BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (RPJN-N). Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengacu pada asas-asas : 1. Perikemanusiaan 2. Keseimbangan 3. Manfaat 4. Perlindungan 5. Penghormatan terhadap hak dan kewajiban 6. Keadilan 7. Gender dan nondiskriminasi 8. Norma-norma agama. Masyarakat dan Pemerintah harus sama-sama bertanggungjawab dalam pembangunan bidang kesehatan. Bentuk tanggung jawab Pemerintah dalam bidang kesehatan antara lain : 1. Merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. 2. Menyediakan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tinginya. 3. Menyediakan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggitingginya. 4. Menyediakan akses terhadap informasi,edukasi,dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. 5. Memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan
Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
1
6. Menyediakan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu,aman,efisien dan terjangkau. 7. Bertanggungjawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui sistem jaminan sosial bagi upaya kesehatan perorangan. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian secara berangsurangsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh empat faktor menurut Hendrik L.Blum, yaitu Lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. 1. Faktor lingkungan misalnya akses terhadap air bersih, jamban sehat, sampah, kondisi rumah,breeding places, polusi, sanitasi tempat umum, bahan Berbahaya Beracun (B3) dan lain-lain. 2. Faktor perilaku misalnya merokok, alkohol, tempat-tempat berisiko, narkoba, olah raga, pola makan, perilaku kalau tidak sakit tidak akan periksa kesehatan. 3. Faktor pelayanan kesehatan misalnya ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan maupun rujukan, ketersediaan tenaga, peralatan kesehatan bersumber daya masyarakat, kinerja serta pembiayaan/anggaran. 4. Faktor keturunan misalnya penyakit-penyakit yang sifatnya turunan dan mempengaruhi masyarakat, jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk dan jumlah kelompok khusus/rentan antara lain bumil, persalinan, bayi. Aspek lingkungan adalah faktor yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan. Secara spesifik aspek lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu aspek lingkungan fisik, biologis, dan lingkungan sosial. 1. Lingkungan fisik Kinerja manusia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan fisik. Lingkungan fisik bisa berupa suhu, cuaca, manusia lain, pemandangan, suara, bau, dan lain-lain. Yang semua aspek tersebut besar kecilnya dapat mempengaruhi terjadinya penyakit dan tingkat kesehatan masyarakat. Analisis lingkungan fisik ini dapat dilakukan dengan mempergunakan data yang diperoleh dari sumber-sumber data yang ada seperti Badan Meteorologi dan Geofisika, BPS, dan lain-lain. 2. Lingkungan biologis Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
2
Komponen yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah sanitasi, kuman penyakit, vektor, binatang tenak, dan lain-lain. Ada berbagai jenis indikator dalam menganalisis lingkungan bilogis seperti akses terhadap air bersih, jumlah jamban dan pembuangan sampah, keberadaan vektor penyakit. Tergantung dari jenis datanya. 3. Linkungan sosial-ekonomi Informasi mengenai keadaan sosial ekonomi masyarakat juga sangat bermanfaat dalam menganalisis faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan. Tingkat ekonomi masyarakat juga juga dapat menjadi indikator dari kemampuan masyarakat untuk ikut menikmati pelayanan kesehatan. Adanya akses ke pelayanan kesehatan saja belum dapat dijadikan jaminan bahwa mereka akan dapat pelayanan kesehatan secara optimal. Mengenai lingkungan sosial dapat berguna dalam menganalisis situasi kesehatan. Misalnya secara sosial diketahui bahwa penderita penyakit kusta selalu dikucilkan dari pergaulan karena dianggap dapat menularkan ke orang lain. Data yang diperlukan untuk menganalisis lingkungan kesehatan diantaranya adalah indikator ekonomi daerah seperti produk domestik bruto per kapita, perkembangan pendapatan asli daerah, dan lain-lain. Sedangkan untuk data lingkungan sosial diperoleh dari lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat seperti organisasi sosial kemasyarakatan. Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya. Lingkungan yang sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat harus bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain : limbah cair, limbah padat, limbah gas, sampah yang tidak diproses, binatang pembawa penyakit, zat kimia berbahaya, kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi sinar pengion dan non pengion, air yang tercemar, udara yang tercemar dan makanan yang terkontaminasi. Oleh karena pentingnya pengaruh faktor lingkungan ini terhadap derajat kesehatan manusia maka Pemerintah memasukkan program kesehatan lingkungan sebagai upaya yang wajib dilaksanakan dalam kegiatan di tingkat Puskesmas, karena Puskesmas merupakan garda paling depan dalam pelayanan bidang kesehatan yang berfungsi sebagai penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Sebagai sarana pelayanan umum Puskesmas wajib memelihara dan Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
3
meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan. Pelaksanaan upaya kesehatan lingkungan di Puskesmas dilaksanakan oleh Sanitarian yang dibantu dengan petugas kesehatan lainnya. UPT Puskesmas Kecamatan Baros sebagai salah satu bagian dari Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Serang telah menetapkan Upaya Kesehatan Lingkungan sebagai salah satu upaya dasar yang harus dilaksanakan disamping lima upaya wajib lainnya. Untuk melaksanakan Upaya Kesehatan Lingkungan di tingkat Puskesmas perlu disusun suatu Pedoman Upaya Kesehatan Lingkungan bagi Tenaga Sanitarian Puskesmas Baros, agar dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan kewenangannya serta selalu berpegang teguh pada aturan ataupun prosedur-prosedur yang sudah dibuat sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar.
