Al Quran 1. Al – Isra : 32 (ZINA)
ً ِّسب يل َ اح ِّ َالزنَا ۖ ِّإنَّهُ َكانَ ف َ سا َء َ شةً َو ِّ َو ََل ت َ ْق َربُوا “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” 2. An – Nur : 2 (ZINA)
َّ لزانِّيَةُ َو َّ ِّ َّ ِّين َّللا إِّ ْن ُك ْنت ُ ْم ْ َالزانِّي ف ِّ اج ِّلدُوا ُك َّل َو ِّ اح ٍد ِّم ْن ُه َما ِّمائَةَ َج ْل َدةٍ ۖ َو ََل تَأ ْ ُخ ْذ ُك ْم ِّب ِّه َما َرأْفَةٌ فِّي د َ ع َذابَ ُه َما ِّ َّ ِّتُؤْ ِّمنُونَ ب َطائِّ َفةٌ ِّمنَ ْال ُمؤْ ِّمنِّين َ اَّلل َو ْاليَ ْو ِّم ْاْل ِّخ ِّر ۖ َو ْليَ ْش َه ْد “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” 3. Ali – Imran : 190 – 191 (Berpikir kritis dan demokratis)
ْ ض َو ٍ ار َْليَا ب ِّ س َم َاوا َّ ق ال ِّ اختِّ َل ِّ ت ِّْلُو ِّلي ْاْل َ ْلبَا ِّ ت َو ْاْل َ ْر ِّ ف اللَّ ْي ِّل َوالنَّ َه ِّ إِّ َّن فِّي خ َْل "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tandatanda bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190)
ض َربَّنَا ِّ س َم َاوا َّ ق ال ِّ ت َو ْاْل َ ْر َ َّللا قِّيَا ًما َوقُعُودًا َو ِّ علَ ٰى ُجنُوبِّ ِّه ْم َويَت َ َف َّك ُرونَ فِّي خ َْل َ َّ َالَّذِّينَ يَ ْذ ُك ُرون ار َ َما َخلَ ْق ِّ َت ٰ َه َذا ب ُ اط ًل َ ع َذ َ س ْب َحان ََك فَ ِّقنَا ِّ َّاب الن "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran: 191) 4. Ali – Imran : 159 (Berpikir Kritis dan Demokratis)
۟ ب َلَنفَض ًّ َنت ف َ غ ِّلي ِّ َّ َفَ ِّب َما َر ْح َم ٍة ِّمن َ ظا ع ْن ُه ْم َوٱ ْست َ ْغ ِّف ْر َ نت لَ ُه ْم ۖ َو َل ْو ُك َ ٱَّلل ِّل ِّ ظ ْٱلقَ ْل ُ ُّوا ِّم ْن َح ْو ِّل َك ۖ فَٱع َ ْف ِّ َّ علَى َٱَّلل ي ُِّحبُّ ْٱل ُمتَ َو ِّكلِّين َ عزَ ْم َ ت فَت َ َو َّك ْل َ لَ ُه ْم َوشَا ِّو ْر ُه ْم فِّى ْٱْل َ ْم ِّر ۖ فَإ ِّ َذا َ َّ ٱَّلل ۚ إِّ َّن “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” 5. Al – Hujurat : 10 dan 12 (Kontrol Diri)
َإِّنَﻤَا الْﻤُﺆْمِّﻨُﻮنَ إِّخْﻮَةٌ فَأَﺻْلِّﺤُﻮا بَﻴْﻦَ أَخَﻮَيْﻜُﻢْ ۚ وَاتَقُﻮا اللَهَ لَعَلَﻜُﻢْ تُﺮْحَﻤُﻮن Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
ُيَا أَيُهَا الَﺬِّيﻦَ ﺁمَﻨُﻮا اجْﺘَﻨِّﺒُﻮا كَﺜِّﻴﺮًا مِّﻦَ الﻈَﻦِّ إِّنَ بَعْﺾَ الﻈَﻦِّ إِّﺛْﻢٌ ۖ وَلَا تَﺠَﺴَﺴُﻮا وَلَا يَغْﺘَﺐْ بَعْﻀُﻜُﻢْ بَعْﻀًا ۚ أَيُﺤِّﺐ ٌأَحَﺪُكُﻢْ أَنْ يَأْكُﻞَ لَﺤْﻢَ أَخِّﻴهِّ مَﻴْﺘًا فَﻜَﺮِّهْﺘُﻤُﻮﻩُ ۚ وَاتَقُﻮا اللَهَ ۚ إِّنَ اللَهَ تَﻮَابٌ رَحِّﻴﻢ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. 6. Yunus : 40 – 41 (toleransi dan menghindari tindak kekerasan)
ََو ِّم ْن ُه ْم َم ْن يُؤْ ِّم ُن بِّ ِّه َو ِّم ْن ُه ْم َم ْن ََل يُؤْ ِّم ُن بِّ ِّه ۚ َو َرب َُّك أ َ ْعلَ ُم بِّ ْال ُم ْف ِّسدِّين Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
َع َملُ ُك ْم ۖ أَ ْنت ُ ْم بَ ِّريئُونَ ِّم َّما أ َ ْع َم ُل َوأَنَا َب ِّري ٌء ِّم َّما تَ ْع َملُون َ َوإِّ ْن َكذَّب َ ع َم ِّلي َولَ ُك ْم َ ُوك فَقُ ْل ِّلي Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan". 7. Al – Maidah : 32 (Toleransi dan menghindari tindak kekerasan)
اس ً علَ ٰى َب ِّني ِّإس َْرا ِّئي َل أَنَّهُ َم ْن قَتَ َل َن ْف ِّ سا ٍد ِّفي ْاْل َ ْر َ ِّم ْن أ َ ْج ِّل ٰ َذ ِّل َك َكتَ ْبنَا َ َسا ِّبغَي ِّْر نَ ْف ٍس أَ ْو ف َ َّض َف َكأَنَّ َما قَتَ َل الن يرا ِّم ْن ُه ْم بَ ْع َد ٰ َذ ِّل َك فِّي ِّ سلُنَا بِّ ْالبَ ِّينَا ُ اس َج ِّميعًا ۚ َولَقَ ْد َجا َءتْ ُه ْم ُر ً ِّت ﺛ ُ َّم إِّ َّن َكﺛ َ ََّج ِّميعًا َو َم ْن أَ ْحيَاهَا فَ َكأَنَّ َما أ َ ْحيَا الن َض لَ ُمس ِّْرفُون ِّ ْاْل َ ْر “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. ”(Qs. Al-Maidah : 32) 8. Al – Luqman : 13 – 14 (saling menasehati)
ُ َٱلش ْر َك ل ُ َل ْبنِّ ِّهۦ َو ُه َو َي ِّع ِّ َّ ى ََل ت ُ ْش ِّر ْك ِّب ع ِّظي ٌم ِّ َو ِّإ ْذ قَا َل لُ ْق ٰ َم ُن ِّ ٱَّلل ۖ ِّإ َّن َ ظ ْل ٌم َّ ظهُۥ ٰ َيبُ َن Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman :13)
ير َّ َو َو ُ ﺻ ِّ ى ْٱل َم َ ﺻلُهُۥ ِّفى َ سنَ ِّب ٰ َو ِّل َد ْي ِّه َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُۥ َو ْهنًا َ ٰ ٱْلن َ ٰ علَ ٰى َو ْه ٍن َو ِّف ِّ ْ ﺻ ْينَا َّ َعا َمي ِّْن أ َ ِّن ٱ ْش ُك ْر ِّلى َو ِّل ٰ َو ِّل َدي َْك ِّإل "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orangtuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu, hanya kepada-Ku lah kembalimu. ”(QS. Luqman :14). 9. Al – Baqarah : 83 (saling Menasehati)
