Uts Pancasila.docx

  • Uploaded by: Granita Laksita
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Uts Pancasila.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,175
  • Pages: 6
UJIAN TENGAH SEMESTER PANCASILA

Nama / NIM: Granita Laksita Islami 10116171

UNIVERSITAS CIPUTRA 2018/2019

RESENSI BUKU

Judul

: Agus Salim Diplomat Jenaka Penopang Republik

Cetakan

: Ketiga, Februari 2016

Tim Penyunting

: Aris Zulkifli, Purwanto Setiadi, Kurniawan, Redaksi KPG

Tim Produksi

: Agus Darmawan Setiadi, Aji Yuliarto, Djunaedi, Eko Punto Pambudi, Kendra Paramita, Rizal Zulfandy, Triwatno Widodo

Foto Sampul

: Arsip Nasional Republik Indonesia

Perancang Sampul

: Teguh Tri Erdyan

Tata Letak Isi

: Dadang Kusmana

Tebal

: xii + 178 halaman

ISBN

: 978-979-91-0968-2

PEMBAHASAN Haji Agus Salim lahir dengan nama Mashudul Haq yang berarti “pembela kebenaran” lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884. Agus Salim ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keppres nomor 657 tahun 1961. Haji Agus Salim adalah pejuang kemerdekaan Indonesia yang terkenal dalam sebuah organisasi bernama Sarekat Islam. Beliau juga berperan sebagai salah satu anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945. Karena kepiawaian beliau dalam hubungan internasional, beliau dipercaya sebagai menteri muda luar negeri kabinet Sjahrir II dan III, serta menjabat sebagai menteri luar negeri pada kabinet Amir Sjarifuddin dan Hatta. Pada tahun 1952, Agus Salim menjabat sebagai Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Hal tersebut menjadi penutup karirnya di dunia kancah politik. Beliau beralih menghabiskan masa tuanya sebagai penulis buku. Buku yang telah beliau tulis juga merupakan buah karya dari pengalamannya sebagai jurnalis pada masa mudanya. Namun sayang, karir beliau harus terhenti pada tanggal 4 November 1954. Beliau meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya. Buku Agus Salim Diplomat Jenaka Penopang Republik merupakan salah satu buku yang menjadi serial buku bapak bangsa terbitan Majalah Berita Mingguan Tempo. Serial buku ini mereportase ulang kehidupan para pendiri republik. Mulai dari pergolakan pemikiran, petualangan, ketakutan, kisah cinta, dan cerita kamar tidur mereka. Buku ini mengisahkan tentang Agus Salim yang membuka mata setiap rakyat Indonesia bahwa dengan ketenangan, kehati - hatian, ketekunan, dan keteguhan niat akan agama yang dianut akan membuahkan hasil yang manis. Buah pikiran dan perkataan beliau dapat memukau setiap insan yang mendengarnya secara langsung maupun generasi di bawah beliau. Dia adalah diplomat yang cerdik dan pendebat ulung, santri yang kritis dan ulama yang moderat. Kalimat di atas menjadi kalimat pembuka buku ini. Buku ini tidak hanya membahas tentang kehidupan dan karir politik beliau, namun juga tentang sifat beliau yang diam - diam dikagumi banyak orang. Di buku ini juga disediakan poster untuk memudahkan pembaca dalam memahami tokoh Agus Salim. Haji Agus Salim berhasil menduduki posisi Menteri Muda Luar Negeri pada kabinet Sjahrir. Sekalipun hanya menempati posisi Menteri Muda Luar Negeri, namun keberhasilan beliau dalam membuka jalan diplomasi Indonesia di kancah internasional tidak dapat diremehkan. Beliau menjadi perwakilan delegasi Indonesia ke Lake Success, New York untuk membela pendirian dan kedudukan bangsa Indonesia terhadap Belanda di forum PBB. Selain

