Referensi • Janatpour KA, et al. 2008. Coagulation Transfusion Medicine, Am J Clin Pathol, 129; 276-281 • Mc.Clelland , 2007. Hand Book of Transfusion th Medicine, United Kingdom Blood Services 4 Edition
PENDAHULUAN • Transfusi darah : life saving/replacement therapy • Pelayanan penunjang di Rumah Sakit (Yan-TD) • Berpotensi resiko infeksi melalui transfusi darah (AIDS, HBV, HCV, LUES, Malaria) • Indentifikasi resipien (+) & sampel darah • Menentkan A,B,O, & Rh typing • Seroimunologi darah (menentukan jenis aglutinogen dlm sel & aglutinin dlm serum) • Crossmach (reaksi silang) • Confirmation hasil ABO type of red cell components • Petunjuk penting transfusi darah • Donor darah & uji darah donor • Efek samping transfusi darah • Transfusi darah yg rasional
DONOR DARAH • Syarat utama: 1. keadaan sehat 2. Sukarela (tdk pamrih) ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑
Kadar Hb normal Usia (batas bawah 18 th) Berat badan ± 47- 50 kg frekuensi pendonoran (± 3 bulan) Tekanan darah normal volume pendonoran (± 250 – 450 ml) darah Tidak hamil/menyusui Tidak mengindap penyakit: infeksi, degeneratif dsb ❑ Bebas dari tindakan (tindik, tusuk jarum,
INDIKASI TRANSFUSI DARAH •
•
Anemia ( kadar Hb rendah ) • Perdarahan (Hipovolumia) • Leukopenia • Trombositopenia Defisiensi komponen dalam plasma darah - defisiensi faktor pembekuan darah - Hipoalbumin. Dll
▪ Memperbaiki kadar Hb yg rendah ▪ Mengganti kehilangan darah (perdarahan, operasi, KLL dsb) ▪ Mengganti kandungan tertentu darah (faktor pembekuan
BLOOD TRANSFUSION Proses memindahkan darah atau produk dari darah dari satu orang ke sistem sirkulasi orang lainnya. Transfusi tempo dulu menggunakan WHOLE BLOOD, tetapi praktek kedokteran modern lebih sering menggunakan KOMPONEN dari darah 2 jenis transfusi: 1. Homologous transfusions / Allogeneic (darah simpan dari orang lain) 2. Autologous transfusions (darah simpan dari diri sendiri)
Frequency (%) Of ABO And Rh Blood Types In U.S. Population Racial Group
ABO Blood Type
Rh Blood Type
O
A
B
A B
Positive
Negati ve
Whites
45%
40 %
11 %
4 %
85%
15%
Blacks
49%
27 %
20 %
4 %
90%
10%
Rhesus orang Indonesia (Asia) ±90% POSITIF
Perkawinan beda rhesus,
meningkatkan resiko Hemolytic disease of the newborn
Gol. Darah
O A B AB
Frekuensi (%) Golongan darah sistim ABO US White
Black
Indonesia
45 41 10 4
48 27 21 4
41 25 27 7
Anti-A
Anti-B
Anti-AB
Anti-D
Gol. Darah A+ Gol darah A, Rh Gol. Darah B+ Gol darah B, Rh Gol darah AB,AB Rh Gol. Darah +
Gol darah O, Rh +