B. Landasan Hukum Sebagai upaya wajib di tingkat pelayanan kesehatan dasar , upaya kesehatan lingkungan dilakukan berlandaskan pada peraturan-peraturan atau landasan hukum yang meliputi antara lain : 1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. 2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 3. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. 4. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. 6. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional. 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian. 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga. 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang SyaratSyarat dan Pengawasan Kualitas Air. 12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1428/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas. 13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan Sekolah. Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
4
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. 15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1096/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. 16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan.
C. Pengertian Dalam Pedoman Upaya Kesehatan Lingkungan ini yang dimaksud dengan : 1. Tenaga Sanitarian adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan dibidang kesehatan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupaun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan atau masyarakat. 3. Standar Profesi Tenaga Sanitarian adalah batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh Tenaga Sanitarian untuk dapat melaksanakan pekerjaan sanitarian secara profesional yang diatur oleh organisasi profesi. 4. Organisasi Profesi adalah Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI). 5. Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang Tenaga Kesehatan berdasarkan ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap profesional untuk dapat menjalankan tugasnya. 6. Jasaboga adalah usaha pengelolaan makanan yang disajikan diluar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha. 7. Pengelolaan makanan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penerimaan bahan mentah atau makanan terolah, pembuatan, pengubahan bentuk, pengemasan, pewadahan, pengangkutan dan penyajian. 8. Higiene Sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi. 9. Rumah Makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. 10. Higiene Sanitasi Makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
5
11. Persyaratan Higiene Sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis yang ditetapkan terhadap produk rumah makan dan restoran, personel dan perlengkapannya yang meliputi persyaratan bekteriologis, kimia dan fisika. 12. Fasilitas sanitasi adalah sarana fisik bangunan dan perlengkapannya digunakan untuk memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan faktor-faktor lingkungan fisik yang dapat merugikan kesehatan manusia antara lain sarana air bersih, jamban, peturasan, saluran limbah, tempat cuci tangan, bak sampah, kamar mandi, lemari pakaian kerja (locker), peralatan pencegahan terhadap lalat, tikus, dan hewan lainnya serta peralatan kebersihan. 13. Penjamah Makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian. 14. Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 15. Penyelenggara air minum adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum. 16. Sampel air adalah air yang diambil sebagai contoh yang digunakan untuk keperluan pemeriksaan laboratorium. 17. Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih adalah kegiatan pengamatan dan pemeriksaan fisik air, konstruksi sarana air bersih serta kondisi lingkungannya dengan tujuan mengetahui informasi risiko pencemaran, melakukan tindak lanjut dan perbaikan sarana air minum dan sanitasi serta memberikan rekomendasi tentang keadaan sarana air minum dan sanitasi. 18. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. 19. Penyehatan Lingkungan Puskesmas adalah segala upaya untuk menyehatkan dan memelihara lingkungan Puskesmas sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya. 20. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Puskesmas adalah ketentuan-ketentuan yang bersifat teknis kesehatan lingkungan yang harus dipenuhi Puskesmas dalam upaya melindungi, memelihara, dan atau mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. 21. Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu dan atau membahayakan kesehatan. 22. Sistem Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat SKN adalah Pengelolaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
6
