Vektor Dan Tikus.docx

  • Uploaded by: Anonymous qtttKpm9So
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Vektor Dan Tikus.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,192
  • Pages: 9
NAMA: DEWI ANGGRAENI LESTARI NIM: 20171123008 JURUSAN/PRODI: D III KESEHATAN LINGKUNGAN SEMESTER: IV MATA KULIAH: PENGENDALIAN VEKTOR DAN TIKUS

TUGAS RESUME Plasmodium adalah genus protozoa parasit dari Coccidia subkelas sporozoa yang merupakan organisme penyebab malaria. Plasmodium, yang menginfeksi sel-sel darah merah pada mamalia (termasuk manusia). Siklus Hidup Plasmodium Sp. : 1. Nyamuk Anopheles betina yang mengandung sporozoit Plasmodium sp. menggigit manusia, dan meninggalkan sporozoit di dalam jaringan darah manusia. 2. Melalui aliran darah, sporozoit masuk ke jaringan hati (liver). Sporozoit bereproduksi secara vegetatif (pembelahan biner) berkali-kali, dan tumbuh menjadi merozoit. 3. Merozoit menggunakan kompleks apeks (ujung sel) untuk menembus sel darah merah (eritrosit) penderita. 4. Merozoit tumbuh dan bereproduksi vegetatif (pembelahan biner) secara berulangulang sehingga terdapat banyak merozoit baru. Merozoit baru ini disebut juga tropozoit. Tropozoit keluar setelah memecah sel darah merah dan menginfeksi sel darah merah lainnya, secara berulang-ulang dengan interval 48 – 72 jam (tergantung pada spesiesnya). Akibatnya penderita mengalami demam dan menggigil secara periodik. 5. Di dalam jaringan darah, beberapa merozoit membelah dan membentuk gametosit jantan (mikrogametosit) dan gametosit betina (makrogametosit). 6. Bila nyamuk Anopheles betina lainnya menggigit dan mengisap darah penderita, maka mikrogametosit maupun makrogametosit berpindah dan masuk ke dalam saluran pencernaan nyamuk. 7. Di dalam saluran pencernaan nyamuk, mikrogametosit tumbuh menjadi mikrogamet, dan makrogametosit tumbuh menjadi makrogamet. 8. Mikrogamet dan makrogamet mengalami fertilisasi sehingga terbentuk zigot diploid (2n) yang disebut juga ookinet. Peristiwa ini merupakan reproduksi secara generatif. 9. Ookinet masuk ke dalam dinding usus nyamuk membentuk oosista yang berdinding tebal. Di dalam oosista berkembang ribuan sporozoit. 10. Sporozoit keluar dari dinding usus dan berpindah ke kelenjar ludah nyamuk. Sporozoit akan mengalami siklus yang sama saat nyamuk menginfeksi orang sehat lainnya.

Siklus hidup Plasmodium sp.

1. Lalat Klasifikasi Lalat Rumah (M u s c a d o m e s t i c a ) . Klasifikasi lalat rumah adalah sebagai berikut (Anonim,2008):  Kingdom : Animalia  Phylum : Arthropoda  Class : Insecta  Ordo : Diptera  Famili : Muscidae  Genus : Musca  Spesiess : Musca domestica Musca Domestica (lalat rumah) Ciri-ciri: - Ukuran 6mm – 9 mm - Warna abu-abu kehitaman - Kepalanya besar berwarna coklat gelap - Matanya besar menonjol - Sepasang sungut terletak didepan mata, tiap sungut terdiri atas ruas dasar berbentuk gada dengan sehelai rambut yang bercabang-cabang - Lidah penghisapnya melebar dibagian ujung - Torax dorsal bertanda 4 garis membujur - Abdomennya berwarna kekuning-kuningan, ruas terakhir berwarna coklat kehitaman - Tiga pasang kakinya ditutupi oleh rambut lebat - Sayapnya sepasang, tipis serta tembus cahaya, warnanya kelabu pucat dan berpangkal kuning Karakteristik

Keterangan: A. Tarsus B. Antena C. Torax D. Mata E. Sayap

Gambar 1. Morfologi Tubuh Lalat Rumah (Musca domestica) (Anonim, 2012)

Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabu-abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat betina mempunyai celah lebih lebar dibandingkan lalat jantan. Antenanya terdiri atas 3 ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan memiliki bulu pada bagian atas dan bawah Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang menjulur digunakan untuk menusuk dan menghisap makanan berupa cairan atau sedikit lembek. Bagian ujung probosis terdiri atas sepasang labella berbentuk oval yang dilengkapi dengan saluran halus disebut pseudotrakhea tempat cairan makanan diserap. Sayap nya mempunyai empat garis (strep) yang melengkung ke arah kosta/rangka sayap mendekati garis ketiga. Garis (strep) pada sayap merupakan ciri pada lalat rumah dan merupakan pembeda dengan musca jenis lainnya. Pada ketiga pasang kaki lalat ini ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang bantalan disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut. Pulvilus tersebut memungkinkan lalat menempel atau mengambil kotoran pada permukaan halus kotoran ketika hinggap di sampah dan tempat kotor lainnya (Anonim,2012).

Siklus Hidup

Gambar 2. Siklus Hidup Lalat Rumah (Musca domestica) (Anonim, 2012) Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapanya itu mulai dari telur,larva,pupa dan dewasa.

1. Fase Telur Telur lalat berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1mm panjangnya.Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120 – 130 telur dan menetas dalam waktu 8- 16 jam. Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12–13ºC) (Depkes, diakses 2013). 2. Fase Larva Tingkat I: telur yang baru menetas disebut instar I, berukuran panjang 2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan berkaki, sangat aktif dan ganas terhadap makanan, setelah 1 – 4 hari melepas kulit dan keluar menjadi instar II. Tingkat II: ukuran besarnya dua kali dari instar I, setelah satu sampai beberapa hari maka kulit akan mengelupas dan keluar instar III. Tingkat III: larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini memerlukan waktu 3 sampai 9 hari. Larva mencari tempat dengan temperatur yang disenangi, dengan berpindah-pindah tempat(Anonim, 2008). 3. Fase Pupa atau Kepompong Jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa. Stadium ini berlangsung 3 sampai 9 hari, setelah stadium ini selesai maka melalui celah lingkaran bagian anterior akan keluar lalat muda (Anonim, 2008). 4. Lalat Dewasa Proses pematangan menjadi lalat dewassa kurang lebih dari 15 jam dan setelah itu siap mengadakan perkawinan. Umur lalat dewasa dapat mencapai 2 – 4 minggu (Anonim, 2008).Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa6-20 hari Lalat dewasa panjangnya lebih kurang ¼ inci,dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam dipunggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali.Umur lalat pada umumnya sekitar 2 - 3minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3 (tiga) bulan. Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai1 kilo meter (Depkes, diakses 2013). Kebiasaan dan Cara Hidup Lalat rumah merupakan pemakan makanan yang berbau busuk biasa dia memakan bahan berbentuk cairanseperti:sirup,susu,buah-buahan dan sayuran yang basah dan membusuk,sputum,kotoran,air dia juga mencemari makanan pada kulit/tubuh yang basah seperti mulut,lubang hidung,mata pada luka serta pada daging kemudian lalat hinggap pada keju, gula,dan makanan lain lalat memakan makanan kering dengan bantuan dia mengeluarkan air liurnya yang mengandung penyakit kemudian dihisapnya kembali makanan tadihingga lalat sudah dikenal sejak lama sebagai pembawa penyakit (Dinata, 2011). Lalat membawa bakteri pada tubuh dan kaki-kakinya, sewaktu lalat menikmati makanan ia akan mencemari makanan melalui cairan yang dikeluarkan oleh makanan yang dicerna dan masuk kembali kedalam permukaan