PROSEDUR TRANSFUSI 1. Inform conscent 2. Perawat memeriksa identitas pasien & label kantong darah 3. Perawat memonitor kondisi pasien sebelum & sesudah transfusi suhu nadi tensi darah simptom dari reaksi transfusi : problem pernafasan (sesak) chills tingling fever numbness itchings heat, pain, swelling at the IV site nausea lower back pain apprehensive filling
PERHATIAN : ❖ ❖ ❖ ❖ ❖ ❖ ❖
darah donor harus disimpan di refrigerator mencegah pertumbuhan kuman & menurunkan metabolisme transfusi harus dilakukan dalam 30 menit setelah dikeluarkan dari tempat penyimpanan darah hanya ditransfusikan intravena, lewat kanula yg sesuai sebelumditransfusikan, diperiksa kecocokan darah donor dg resipien 1 unit (s/d 500 ml) diberikan sekitar 4 jam pada pasien dg resiko gagal jantung kongestif, dapat diberikan diuretik untuk mencegah overload kadang kala sebelum transfusi diberikan acetaminofen &/ antihistamin (difenhidramin) untuk mencegah reaksi transfusi
PERLU PERHATIAN
1. Compatibility (kecocokan gol. Darah) - gol darah A-B-O - Rh Cross-match 2. Reaksi transfusi 3. Penularan penyakit infeksi lewat transfusi darah
REAKSI SILANG ( Crossmatch ) TUJUAN: 1. MENCEGAH KEJADIAN REAKSI TRANSF. HEMOLITIK 2. MEYAKINKAN BAHWA MANFAAT TRANSFUSI OPTIMAL
MAYO R ERI Donor
SERUM Donor
SERUM Resipien
ERI Resepien MINO R
2. Cross matching (deteksi reaksi ANTIGEN-ANTIBODI pada darah/serum resipien-donor) Prinsip : tidak terjadi reaksi antigen-antibodi pada darah yg akan didonorkan dalam tubuh resipien Mayor = Eritrosit donor + serum resipien Minor = Serum donor
+ eritrosit resipien
REAKSI SILANG 3 TAHAP: 1. R S SALIN : MENCOCOKKAN Ab ALAMI ( IgM ) DONOR & RESIPIEN RECEK GOL. DARAH ABO 2. R S ALBUMIN : MENDETEKSI Ab-anti Rh MENINGKATKAN KEPEKAAN TES ANTI GLOBULIN 3. R S ANTI GLOBULIN : MENDETEKSI Ab IMUN (IgG) YANG TIDAK TERLIHAT PD RS MEDIUM SALIN/ ALBUMIN Mis. GOL DARAH Rh, KELL.,DUFFY, KIDD
Tes Coombs • Mencari antiglobulin → aglutinasi • Tes langsung → Indikasi : hemolitik, ikterus neonatorum, reaksi transfusi ( ada/tdknya anlizat yg melapisi eritrosit) • Tes tak langsung → mencari analizat tak lengkap dlm serum
DIREK COOMBS TEST • Prinsip : mencari antibodi (Ab) spesifik tdk lengkap yg menempel pd sel eritrosit. Dg me+kan anti human glob. serum pd suspensi sel eritrosit yg bebas dari prot. Yg terlapisis oleh Ab spesifik → dlm wkt ttt akan terjadi aglutinasi • Reagen & alat: 1. rabbit anti human glob serum (IgG) 2. PZ (garam fisiologi → NaCl 0,9 %) 3. tab. Centrifuge, tab reaksi, pipet pastur,centrifuge • Bahan / sampel : darah tanpa antikoagulan
Ab AKTIP DLM SALIN 1. Ab. KOMPLET “ ALAMI “ TIPE DINGIN 2. Ig M
Ab TAK AKTIP DLM SALIN 1. Ab. INKOMPLET 2.
“ IMUN “ TIPE PANAS Ig G
3. REAKSI OPTIMAL t 4 0 C
3.
REAKSI OPTIMAL t 37 0 C
4. AGLUTINASI DLM SALIN
4.