23. Limbah padat adalah semua buangan yang berbentuk padat termasuk buangan yang berasal dari perkantoran. 24. Limbah cair adalah semua buanan yang berbentuk cair termasuk tinja. 25. Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. 26. Vektor penyakit adalah binatang yang dapat menjadi perantara penular berbagai penyakit tertentu. 27. Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari – hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan. 28. Penyehatan udara ruang adalah upaya yang dilakukan agar suhu dan kelembaban, debu, pertukaran udara, bahan pencemar dan mikroba di ruang kerja memenuhi persyaratan kesehatan. 29. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitsi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. 30. Open Defecation Free yang selanjutnya disebut ODF adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. 31. Jamban Sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit. 32. Sanitasi Dasar adalah sarana sanitasi rumah tangga yang meliputi sarana buang air besar, sarana pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga. 33. Klinik Sanitasi adalah upaya/kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara promotif, preventif dan kuratif yang difokuskan untuk penduduk yang berisiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan pemukiman. 34. CTPS adalah Cuci Tangan Pakai Sabun. 35. Pemicuan stop buang air besar sembarangan adalah suatu kegiatan untuk memicu rasa jijik dari masyarakat yang masih melakukan buang air besar sembarangan. 36. Pamsimas adalah penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. D. Tujuan 1. Tujuan Umum Sebagai pedoman dalam pelaksanaan upaya kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Baros baik di dalam gedung maupun di luar gedung. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan Puskesmas khususnya Sanitarian dalam menyelenggarakan upaya kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Baros. b. Meningkatnya jangkauan, cakupan dan mutu pelayanan kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Baros. Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
7
c. Meningkatnya lingkungan.
pemberdayaan
masyarakat
dalam
upaya
kesehatan
BAB II UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN A. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan upaya kesehatan lingkungan di UPT Puskesmas Baros meliputi : 1. Pemantauan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kegiatannya meliputi pemantauan lingkungan fisik puskesmas; sampah, instalasi air, instalasi listrik, kebersihan ruangan, gedung, saluran air limbah, halaman. 2. Pelayanan Klinik Sanitasi Konseling tentang kesehatan lingkungan, penyakit berbasis lingkungan, dan masalah-masalah kesehatan lingkungan. 3. Pelayanan Kesehatan Lingkungan Masyarakat a. b. c.
Monitoring dan Evaluasi Desa Pamsimas. CTPS bersama (demonstrasi dan praktek CTPS di Sekolah-Sekolah dan Masyarakat) Pembinaan kesehatan lingkungan TTU/tempat-tempat umum (penyuluhan, inspeksi sanitasi) Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
8
d. e. f. g. h.
Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih dan Pengambilan sampel air bersih. Pembinaan Sanitasi Industri Rumah Tangga Pangan, Tempat Penyimpanan dan penjualan Pestisida. Sosialisasi Jajanan Anak Sekolah di SD/MI. STBM kegiatan pemberdayaanPemicuan perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pembinaan sanitasi rumah sehat.
B. Sasaran Sasaran dari upaya kesehatan lingkungan pada UPT Puskesmas Kecamatan Baros adalah sebagai berikut : 1. Pengelolaan unsur-unsur lingkungan yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan terhadap manusia, baik di dalam area Puskesmas Baros maupun di lingkungan masyarakat Kecamatan Baros. Lingkungan yang dimaksud adalah mencakup lingkungan pemukiman, tempat kerja, serta tempat dan fasilitas umum. 2. Pemberdayaan masyarakat, yang meliputi perubahan perilaku hidup bersih dan sehat serta masyarakat yang mampu menciptakan kondisi lingkungan yang sehat dan aman dari gangguan penularan dan penyebaran penyakit yang berbasis lingkungan.
C. Kesehatan Lingkungan Upaya Kesehatan Lingkungan dilaksanakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik lingkungan fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan masyarakat harus bersama-sama menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan. Lingkungan sehat yang dimaksud adalah mencakup lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan tersebut harus bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan antara lain : a. Limbah cair, b. Limbah padat, c. Limbah gas, d. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah, e. Binatang pembawa penyakit, f. Zat kimia yang berbahaya, g. Kebisingan yang melebihi ambang batas, Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
9
h. Air yang tercemar, i. Udara yang tercemar, dan j. Makanan yang terkontaminasi.
