Update Distribusi dan Penempatan TCM Baru Per 25 Oktober 2018
Kebijakan Penempatan Alat TCM Perhitungan kebutuhan alat TCM: 1. Perhitungan sesuai kondisi epidemiologis di masing-masing wilayah 2. Pertimbangan administratif 3. Pertimbangan geografis Penempatan alat TCM diperuntukkan bagi fasyankes rujukan/ sub rujukan/ satelit TB RO yang berada di RS Nasional, Provinsi, Regional, Laboratorium Kesehatan, Balai Paru dan Puskesmas sesuai permintaan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
Perjalanan Implementasi TCM di Indonesia 2012
• • • •
9
5 Provinsi 5 RS MTPTRO 4 Lab TB RO
2013
• • • • •
17 9 Provinsi 11 RS MTPTRO 6 Lab TB RO & TB HIV SPTB
2014
• • • •
41 31 Provinsi 35 RS MTPTRO 6 Lab TB RO, TB HIV, TB EP, TB Anak
2015
• • • •
62 34 Provinsi 56 RS MTPTRO 6 Lab TB RO, TB HIV, TB EP, TB anak
2016
• • • • • •
117 34 Provinsi 108 RS 6 Lab 3 PKM Algoritma diagnosis TB 2016 TB RO, TB HIV, terduga TB
2017
• • • • • •
490 34 Provinsi 410 RS 20 Lab 60 PKM Algoritma diagnosis TB 2016 TB RO, TB HIV,TB EP, terduga TB
2018 (Sept)
• • • • • •
611 34 Provinsi 496 RS 20 Lab 95 PKM Algoritma diagnosis TB 2016 TB RO, TB HIV,TB EP, terduga TB
Surat Usulan Penempatan Alat TCM TBC Tahun 2018 Alokasi 425 alat TCM TBC Tahun 2018 diprioritaskan : - RS / Puskesmas yang sudah menjalankan DOTS - Rumah Sakit Rujukan Nasional - Rumah Sakit Rujukan Regional - Rumah Sakit Rujukan Provinsi - Rumah Sakit Khusus Paru/ Balai Paru - Puskesmas Lokus PISPK Rencana Penempatan : - RS/ Balai Layanan TBC RO - Fasyankes di Kab/Kota yang belum memiliki TCM - Puskesmas PISPK - RS Khusus Paru/Balai Paru / Fasyankes beban TB Tinggi Surat Direktur P2PML No Surat : PM.01.03/1/1154/2018 Tanggal : 31 Mei 2018
Terdistribusi (4)
Alokasi
Proses Distribusi
12
(7) Pending (1)
Sulawesi Selatan Melengkapi Berkas (1)
Site alat TCM sebanyak 46 – tahun 2018 1. Bantaeng : 1 2. Barru : 1 3. Bone : 2 4. Bulukumba : 2 5. Enrekang : 1 6. Gowa : 2 7. Jeneponto : 2 8. Kep.Selayar : 1 9. Luwu : 1 10. Luwu Timur : 1 11. Luwu Utara : 1 12. Makassar : 12
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Maros : 1 Pangkep : 2 Parepare : 2 Palopo : 2 Pinrang : 1 Sidrap : 2 Sinjai : 3 Soppeng : 1 Takalar : 1 Tana Toraja : 1 Toraja Utara : 1 Wajo : 2
Langkah untuk penempatan TCM Dinas Kesehatan Provinsi mengajukan surat usulan penempatan TCM
Dinas Kesehatan Provinsi melakukan self assessment dan dikirimkan ke Subdit TB Analisis hasil self assessment oleh Subdit dan LRN Molekuler Pengiriman alat TCM jika faskes memenuhi syarat
Pelatihan Penggunaan Alat TCM dan Instalasi Alat TCM
100% 94%89% 84% 90% 80% 64% 70% 60% 44% 50% 34%34%32% 40% 29%28% 24%23%21% 20%20%19%17% 30% 16%14%14%14%14%13% 11%10% 7% 7% 20% 6% 5% 5% 3% 2% 1% 10% 0% HUMRC
BBLK
RSUD Pongtiku
RS Bhayangkara
RSUD Barru
RSUD Sawerigading
RS I Lagaligo
RSUD Batara Guru
RSUD Lakipadada
PKM Kassi-Kassi
RSUD Nene Mallomo
RSUD Massenrempulu
RSUD Lanto Dg. Pasewang
RSUD Salewangan
RSU Ibnu Sina
RSUD KH Hayyung
RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
RSUD Andi Djemma
RSUD Pangkep
RSU Labuang Baji
Labkesda Sinjai
RSUD Lasinrang
RSUD H. Andi Sulthan Dg.…
RSUD La Temmamala
RSUD Daya/Makassar
Prof.Dr.Anwar Makkatutu
RSUP Dr. Wahidin…
RSUD Andi Tenriawaru
RSAD Pelamonia
RSUD Lamaddukelleng
RSUD Andi Makkasau
RSUD Syekh Yusuf
BBKPM
UTILISASI TCM KAB/KOTA TRW 1-3 THN 2018
UTILISASI TCM RSUD.TENRIAWARU PER.11 DESEMBER 2018 SUSPEK 100 80 60 40 20 0
395 84 47 41 43 40 34 30 14 12 11 11 10
9
8