AGLUTINASI PERLU - MEDIUM VISCUS - ENZYM TREATED RED CELL - ANTI HUMAN GLOBULIN
5. MENGAKTIFASI KOMPLEMEN DGN KUAT
5. SEBAGIAN DPT MENGAKTIFASI KOMPLEMEN: IgG3 dan IgG1
6. LEWAT PLACENTA – (NEG)
6. LEWAT PLACENTA + (POS)
7. Ab GOL DRH ( ABO, MN, LEWIS,I )
7. Ab. GOL DRH ( Rh, KELL, DUFFY KIDD)
MACAM –JENIS SEDIAN DARAH • • • • • • • •
Whole Blood (WB) = darah lenkap Packed Red Cells (PRC) = darah endap Washed Red Cells (WE) = Eritrosit cuci Liquite Plasma(LP) = Plasma cair Platelat Rich Plasma (PRP) = Plasma segar Fresh Frozen Plasma (FFP) = Plasma segar beku Trombosit concentrate (TC) Cryoprecipitate (AHF) = Anti haemophylic factor
MASA SIMPAN ( HARI) 0
1. % ERI HIDUP 24 JAM POST TRANSFUSI 2. pH PLASMA 3. % ATP 4. % 2,3-DPG 5. KADAR K PLASMA (Meq/L) 6. HB PLASMA ( Mg/dL)
7
14
100 98 7,2
21
85 7
80 6,89
6,84
100 96
83
86
100 99
80
44
3,9
11,9
17,2
1,7
7,8
12,5
21 19,1
DARAH UTUH (WHOLE BLOOD) 1. DARAH UTUH SANGAT SEGAR (FRESH BLOOD) USIA ≤ 6 JAM → TROMBO & SEMUA F. PEMBEKUAN BAIK. 2. DARAH UTUH SEGAR USIA 6 – 24 JAM → F V – (NIHIL) 3. DARAH SIMPAN (STORED BLOOD) USIA > 24 JAM s/d EXPIRED INDIKASI: KEHILANGAN ERI + HIPOVOLEMIA ( BLOOD LOSS > 25% / 24 JAM )
DARA H SEGAR DARAH SIMPAN
UNTUN G 1. F. PEMBEK. BAIK
2. DAYA HIDUP & FUNGSI ERI BAIK
1. PENGADAAN MUDAH 2. PENULARAN PENY ↓.
RUGI 1. PENGADAAN SUKAR 2. PENULARAN PENY. (+) LUES † > 96 JAM 4 C CMV † > 48 JAM 4 C 1. F. PEMBEK. SEBAG.↓ 2. 2-3 DPG↓ 3. K+↑ 4. DAYA HDP & FS - ERI ↓
PANDUAN PELAKSANAAN TRANSFUSI DARAH 1. COCOKKAN IDENTITAS PASIEN >< LABEL DARAH (NAMA, REG., NO.LABU, GOL. DRH, REAKSI SILANG) 90% REAKSI TRANSFUSI DISEBABKAN KESALAHAN DISINI DILAKUKAN OLEH 2 ORANG → TANDA TANGANI LABELNYA 2. SEBAIKNYA TIDAK TRANSFUSI PD MALAM HARI, KECUALI SANGAT MENDESAK. BILA PLASMA DRH DONOR: KERUH, COKLAT, TDP GUMPALAN KECIL→ JANGAN DIPAKAI (KEMBALIKAN) 3. UKUR TENSI, NADI, NAFAS, SUHU PASIEN → CATAT PADA DOKUMEN MEDIK TRANSFUSI 4. PASANG INFUS SALIN DGN TRANSFUSION SET (ADA FILTER) + JARUM 18-19G 5. GANTI SALIN DGN DARAH DONOR TETESAN PERTAMA LAMBAT ( 10 TTS / MENIT) → PETUGAS MENGAWASI (MENUNGGU) 15 MENIT → AWASI : KU, KELUHAN PASIEN, TENSI, NADI, NAFAS, SUHU.
6. JIKA TDK ADA HIPOVOLEMIA & JANTUNG BAIK → KECEPATAN 1 ml / KgBB / JAM DAN MAX. 1000 ml / 24 JAM SATU UNIT SELESAI DLM 2 – 3 JAM → MAX. 4 JAM 7.
UNIT DARAH TIDAK PERLU DIHANGATKAN, KECUALI PD TRANSFUSI CEPAT ( > 1 L / 2JAM) → DRH DIHANGATKAN 370C
8.