ين َ سانا ً َوذِّي ْالقُ ْر َبى َو ْال َيتَا َمى َو ْال َم َ َّللا َو ِّب ْال َوا ِّل َدي ِّْن ِّإ ْح ِّ سا ِّك َ ََّو ِّإ ْذ أ َ َخ ْذنَا ِّميﺛَاقَ َب ِّني ِّإس َْرا ِّئي َل َلَ تَ ْعبُدُونَ ِّإَل َّ ْﺻلَة َ َوﺁتُوا ﴾٨٣﴿ َالز َكاة َ ﺛ ُ َّم ت َ َولَّ ْيت ُ ْم إَِّلَّ قَ ِّليلً ِّمن ُك ْم َوأَنت ُم ِّم ْع ِّرضُون َّ اس ُحسْنا ً َوأَقِّي ُمواْ ال ِّ ََّوقُولُواْ ِّللن Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. 10. Al – Maidah : 48 ( Kompetisi dan etos kerja)
ٰ ۟ ُين َوقُول وا َ ٰ سانًا َوذِّى ْٱلقُ ْر َب ٰى َو ْٱل َي ٰت َ َم ٰى َو ْٱل َم َ ٱَّلل َو ِّب ْٱل ٰ َو ِّل َدي ِّْن ِّإ ْح ِّ س ِّك َ َّ َو ِّإ ْذ أ َ َخ ْذنَا ِّميﺛ َقَ َبنِّ ٓى ِّإس ٰ َْٓر ِّءي َل ََل ت َ ْعبُدُونَ ِّإ ََّل ۟ ُ ﺻلَ ٰوة َ َو َءات ۟ اس ُح ْسنًا َوأ َ ِّقي ُم ً ٱلز َك ٰوة َ ﺛ ُ َّم تَ َولَّ ْيت ُ ْم ِّإ ََّل قَ ِّل َّ وا َيل ِّمن ُك ْم َوأَنتُم ُّم ْع ِّرضُون َّ وا ٱل ِّ َِّّللن Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. 11. An – Nisa : 59 ( Kompetisi dan etos kerja)
۟ ُٱَّلل َوأ َ ِّطيع ۟ ُٰ ٓيَأَيُّ َها ٱلَّذِّينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا أ َ ِّطيع ش ْىءٍ فَ ُردُّوﻩُ إِّلَى َ سو َل َوأ ُ ۟و ِّلى ْٱْل َ ْم ِّر ِّمن ُك ْم ۖ فَإِّن تَ ٰنَزَ ْعت ُ ْم فِّى ُ ٱلر َّ وا َ َّ وا ً س ُن تَأ ْ ِّو ْ ٱَّلل َو ْٱليَ ْو ِّم ِّ َّ سو ِّل ِّإن ُكنت ُ ْم تُؤْ ِّمنُونَ ِّب ِّ َّ يل ِّ ٱل َء ُ ٱلر َّ ٱَّلل َو َ اخ ِّر ۚ ٰ َذ ِّل َك َخي ٌْر َوأ َ ْح Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. 12. At – Taubah : 105 (Kompetisi dan etos kerja)
۟ َُوقُ ِّل ٱ ْع َمل َّ ب َوٱل ش ٰ َه َد ِّة فَيُن َِّبئ ُ ُكم ِّب َما ُ ع َملَ ُك ْم َو َر َّ س َي َرى ِّ ع ِّل ِّم ْٱلغَ ْي َ ٰ ست ُ َر ُّدونَ ِّإلَ ٰى َ ُٱَّلل َ سولُهُۥ َو ْٱل ُمؤْ ِّمنُونَ ۖ َو َ َوا ف َُكنت ُ ْم تَ ْع َملُون Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Akhlak I.
II.
III.
IV.
V.
Jujur Jujur adalah mengatakan atau melakukan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Lawan jujur adalah dusta, yaitu mengatakan atau melakukan sesuatu tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya. Jujur merupakan sebagian dari ruh agama. Barangsiapa yang berbuatjujur, ia akan memperoleh kebaikan, dan sedang menuju surga. Ada beberapa jenis jujur dilihat dari perilakunya, yaitu; jujur dalam berbuat, jujur dalam perkataan, jujur dalam niat, jujur dalam berjanji. Kejujuran bisa melemah karena melemahnya tekad, kejujuran juga bisa melemah akibat pergaulan. Jujur bisa dilakukan di mana saja: di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat.
Taat Taat berarti tunduk (kepada Allah swt, pemerintah, dsb) tidak berlaku curang Pentingnya menaati pemimpin agar roda pemerintahan berjalan dengan baik, makin baik kepemimpinan, makin baik pula rakyatnya. Kandungan Q.S. an-Nisa/4: 59 adalah perintah untuk menaati Allah Swt., rasul, dan pemimpin. Apabila terjadi perselisihan, diperintahkan untuk kembali kepada al-Qur’an dan hadis.
Kompetisi Hidup ini dinamis, perlu berkompetisi dan berkolaborasi agar dapat meraih sesuatu yang diinginkan dengan baik. Kandungan Q.S. al-Maidah/5: 48 adalah bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat Islam untuk berlombalomba dalam kebaikan.
Etos Kerja Barangsiapa yang giat pasti dapat. Untuk mendapatkan sesuatu, diperlukan kerja keras. Kandungan Q.S. at-Taubah/9: 105 adalah bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat Islam untuk semangat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja.
Hormat pd Ortu dan Guru
Orang yang harus didahulukan untuk dihormati atau berbakti adalah ibumu, baru kemudian bapamu sesuai anjuran Rasulullah saw.
Cara untuk berbakti kepada orang tua, antara lain: - melaksanakan nasihatnya, - memelihara dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, - kasih sayang, - berkata halus dan sopan, serta mendoakan keduanya, - rela berkorban untuk orang tuanya, dan meminta kerelaannya.
Cara berbakti kepada orang tua yang telah meninggal adalah : - merawat jenazah, - melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang ditinggalkannya, - menyambung silaturahmi kepada kerabat dan teman- teman dekatnya, - melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua ibu bapak, dan - mendoakannya.
Cara berbakti kepada guru antara lain : - menghormati dan memuliakannya, - mengikuti nasihatnya, - tidak menceritakan keburukannya, - mengamalkan ilmu yang diberikannya.
VI.
Toleransi
Dalam kehidupan sehari-hari, sikap toleran perlu dikembangkan.
