Kedelai

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kedelai as PDF for free.

More details

  • Words: 936
  • Pages: 5
Kedelai

Gambar 1 Kedelai (Plantus, 2008). • • • •

Nama Latin : Glycine max, (Linn.) Merrill. Sinonim : Glycine soja, (Linn), Sieb. G. soja, (Linn), Zucc. Familia : Fabaceae Nama Lokal : Soybean (Inggris), Kedelai (Indonesia), Kedhele (Madura); Kedelai, Kacang jepun, Kacang bulu (Sunda), Lawui (Bima); Dele, Dangsul, Dekeman (Jawa), Retak Menjong (Lampung); Kacang Rimang (Minangkabau), Kadale (Ujung Pandang).

1.1 Syarat Tumbuh

Kedelai (Glycine max) sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun SM dan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai paling baik ditanam di ladang dan persawahan antara musim kemarau dan musim hujan. Sedang rata-rata curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang dari 200 mm dengan jumlah bulan kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari selama setahun (http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=15, 2005). Suhu udara 230C 300C, kelembaban 60% - 70%, pH tanah 5,8 - 7 dan ketinggian kurang dari 600 m dpl. Tanaman dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik (Prabowo, 2007).

Kedelai mempunyai perawakan kecil dan tinggi batangnya dapat mencapai 75 cm. Bentuk daunnya bulat telur dengan kedua ujungnya membentuk sudut lancip dan bersusun tiga menyebar (kanan - kiri - depan) dalam satu untaian ranting yang menghubungkan batang pohon. Kedelai berbuah polong yang berisi biji-biji. Menurut varitasnya ada kedelai yang berwarna putih dan hitam. Baik kulit luar buah polong maupun batang pohonnya mempunyai bulu-bulu yang

kasar

berwarna

coklat

(http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?

mnu=2&id=15, 2005). Berdasarkan umurnya dikenal jenis kedelai :



Kedelai berumur pendek (70 – 80 hari) Misalnya jenis kedelai putih varietas Genjah Slawi, Sindoro, Sumbing, Ringgit dan Welirang.



Kedelai berumur panjang (90 – 120 hari) kedelai putih misalnya varietas Lawu, Pandan dan No. 29, sedangkan kedelai hitam misalnya No. 16 dan No. 27 (Plantus, 2008).

1.2 Penyiapan Lahan Kedelai yang ditanam setelah padi sawah tidak memerlukan pengolahan tanah. Saluran drainase dengan kedalaman 25-30 cm dan lebar 30 cm, setiap 3-4 perlu dibuat untuk mengurangi kelebihan air dan berfungsi pula sebagai saluran irigasi pada saat hujan sudah berhenti. 1.3 Waktu Tanam Ditanam pada bulan Maret/April atau Juli/Agustus masing-masing untuk pertanaman MK I dan MK II. Agar tidak terjadi akumulasi serangan hama dan penyakit serta kekurangan air, kedelai dianjurkan ditanam tidak lebih dari 7 hari setelah tanaman padi dipanen.

Tanam harus dilakukan secara serempak pada satu hamparan,

minimal 50 Ha. 1.4 Pemupukan Pemberian pupuk sebaiknya ditaburkan dalam larikan yang dibuat di dekat lubang tanam disepanjang barisan kedelai. Pada lahan sawah yang subur atau setelah tanam padi Supra Insus, kedelai hanya perlu penambahan 50 kg Urea/ha. Sedangkan pada lahan sawah bertekstur berat (misalnya jenis tanah Vertisol) diperlukan pupuk 50 kg Urea + 50 kg SP36 + 100-150 KCl/ha. Pupuk anorganik dapat digantikan dengan pemberian 5-10 ton kotoran ayam/ha dengan 5 ton kompos jerami/ha. 1.5 Mulsa Jerami Padi Mulsa jerami dapat menekan frekuensi penyiangan sehingga cukup dilakukan 1 x

sebelum tanaman berbunga.