UTK TRANSFUSI TROMBOSIT & CRYOPRECIPITATE DIGUNAKAN INFUSE SET ( TANPA FILTER)
9. DILARANG MENAMBAHKAN OBAT-2AN ATAU LAINNYA KECUALI SALIN STERIL LAR. DEXTROSE 5% → DARAH HEMOLITIK/ PRECIPITASI LAR. RINGER (ADA Ca ++) → DARAH MEMBEKU
KOMPONEN DARAH & INDIKASINYA
WHOLE BLOOD Whole blood terdiri dari : sel darah (eritrosit, lekosit, trombosit) plasma Namun banyak ditinggalkan (resiko volume overload) Kecuali pada : transfusi yg masif kondisi di mana perlu koreksi asidosis segera atau hipotermia & koagulopati Kondisi ini sering terjadi pada : situasi militer pasien trauma yg perlu resusitasi
Transfusi eritrosit :
/
Package red cells/PRC
A. Anemia akut : Pasien harus ada gejala/simptom & normovolemik. terlebih dahulu beri cairan kristaloid untuk mengoreksi hipovolemia. - Hb < 7gr/dl, B. Anemia kronik : Dahulukan menerapi penyebabnya, spt : defisiensi besi folat, Vit. B12
C. Perioperatif Pasien muda & dewasa yg sehat dan menjalani operasi dapat bertahan dg Hemoglobin 7- 9 gr/dl. Volume bisa diganti dg kristaloid & transfusi eritrosit hanya bila ada simptom Pada operasi elektif, lebih baik menggunakan Autologous Preoperative Hb < 8 g/dL dg kehilangan darah >1000 ml pada individu yg sebelumnya sehat Preoperative Hb< 10 g/dL dg kehilangan darah >1000 ml pada individu dg resiko vital signs yg unstabel
PRC o o
dipersiapkan dari whole blood yg dipisahkan dari plasmanya unit PRC dg larutan citrate phospate Dextrose adenine solution /CPDA-1 hematokritnya 70% & bertahan 35 hari (1- 6 oC) bila dg additive solutions/ AS hematokrit 55-60% - 42 hari (16o C)
o
indikasi transfusi : - kondisi klinis pasien - Hb
o
Transfusi biasanya tidak diberikan saampai Hb <7 g/dl, tetapi pasien : - unstable angina - infark miokard akut ditransfusi bila Hb <10 g/dl
o
1 unit PRCmenaikkan Hb 1 g/dl
SALINE WASHED RED BLOOD CELLS
Indikasi : reaksi transfusi febril berat reaksi reaksi transfusi anafilaktik reaksi urtikaria hebat yg tidak respons terhadap antihistamin
TRANSFUSI TROMBOSIT 1. Penurunan produksi trombosit : Profilaksis terhadap perdarahan spontan bila : - trombosit <10.000/ul - <20.000 dg pasien fever, infeksi - 10.000 – 50.000 dg kondisi : nyeri kepala, bleeding terus-menerus dari luka operasi, perdarahan retina, ptekiae Pasien bleeding dg trombosit <50.000 microvascular bleeding, epistaxis, hematuria, internal bleeding Profilaksis sebelum operasi atau tindakan invasif bila trombosit <50.000/ul
2. Peningkatan destruksi atau konsumsi trombosit : Intraoperatif : <50.000/ul & perdarahan non-mekanikal atau mikrovaskukler <100.000/ul pada operasi syaraf, telinga tengah, & mata <100.000/ul pada alat bantu ventrikel, cardiopulmonary bypass, intra-aortic balloon pump Setelah transfusi masif RBC’s bila trombosit <50.000/ul, Dan perdarahan non-mekanikal Pasien hipersplenism, sepsis, atau DIC dg trombosit <50.000/.ul ITP berat dg perdarahan Trombosit <10.000 ul/l, atau perdarahan berat Fetal alloimmune thrombocytopenia
3. Kelainan kualitatif trombosit Kongenital : hanya bila ada perdarahan atau bleeding time yg sangat memanjang Acquired : kegunaannya terbatas, hanya diberikan pada perdarahan yg berat Antagonis platelet : (aspirin, plavix, dll) menggangu fungsi trombosit. Hanya diberikan bila terjadi perdarahan yg berat.