Manusia diberi kebebasan untuk memilih agama atau keyakinan mana pun karena agama adalah hak azasi manusia. Akan tetapi, semua pilihan itu ada konsekuensinya. Manusia harus bertanggung jawab terhadap pilihannya tersebut.
Allah menjanjikan surga bagi yang bertaqwa dan neraka bagi orang-orang yang dhalim.
VII.
Dalam masalah keimanan (aq³dah) dan peribadatan (ibadah), kita berpegang pada keyakinan tanpa bergeser sedikit pun, tetapi tetap menghargai orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita.
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat antara umat Islam dan umat lain (non-Islam) hendaknya saling menghormati dan menghargai serta boleh bekerja sama dalam urusan dunia demi terwujudnya keamanan, ketertiban,kedamaian, dan kesejahteraan bersama.
Menutup Aurat
Menutup aurat adalah kewajiban agama yang ditegaskan dalam al-Qur’an maupun hadis Rasulullah saw.
Kewajiban bagi kaum mukminah untuk mengenakan jilbab untuk menutup auratnya kecuali terhadap beberapa golongan.
Dalam Q.S. al-Ahzab/33:39 ditegaskan perintah menggunakan jilbab dan memanjangkannya hingga ke dada, dengan tujuan untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada setiap mukminah. Sementara yang tidak memiliki jilbab, dia bisa meminjamnya dari saudara seiman.
Hadis dari Ummu A¯iyyah berisi anjuran kepada setiap muslimah untuk menghadiri salat Idul Fitri dan Idul Adha meskipun sedang haid atau dipingit.
Allah Swt. berfirman dalam Q.S. an-Nµr/24:31 untuk menjaga pandangan, memelihara kemaluan, dan tidak menampakkan aurat, kecuali kepada: suami, ayah suami, anak laki-laki suami, saudara laki-laki, anak laki saudara laki-laki, anak lelaki saudara perempuan, perempuan mukminah, hamba sahaya, pembantu tua yang tidak lagi memiliki hasrat terhadap wanita.
Allah Swt. memerintahkan setiap mukmin dan mukminah di dua ayat ini untuk bertaubat untuk memperoleh keberuntungan.
VIII.
IX.
Kewajiban menutup aurat disyari’atkan untuk kepentingan manusia itu sendiri sebagai wujud kasih sayang dan perhatian Allah Swt. terhadap kemaslahatan hamba-Nya di muka bumi.
Pengendalian diri Pengendalian diri (mujahadah an-nafs) adalah perilaku sebagai upaya untuk tetap berada dalam setiap kebaikan dan terhindar dari sifat-sifat yang dapat membinasakan dirinya, orang lain, maupun lingkungan. Berbaik sangka (Ḥusnuẓẓan) adalah sifat di mana orang lain dipandang sebagai sesuatu yang baik dan harus diperlakukan dengan baik, kecuali jika diketahui dengan fakta bahwa orang tersebut harus diwaspadai dan diperingati Dalam Q.S. al-Ḥujurat/49:10 kita diperintahkan oleh Allah Swt. agar senantiasa menjaga dan menciptakan perdamaian, memberikan nasihat kebaikan, dan mendamaikan perselisihan saudara dengan saudara yang lain. Dalam Q.S. al-Ḥujurat/49:12 dijelaskan perintah agar berprasangka baik (Ḥusnuẓẓan) kepada setiap orang, kita pun diperintahkan menghindari dan menjauhkan diri dari berburuk sangka kepada sesama saudara kita, karena berburuk sangka akan merusak keimanan dan merusak persaudaraan.
Menuntut Ilmu Q.S. at-Taubah/9:122 berisi perintah jihad itu tidak hanya dipahami dengan mengangkat senjata, tetapi memperdalam ilmu pengetahuan dan menyebarluaskannya juga termasuk ke dalam jihad. Fungsi ilmu adalah untuk mencerdaskan umat. Tidak dibenarkan menuntut ilmu pengetahuan hanya untuk mengejar pangkat dan kedudukan atau keuntungan pribadi saja, apalagi untuk menggunakan ilmu pengetahuan sebagai kebanggaan dan kesombongan diri. Pentingnya memperdalam ilmu pengetahuan, mengamalkannya dengan baik, dan menyebarluaskannya. Ayat di atas menjadi acuan kita yang berhubungan dengan kewajiban belajar dan mengajar. Terdapat beberapa sumber yang tentunya harus kita kaji lebih dalam lagi, karena dari sekian kitab-kitab tafsir yang sudah ada ternyata berbeda dalam penafsirannya.
X.
XI.
XII.
Zina Mahasuci dan Maha Mulia Allah Swt. yang menghendaki manusia untuk menjadi makhluk-Nya yang mulia dan bermartabat termasuk dalam hal menyalurkan kebutuhan biologis. Secara umum Q.S. al-Isra’/17:32 mengandung pesan-pesan mengenai larangan mendekati zina karena zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. Zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami istri di luar tali pernikahan yang sah. Q.S. an-Nµr/24:2 berisi perintah Allah Swt. untuk mendera pezina perempuan dan pezina laki-laki masingmasing seratus kali. Zina dikategorikan menjadi 2 macam yaitu sebagai berikut. - Muḥṣan, pezina sudah baligh, berakal, merdeka, sudah pernah menikah. Hukuman terhadap muhsan dirajam (dilempari dengan batu sederhana sampai mati) - Gairu Muḥṣan, pezina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. 6. Tuduhan perzinaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti yang kuat, akurat, dan sah. Tidak boleh menuduh seseorang melakukan zina, tanpa dapat mendatangkan empat orang saksi. Di antara dampak negatif zina adalah sebagai berikut. - Mendapat laknat dari Allah Swt. dan rasul-Nya. - Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat. - Nasab menjadi tidak jelas. - Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan kepada bapaknya. - Anak hasil zina tidak berhak mendapat warisan. Menghindari lingkungan yang di dalamnya terdapat perilaku hidup serba boleh atau serba bebas, karena akan mengakibatkan dampak negatif terhadap perilaku hidup yang suci dan terhormat. Hendaknya berupaya untuk selalu berada di tengah-tengah lingkungan yang sehat dan baik agar terjaga dirinya dan keluarganya dari kemaksiatan dan kemunkaran.
Berpikir Kritis QS Al –Imran : 190 - 191 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, mengandung tanda-tanda kebesaran Allah Swt.; Orang-orang yang berakal dalam ayat yang ke-191 adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam segala keadaan; Tidak ada satu pun ciptaan Allah Swt. yang sia-sia, semuanya mengandung makna, manfaat, dan pelajaran berharga bagi orang yang mau merenungkannya; Orang yang cerdas menurut Rasulullah adalah orang yang berpikir jauh kedepan, sampai pada kehidupan di akhirat kemudian mengisi hidupnya sebagai bekal kehidupan kedua itu; Pentingnya mengadakan perenungan tentang ayat-ayat Allah Swt. dalam Al quran untuk mendapatkan pemahaman yang utuh dan menemukan makna yang tersembunyi; Pentingnya mengadakan perenungan tentang ayat-ayat kauniyah (alam semesta) untuk mendapat inspirasi dalam mengembangkan IPTEKS; Pentingnya mengadakan penelitian terhadap fenomena alam semesta untuk mengungkap misteri-misteri yang terdapat pada aneka ragam makhluk ciptaan Allah Swt.