D. Indikator/Target Indikator atau target penyelenggaraan upaya kesehatan lingkungan di UPT Puskesmas Kecamatan Baros mengacu pada Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2018. Untuk bidang Kesehatan Lingkungan Indikator/Target tahun 2014 sebagai berikut :
Target No 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
Indikator Prosentase akses penduduk terhadap jamban Jumalh inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) sarana air minum Prosentase akses penduduk terhadap air minum yang memenuhi syarat kesehatan Jumlah desa yang telah mencapai Stop Buang Air Besar Sembarangan ( SBS) Jumlah inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) Tempat-tempat Umum Jumlah Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tempat Pengolahan Makanan JUmlah desa yang melaksanakan kampanye hygiene dan sanitasi Prosentase pengelolaan makanan minuman memenuhi syarat kesehatan Prosentase kualitas makanan minuman yang memenuhi syarat kesehatan Prosentase industri rumah tangga pangan yang memiliki SPP-IRT
2011
2012
83%
84%
85%
2013
2014
2015
85%
86%
90%
90%
95%
95%
100%
40%
45%
50%
55%
60%
15%
18%
20%
23%
25%
62%
64%
66%
68%
70%
65%
69%
73%
74%
77%
85% 60%
86% 62%
89% 64%
90% 65%
95% 69%
50%
60%
70%
75%
80%
60%
63%
66%
69%
70%
BAB III Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
10
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN DI PUSKESMAS
A. Hubungan Upaya Kesehatan Lingkungan Dengan Kebijakan Dasar Puskesmas Berdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di samping faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor prilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh faktor lingkungan dapat bersifat secara fisik, kimia maupun biologi. Sejalan dengan kebijaksanaan’Paradigma Sehat’ yang mengutamakan upayaupaya yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka upaya kesehatan lingkungan sangat penting, sehingga upaya kesehatan lingkungan menjadi upaya yang wajib dilaksanakan dan masuk dalam Kebijakan Dasar Puskesmas disamping lima upaya dasar Puskesmas yang lain seperti: Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Gizi, Upaya KIA, Upaya P2, dan Pelayanan Kesehatan. Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh para staf Puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat berperan serta dalam pelaksanaannya harus mengikut sertakan masyarakat sejak perencanaan sampai pemeliharaan. Upaya kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh Puskesmas Baros dilaksanakan guna mewujudkan kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melidungi masyarakat baik yang berkunjung ke Puskesmas atau masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Baros dari segala kemungkinan risiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik. B. Kebijakan Operasional Dan Strategi Dalam pelaksanaan upaya kesehatan lingkungan agar mencapai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna maka perlu ditetapkan kebijakan operasional dan strategi sebagai berikut : 1. Kebijakan Operasional. a. Upaya kesehatan lingkungan diselenggarakan sesuai dengan standar prosedur operasional yang berlaku. b. Dilaksanakan dengan mengutamakan pendekatan promotif dan preventif tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif. c. Berdasarkan kemitraan melalui jejaring kerjasama lintas upaya, lintas sektor, LSM, organisasi profesi serta dunia usaha. d. Dengan memberdayakan masyarakat baik perorangan, keluarga dan kelompok. Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
11
2. Strategi a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan dan kader kesehatan dalam bidang kesehatan lingkungan. b. Advokasi dan sosialisasi pada pembuat kebijakan dan pemegang program terkait. c. Menyebarluaskan informasi dan implementasi tentang kesehatan lingkungan. d. Memberikan pelayanan kesehatan lingkungan sesuai standar pelayanan yang berlaku. e. Memanfaatkan forum koordinasi yang ada sebagai wadah pembinaan upaya kesehatan lingkungan. f. Menghimpun potensi atau sumber daya masyarakat dalam pelaksanaan upaya kesehatan lingkungan. g. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan lingkungan.