UNIT TROMBOSIT ➢
dipersiapkan dari whole blood yg disentrifus khusus
➢
1 unit menaikkan jumlah trombosit 5-10 x10. 9/l
➢
suhu penyimpanan 20-24 0C dalam wadah plastik yg diagitasi bertahan 5 hari
➢
transfusi biasanya tidak dicrossmatched dg resipien, namun bila memungkinkan sebaiknya dikerjakan (ABO-type specificplatelets)
FRESH FROZEN PLASMA Bleeding mikrovaskuler dg INR >1,5 atau APTT >1.5 kali Transfusi masif dg perdarahan yg masih berlangsung dg gangguan koagulopati scr laboratorik Pada penggunaan warfarin untuk menghentikan perdarahan, atau sebelum pembedahan darurat Defisiensi faktor koagulasi V atau XI pada pasien dg perdarahan & Sebelum pembedahan atau prosedur yg invansif Defisiensi AT III, kofaktor heparin II, protein D, atau protein S, bila Konsentrat faktor spesifik tidak tersedia. dll
CRYOPRECIPITATE Hypofibrinogenemia (fibrinogen < 100mg/dL) associated with consumptive coagulopathy. Congenital hypofibrinogenemia or dysfibrinogenemia if bleeding or undergoing surgery or an invasive procedure. Factor XIII deficiency if bleeding or undergoing surgery or an invasive procedure. Von Willebrand's Disease when Factor VIII concentrates containing multimeric vWF are not available. Hemophilia A (Factor VIII deficiency) when Factor VIII concentrates are not available. Qualitative platelet defects (prolonged bleeding time or abnormal platelet aggregation studies) resulting from uremia (BUN >60mg/dL) or nonsteroidal anti-inflammatory drugs if bleeding or undergoing surgery or an invasive procedure. Fibrin glue (cryo bandage) for localized bleeding or a surgical procedure (if Hemaseel or Tisseel not available in Pharmacy). Prophylactic administration to avoid localized DIC associated with head trauma.
UNIT FFP ❖
dipersiapkan dari whole blood yg disentrifus dan diambil supernatannnya (plasma)
❖
plasma kemudian dibekukan 8 jam (untuk mempertahankan aktivitas faktor V & VII)
UNIT CRYOPRECIPITATE ✓
dibuat dengan thawing FFP pada suhu 1-6 0C
RESIKO TRANSFUSI DARAH REAKSI TRANSFUSI : KEJADIAN YG TIMBUL SELAMA / STLH TRANSF. DAN MEMANG ADA HUBUNGAN DGN TRANSFUSI. MELIPUTI: 1. REAKSI TRANSF. CEPAT (TIMBUL SELAMA TRANSF. → 48 JAM POST TRANSF.) 2. REAKSI TRANSF.LAMBAT ( TIMBUL > 48 JAM POST TRANSF.) 3. CIRCULATORY OVER LOAD 4. PENULARAN PENYAKIT
Efek samping transfusi, dapat berupa : reaksi alergi infeksi berkaitan dengan transfusi hemolisis karena ketidakcocokan tipe darah atau perubahan sistem imun karena transfusi. 1.
Immediate adverse effect of transfusion
2.