Demokrasi Kandungan QS Al – Imran : 159 dan H.R Tirmidzi menjelaskan bahwa musyawarah termasuk salah satu sifat orang yang beriman. Hal ini perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim terutama dalam halhal yang penting; Mencintai musyawarah dalam mengambil keputusan pada segala hal yang terkait dengan kehidupan keluarga dan masyarakat, seperti memilih lembaga pendidikan yang cocok, memilih tempat kerja, memilih ketua RT, dan lain-lain; Bersikap lemah lembut dalam bermusyawarah, baik ketika menyampaikan pendapat maupun menanggapi pendapat orang lain; 4. Berlapang dada untuk memaafkan semua pihak yang mungkin berlaku tidak wajar sehingga memancing amarah kita; Konsisten terhadap keputusan hasil musyawarah, terutama jika menyangkut kepentingan bersama;
XIII.
XIV.
Melaksanakan hasil musyawarah dengan penuh sikap tawakal kepada Allah Swt., sehingga terhindar dari segala sikap buruk sangka apabila ternyata keputusan musyawarah tersebut tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Antara musyawarah dengan demokrasi terdapat titik temu, di mana dalam demokrasi terdapat prinsip yaitu adanya kebebasan berpendapat, keterbukaan, dan kejujuran, sementara demokrasi, menjangkau ruang lingkup yang lebih luas. Terjadi pro dan kontra di kalangan para ulama tentang demokrasi, sebagian menerima dan sebagian menolak.
Saling Menasehati Allah Swt. memerintahkan manusia melalui nasihat Luqman agar tidak menyekutukan Allah Swt. dengan apapun, dan menegaskan bahwa syirik adalah kezaliman yang besar; Allah Swt. memerintahkan manusia agar berbuat baik kepada kedua orangtua, terutama ibunya yang telah mengandung, melahirkan, dan merawatnya dengan penuh kasih; Perintah agar manusia bersyukur kepada Allah Swt. dan berterima kasih kepada kedua orangtua; Perintah Nabi Muhammad saw. agar kita peduli kepada lingkungan dengan mengubah kemungkaran yang terjadi sesuai dengan kemampuan kita; Terbuka untuk menerima nasihat dari manapun datangnya; Saling menasihati dengan cara santun,beradab, dan menghargai satu sama lain; Budaya saling menasihati akan mendatangkan banyak manfaat, di antaranya: sebagai kontrol sosial pada saat kita terlena dan tidak mampu melakukan introspeksi (muhasabah), selalu terjaga kebersihan hati dan pikiran dari niat dan rencana kotor/tercela (karena ada yang mengingatkan), dan lain-lain.
Ihsan Dalam Q.S. al-Baqarah/2:83 Allah Swt. memerintahkan Bani Israil agar menyembah Allah Swt., berbuat baik (Ihsan) kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-oang miskin. Dan agar bertuturkata yang baik kepada manusia, tetapi mereka tetap membangkang. Ihsan adalah berbuat baik dengan penuh keikhlasan, yang digambarkan dalam hadis seakan-akan kita melihat Allah Swt., atau setidaknya merasa dilihat oleh Allah Swt.yang mencakup ibadah ritual kepada Allah Swt. dan berbuat baik kepada semua makhluk hidup dengan ikhlas; Perbuatan Ihsan pasti akan mendapat balasan Ihsanjuga, karena itu adalah janji Allah Swt. yang tidak mungkin diingkari; Berbuat baik Ihsan kepada siapapun, akan menjadi sebab terjadinya “balasan”dari kebaikan yang dilakukan, karena demikianlah Allah Swt. menjadikan aturan bagi makhluk-Nya (Sunnatullah), bahwa kebaikan akan dibalas kebaikan juga.
Aqidah I.
Iman Kepada Allah
Al-Asma’u al-Husna artinya adalah nama-nama yang baik dan indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. sebagai bukti keagungan-Nya. Nama-nama Allah Swt. yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan keagungan-Nya. Dalam al-Asma’u al-¦usna terdapat sifat-sifat Allah Swt. yang wajib dipercayai kebenarannya dan dijadikan petunjuk jalan oleh orang yang beriman dalam bersikap dan berperilaku. Orang yang beriman akan menjadikan tujuh sifat Allah Swt. dalam alAsma’ul al-husna sebagai pedoman hidupnya, dengan berperilaku adil, pemaaf, bijaksana, menjadi pemimpin yang baik, selalu berintrospeksi diri, berbuat baik dan berkasih sayang, bertakwa, menjaga kesucian, menjaga keselamatan diri, berusaha menjadi orang yang terpercaya, memberikan rasa aman pada orang lain, suka bersedekah, dan sebagainya.
1. Al-Karim : Yang Mahamulia, Yang Mahadermawan atau Yang Maha Pemurah. Allah Mahamulia di atas segala-galanya, sehingga apabila seluruh makhluk-Nya tidak ada satu pun yang taat kepada-Nya, tidak akan mengurangi sedikitpun kemuliaan-Nya. 2. Al-Mu’min : Maha Pemberi rasa aman bagi makhluk ciptaan-Nya dari perbuatan zalim. Allah adalah sumber rasa aman dan keamanan dengan menjelaskan sebab-sebabnya. 3. Al-Wakil : Yang Maha Pemelihara atau Yang Maha Terpercaya. Allah memelihara dan menyelesaikan segala urusan yang diserahkan oleh hamba kepada-Nya tanpa membiarkan apa pun terbengkalai. 4. Al-Matin : Mahasempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya, tidak akan Allah melemahkan suatu sifat-Nya. Allah juga Mahakukuh dalam kekuatankekuatan-Nya. 5. Al-Jami’ : Maha Mengumpulkan Allah mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Kemampuan Allah SWT tersebut tentu tidak terbatas, sehingga Allah mampu mengumpulkan segala sesuatu, baik yang serupa maupun yang berbeda, yang nyata maupun yang gaib, yang terjangkau oleh manusia maupun yang tidak dapat dijangkau oleh manusia, dan lain sebagainya. 6. Al-Adl : Mahaadil. Keadilan Allah SWT bersifat mutlak, tidak dipengaruhi apa pun dan siapa pun. Allah Mahaadil karena Allah selalu menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, sesuai dengan keadilan-Nya yang Mahasempurna. 7. Al-Akhir : Yang Mahaakhir. Mahaakhir di sini dapat diartikan bahwa Allah Swt. adalah dzat yang paling kekal. Tidak ada sesuatu pun setelah-Nya. Tatkala semua makhluk, bumi seisinya hancur lebur, Allah Swt. tetap ada dan kekal.
II.
