MAKALAH PENGENDALIAN HAMA, PENYAKIT, DAN GULMA VARIETAS TAHAN KEDELAI (Glysine max L.)
Oleh : Bayu Setio Raharjo 164110015 FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2018
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang telah dikenal banyak macam penyakit dan patogen tumbuhan dan tidak sedikit diantaranya yang mempunyai arti ekonomi penting. Setiap macam tanaman dapat diserang oleh banyak macam penyakit dan patogen tumbuhan, begitu pula satu macam patogen ada kemungkinan dapat menyerang sampai berpuluh-puluh tanaman. Sering pula terjadi, bahwa patogen tumbuhan tertentu dapat menyerang satu macam organ tanaman atau ada pula yang menyerang berbagai macam organ tanaman. Kenyataan ini akan menyulitkan dalam mempelajari penyakit pada tanaman. Untuk mengatasi kesulitan tersebut salah satu cara yang kita lakukan dalam pengendaliaanya adalah dengan menggunakan varietas tahan /tanaman tahan. Tanaman tahan adalah tanaman yang mempunyai kemampuan untuk menolak atau menghindar,sembuh kembali danmentolerir dari serangan hama atau penyakit yang tidak di punyai tanaman lain yang sejenis dalam tingkat serangan yang sama.ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit dapat di golongkan menjadi dua,yakni ketahanan vertikal dan ketahanan horizontal.sedimana ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit ini memiliki mekanisme tersendiri.yaitu antibiosis,tolerance,dan antizenosis.dimana ketiga mekanisme di atas merupakan suatu cara yang dilakukan tumbuhan di dalam mempertahankan diri dan tubuh meraka terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.
1.2 Tujuan 1. Mengetahui macam – macam sifat ketahanan tanaman kedelai 2. Mengetahui pentingnya budidaya varietas tahan 3. Menngetahui varietas kedelai yang memiliki ketahanan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi varietas tahan a. varietas tahan adalah tanaman yang mempunyai kemampuan untuk menolak atau menghindar,sembuh kembali danmentolerir dari serangan hama atau penyakit yang tidak di punyai tanaman lain yang sejenis dalam tingkat serangan yang sama.(tim dosen hama dan penyakit tanaman ,2011) b. varietas tahan adalah tanaman yang memiliki kemampuan untuk menghindar atau melindungi dirinya dari serangan hama dan penyakit yang dapat manggangu kelangsungan hidupnya.(Rudy dan Zahrial, 2003) c. varietas tahan adalah tanaman yang mempunyai daya tahan atau daya sembuh dalam kondisi yang akan menyebabkan kerusakan lebih besar pada tanaman lain dari spesies yang sama.(Samsudin,2008) Varietas Tahan Kedelai 2.1 Seulawah Dilepas tahun
: 17 Maret 2004
SK Mentan
: 169/Kpts/LB.240/3/2004
Nomor galur
: Galur W3898 – 14 – 3
Asal
: Wilis X No. 3898
Daya Hasil
: 1,6 – 2,5 ton / Ha
Warna hipokotil
: Ungu
Warna epikotil
: Kuning
Warna daun
: Hijau Tua
Warna bulu
: Coklat
Warna bunga
: Ungu
Warna kulit biji
: Kuning agak Kehijauan
Warna polong masak
: Coklat
Warna hilum
: Coklat Tua
Tipe tumbuh