makanan. Bila lalat terlampau banyak maka lalat dapat membuang kotoran diatas makanan, sehingga makanan menjadi tercemar oleh telur atau larva lalat (Depkes, diakses 2013). Tempat yang disenangi lalat untuk perindukan atau berkembang biak adalah tempat yang basah, pada benda-benda organik, tinja, sampah basah, kotoran binatang, dan tumbuh-tumbuhan busuk. Sedangkan lalat akan beristirahat pada lantai, dinding, langit-langit, jemuran pakaian, rumput-rumput, kawat listrik, serta lalat menyukai tempat-tempat dengan tepi yang tajam dan permukaannya vertikal. Biasanya tempat beristirahatnya terletak berdekatan dengan tempat makanannya atau tempat berbiaknya dan biasanya yang terlindung dari angin. Tempat istirahat tersebut biasanya tidak lebih dari 4,5 meter di atas permukaan tanah.(Anonim, 2008). 2. Nyamuk Aedes albopictus Kebiasaan mengigit/mencari darah Nyamuk Ae. albopictus yang membutuhkan darah dalam hidupnya adalah nyamuk betina sebelum maupun sesudah kawin. Kebiasaan mencari darah nyamuk Ae. albopictus terjadi hampir sepanjang hari sejak pagi kira-kira pukul 07.30 sampai sore antara pukul 17.30 dan 18.30, dengan aktifitas mengigit pada sore hari 2,4 kali lebih tinggi daripada pagi hari. Kemampuan terbang Nyamuk betina Ae. Albopictus cenderung terbang di sekitar tempat perindukan, tetapi pada keadaan angin tenang dapat terbang maksimal pada jarak 434 meter.30 Tinggi terbangnya tidak jauh dari permukaan tanah dan bergerak ke semua arah. Naluri terbang ini biasanya untu tujuan mendapatkan mangsa, mancari tempat untuk bertelur, mencari pasangannya (pada jantan) dan mencari tempat untuk beristirahat.1 Nyamuk Ae. Albopictus di Jawa ditemui pada daerah dengan ketinggian sampai 1400 meter di atas permukaan laut. Peranan dalam menularkan Penyakit Pada kejadian wabah demam berdarah dengue (DBD), Ae. Albopictus sering dianggap sebagai vektor sekunder sesudah Ae. aegypti. Tetapi pada beberapa kasus ledakan DBD, Ae. Albopictus dapat berperan sebagai vektor utama, seperti yang pernah terjadi di Burma pada tahun 197531, di Singapura pada tahun 1969 dan di Indonesia pada waktu terjadi wabah di Bantul Yogyakarta tahun 1977. Pada beberapa penyelidikan di laboratorium dapat terlihat bahwa Ae. Albopictus mampu menjadi penular/ reservoir dari penyakit yang disebabkan oleh Dirofilaria immitis, Plasmodium lophurae, Plasmodium gallinaceum, Plasmodium fallax dan beberapa virus penyebab penyakit Western encephalistis, Chikungunya dan Japanese encephalistis.

3. Tikus Rumah (Rattus rattus) Klasifikasi Klasifikasi Kelas : Mammalia Subkelas : Theria, Infra Kelas : Eutheria Ordo : Rodentia Subordo : Mymorpha Famili:Muridae, Subfamili : Murinae Genus Rattus Spesies : R. rattus Morfologi Tikus rumah memiliki ciri morfologi:  tekstur rambut agak kasar  bentuk badan silindris  bentuk hidung kerucut  telinga berukuran besar tidak berambut pada bagian dalam dan dapat menutupi mata jika ditekuk ke depan  warna badan bagian perut dan punggung coklat hitam kelabu  warna ekor coklat hitam  bobot tubuh 60-300 gr  panjang badan 130-210 mm  ukuran ekor terhadap kepala dan badan bervariasi (lebih pendek, sama, atau panjang) (Priyambodo 2003)  Pada tikus betina memiliki puting susu 2 pasang di dada dan 3 pasang di perut (10 buah) (Rochman 1992). 4. Kecoa Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai coklat tua.

Jenis-jenis kecoa Di dunia terdapat kurang lebih 3.500 species kecoa, 4 (empat) spesies diantaranya umumnya terdapat di dalam rumah yaitu Periplaneta americana(American Cockroach), Blattela germanica (German Cockroach), Blattaorientalis (Oriental Cockroach), dan Supella langipalpa (Brown Banded Cockroach) ke empat species kecoa tersebut dari kapsul telur, nymfa dan dewasanya. Daur Hidup Kecoa adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadia (tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang dapat dibedakan jenis jantan dan betinanya. Nimfa biasanya menyerupai yang dewasa, kecuali ukurannya, sedangkan sayap dan alat genitalnya dalam taraf perkembangan. 30 – 86 Kapsul per kecoa dengan interval peletakan tiap 3 – 5 hari