Iman Kepada Malaikat Beriman kepada malaikat mengandung makna bahwa sebagai orang yang beriman, kita harus percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa malaikat diciptakan dari cahaya (nur) yang diberi tugas oleh Allah Swt. dan senantiasa melaksanakannya tanpa pernah membantah atau mengingkarinya. Salah satu tanda atau ciri dari orang beriman kepada malaikat adalah memiliki keyakinan yang kuat dalam hatinya bahwa di alam semesta ini terdapat malaikat dan keyakinan tersebut diucapkan melalui lisannya. Wujud konkret dari iman tersebut adalah dibuktikan seorang muslim dalam perbuatan sehari-hari. Iman kepada malaikat memiliki landasan (dalil) dalam pengambilan hukumnya. Di antara dalil yang menunjukkan adanya kewajiban iman kepada Malaikat antara lain: - QS. al-Baqarah/2:285 - QS. an-Nisa’/4:136 - Hadis-hadis Nabi Muhammad saw. Malaikat bersifat abstrak dan immaterial. Jumlah malaikat tidak terbatas, tetapi yang wajib diimani berjumlah 10 Malaikat. Iman kepada malaikat memiliki hikmah di antaranya meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt. Mendorong manusia untuk hati-hati dan meningkatkan amal serta menghindarkan diri dari sifat tercela. Seseorang yang beriman kepada malaikat, senantiasa menghadirkannya dalam kehidupannya sehari-hari.
III.
Iman Kepada Kitab Allah Umat Islam wajib mengimani kitab-kitab Allah Swt, baik al-Qur’an maupun kitab-kitab sebelumnya, yaitu Taurat, Zabur, dan Injil . Kitab dan ṡuḥuf merupakan wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para rasul untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Perbedaan antara kitab dan ṡuḥuf bisa dilihat pada tabel berikut.
Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa as. berisi tentang sepuluh perintah, yaitu: a. meng-esa-kan Allah, f. larangan membunuh manusia, b. larangan menyebut nama Allah g. larangan berbuat syirik, dengan main-main, h. larangan melakukan zina, c. memuliakan hari Sabtu, i. larangan menjadi saksi palsu, d. menghormati kedua orang tua, j. larangan memiliki keinginan atas hak e. larangan mencuri, orang lain. Kitab Zabur diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Daud as. berisi tentangzikir, nasihat dan hikmah, tidak memuat syariat karena diperintahkan olehAllah Swt. untuk mengikuti syariat Nabi Musa as. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. memuat perintah agar manusia meng-esa-kan Allah Swt. dan tidak menyekutukan-Nya, juga menjelaskan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir, yaitu Ahmad atas Muhammad. Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’an terdiri atas 30 juz, 114 surat dan kurang lebih 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Turunnya al-Qur’an disebut Nuzulul Qur’an. Di antara keutamaan al-Qur’an yaitu: a. tersedia pahala bagi pembacanya. b. Semangat mengembangkan ilmu pengetahuan. c. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa d. Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir dan terjamin keasliannya. e. Al-Qur’an tidak dapat tertandingi oleh ide-ide manusia yang menyimpangkannya. f. Membaca dan mempelajari isi al-Qur’an merupakan ibadah. Nama-nama lain dari al-Qur’an, yaitu: a. Al-Huda, artinya al-Qur’an sebagai petunjuk seluruh umat manusia. b. Al-Furqan, artinya al-Qur’an sebagai pembeda antara yang baik dan buruk. c. Asy-Syifa', artinya al-Qur’an sebagai penawar (obat penenang hati). d. Az-Zikr, artinya al-Qur’an sebagai peringatan adanya ancaman dan balasan. e. Al-Kitab, artinya al-Qur’an adalah firman Allah Swt. yang dibukukan.
IV.
Isi al-Qur’an a. Aqidah atau keimanan. b. Ibadah, baik 'ibadah maḥḍah maupun gairu maḥḍah. c. Akhlaq seorang hamba kepada Khaliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya. d. Mu’amalah, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia. e. Qiṡṡah, yaitu cerita nabi dan rasul, orang-orang saleh, dan orang-orang yang ingkar.
Iman Kepada Rasul Allah
A. PENGERTIAN IMAN KEPADA RASUL ALLAH - Meyakini bahwa rasul itu benar – benar utusa Allah yng ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat dunia akhirat
- Perintah beriman kepada rasul Allah dalam surat an – Nisa/4 : 136 B. SIFAT – SIFAT RASUL ALLAH SWT 1. Sifat Wajib 2. Sifat Mustahil Sidiq : Jujur Kidzib : dusta Tabligh : menyampaikan Kitman : menyembunyikan kebenaran Amanah : dapat dipercaya Khianah : Khianat Fatonah: cerdas Balada : bodoh 3. Sifat Jaiz Ishamaturrasul, orang yang ma’shum atau terlindung dari dosa Iltizamurrasul, orang yang selalu berkomitmen dengan yang mereka ajarkan C. TUGAS – TUGAS RASUL ALLAH SWT 1. Menyampaikan risalah dari Allah Swt. 2. Mengajak kepada tauhid, yaitu mengajak umatnya untuk meng-esa-kan Allah Swt. dan menjauhi perilaku musyrik (menyekutukan Allah). 3. Memberi kabar gembira kepada orang mukmin dan memberi peringatan kepada orang kafir. 4. Menunjukkan jalan yang lurus. 5. Membersihkan dan menyucikan jiwa manusia serta mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. 6. Sebagai hujjah bagi manusia. D. HIKMAH BERIMAN KEPADA RASUL ALLAH SWT 1. Makin sempurna imannya 2. Terdorong untuk menjadikan contoh dalam hidupnya 3. Terdorong untuk berperilaku sosial yang baik 4. Memiliki teladan dalam hidupnya 5. Mencintai rasul dengan cara mengamalkan dan mengikuti ajarannya 6. Mengetahui hakikat bahwa dirinya diciptakan untuk mengabdi kepada-Nya
Fiqih Perawatan Jenazah MEMANDIKAN JENAZAH
Syarat Wajib : a) Jenazah Beragam Islam b) didapati tubuhnya barang sedikit c) bukan mati syahid Yang berhak memandikan : a. Jika laki laki laki – laki juga/istri (lebih utama)/ mahramnya b. Jika perempuan perempuan juga/suami (lebih utama) /mahramnya c. Jika masih kecil laki/ perempuan boleh memansikan Tata cara : a. Ditempat tertutup b. Mayat diletakkan di tempat tinggi dan dipaikan kain basahan c. Mayat disandarkan, perut dibersihkan lalu ditekan – tekan agarkotoran keluar. d. Membersihkan mulut dan gigi mayat e. Membersihkan semua kotoran dan najis f. Mewudhukan g. Disunnahkan membasuh tiga – lima kali
MENGKAFANI JENAZAH
Pembelian kain kafan dari uang si mayat Jika tidak mampu, orang yg menghudupinya selama ini Jika itu tidak mampu, boleh diambilkan dr uang kas masyarakat Baiknya tiga lapis kain bagi laki laki, lima lapis kain bagi perempuan Tata cara : a. Hemparkan kain kafan dan taburkan kapur barus b. Kedua tangan mayat dilipat diatas dada dan tangan kanan diatas tangan kiri
MENSHOLATKAN JENAZAH
Mayat dalam keadaan suci, sudah dimandikan dan kafani, dan berada didepan org yang menyalatkan atau sebelah kiblat Tata cara : a. Niat, bersengaja melakukan shalat mayit dalam hati, empat takbir, menghadap kiblat Karena Allah
b. c. d. e.