: Determinate
Umur berbunga
: 39 hari
Umur polong masak
: 93 hari
Tinggi tanaman
: 100 cm
Bobot 100 biji
: 9,5 gram
Kandungan protein
: 45,9 %
Kandungan minyak
: 12,1 %
Kerebahan
: Agak tahan
Ketahanan thd penyakit
: Tahan Karat Daun ( Phakospora pachyrizi Syd )
Wilayah adaptasi
: Lahan kering masam Sumatera Barat, Lampung, dan Kalimantan Selatan
Pemulia
: Darman M. Arsyad, Heru Kuswantoro, M. Muchlis Adie, Purwantoro, Amin Nur, Sri Hardaningsih, dan E. Yusnaman
2.2 Ratai Dilepas tahun
: 17 Maret 2004
SK Mentan
: 168/Kpts/LB.240/3/2004
Nomor galur
: Galur W3465 – 27 – 2
Asal
: Wilis X No. 3465
Daya Hasil
: 1,6 – 2,7 ton / Ha
Warna hipokotil
: Ungu
Warna epikotil
: Kuning
Warna daun
: Hijau Tua
Warna bulu
: Coklat
Warna bunga
: Ungu
Warna kulit biji
: Kuning agak Kehijauan
Warna polong masak
: Coklat
Warna hilum
: Coklat Tua
Tipe tumbuh
: Determinate
Tipe percabangan
:3–4
Umur berbunga
: 37 hari
Umur polong masak
: 90 hari
Tinggi tanaman
: 90 cm
Bobot 100 biji
: 10,5 gram
Kandungan protein
: 42,2 %
Kandungan minyak
: 11,7 %
Kerebahan
: Agak tahan
Ketahanan thd penyakit
: Agak Tahan Karat Daun ( Phakospora pachyrizi Syd )
Wilayah adaptasi
: Lahan kering masam Sumatera Barat, Lampung, dan Kalimantan Selatan
Pemulia
: Darman M. Arsyad, Heru Kuswantoro, M. Muchlis Adie, Purwantoro, Amin Nur, Sri Hardaningsih, dan E. Yusnaman
2.3 Rajabasa Dilepas tahun
: 17 Maret 2004
SK Mentan
: 171/Kpts/LB.240/3/2004
Nomor seleksi
: GH – 7 / Batan
Asal
: Galur mutan No. 214 >< 23 – D yang berasal dari Irradiasi sinar Y varietas Guntur dosis 150 gy
Daya Hasil
: 2,07 ton / Ha pipilan kering
Warna hipokotil
: Ungu
Warna epikotil
: Ungu
Warna daun
: Hijau
Bentuk daun
: Lanceolate
Warna bulu
: Coklat
Warna bunga
: Ungu
Warna kulit biji
: Kuning mengkilat / Kuning cerah
Warna polong masak
: Coklat Tua
Warna hilum
: Coklat
Tipe tumbuh
: Determinate
Umur berbunga
: 35 hari
Umur polong masak
: 82-85 hari
Tinggi tanaman
: 54 cm
Ukuran biji
: Besar
Bobot 100 biji
: 15 gram
Kandungan protein
: 39,62 %
Kandungan minyak
: 19,93 %
Kerebahan
: Tahan
Ketahanan thd penyakit
: Agak Tahan Karat Daun ( Phakospora pachyrizi Syd )
Ketahanan thp cengkaman
: agak toleran terhadap cengkaman masam
Wilayah adaptasi
: Lahan kering masam dan pasang surut
Pemulia
: Masrizal, Harry Is Mulyana, Siswoyo, Kumala Dewi, Yuliasti, Arwin, dan Ina Idayani Rahma.
2.4 Gumitir Dilepas tahun
: 11 April 2005
SK Mentan
: 203/Kpts/SR.120/4/2005
Nomor seleksi
: K-25
Asal
: Introduksi dari Taiwan (GC 86019-190-1N)
Daya Hasil
: 2,41 ton / Ha
Rata-rata hasil
: 2,08 ton / Ha
Warna hipokotil
: Ungu
Warna epikotil
: Ungu
Warna daun
: Hijau
Bentuk Daun
: Oval
Warna bulu
: Coklat
Warna bunga
: Ungu
Warna kulit biji
: Kuning agak hijau
Warna polong masak
: Coklat Tua
Warna hilum
: Coklat
Tipe tumbuh
: Determinate
Umur berbunga
: 32 hari
Umur polong masak
: 81 hari
Tinggi tanaman
: 65 cm
Bobot 100 biji
: 15,75 gram
Kandungan protein
: 32,1 %