Pada umumnya, banyaknya jerami padi yang

digunakan sebagai mulsa sama dengan hasil jerami pada suatu petakan sehingga tidak diperlukan tambahan dari petakan lain. Namun demikian, sebanyak 5 ton jerami/ha diperkirakan cukup bagi kedelai. Pada daerah dengan lalat bibit dan gulma merupakan kendala, pembakaran jerami setelah tanam kedelai dapat dilakukan dan cara ini lebih menyeragamkan pertumbuhan awal kedelai. 1.6 Pengairan Penambahan air ditujukan untuk mem-pertahankan kelembaban tanah hingga dicapai kondisi kapasitas lapang. Fase pertumbuhan tanaman yang sangat peka terhadap kekurangan air adalah awal pertumbuhan vegetatif sekitar 15-21 hst, saat berbunga 25-35 hst dan saat pengisian polong 55-70 hst. Dengan demikian pada fase-fase tersebut tanaman harus diairi apabila hujan sudah tidak turun lagi 1.7 Pengendalian Hama Pengendalian hama secara bercocok tanam (kultur teknis) dan pengendalian secara hayati (biologis) saat ini dilakukan untuk menekan pencemaran lingkungan. Pengendalian

secara

kultur

teknis

antara

lain

penggunaan

mulsa

jerami,

pengolahan tanah, pergiliran tanaman dan tanam serentak dalam satu hamparan serta penggunaan tanaman perangkap jagung. Sedangkan contoh pengendalian secara biologis antara lain penggunaan parasitoid Trichogrammatoidea bactraebactrae, penggunaan Nuclear Polyhidrosis Virus (NPV) untuk ulat grayak Spadoptera litura

(SINPV)

dan

untuk

ulat

buah

Helicoverpa

armigera

(HaNPV)

serta

penggunaan feromonoid seks yang mampu mengendalikan ulat grayak. Terdapat 4 bahan nabati yang efektif terhadap hama pengisap polong dilapangan, yaitu serbuk biji nimba, srikaya, sirsak dan ekstrak daun mindi. Serbuk biji srikaya 40 gr/l mampu menekan populasi kutu kebul setara dengan insektisida Amitraz. 1.8 Pengendalian Penyakit Penyakit utama pada kedelai adalah karat daun Phacospora pachyrhizi, busuk batang dan akar Schlerospora rol feii dan berbagai penyakit yang disebabkan virus.

Pengendalian penyakit karat daun dengan fungisida Mancozeb, penyakit busuk batang

dan

akar

menggunakan

jamur

antagonis

Trichoderma

harzianum.

Sedangkan pengendalian virus dengan mengendalikan vektornya yaitu serangga hama kutu dengan insektisida Decis. Waktu pengendalian dilakukan pada saat tanaman berumur 40, 50 dan 60 hari. 1.9 Panen dan Pasca Panen Panen dilakukan apabila 95% jumlah polong pada batang utama telah matang berwarna kunig kecoklatan atau kehitaman dan sebagian besar daunnya sudah rontok. Hasil panen ini segera dijemur agar cepat kering (4-5 hari tergantung sinar matahari) kemudian dilakukan perontokan biji dengan menggunakan thresher atau alat pemukul dari bambu. Butir biji dipisahkan dari kotoran/sisa kulit polong dan diusahakan kadar air biji mencapai 10-12% pada saat mulai disimpan (Dinas Pertanian Kalimantan Selatan, 2009). 1.10 Daerah Penanaman Banyak dijumpai di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, NTB, dan NTT (Plantus, 2008). Untuk budidaya tanaman kedelai di pulau Jawa yang paling baik adalah pada

ketinggian tanah kurang dari 500 m di atas permukaan laut (http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=15, 2005).

Dapus [Anonim].

2005.

Tanaman

Obat

di

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=15

Indonesia. [30

November

2009]. Prabowo

A

Y.

2007.

Budidaya

Kedelai.

http://teknis-

budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kedelai.html [30 November 2009].

Plantus.

2008.

Apek

Produksi

Budidaya

Kedelai.

http://anekaplanta.wordpress.com/2008/01/23/aspek-produksi-budidaya-kedelai/ [30 November 2009]. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura. 2009. Teknologi Produksi, Teknologi

Budidaya

Kedelai.

http://distan.kalselprov.go.id/index2.php?

hal=main&act=detailteknologi&id=2 [30 November 2009].

Related Documents