Takbiratul ihram Membaca surat Al-Fatihah Takbir kedua, membaca shalawat Takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah
ُعافِّ ِّه َو ْعفُعَ ْنه ْ اَلل ُه َّم ا ْغف ِّْرلَهُ َو َ ار َح ْمهُ َو Artinya : “Ya Allah ampunilah dia, berilah rahmat dan sejahtera dan maafkanlah dia” f. Takbir keempat, membaca do’a untuk keluarga ُاَلل ُه َّم ََل ت َحْ ِّر ْمنَا اَجْ َرﻩُ َو ََلت َ ْفتِّنَا بَ ْع َدﻩُ َوا ْغف ِّْرلَنَا َولَه Artinya : “Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai pada kami, janganlah engkau engkau memberi fitnah sepeninggalnya kepada kam, dan ampunilah kami dan dia.” g. Memberi salam, sambal memalingkan muka ke kanan dan ke kiri MENGUBURKAN JENAZAH
Sebaiknya pada siang hari. Menguburkan di malam hari diperbolehkan apabila dalam keadaan terpalsa Memperluas lubang kubur Boleh menguburkan tiga jenazah dalam satu liang kubur Membaca doa saat meletakkan mayat
Larangan memperindah kuburan dan tidak membuat bangunan diatasnya
TAKZIYAH
Adab saat bertakziyah: a. Menyampaikan doa kebaikan b. Hindari pembicaraan yang menambah sedih c. Hindari canda tawa d. Usahakan turut menyalati mayat e. Membuat makanan bagi keluarga yang tertimpa musibah
ZIARAH
Hikmah ziarah kubur : a. Mengingat kematian b. Menjauhkan dari sifat zuhud c. Mendoakan si mayit muslim agar diampuni dosanya Tata cara : a. Niatkan dengan ikhlas b. Ucapkan salam di pintu kuburan c. Tidak banyak berbicara urusan dunia di atas kuburan d. Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan mayat e. Diusahakan tidak melanhgkahi kuburan atau penanda kuburan
Prinsip Ekonomi Islam I.
II.
MUAMALLAH : Kegiatan tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara yang ditempuhnya a. Jual – Beli a. Syarat Jual – Beli : - Penjual dan pembeli harus baligh, berakal sehat, dan atas kehendak sendiri - Uang dan barangnya harus halal dan suci, bermanfaat, layak, keadaan diketahui penjual dan pembeli, dan milik sendiri - Adanya ijab dab qobul b. Khiyar sebagai bagian dari jual – beli - adalah bebas memutuskan antara melanjutkan jual – beli atau tidak karena dalam jual beli didasarkan rasa suka sama suka - Khiyar Majelis : penjual dan pembeli masih di lokasi - Khiyar Syarat - Khiyar abi (cacat) c. Riba tidak boleh dalam jual – beli - Adalah uang atau nilai lebih dalam penukaran barang - Hukumnya haram - Riba fadli : pertukaran barang sejenis tidak sama timbangannya - Riba Qordi : pinjam meminjam dgn syarat dikembalikan dgn kelebihan - Riba Yadi : jual beli yang sudah berpisah sebelum serah terima - Riba Nasi’ah : penyerahan barang dalam waktu kemudian hari b. Sewa – Menyewa - Adalah imbalan yang harus diterima seseorang atas jasanya c. Utang – Piutang - Adalah menyerahkan harta dan benda kepada seseorang dengan catatan akan dikembalikan diwaktu yang sudah ditentukan - Rukun utang piutang : ada yang berutang dan berpiutang, ada harta, dan adanya lafadz kesepakatan SYIRKAH : PERSEROAN : Mencampurkan dua bagian atau lebih sehingga tdk dapat dibedakan lagi a. Syirkah Inan : dua belah pihak/lebih memberi konstribulis kerja dan modal b. Syirkah Abdan : dua belah pihak/lebih memberi konstribusi kerja saja c. Syirkah Wujuh : dua belah pihak memberi konstribusi amal, pihak ketiga sebagai konstribusi modal d. Syirkah Mufawadah : menggabungkan semuanya e. Mudarabah : akad kerja sama dua belah pidahk dimana pihak pertama penyedia modal dan pihak lainnya pengelola. Kerugian ditanggung pemilik modal f. Musaqoh : kerjasama pemilik kebun dan petani. Pemilik kebun menyerahkan kepada petani g. Muzara’ah : pengelolaan lahan pertanian yang benihnya berasal dari petani
III.
IV.
h. Mukharabah : pengelolaan lahan pertanian yang benihnya berasal dari pemilik PERBANKAN SYARIAH Istilah – istilah dalam perbankan syariah : a. Mudarabah : kerjasama pemilik modal dan pelaku usaha dgn perjanjian bagi hasil b. Musyarakah: kerjasama bank dgn perusaha dimana masing2 memiliki saham c. Wadi’ah : penitipan uang, deposito, maupun surat berharga d. Qardul Hasan: pembiayaan lunak kepada nasabah dalam keaddan darurat e. Murabahah : penjualan dimana penjual dan pembeli sepakat untuk menyediakan suatu produk. ASURANSI SYARIAH a. Tidak ada transfer resiko b. Tidak mengenal dana hangus atau premi dapat kembali kecuali sebagian yang sudah diniatkan untuk dana sumbangan
Khutbah
Khutbah adalah memberi nasihat agama dalam kegiatan ibadah seperti salat, wukuf, dan nikah Bersifat satu arah, hanya khatib yang berbicara yang lain mendengarkan Dalam shalat jumat, tidak sah apabila tidak ada khutbah c. Membaca shawalat Syarat khatib (yang berkhutbah) : d. Berwasiat taqwa a. Islam e. Membaca ayat al – quran pada salah satu b. Baligh khutbah c. Berakal sehat f. Berdaa pada khutbah kedua d. Megerti ilmu agama Sunnah Khutbah : Syarat dua khutbah : a. Khatib berdiiri jika mampu a. Dilaksaakan setelah zhuhur b. Mengawali degan salam b. Khatib duduk diantara dua khutbah c. Khutbah jelas dan mudah dipahami c. Khutbah disampaika dengan suara keras d. Khatib meghadap jamaah dan jelas e. Menertibkan ruku khutbah d. Tertib f. Membaca al – ikhlas saat duduk diatara Rukun khutbah : dua khutbah a. Membaca hamdallah b. Membaca syahdatain
Tabligh
Tabligh berarti menyampaikan, memberitahukan kebenaran kepada orang lain Bersifat dua arah, dapar saling berdisukusi Syarat mubaligh (orang yang bertabligh) : a. Islam b. Baligh c. Berakal d. Mendalami ajaran islam Etika dalam menyampaikan tabligh a. Bersikap lemahlembut, tidak kasar dan merusak b. Menggunakan bahasa yang mudah dimnegerti c. Mengutamakan musyawah dan diskusi untuk memperleh kesepakatan d. Materi dakwah harus memiliki dasar hukum e. Menyampaikan dengan sabar, sesuai dengan kondisi psiklgis dan sosilgis para pendengar f. Tidak menghasut orang untuk bermusuhan
Dakwah
Dakwah berarti memanggil, menyeru, mengajak pada suatu hal ke jalan Allah SWT Hukum berdakwah fardhu kifayah atau fardhu ain
Syarat dai (yang memberi materi dakwah) : a. Islam b. Baligh c. Berakal d. Mendalami ajaran islam Etika dalam berdakwah : a. Dakwah dilaksanakan dgn hikmah yaitu ucapan jelas, tegas, dan sikap bijaksana b. Dakwah dengan mauizatul hasanah atau nasihat baik : tanpa kekerasan dan edukatif c. Dakwah dengan uswatun hasanah atau memberi contoh yang baik
d. Dakwah dengan mujadalah atau diskusi tukar pikiran yang berjalan secara dinamis, santun, dan menghargai pendapat orang lain Jenis – jenis dakwah : a. Dakwah bil lisan : dakwah dengankata kata seperti ceramah, tabligh akbar, dsb b. Dakwah bil hal : dakwah dengan perbuatan seperti menyantuni fakir miskin, dsb
Haji
Kata haji berasal dari bahasa Arab yang artinya menyengaja atau menuju. Maksudnya adalah sengaja mengunjungi Baitullah (Ka’bah) di Mekah untuk melakukan ibadah kepada Allah Swt. pada waktu tertentu dan dengan cara tertentu secara tertib. Adapun yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari bulan Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah.