Kandungan minyak
: 19,0 %
Kerebahan
: Tahan
Ketahanan thd virus
: peka virus daun (SMMV)
Ketahanan thd hama
: agak tahan lalat kacang dan pengsiap polong, peka ulat grayak
Keterangan
: Rendemen tahu 409% dan rendemen tempe 211 %
Pemulia
: Hani Soewanto, Teguh agus CP, dan Joko S. Wahono (PT Mitratani dua tujuh)
2.5 Argopuro Dilepas tahun
: 11 April 2005
SK Mentan
: 204/Kpts/SR.120/4/2005
Nomor seleksi
: K-27
Asal
: Introduksi dari Taiwan (GC 89029-190-1N)
Daya Hasil
: 3,05 ton / Ha
Rata-rata hasil
: 2,31 ton / Ha
Warna hipokotil
: Hijau
Warna epikotil
: Hijau
Warna daun
: Hijau
Bentuk Daun
: lancip
Warna bulu
: Putih
Warna bunga
: Putih
Warna kulit biji
: Kuning
Warna polong masak
: Coklat Tua
Warna hilum
: Coklat muda
Tipe tumbuh
: Determinate
Umur berbunga
: 32 hari
Umur polong masak
: 84 hari
Tinggi tanaman
: 61 cm
Bobot 100 biji
: 17,80 gram
Kandungan protein
: 28,1 %
Kandungan minyak
: 25,1 %
Kerebahan
: agak Tahan
Ketahanan thd virus
: peka virus daun (SMMV)
Ketahanan thd hama
: agak tahan lalat kacang dan pengsiap polong, peka ulat grayak
Keterangan
: Rendemen tahu 407% dan rendemen tempe 195 %
Pemulia
: Hani Soewanto, Teguh agus CP, dan Joko S. Wahono (PT Mitratani dua tujuh)
2.6 Arjasari Dilepas tahun
: 2005
SK Mentan
: 520/Kpts/SR.120/12/2005
Asal
: Persilangan BT5 SB dengan Tainung 4 dl SPLPP Arjasa Galur F7
Tipe Pertumbuhan
: Determinit
Warna hipokotil
: Ungu
Warna daun
: Hijau
Warna bulu
: Coklat
Warna bunga
: Ungu
Warna polong
: Coklat
Warna hilum biji
: Coklat Tua, lonjong, besar
Warna biji
: Kuning
Umur mulai berbunga
: 43 - 46 hari
Umur saat panen
: 98 - 100 hari (pada 50 – 500 m dpl)
Tinggi tanaman
: ± 72 cm
Percabangan
: 4 – 6 cabang
Bentuk Daun
: Oval
Ukuran Daun
: Sedang
Jumlah polong / batang
: 45
Bentuk biji
: Bulat
Jumlah biji / polong
:2-3
Bobot 100 biji
: 19,2 gram (17 – 22 gram)
Kandungan protein
: 43,15 %
Kandungan minyak
: 18,65 %
Rata-rata hasil
: 2,235 ton / Ha
Kisaran Hasil
: 1,00 – 4,68 ton / Ha
Ketahanan thd hama
: peka terhadap lalat kacang
Sifat lain
: - Biji besar, responsive pemupukan - Rendemen tahu 324,00 % - Rendemen tempe 187,50 % - Moderat toleran terhadap genangan
Pemulia utama
: Achmad Baihaki
Pemulia
: Meddy Rachmadi, Agung Karuniawan, Dedi Ruswandi, Noladhi Wicaksana, Yulia Alia, Basuki, Ai Komariah, Fatichin, dan Rini Widayanti
2.7 Mallika Dilepas tahun
: 2007
Asal
: Seleksi varietas lokal asal Bantul
Tipe pertumbuhan
: Indeterminet
Warna hipokotil
: Ungu
Warna epikotil
: Ungu
Warna daun
: Hijau Tua
Warna bulu batang
: Coklat
Warna bunga
: Ungu
Warna kulit biji
: Hitam
Warna polong tua
: Coklat Tua
Warna hilum biji
: Coklat Muda
Bentuk daun
: Oval melebar
Percabangan
: Bercabang
Tipe tumbuh
: Indeterminit
Umur berbunga
: 36 hari
Umur polong masak
: 85 – 90 hari
Tinggi tanaman
: 60 – 80 cm
Bobot 100 biji
: 9 – 10 gram
Rata – rata hasil
: 2,34 ton/Ha
Potensi hasil
: 2,94 ton/Ha
Kandungan protein
: 37 %
Kandungan lemak