itu beliau juga mengunjungi negara - negara Arab dengan tujuan menggalang pengakuan de jure kemerdekaan Indonesia. Hasil dari kunjungan beliau tidak sia - sia, Mesir menekan perjanjian persahabatan dengan Indonesia yang sekaligus menjadi pengakuan de jure internasional pertama atas Indonesia pada tanggal 10 Juni 1947. Pria yang dijuluki “The Grand Old Man” oleh Presiden Soekarno ini juga dapat menjadi penengah di sidang gebrak meja saat rapat BPUPKI dalam rangka pembentukan fondasi dari republik ini. Haji Agus Salim masuk dalam panitia sembilan untuk merumuskan Piagam Jakarta yang menjadi cikal bakal Undang-Undang Dasar. Haji Agus Salim juga duduk sebagai anggota pantia penghalus bahasa dalam rancangan undang - undang. Kepiawaian Haji Agus Salim tidak dapat diragukan. Beliau menguasai 9 bahasa asing, antara lain: Belanda, Inggris, Prancis, Arab, Jerman, dan Turki. Beliau pernah menerjemahkan A Textbook of Theosophy yang ditulis oleh C.W. Leadbeater yang dalam bahasa Melayu diterjemahkan sebagai Tassaoef dalam Agama Islam. Haji Agus Salim sempat menyusun kamus bagi para serdadu Pembela Tanah Air namun kamus yang disusunnya tidak dapat ditemukan hingga saat ini. Selain menyusun kamus, Haji Agus Salim juga menjadi penasihat di Peta. Karir diplomasi Haji Agus Salim tidak hanya pada saat menjadi perwakilan Indonesia di New York, namun juga menjadi anggota delegasi dalam perjanjian Renville. Beliau menjadi sasaran kritik karena dianggap berbahaya bagi posisi Belanda di Indonesia kala itu. Ketakutan Belanda bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan kedekatan Haji Agus Salim dengan Liga Arab. Menjadi sosok yang berpengaruh sempat membuat Haji Agus Salim diasingkan dan menjadi orang buangan. Bersama dengan Soekarno dan Sjahrir, beliau diasingkan di Brastagi. Selain berkarir di delegasi, diplomasi, juga kepentingan pendirian republik, Haji Agus Salim juga sempat menjadi tokoh berengaruh yang tidak dapat dilepaskan dari Sarekat Islam. Dengan niat awal menjadi mata - mata yang akhirnya mengubah haluan beliau menjadi pemimpin dari organisasi ini. Kedekatannya dengan HOS Tjokroaminoto membuat beliau cepat menjadi orang kepercayaan dan menjadi komisasris CSI yang juga sebagai penasihat dari Sarekat Islam yang diketuai oleh HOS Tjokroaminoto ini. Setelah wafatnya HOS Tjokroaminoto, banyak krisis di PSII dan membuat Haji Agus Salim mendrikan Partai Penggerakan Penyadar. Keimanan Haji Agus Salim tidak lepas dari pendidikan agama di Jeddah yang dijalaninya selama 5 tahun. Di Jeddah, Haji Agus Salim menjadi penerjemah dan konsulat untuk Belanda yang tugasnya mengurusi jemahah haji. Di sanalah hati dan keimannya terusik, beliau yang pada mulanya merasa hatinya tertutup oleh pendidikan barat lalu mulai mendapat

pencerahan. Selama di Jeddah, Haji Agus Salim bergaul dengan tokoh dan ulama di Mekkah dan Madinah. Berkat kecerdikan beliau dalam agama akhirnya membuat beliau diangkat menjadi penasihat Jong Islamieten Bond. Haji Agus Salim dapat mendobrak kebekuan dan kekolotan masyarakat tentang islam dan menjadi seorang pembaru dan mujahidin. Menurut Ahmad Syafii Maarif, beliau layak disebut bapak kaum intelektual muslim Indonesia. Kiprah Haji Agus Salim juga dapat dilihat melalui tulisan - tulisan yang dimuat di beberapa surat kabar kala itu. Beliau juga menjadi pemimpin redaksi Hindia Baroe yang dilepasnya karena ada gesekan kepentingan, juga menjadi pemimpin Neratja. Selanjutnya beliau melabuhkan tulisan dan menjadi pemimpin redaksi Bandera Islam yang kemudian berganti nama menjadi Fadjar Asia yang mampu menjadi harapan bagi bangsa terjajah. Kiprah beliau tidak berhenti menjadi penulis saja, namun juga menjadi khatib shalat Jumat. Pemikiran beliau yang tajam meghasilkan setidaknya 22 buku dan mampu menerjemahkan 12 buku asing. Kecerdasan beliau telah diimplementasikan dalam perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan sampai Indonesia mulai menapaki lika liku negara baru. Semua itu tidak lepas dari jasa Haji Agus Salim yang telah terangkum dalam banyak kiprah beliau di banyak bidang, seperti di bidang politik dan kepemerintahan. Hal yang dapat dipelajari dari tokoh Haji Agus Salim adalah tidak membatasi diri terhadap pergaulan, beliau bergaul dengan moderat Belanda juga bergaul dengan ulama. Kesederhanaan dan kebijaksanaan beliau patut dicontoh untuk menjadi pemimpin yang baik. Permainan tutur kata dan tulisan beliau yang memukau menginspirasi bahwa setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya di muka umum. Selain itu juga bermanfaat dan berimbas bagi khalayak luas dan menjadi manusia yang tidak hanya baik di akal budi namun juga ketaatan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Keselarasan logika harus sejalan dengan keimanan. Terus belajar memperdalam ilmu, rendah hati, dan memiliki ideologi yang kuat merupakan kunci dari kesuksesan. Saya juga mengagumi beliau karena beliau mengajak berdiskusi daripada dakwah yang bersifat menggurui. Juga berdiskusi dan menghindari membuat perintah sehingga membuka peluang orang untuk menemukan jawaban.

LAMPIRAN

https://id.wikipedia.org/wiki/Agus_Salim https://afandriadya.com/2013/09/10/7-karakter-nyentrik-haji-agus-salim/ https://armenzulkarnain.wordpress.com/2011/12/19/kh-agus-salim-kesederhanaan-yangmengagumkan/

Related Documents

Uts
June 2020 48
Uts Bioper.docx
April 2020 26
Uts Kuuu..............
June 2020 23
Tugas Uts
June 2020 30
Uts Bispar.docx
June 2020 22
Uts Listrik.pdf
June 2020 20

More Documents from "I Kadek Dharma Putra i1221ft.2017"