C. Manajemen Penyelenggaraan upaya kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Baros perlu ditunjang dengan sistem manajemen yang baik. Manajemen upaya kesehatan lingkungan Puskesmas yaitu rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan keluaran Puskesmas yang bermutu, efektif dan efisien di bidang kesehatan lingkungan. Fungsi manajemen yang diterapkan di Puskesmas Baros yaitu fungsi PDCA yaitu : 1. Plan atau Perencanaan Perencanaan upaya kesehatan lingkungan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah dan kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan lingkungan pada wilayah kerja Puskesmas Baros. Langkahlangkah perencanaan upaya kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh Puskesmas Baros sebagai berikut : a. Identifikasi masalah Identifikasi masalah dilakukan berdasarkan : - Ada tidaknya masalah, kebutuhan dan harapan masyarakat tentang upaya kesehatan lingkungan. - Bersama Masyarakat melalui Survei mawas Diri (SMD)
Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
12
- Melihat perkembangan 10 besar penyakit –penyakit berbasis lingkungan pada tahun lalu, terutama adannya peningkatan kejadian penyakit menular. b. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Dalam menetapkan RUK upaya kesehatan lingkungan dilakukan dengan menetapkan : - Jenis Kegiatan - Sasaran - Target - Uraian Kegiatan - Volume - Biaya - Lokasi Kegiatan - Waktu c. Mengajukan Usulan Kegiatan Usulan Kegiatan yang sudah dibuat dalam bentuk matriks diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Setelah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, maka disusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan dalam bentuk matriks. Bentuk format hampir sama dengan RUK namun lebih detail dalam biaya dan waktu pelaksanaan. RPK kemudian disosialisasikan pada tingkat Puskesmas kepada pemegang upaya lainnya pada saat minilokakarya Puskesmas, tingkat Kecamatan maupun tingkat desa pada acara pertemuan lintas sektor. Dalam pertemuan lintas sektor dapat dilakukan penggalangan kerjasama atau membuat kesepakatan agar pihak terkait ikut serta menyukseskan rencaana kegiatan yang sudah dibuat. Setelah RPK disosialisasikan kemudian penanggung jawab upaya kesehatan lingkungan membuat Kerangka Acuan kegiatan serta Standar Prosedur Operasional untuk memudahkan dalam melaksanakan kegiatan. Contoh format kerangka acuan dan SPO terlampir dalam buku pedoman ini. 2. Do atau Pelaksanaan Dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. Mengkaji ulang RPK yang sudah disusun, mencakup jadwal pelaksanaan kegiatan, target pencapaian, lokasi dan rincian biaya serta tugas para penanggung jawab dan pelaksana kegiatan. b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan.
Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
13
c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan. Pada waktu pelaksanaan kegiatan harus diperhatikan hal sebagai berikut : - Azas penyelenggaraan puskesmas - Berbagai standar pedoman pelayanan kesehatan lingkungan - Standar ketenagaan dan prosedur yang dibuat - Kendali mutu - Kendali biaya 3. Cek atau Pengawasan Pengawasan atau pemantauan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Melakukan telaah penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai. b. Mengumpulkan permasalahan, hambatan dan saran-saran untuk peningkatan penyelenggaraan serta memberikan umpan balik. c. Pengawasan meliputi pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan atau Kepala Puskesmas, sedangkan pengawasan eksternal oleh masyarakat. Pengawasan mencakup administrasi, pembiayaan dan teknis pelaksanaan serta hasil kegiatan. 4. Action atau tindak lanjut dari Pengawasan. Dari hasil pelaksanaan kegiatan dievaluasi tentang permasalahan, hambatan dan saran-saran yang ditemukan. Kemudian dianalisis dan dicari pemecahannya untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan lingkungan, untuk kemudian diterapkan pada kegiatan yang sama ditempat lain. Pelaksanaan dan hasil kegiatan yang dicapai dibandingkan dengan rencana tahunan atau target dan standar pelayanan yang sudah dibuat. Kemudian penanggung jawab upaya kesehatan lingkungan melaporkan pelaksanaan kegiatan dan laporan berbagai sumber daya kemudian disampaikan kepada Kepala Puskesmas. Seluruh fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan agar didapatkan hasil yang optimal.