: 20 %
Ketahanan terhadap hama dan penyakit -
Hama Penyakit
Daerah sebaran/adaptasi
: Toleran terhadap ulat jengkal maupun ulat grayak :--: - Beradaptasi baik pada daerah dataran rendah Sampai tinggi pada musim hujan dan kemarau
Sifat-sifat lain
: - Polong lebat muncul dari nodia pertama - Polong masak tidak mudah pecah
Peneliti
: Setyastuti Purwati, Tri Harjaka, Mary Astuti, M. Muchlis Adie
Pengusul
: Fakultas Pertanian, Universitas Gajah Mada Yogyakarta
2.8 Detam-1 Dilepas tahun
: 2008
Nomor galur
: 9837/K-D-8-185
Asal
: Seleksi persilangan galur introduksi 9837 dengan Kawi
Sifat kualitatif Tipe tumbuh
: Determinit
Warna hipokotil
: Ungu
Warna epikotil
: Hijau
Warna bunga
: Ungu
Warna daun
: HIjau tua
Warna bulu
: Coklat muda
Warna kulit polong
: Coklat tua
Warna kulit biji
: Hitam
Warna hilum
: Putih
Warna kotiledon
: Kuning
Bentuk daun
: Agak bulat
Bentuk biji
: Agak bulat
Kecerahan kulit biji
: Mengkilap
Sifat kuantitatif Umur bunga
: 35 Hari
Umur masak
: 84 Hari
Tinggi tanaman
: 58 cm
Bobot 100 biji
: 14,84 gram
Potensi hasil
: 3,45 ton / Ha
Hasil biji
: 2,51 ton / Ha
Kandungan nutrisi Kandungan protein
: 45,36 % bk
Kandungan lemak
: 33,06 % bk
Ketahanan thd Ulat grayak
: peka
Pengisap polong
: Agak tahan
Kekeringan
: Peka
Pemulia
: M. Muchlish Adie, Gatot Wahyu AS, Suyamto, Arifin
2.9 Detam-2 Dilepas tahun
: 2008
Nomor galur
: 9837/W-D-5-211
Asal
: Seleksi persilangan galur introduksi 9837 dengan Wilis
Sifat kualitatif Tipe tumbuh
: Determinit
Warna hipokotil
: Ungu
Warna epikotil
: Hijau
Warna bunga
: Ungu
Warna daun
: Hijau
Warna bulu
: Coklat tua
Warna kulit polong
: Coklat muda
Warna kulit biji
: Hitam
Warna hilum
: Coklat
Warna kotiledon
: Kuning
Bentuk daun
: Lonjong
Bentuk biji
: Lonjong
Kecerahan kulit biji
: Kusam
Sifat kuantitatif Umur bunga
: 34 Hari
Umur masak
: 82 Hari
Tinggi tanaman
: 57 cm
Bobot 100 biji
: 13,54 gram
Potensi hasil
: 2,96 ton / Ha
Hasil biji
: 2,46 ton / Ha
Kandungan nutrisi Kandungan protein
: 45,58 % bk
Kandungan lemak
: 14,83 % bk
Ketahanan thd Ulat grayak
: peka
Pengisap polong
: Agak tahan
Kekeringan
: Agak tahan
Pemulia
: M. Muchlish Adie, Gatot Wahyu AS, Suyamto, Arifin
2.10 Grobogan Dilepas tahun
: 2008
SK Mentan
: 238/Kpts/SR 120/3/2008
Asal
: Pemurnian populasi Lokal Malabar Grobogan
Tipe pertumbuhan
: determinit
Warna hipokotil
: Ungu
Warna epikotil
: Ungu
Warna daun
: Hijau agak tua
Warna bulu batang
: Coklat
Warna bunga
: Ungu
Warna kulit biji
: kuning muda
Warna polong tua
: coklat
Warna hilum biji
: coklat
Bentuk daun
: lanceolate
Percabangan
:-
Umur berbunga
: 30-32 hari
Umur polong matang
: ± 76 hari
Tinggi tanaman
: 50 – 60 cm
Bobot 100 biji
: ± 18 gram
Rata-rata hasil
: 2,77 ton/Ha
Potensi hasil
: 3,40 ton/Ha
Kandungan protein
: 43,9 %
Kandungan lemak
: 18,4 %
Daerah sebaran
: Beradaptasi baik pada beberapa kondisi lingkungan tumbuh yang berbeda cukup besar, pada musim hujan dan daerah beririgasi baik.