Delayed adverse effect of transfusion
1. REAKSI TRANSF. CEPAT 1.1. R.T. PANAS SERING TERJADI ( 75%) DISEBABKAN OLEH LEKOSIT DONOR TERJADI PD TRANSF. ULANGAN GEJALA TIMBUL 1/2 JAM START → 3 JAM POST TRANSF. - DEMAM - SUHU NAIK > 10 C - NADI CEPAT - TENSI NORMAL PENCEGAHAN: 1. GUNAKAN WASH RED CELL 2. FILTER IMUGARD III
1.2. R.T. ALERGI GEJALA: PRURITUS URTIKARIA BRONCHOSPASME SESAK NAFAS TINDAKAN: STOP TRANSF. → GANTI SALIN Tx ANTIHISTAMIN BILA GEJALA HILANG → TRANSF. TERUS (SEBAIKNYA GANTI UNIT DARAH LAIN)
1.3. R.T ANAFILAKSIS RESIPIEN TDK PUNYA IgA → SENSITISASI → MEMBENTUK ANTI IgA BILA TRANSF. IgA → TERJ. REAKSI ANAFILKASIS GEJALA: SHOCK (TENSI ) BROCHOSPASME TINDAKAN: STOP TRANSF. → GANTI SALIN Tx. MEDIKAMENTUS
Immediate Adverse Effects of Transfusion : Febrile Reactions Urticarial (Allergic) Reactions Severe Allergic (Anaphylactic) Reactions Acute Haemolytic Reactions Bacterial Contamination Transfusion-Related Acute Lung Injury Volume Overload Hypothermia Citrate Toxicity Potassium Effects
1.4. R.T. HEMOLITIK AKUT REAKSI HEMOLITIK INTRAVASKULER KRN INKOMPATIBILITAS GOL. DARAH ABO (IgM) SERING DISEBABKAN OLEH CLERICAL ERROR (ADMINISTRASI) GEJALA: - PANAS, MENGGIGIL, NYERI DADA, NYERI PINGGANG - SHOCK ( T , NADI ) - OLIGURIA → ANURIA - PERDARAHAN PD BEKAS SUNTIKAN / LUKA OPERASI (DIC = DESSIMINATED INTRAVASCULAR - COAGULATION) LABORAT: - Hb-EMIA (SERUM MERAH KECOKLATAN STLH > 1 JAM) - BILI-EMIA (BILI-INDIREK NAIK STLH > 5 JAM) - Hb-URIA (URINE COCA COLA)
TINDAKAN PD R. T. HEMOLITIK AKUT: 1. 2. 3. 4.
STOP TRANSF. → GANTI SALIN Tx TGT GEJALA YG TIMBUL AMBIL DARAH & URINE → LABORAT PERIKSA FAAL HEMOSTASIS
1.5. R.T. BAKTERIEMIA / SEPTIK SEBAB: DRH DONOR TERCEMAR E. COLI, PROTEUS → ENDOTOKSIN → → SHOCK DRH TERCEMAR → PLASMA ABU-2, KEHITAMAN-COKLAT ATAU TDP GUMPALAN KECIL-2 GEJALA: - MENGGIGIL, MUAL- MUNTAH - PANAS TINGGI, NYERI SELURUH TBH - TENSI TURUN → SHOCK -D IC TINDAKAN:
- STOP TRANSF. → GANTI SALIN - ANTIBIOTIKA BROAD SPEKTRUM DOSIS TINGGI - ATASI SHOCK
REAKSI TRANSFUSI LAMBAT 2.1. R.T. HEMOLITIK LAMBAT TIMBUL 3- 21 HARI POST TRANFUSI → Oleh IgG Mis. Gol. Darah Rhesus GEJALA: - IKTERUS - ANEMIA - HIPERBILIRUBINEMIA - UROBILINURIA 2.2. HEMOSIDEROSIS (IRON OVERLOAD) BILA TRANSF. LEBIH 200 UNIT DRH → mis. THALASSEMIA
RESIKO PENULARAN PENYAKIT 1. 2. 3. 4. 5.
AIDS HEPATITIS B HEPATITIS C SYPHILIS (LUES) MALARIA
PENCEGAHAN: - SKRINING TES SCR KETAT THD DONOR - TES SEROLOGI THD DARAH DONOR
PENYIMPANAN DARAH 1. CAIR (SERING) a.‘ANTICOAGULANT PRESERVATIVE SOLUTION’ - ACD (ACID CITRATE DEXTROSE) → 3 MG - CPD (CITRATE PHOSPHATE DEXTROSE) → 4 MG - CPD-A1( --”-- + ADENINE) → 5 MG GUNA: 1. DARAH TIDAK BEKU 2. NUTRISI BAGI ERITROSIT b. DISIMPAN PD SUHU 4 0 C GUNA: 1. METABOLISME ERITROSIT TURUN 2. MENGHAMBAT PERTUMBUHAN KUMAN
2.
BEKU (JARANG)