7
5
5
4
4
2
2
2
2
2
Jumlah Penemuan Kasus & Pengobatan TB RO Menurut Puskesmas Kab.Bone Tahun 2018 (s.d September) 12
12 10 8 6 4 2 0
2
2 1
1
1
1
1
1
1
1
Beberapa upaya meningkatkan utilisasi TCM Membuka semua suspek TBC pada rumah sakit (sesuai alur) Membuka pengiriman spesimen utk TB anak, TB DM, TB lain2 (komorbid) Membuka akses pada puskesmas terpilih (PS, remote area, tinggi kasus DO/gagal) Membuka akses seluruh kasus pada pkm tertentu Mengembangkan jejaring dengan RS Swasta, klinik dan DPM
Rencana Penguatan Kualitas Laboratorium TB •
• •
Laboratorium Mikroskopis TB – Perubahan alur uji silang mikroskopis TB – Pelatihan calon lab RUS – Penguatan tim lab mikroskopis TB provinsi • Dinkesprov bersama lab rujukan provinsi menilai kebutuhan lab intermediate di wilayahnya • Mengaktifkan calon lab intermediate yg telah mengikuti pelatihan Laboratorium Biakan dan Uji Kepekaan – Penguatan sistem transportasi spesimen Laboratorium Tes Cepat Molekuler – Implementasi algoritma baru sesuai Permenkes 67 tahun 2016 penggunaan alat TCM akan meningkat – Pembentukan tim lab TCM Provinsi • Pengembangan Lab TCM di Provinsi • Pelaksanaan Workshop TCM di tingkat regional dan provinsi • Monitoring lab TCM di tingkat provinsi
Capaian Sitrust Kab. Bone Indikator
Situasi 14 Mei’18 - 31 Juli’18
Situasi 1 Agt’18 – 23 Okt’18
Situasi Awal - sekarang
Faskes Pengirim
26
31
31
Jumlah Aktif mengirim
11
16
20
Jumlah order
30
98
128
Jumlah spesimen
33
102
135
31 terduga TB RO 2 terduga TB SO
33 terduga TB RO 69 terduga TB SO
64 terduga TB RO 71 terduga TB SO
Cat: Yang belum pernah Order sebanyak 11 faskes Rata-rata 25 orderan dan 30 spesimen dalam sebulan dan ada pengingkatan pasca montro
Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Nama Kab Kota: BONE Fasilitas Kesehatan Penerima TCM TB (RS/Puskesmas/Labkesda/dll)
1. RSUD.TENRIAWARU
Jejaring Rujukan
Jejaring Rujukan Fasyankes di sekitarnya
ULAWENG TARETTA KOPPE LAPPARIAJA LAMURU LIBURENG KAHU AJANGALE DUABOCCOE T.SIATTINGNGE CENRANA LAMURUKUNG
MARE SALOMEKKO PACCING CINA SIBULUE BAREBBO KAJUARA BAJOE KADING BIRU PATIMPENG RS.DATU PANCAITANA
Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Nama Kab Kota: BONE Fasilitas Kesehatan Penerima TCM TB (RS/Puskesmas/Labkesda/dll) 2. PUSKESMAS WATAMPONE
Jejaring Rujukan
Jejaring Rujukan Fasyankes di sekitarnya PALAKKA USA AWARU PAT.MAMPU TIMURUNG TUTEL SUMALING TONRA PALAKKA KAHU BONTOCANI BAKUNGE TANABATU GAYABARU LONRONG WATAMPONE
Kriteria Terduga TB-RO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
Pasien TB gagal pengobatan Kategori2. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi setelah 3 bulan pengobatan. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang tidak standar serta menggunakan kuinolon dan obat injeksi lini kedua paling sedikit selama 1 bulan. Pasien TB gagal pengobatan kategori 1. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tidak konversi setelah 2 bulan pengobatan. Pasien TB kasus kambuh (relaps), dengan pengobatan OAT kategori 1 dan kategori 2. Pasien TB yang kembali setelah loss to follow-up (lalai berobat/default). Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien TB- RO, termasuk dalam hal ini warga binaan yang ada di Lapas/Rutan, hunian padat seperti asrama, barak, buruh pabrik. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons secara bakteriologis maupun klinis terhadap pemberian OAT, (bila pada penegakan diagnosis awal tidak menggunakan TCM TB).
Terima Kasih