Sifat lain
: - Polong masak tidak mudah pecah, dan - pada saat panen daun luruh 95-100 %, saat panen > 95 % daunnya telah luruh
Pemulia
: Suhartina, M. Muchlish Adie
Peneliti
: T. Adisarwanto, Sumarsono, Sunardi, Tjandramukti, Ali Muchtar, Sihono, SB. Purwanto, Siti Khawariyah, Murbantoro, Alrodi, Tino Vihara, Farid Mufhti, dan Suharno
Pengusul
: Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan, BPSB Jawa Tengah, Pemerintah Daerah Prov. Jawa Tengah
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1
Kedelai Varietas Seulawah Kedelai varietas ini berasal dari hasil seleksi galur murni yang memiliki
keunggulan yaitu pada kandungan protein pada biji yang cukup tinggi sebesar 45,9 % lebih tinggi 10% dari varietas-varietas yang ada sebelumnya, contohnya Pandernan dan Ijen. Keunggulan selanjutnya adalah ketahanannya terhadap penyakit karat daun dan kemampuan beradaptasi pada lahan masam yang notabeni sukar ditanami tanaman pangan seperti kedelai. 3.2
Kedelai Varietas Ratai Dilepas pada tahun 2004, merupakan hasil pemurnian galur yang diajukan
bersamaan dengan kedelai varietas Seulawah. Namun Ratai memiliki keunggulan yaitu memiliki umur lebih cepat 10 hari bila dibandingkan dengan varietas Seulawah. Tinggi tanaman sekitar 90 cm dan memiliki bobot 100 biji sebesar 10,5 gram, lebih tinggi dari varietas Seulawah. 3.3
Kedelai Varietas Rajabasa Pelepasannya dilakukan bersamaan dengan varietas Seulawah dan Ratai,
merupakan varietas yang didapat dari galur mutan. Keunggulan kedelai varietas ini adalah umurnya yang lebih genjah lagi yaitu sekitar 85 hari. Serta ketahanannya terhadap kerebahan, tahan terhadap penyakit karat daun, serta agak toleran terhadap cekaman masam. Sama halnya dengan Ratai dan Seulawah, kemampuan adaptasi terhadap tanah kering masam dan pasang surut menjawab kebutuhan daerah dengan tanah marjinal. 3.4
Kedelai Varietas Gumitir Merupakan varietas yang dilepas pada tahun 11 April 2005, selang setahun
dari varietas yang dilepas sebelumnya. Keunggulan dari varietas ini adalah umur tanaman yang lebih cepat yaitu 81 hari, tinggi tanaman rendah 65 cm, dan bobot 100 biji yang lebih tinggi 5 % dari varietas Rajabasa yaitu 15,75 %. Namun
kekurangannya adalah kandungan proteinnya yang lebih rendah dan peka terhadap virus daun (CMMV). Keunggulan lainnya adalah rendemen tahu varietas ini sangat besar yaitu 409 % dan rendemen tempenya 211 %.
3.5
Kedelai Varietas Argopuro Tidak berbeda dengan varietas Gumitir, Varietas Argopuro merupakan
varietas yang berasal dari seorang pemulia yang sama dan berasal dari introduksi dari Taiwan. Memiliki perbedaan deskripsi yang tidak jauh dengan Gumitir, hanya saja terdapat keunggulan pada bobot 100 bijinya, yaitu sebesar 17,80 gram, tinggi tanaman 61 cm membuat tanaman ini tidak mudah rebah diterpa angin. Namun kekurangan pada varietas ini adalah kandungan proteinnya yang cukup rendah sebesar 28,1 % dan kandungan lemaknya yang cukup tinggi sebesar 25,1 %. Keunggulan lainnya adalah rendemen tahu varietas ini sangat besar yaitu 407 % dan rendemen tempenya 195 %.