D. Kegiatan Upaya Kesehatan Lingkungan 1. Pemantauan Kesehatan Lingkungan Puskesmas a. Pemantauan Lingkungan Fisik Pemantauan lingkungan fisik adalah serangkaian kegiatan pengawasan dari semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan atas objek Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
14
pengawasan lingkungan kerja. Dalam hal ini adalah pemantauan lingkungan fisik Puskesmas oleh penanggungjawab upaya kesehatan ligkungan. Pemantauan fisik yang dilakukan yaitu pemantauan kepada gedung Puskesmas baik dalam maupun luar gedung, halaman, pemantauan sarana dan prasarana Puskesmas, instalasi air, instalasi listrik, penanganan limbah cair, penanganan limbah B3, sampah medis dan non medis, sampah organik dan anorganik. b. Kebersihaan Lingkungan Kebersihan lingkungan adalah aktivitas yang dilakukan untuk memastikan kebersihan lingkungan (ruangan, halaman, gedung) agar dalam keadaan siap untuk digunakan, hiegenis, aman dan nyaman bagi pengunjung dan karyawan Puskesmas. 2. Pelayanan Klinik Sanitasi Klinik Sanitasi adalah suatu wahana masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk pencegahan dan pemberantasan penyakit berbasis lingkungan dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas klinik sanitasi/sanitarian. Klinik Sanitasi dilakukan melalui kegiatan konseling masalah kesehatan lingkungan di dalam gedung dan kunjungan ke rumah atau luar gedung. 3. Pelayanan Kesehatan Lingkungan Masyarakat Kegiatan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat atau luar gedung yang dlaksanakan oleh penangung jawab upaya kesehatan lingkungan Puskesmas Baros adalah sebagai berikut: a. Pembinaan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan Pembinaan sanitasi perumahan dan lingkungan adalah usaha untuk memberi pengarahan dan bimbingan tentang kesehatan lingkungan khususnya perumahan masyarakat agar sasaran mengerti dan memahami hal-hal tentang kesehatan perumahan dan lingkungan sekitar perumahan. Kegiatannya berupa inspeksi sanitasi rumah dan lingkungan serta bimbingan atau konseling rumah yang memenuhi syarat kesehatan. b. Pembinaan Sanitasi Sarana Air Bersih (SAB) dan Pengambilan Sampel Air Inspeksi Sanitasi SAB dilakukan untuk mengetahui tingkat pencemaran terhadap badan air bersih yang ada. Meliputi inspeksi sambungan rumah baik perpipaan mata air maupun dari PDAM, bak penampungan dan pembagi air bersih, maupun penampungan pada sumber mata air. Kemudian dilakukan pengamatan kualitas air bersih secara fisik mengenai kejernihan, rasa, suhu dan lain-lain. Jika ada hal-hal yang menyimpang dilakukan pembinaan atau konseling dengan pemilik atau pengelola SAB tersebut. Pengambilan sampel air bersih dilakukan untuk keperluan pemeriksaan laboratorium untuk diketahui kualitas kimia maupun mikroorganismenya. Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
15
c. Cuci Tangan Pakai Sabun Bersama (CTPS) Cuci Tangan Pakai Sabun Bersama adalah suatu proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air mengalir dan dilakukan secara bersamasama. Kegiatan CTPS dilakukan secara demonstrasi dan praktek secara langsung pada masyarakat umum dan siswa Sekolah Dasar. d. Pemicuan Perubahan PHBS Pemicuan stop buang air besar sembarangan adalah suatu kegiatan untuk memicu rasa jijik dari masyarakat yang masih melakukan buang air besar sembarangan. Pemicuan dilakukan pada masyarkata atau kelompok masyarakat yang masih buang air besar sembarangan atau yang belum memiliki jamban sehat. Kegiatan ini merupakan salah satu dari kegiatan Pamsimas dengan tujuan meningkatkan PHBS masyarakat. e. Pembinaan Sanitasi Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) Pembinaan IRTP bertujuan untuk mengetahui IRTP yang sudah atau belum berijin sudah memenuhi persyaratan IRTP yang sehat atau belum. Kegiatannya berupa Inspeksi Sanitasi, pengecekan dokumen perijinan, dan konseling maslah kesehatan. f. Pembinaan Sanitasi Tempat Penyimpanan dan Penjualan Pestisida (TP2P) Pembinaan Sanitasi TP2P bertujuan untuk mengetahui apakah TP2P yang dibina sudah memenuhi persyaratan kesehatan atau belum. Kegiatannya berupa inspeksi sanitasi dan bimbingan atau konseling tentang TP2P yang memenuhi persyaratan agar aman bagi pemilik serta pembeli dan tidak berbahaya bagi lingkungannya.