Puncak pelaksanaan ibadah haji pada tanggal 9 Zulhijah yaitu saat dilangsungkannya ibadah wukuf di padang Arafah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa’i, wukuf, mabit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.
Haji merupakan rukun Islam yang kelima. Hukum melaksanakan ibadah haji adalah wajib bagi yang mampu melaksanakannya, sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 97.
Kewajiban haji adalah sekali dalam seumur hidup. Apabila ada yang melaksanakan haji lebih dari sekali, hukumnya sunah.
syarat wajib haji adalah sebagai berikut. – Islam – Berakal (tidak gila) – Baligh – Ada muhrimnya
–
Mampu dalam segala hal (misalnya dalam hal biaya, kesehatan, keamanan, dan nafkah bagi keluarga yang ditinggalkan)
Syarat sah haji adalah sebagai berikut. –
Islam
–
Berakal, dan
–
Baligh
–
Merdeka.
Rukun Haji Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan yang harus dilaksanakan atau dikerjakan sewaktu melaksanakan ibadah haji. Apabila rukun haji tidak dilaksanakan, ibadah hajinya tidak sah. a. Ihram Iharam adalah berniat mengerjakan ibadah haji atau umrah yang ditandai dengan mengenakan pakaian ikhram. b. Wukuf Wukuf adalah hadir di padang arafah pada 9 Zulhijjah dari tergelincir sampai terbenamnya matahari. c. Thawaf Thawaf adalah berputar mengelilingi ka’bah dan dilakukan berlawanan arah jarum jam dengan posisi Ka’bah di sebelah kiri badan. Macam – macam Thawaf: -
Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang dilakukan ketika jamaah haji baru tiba di Mekah.
-
Thawaf Ifadhah, yaitu thawaf yang dilakukan pada hari qurban setelah melontar jumrah aqabah. Inilah thawaf yang wajib dilakukan pada waktu haji. Apabila ditinggalkan, maka hajinya batal.
-
Thawaf Wada’, yaitu thawafperpisahan bagi jamaah yang akan meninggalkan Mekah.
Syarat sah Thawaf (1) Niat (2) Menutup aurat (3) Suci dari hadas (4) Dilakukan sebanyak tujuh kali putaran d. Sa’i
(5) Dimulai dan diakhiri di hajar aswad (6) Posisi Ka’bah di sebelah kiri orang yang berthawaf (7) Dilaksanakan di dalam Masjidil Haram
Sa’i adalah berlari kecil antara bukit Shofa dan bukit Marwah sebanyak tujuh kali yang dimulai dari bukit Shofa dan berakhir di bukit Marwah. e. Tahallul
Tahallul adalah mencukur atau memotong rambut kepala sebagian atau seluruhnya. f.
Tertib Tertib adalah berurutan dalam pelaksanaan mulai dari ihram hingga tahallul.
Macam-Macam Haji a. Haji Tamattu’ Haji tamattu’ yaitu melaksanakan umrah terlebih dahulu lalu menggunakan pakaian ikhram lagi untuk melaksanakan manasik haji. b. Haji Ifrad Haji ifrad yaitu berihram dan berniat dari miqat hanya untuk haji. Atau bisa dikatakan, mengerjakan haji dulu kemudian baru mengerjakan umrah. c. Haji Qiran Haji qiran yaitu melaksanakan haji dan umrah dengan satu kali ikhram. Artinya, apabila seorang jamaah haji memilih haji jenis ini, maka jamaah tersebut berikhram dari miqat untuk haji dan umrah secara bersamaan.
Keutamaan Haji a. Haji merupakan amal paling utama b. Haji merupakan jhad c.
Haji menghapus dosa
d. Pahala ibadah haji adalah surga
Wakaf
Pengertian adalah menahan sesuatu benda yang kekal zatnya, untuk diambil manfaatnya untuk kebaikan dan kemajuan Islam. Menahan suatu benda yang kekal zatnya, artinya tidak dijual dan tidak diberikan serta tidak pula diwariskan, tetapi hanya disedekahkan untuk diambil manfaatnya saja.
Syarat a. Diwakafkan untuk selama-lamanya, tidak terbatas waktu tertentu b. Tunai tanpa menggantungkan pada suatu peristiwa di masa yang akan datang. Misalnya, “Saya wakafkan bila dapat keuntungan yang lebih besar dari usaha yang akan datang”. c.
Jelas mauquf alaih nya (orang yang diberi wakaf) dan bisa dimiliki barang yang diwakafkan (mauquf) itu
Rukun a. Orang yang berwakaf (wakif) b. Sesuatu (harta) yang diwakafkan (mauquf) c.
Mauquf ‘alaih (penerima wakaf)
d. Akad, misalnya: “Saya wakafkan ini kepada masjid.”
Zakat
Zakat menurut bahasa artinya bersih, tumbuh dan terpuji
Menurut istilah, zakat adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seseorang kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahik) dengan beberapa ketentuan, bertujuan untuk mensucikan harta / jiwa.
Hukum membayar zakat adalah WAJIB bagi orang yang terpenuhi persyaratannya
8 Golongan yang berhak menerima zakat a. Fakir
: orang yang tidak punya harta dan tidak memiliki pekerjaan
b. Miskin : keluarga pra sejahtera/ memiliki pekerjaan dan harta tapi masih kurang mencukupi untuk kebutuhan hidupnya c.
Amil
: pengurus harta penerimaan zakat
d. Muallaf
: orang yang baru masuk Islam
e. Riqab
: memerdekakan budak yang beriman pada Allah swt.
f.