3.6
Kedelai Varietas Arjasari Merupakan hasil persilangan dari BT5SB dengan Tainung 4 dl SPLPP
Arjasa Galur F7. Dapat dipertimbangan dari segi keunggulan sehingga kenapa varietas ini dapat dilepas adalah bobot 100 biji yang mencapai 19,2 % ( maksimal 22 gram ). Memiliki kandungan protein yang besar yaitu 43,15 % serta kandungna lemak yang rendah, kisaran hasil panen yang cukup tinggi yaitu 1,00 – 4,68 ton /Ha. Keunggulan lainnya adalah biji yang besar serta sangat responsive terhadap pemupukan. Memiliki rendemen tahu yang tinggi yaitu 324,00 % dan rendemen tempe 187,5 %, dan moderat toleran terhadap genangan. Kekurangan dari varietas ini adalah peka terhadap lalat kacang. 3.7
Kedelai Varietas Mallika Merupakan varietas yang menjadi unggulan Indonesia usulan fakultas
pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Dilepas pada tahun 2007. Keunggulannya adalah Beradaptasi baik pada daerah dataran rendah sampai tinggi pada musim hujan maupun kemarau. Polong lebat serta muncul dari nodia
pertama, dan polong yang masak tidak mudah pecah. Kandungan protein dan lemaknya seimbang serta memiliki tinggi tanaman yang cukup rendah sehingga dapat diindikasikan bahwa varietas ini tidak mudah rebah saat diterpa angin. Keunggulan selanjutnya adalah sifat toleran terhadap hama ulat jengkal maupun ulat grayak. 3.8
Kedelai Varietas Detam-1 Dilepas tahun 2008, memiliki sifat unggul yaitu umur masak polong genjah
yaitu 84 hari dan tinggi tanaman yaitu 58 cm. Penampakan secara kualitatif biji Detam-1 sangat baik yaitu mengkilat. Memiliki potensi panen cukup besar yaitu sebesar 2,51 ton /Ha. Keunggulan lainnya adalah kandungan protein dan lemak yang sangat tinggi yaitu 45,36 % dan 33,06 %. Namun varietas ini peka terhadap ulat grayak dan cekaman air atau kekeringan. 3.9
Kedelai Varietas Detam-2 Dilepas tahun 2008, dari pemulia yang sama dengan varietas Detam-1
yaitu M. Muchlish Adie dkk. memiliki sifat unggul yaitu umur masak polong genjah yaitu 82 hari dan tinggi tanaman yaitu 57 cm. Penampakan secara kualitatif biji Detam-1 kurang baik yaitu kusam. Memiliki potensi panen cukup besar yaitu sebesar 2,96 ton /Ha. Keunggulan lainnya adalah kandungan protein tinggi rendah lemak yaitu protein 45,58 % dan lemak 14,83 %. Namun varietas ini peka terhadap ulat grayak dan agak tahan terhadap cekaman air atau kekeringan. 3.10 Kedelai Varietas Grobogan Merupakan varietas yang diusulkan oleh pemerintah daerah kabupaten Grobogan, BPSB Jawa Tengah, Pemerintah Prov Jawa Tengah. Memiliki sifat unggul yaitu tinggi tanaman rendah, hanya 50-60 cm, umur panen genjah yaitu 76 hari. Potensi hasil cukup tinggi yaitu 3,40 % lebih tinggi dari varietas yang dilepas sebelunya yaitu Mallika. Beradaptasi baik pada beberapa kondisi lingkungan tumbuh yang berbeda cukup besar, pada musim hujan dan daerah beririgasi baik. Sifat keterbaruannya adalah pada saat panen daun luruh 95 – 100 %.
3.11 Kandungan Kimia Tiap Varietas
No
Nama Varietas
1
Kandungan Kandungan Protein (%)
Lemak (%)
Seulawah
45,9
12,1
2
Ratai
42,2
11,7
3
Rajabasa
39,62
19,93
4
Gumitir
32,1
19,0
5
Argopuro
28,1
25,1
6
Arjasari
43,15
18,65
7
Mallika
37
20
8
Detam-1
45,36
33,06
9
Detam-2
45,58
14,83
10
Grobogan
43,9
18,4
BAB 4. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan deskripsi tiap varietas maka dapat disimpulkan : 1. Varietas tahan adalah tanaman yang mempunyai kemampuan untuk menolak atau menghindar,sembuh kembali danmentolerir dari serangan hama atau penyakit yang tidak di punyai tanaman lain yang sejenis dalam tingkat serangan yang sama. 2. Setiap varietas menunjukkan karakter unggul dari beberapa sifatnya, walaupun tidak seluruhnya memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan varietas yang dilepas sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Perlindungan_Varietas_Tanaman http://indoplasma.or.id/artikel/artikel_2006_manfaat_UU_29_2000.htm http://www.menkokesra.go.id/content/uu-9 Samsudin, 2008. Resistensi Tanaman Terhadap Serangga Hama.jakarta :bumi aksara Tarumingkeng , Rudy C., Coto, Zahrial. 2003. Strategi Perakitan Gen-Gen Ketahanan Terhadap Hama. J Pengantar Falsafah Sains (PPS702).Institut Pertanian Bogor. Tim dosen DPT,2011.modul penuntun praktikum dasar perlindungan tanaman :FP UB malang