektor penyakit pes. 3) Ordo Anophera yaitu kutu kepala a. Kutu kepala sebagai penyakit demam bolak-balik dan typhus exantyematicus.

APA ITU BIONOMIK? Bionomik adalah tempat bertelur (breeding habit), kesenangan menggigit (feeding habit), kesenangan tempat istirahat (resting habit), jarak terbang suatu vektor (Soegito, 1989).

Bionomik Nyamuk Aedes Aegypty

Bionomik nyamuk Ae. aegypti L. dewasa adalah bertelur pada air jernih dan bersih yang tidak terkontaminasi bahan kimia dan material organik. Beberapa tempat tersebut menurut Sugito (1989), antara lain Tempat penampungan air (TPA) yaitu tempat untuk menyimpan air yang digunakan dalam kehidupan sehari hari, Tempat tempat yang bisa menampung air tetapi bukan untuk keperluan sehari hari, serta Tempat penampungan air buatan alami seperti lubang batu, tempurung kelapa dan lain lain

Kebiasaan Menggigit Nyamuk Ae. aegypti L. bersifat antropofilik yaitu menyukai darah manusia daripada hewan. Nyamuk Ae. aegypti L. yang menggigit untuk meminum darah hanyalah nyamuk yang betina saja, sedangkan yang jantan akan memakan sari bunga. Aktivitas menggigit pada umumnya adalah pukul 08.00 – 12.00 dan sebelum matahari terbenam pukul 15.00 – 17.00. Nyamuk Ae. aegypti L. akan menghisap darah sebanyak 2 – 3 kali sehari (multibiters) dan darah ini digunakan untuk mengembangkan telurnya (Gandahusada dkk, 1988)

Kesenangan Beristirahat Nyamuk Ae. aegypti L. sebelum dan sesudah menggigit akan beristirahat terlebih dahulu. Sebelum menggigit nyamuk akan beristirahat untuk dapat mengenali mangsanya karena nyamuk ini tidak sembarangan dalam memilih mangsanya. Sesudah menggigit nyamuk ini juga akan beristirahat, setelah menggigit tubuhnya akan lebih berat karena terisi banyak darah sehingga nyamuk membutuhkan waktu beristirahat untuk memulihkan tenaganya. Nyamuk betina membutuhkan waktu 2 – 3 hari untuk beristirahat dan mematangkan telurnya. Tempat istirahat yang paling disukai adalah tempat yang lembab dan kurang terang, pada baju yang digantung, tirai atau kelambu, sedangkan di luar rumah seperti pada tanaman yang terlindung dari sinar matahari secara langsung.

Jarak Terbang Nyamuk Ae. aegypti L. memiliki jarak terbang yang pendek yaitu kurang dari 100m (Soedarmo 1983)

Bionomik Nyamuk Anopheles

Tempat Perindukan Tempat perkembangbiakannya di genangan-genangan air yang terkena sinar matahari langsung seperti genganan air di sepanjang sungai, pada kobakan-kobakan air di tanah, di mata air - mata air dan alirannya, dan pada air di lubang batu-batu (Barodji, 1987).

Tempat Istirahat – Tempat istirahat alam nyamuk Anopheles berbeda berdasarkan spesiesnya. Tempat istirahatnya An. aconitus pada pagi hari umumnya di lubang seresah yang lembab dan teduh, terletak di tengah kebun salak (Damar, 2002). – Tempat istirahat An. aconitus pada umumnya di tempat yang mempunyai kelembaban tinggi dan intensitas cahaya rendah, serta di lubang tanah bersemak. An. aconitus hinggap di tempat-tempat dekat tanah. Nyamuk dewasa hinggap dalam rumah dan kandang, tetapi tempat hinggap yang paling disukai ialah di luar rumah. Nyamuk ini biasanya hinggap di daerah-daerah yang lembab, seperti di pinggir-pinggir parit, tebing sungai, dekat air yang selalu basah dan lembab (Hiswani, 2004).