Telur kecoa berada dalam kelompok yang diliputi oleh selaput keras yang menutupinya kelompok telur kecoa tersebut dikenal sebagai kapsul telur atau “Ootheca”. Kapsul telur dihasilkan oleh kecoa betina dan diletakkan pada tempat tersembunyi atau pada sudut-sudut dan pemukaan sekatan kayu hingga menetas dalam waktu tertentu yang dikenal sebagai masa inkubasi kapsul telur, tetapi pada spesies kecoa lainnya kapsul telur tetap menempel pada ujung abdomen hingga menetas. Jumlah telur maupun masa inkubasinya tiap kapsul telur berbeda menurut spesiesnya. Dari kapsul telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi nimfa yang hidup bebas dan bergerak aktif. Nimfa yang baru keluar dari kapsul telur berwarna putih seperti buturan beras, kemudian berangsur-angsur berubah menjadi berwarna coklat, Nimfa tersebut berkembang melalui sederetan instar dengan beberapa kali berganti kutikula sehingga mencapai stadium dewasa.Periplanetta americana Linnaeus dewasa dapat dikenal dengan adanya perubahan dari tidak bersayap pada stadium nimfa menjadi bersayap pada stadium dewasanya pada P.Americana yang dewasa terdapat dua pasang sayap baik pada yang jantan maupun betinanya.

Daur hidup Periplaneta brunnea Burmeister dalam kondisi laboratorium dengan suhu rata-rat 29 º C, dan kelembaban 78 % mencapai 7 bulan, terdiri atas masa inkubasi kapsul telur rata-rata 40 hari, perkembangan stadium nimfa 5 sampai 6 bulan. Masa inkubasi kapsul telur P.americana rata-rata 32 hari, perkembangan nimfa inkubasi antar 5 sampai 6 bulan, serangga dewasa kemudian berkopulasi dan satu minggu kemudian menghasilkan kapsul telur yang pertama sehingga daur hidup P americana memerlukan waktu rata-rata 7 bulan. Daur hidup Neostylopyga rhombifolia (Stoll) mencapai 6 bulan, meliputi masa inkubasi kapsul telur rata-rata 30 hari, perkembangan nimfa antara 4 bulan dan 5 bulan. Serangga dewasa kemudian berkopulasi dan 15 hari kemudian yang betina menghasilkan kapsul telur. Daur hidup Periplaneta australasiae (Fabricius) mencapai 7 bulan, meliputi masa inkubasi kapsul telur rata-rata 35 hari, perkembangan nimfa memerlukan waktu antara 4 bulan sampai 6 bulan, serangga dewasa kemudian berkopulasi dan 10 hari kemudian yang betina menghasilkan kapsul telur yang pertama. Habitat Banyak spesies kecoa di seluruh dunia, beberapa diantaranya berada di dalam rumah dan sering didapatkan di restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor dan perpustakaan. Kebiasaan Hidup Kecoa kebanyakan terdapat di daerah tropika yang kemudian menyebar ke daerah sub tropika atau sampai kedaerah dingin. Pada umumnya tinggal didalam rumah-rumah makan segala macam bahan, mengotori makanan manusia, berbau tidak sedap. Kebanyakan kecoa dapat terbang, tetapi mereka tergolong pelari cepat (“ cursorial“), dapat bergerak cepat, aktif pada malam hari, metamorfosa tidak lengkap, Kerusakan yang ditimbulkan oleh kecoa relatif sedikit, tetapi adanya kecoa menunjukkan bahwa sanitasi didalam rumah bersangkutan kurang baik. Hubungan kecoa dengan berbagai penyakit belum jelas, tetapi menimbulkan gangguan yang cukup serius, karena dapat merusak pakaian, buku-buku dan mencemari makanan. Kemungkinan dapat menularkan penyakit secara mekanik karena pernah ditemukan telur cacing, protozoa, virus dan jamur yang patogen pada tubuh kecoa. Seekor P brunnea betina yang telah dewasa dapat menghasilkan 30 kapsul telur atau lebih dengan selang waktu peletakkan kapsul telur yang satu dengan peletakkan kapsul telur berikutnya berkisar antara 3 sampai 5 hari; tiap kapsul telur P.brunnea rata-rata berisi 24 telur, yang menetes rata-rata 20 nimfa dan 10 ekor diantaranya dapat mencapai stadium dewasa. NimfaP.brunnea berkembang melalui sederetan instar dengan 23 kali berganti kutikula sebelum mencapai stadium dewasa. Hasil pengamatan di laboratorium menunjukkan bahwa seekor P.americanabetina ada yang dapat menghasilkan 86 kapsul telur, dengan selang waktupeletakkan kapsul telur yang satu dengan kapsul telur berikutnya rata-rata 4 hari. Dari seekor N.rhombifolia betina selama hidupnya ada yang dapat menghasilkan 66 kapsul telur, sedangkan P.autralasiae betina dapat menghasikan 30-40 kapsul telur.

Related Documents


More Documents from "Anonymous qtttKpm9So"