: orang yang banyak hutang, tapi tidak dalam maksiat pada Allah
Garim
g. Sabilillah
: perjuangan di jalan Allah swt./ sekolah, panti asuhan dll
h. Ibnu sabil
: musafir yang kehabisan bekal dan tidak dalam perjalanan maksiat
Pembagian Zakat a. Zakat Fitrah Ciri zakat fitrah adalah : -
zakat pribadi yang dikeluarkan pada sebelum shalat iedul fitri
-
hukumnya wajib dikeluarkan oleh setiap orang yang masih hidup sampai malam idul fitri dan mempunyai kelebihan bahan makanan
-
Bentuknya adalah bahan makanan pokok perjiwa 2,5 Kg beras/ makanan pokok yang lain senilai 2,5 kg beras
-
Tujuannya adalah untuk mensucikan jiwa
-
Adapun batas maksimal membayarkannya adalah sebelum sholat Ied
b. Zakat Maal -
Zakat harta yang wajib dibayarkan oleh seseorang yang sudah mencapai nisab dan haul. Tujuannya adalah untuk mensucikan harta.
-
Nisab adalah batas minimal jumlah kepemilikan harta
-
Haul adalah batas waktu penyimpanan harta
-
Syarat wajib zakat mal Islam
Cukup haul
Merdeka
Cukup nisab
Harta milik sendiri -
Rukun zakat mal Muzaki (orang yang mengeluarkan zakat) Mustahik (penerima zakat) Harta yang dizakati dan dizakatkan Sighot ijab qobul
Pernikahan
Nikah berarti akad yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya yang menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing.
Menurut Undang-undang Pernikahan RI (UUPRI) Nomor 1 Tahun 1974 adalah: “Perkawinan atau nikah ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri, dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang berbahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
Para ahli fikih sependapat bahwa hukum pernikahan tidak sama di antara orang mukallaf. Dilihat dari kesiapan ekonomi, fisik, mental ataupun akhlak, hukum nikah bisa menjad:i a. wajib,mampu dan jika tidak menikah di khawatirkan akan ada kemaksiatan b. sunah, mampu dan jika tidak menikah tidak dikhawatirkan akan maksuat c.
mubah, mampu namun tidak membutuhkannya/tidak bersyahwat
d. haram, jika tidak mampumemenuhi kewajibannya e. makruh, mampu namun takut menyakiti perasaan wanitanya
Al-Quran telah menjelaskan tentang orang-orang yang tidak boleh (haram) dinikahi (Q.S. an-Nisa’ /4:23-24). Wanita yang haram dinikahi disebut juga mahram nikah.
Jumhur ulama sebagaimana juga mazhab Syafi mengemukakan bahwa rukun nikah ada lima, yaitu: a. calon suami,
d.
dua orang saksi, dan
b. calon istri,
e. sigat (Ijab Kabul).
c. wali, Di antara pernikahan yang tidak sah dan dilarang oleh Rasulullah saw. adalah pernikahan: a. mut`ah, kawin kontrak b. pernikahan syigar, adanya persyaratan barter tanpa mahar c.
pernikahan muhallil, sudah talak 3 oleh suaminya namun menikah dgn yg lain hanya untuk dpaat rujuk
d. pernikahan orang saat ihram, e. pernikahan dalam masa iddah, f.
pernikahan tanpa wali, dan
g. pernikahan dengan wanita kafir selain wanita-wanita ahlikitab, h. menikahi mahram.
Macam – macam Talaq dalam islam: a. Cerai Talaq -
Talaq sharih (langsung), talaq secara jelas Seperti contoh apabila suami berkata, "Aku ceraikan kau." atau "Kamu diceraikan." kepada istri.
-
Talaq kinayah (tidak langsung, implisit), ucapan yang mengandung makna perceraian yang tersirat tetapi tidak secara langsung.
b. Cerai Ta’liq, Perceraian secara ta’liq berlaku apabila suami melanggar sighat ta’liq yang diucapkannya pada saat akad nikah dahulu. c.
Cerai Khulu, perceraian yang dibeli oleh si istri dari suaminya karena ada beberapa hal dari suami yang tidak menyenangkan istrinya.
d. Cerai Fasakh, tindakan pembatalan akad oleh pihak yang mempunyai hak, disertai dengan hilangnya seluruh konsekuensi akad. Fasakh bisa membatalkan akad nikah dengan segala konsekuensinya, baik kewajiban nafkah, ‘iddah maupun yang lain. e. Cerai Li’an, sumpah seorang suami untuk meneguhkan tuduhannya bahwa istri berbuat zina dan atau mengingkari anak dalam kandungan atau yang sudah lahir dari istrinya, sedangkan istri mengingkari dan menolak tuduhan itu..
Pernikahan melahirkan kewajiban atas masing-masing pihak, suami dan istri. Kewajiban tersebut meliputi: a. kewajiban timbal balik antara suami dan istri, seperti hubungan seksual di antara mereka; b. kewajiban suami terhadap istri, seperti mahar dan nafkah; c.
kewajiban Istri terhadap suami, seperti taat kepada suami.
Mawaris
Ajaran Islam tidak hanya mengatur masalah ibadah, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, yang di dalamnya termasuk juga masalah kewarisan. Keberadaan warisan menjadi bukti bahwa orangtuaharus bertanggung jawab terhadap keluarga, anak, dan keturunannya.
Dasar hukum waris yang paling utama adalah Q.S.an-Nisa'/4:7-12 dan 176, Q.S.an-Nahl/16:75 dan Q.S.alAhzab/33:4 serta beberapa hadis Nabi saw.
Posisi hukum kewarian Islam di Indonesia merujuk kepada ketentuan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan Inpres No.1 tahun 1991.
Ketentuan-ketentuan tentang warisan adalah yang paling lengkap diuraikan secara rinci dalam al-Quran terutama mengenai ketentuan pembagian harta warisan (furudul muqaddarah). Hal ini menunjukkan bahwa persoalan ilmu mawaris dan hukum mempelajarinya perlu mendapat perhatian yang serius dari kaum muslimin.
Hal-hal yang perlu diselesaikan sebelum dilakukan pembagian waris: a. Diambil untuk biaya perawatan mayat sewaktu sakit. b. Diambil untuk biaya pengurusan mayat. c.
Diambil untuk hak harta itu sendiri.
d. Diambil untuk membayar hutang, nadzar, sewa dan lain-lain. e. Diambil untuk wasiat apabila ada. Setelah hak tersebut diselesaikan barulah harta peninggalan simayat dibagikan.
Bagian ahli waris yang telah ditetapkan oleh Allah swt, dalam Al-Qur'an disebut dengan " Furudul Muqoddaroh ", yaitu 1/2, 1/3, 1/4, 1/6, 1/8, 2/3 dan sisa ( ashobah ).
Orang yang memperoleh harta warisan dari orang yang meninggal dunia karena empat sebab, yaitu; sebab nasab hakiki, sebab nasab hukmi, sebab pernikahan dan sebab hubungan agama.
Sebab-sebab seseorang tidak mendapat harta sebagai berikut a. Hamba(budak) b. Pembunuh c . Murtad dan kafir
G o lo n ga n a h l i war is .
waris ialah