BIONOMIK NYAMUK CULEX

Tempat Istirahat Tempat istirahat (resting places) nyamuk Culex di dalam rumah pada waktu siang hari. Nyamuk Culex akan memilih tempat-tempat yang gelap dan lembab di dalam rumah untuk beristirahat, seperti di balik perabotan rumah 28 tangga yang berwarna gelap dan pakaian yang digantung (Novianto, 2007).

Perilaku Menggigit Nyamuk Culex sp senang menghisap darah manusia dan hewan khususnya pada malam hari. Unggas, kambing, kerbau, dan sapi adalah binatang peliharaan yang sering menjadi sasaran gigitan nyamuk Culex sp. Culex adalah spesies nyamuk yang mempunyai sifat antropofilik dan zoofilik, karena suka melakukan aktivitas menghisap darah di malam hari baik di dalam maupun di luar rumah (Thenmozhi, 2009).

Tempat Perkembang Biakan Tempat yang biasanya digunakan oleh nyamuk Culex sp untuk berkembang biak adalah di sembarang tempat seperti di air bersih dan air yang kotor yaitu genangan air, selokan terbuka, dan empang ikan. Dalam air yang mengandung pencemaran organik tinggi dan letaknya tidak jauh dari tempat tinggal manusia biasanya dapat ditemukan larva. Nyamuk cenderung memilih tempat perkembangbiakan yang berwarna gelap, terlindung dari sinar matahari, permukaan terbuka lebar, berisi air tawar jernih, dan tenang (Soegijanto, 2006).

BIONOMIK NYAMUK MANSONIA

Tempat Berkembang Biak Nyamuk Mansonia sp berkembang biak dalam kolam – kolam air tawar seperti kolam ikan. Larva – larva nyamuk ini bernapas dengan penetrasi akar tanaman air (Sembel. 2009).

Kebiasaan Menggigit Nyamuk Mansonia menggigit diluar rumah dan pada malam hari (Santoso.2014).

Bionomik Lalat

Kebiasaan Hidup Lalat Musca domestica tidak menggigit, karena mempunyai tipe mulut menjilat. Lalat Musca domestica paling dominan banyak ditemukan di timbunan sampah dan kandang ternak. Kebanyakan lalat hijau adalah pemakan zat-zat organik yang membusuk dan berkembangbiak di dalam bangkai, meletakkan telur pada tubuh hewan yang mati dan larva makan dari jaringan-jaringan yang membusuk (Singgih, 2006).

Tempat Perindukan – Tempat yang disenangi adalah tempat basah seperti sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang menumpuk secara kumulatif/dikandang (Depkes, 1992). – Kotoran binatang (kuda, sapi, ayam dan babi), kotoran manusia, saluran air kotor, sampah, kotoran got yang membusuk, buahbuahan, sayuran busuk dan biji-bijian busuk menjadi tempat yang disenangi lalat juga (Singgih, 2006).

Kebiasaan Makan Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi hingga sore hari. Lalat makan paling sedikit 2-3 kali sehari. Lalat sangat tertarik pada makanan yang dimakan oleh manusia seharihari seperti gula, susu dan makanan lainnya, kotoran manusia serta darah (Depkes, 2001).

Tempat Istirahat Lalat beristirahat pada tempat-tempat tertentu, pada siang hari bila lalat tidak makan, mereka akan beristirahat pada lantai, dinding, langit-langit, jemuran pakaian, rumput-rumput, kawat listrik dan lain-lain serta sangat menyukai tempat-tempat dengan tepi tajam yang permukaannya vertikal.

Daftar Pustaka – https://lib.unnes.ac.id/27884/1/6411411174.pdf – http://www.indonesian-publichealth.com/kesenangan-nyamuk-dbd/

– Singgih H S, Koesharto, Hadi U K, Gunandini D J, Soviana S, Wirawan I A, Chalidaputra M, dkk. 2006. Hama Permukiman Indonesia Pengenalan, Biologi & Pengendalian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. – Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2001. Petunjuk Teknis Pemberantasan Lalat. Direktorat jendral PPM dan PLP, Jakarta. – Widyaningsih, Indah dan Bambang Supriyono. 2007. Miasis. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Surabaya.

Related Documents