g. Sosialisasi Jajanan Anak Sekolah Sosialisasi dilakukan pada anak Sekolah Dasar pada SD/MI yang terutamanya belum memiliki kantin/warung sekolah. Materi sosialisasi berupa jajanan yang memenuhi syarat, bahan berbahaya pada pangan dan kiat-kiat memilih jajanan yang aman. h. Pembinaan Sanitasi Tempat-Tempat Umum Pembinaan Sanitasi Tempat-Tempat Umum bertujauan untuk mengetahui tempat umum yang diperiksa sudah memenuhi persyaratan kesehatan atau belum. Kegiatannya berupa Inspeksi Sanitasi dan konseling pada pengelola mengenai hal-hal yang perlu dilakukan agar TTU tersebut memenuhi persyaratan kesehatan. TTU yang dibina meliputi masjid, musholla, pasar dan lain-lain. i. Pembinaan Sanitasi Institusi Pendidikan Pembinaan Sanitasi Institusi Pendidikan dilakukan dalam rangka menciptakan Sekolah yang sehat, aman serta nyaman bagi masyarakat sekolah sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Kegiatannya berupa inspeksi sanitasi dan konseling mengenai sekolah sehat. Kemudian Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
16
pembinaan yang intensif bagi Sekolah yang akan mengikuti lomba Sekolah Sehat. j. Monitoring dan Evaluasi Desa Pamsimas Moitoring dan Evaluasi desa Pamsimas adalah kegiatan untuk memantau perkembangan atau kemajuan mengenai sarana sanitasi dan perubahan PHBS masyarakat dari desa-desa yang mendapatkan program Pamsimas. Monev dilakukan paska kegiatan pemicuan dan pembuatan sarana sanitasi berupa penyediaan air bersih. Kegiatanya berupa pemantauan perkembangan jumlah jamban sehat yang sudah dibangun masyarakat dan pembuatan saluran air bersih bagi masyarakat. Monev dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan dengan melibatkan pelaksana upaya kesehatan lingkungan yang ada di desa dan melibatkan Lembaga Keswadayaan Masyarakat yang ada.
E. Sumber Daya Dalam mendukung terselenggaranya upaya kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Baros diperlukan adanya beberapa sumber daya sebagai berikut : 1. Tenaga Untuk ketenagaan perlu memperhatikan : a. Jenis Ketenagaan Jenis tenaga untuk penyelenggaraan upaya kesehatan lingkungan adalah seorang Sanitarian sebagai penanggung jawab dibantu dengan tenaga pelaksana kesehatan lainnya seperti bidan, tenaga kebersihan di puskesmas, kader kesehatan lingkungan, dan pelaksana upaya kesehatan lainnya. b. Kompetensi tenaga Kompetensi tenaga Sanitarian di Puskesmas Baros adalah minimal lulusan D3 jurusan Kesehatan Lingkungan dan telah mengikuti palatihan-pelatihan di bidang kesehatan lingkungan. Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan lingkunga petugas Puskesmas berfungsi sebagai fasilitator dan motivator serta bekerja sama dengan lintas upaya dan lintas sektor sektor lainnya.
2. Tempat Upaya kesehatan lingkungan dilaksanakan di dalam gedung dan diluar gedung Puskesmas. Untuk kegiatan dalam gedung diperlukan sarana dan prasarana penunjang yang harus memenuhi syarat agar pelayanan Puskesmas dapat berjalan dengan lancar, aman dan nyaman. Fasilitas tersebut harus selalu dalam kondisi yang baik dan siap digunakan. Untuk itu penanggung jawab Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
17
kesehatan lingkungan harus selalu memantau sarana dan prasarana itu secara berkala dan terus menerus. 3. Peralatan Adanya peralatan yang mudah didapat dan tepat guna serta sesuai dengan situasi dan kondisi tempat sangan diperlukan dalam pelaksanaan upaya kesehatan lingkungan di Puskesmas. Peralatan ideal yang seharusnya dimiliki oleh Sanitarian dalam mendukung pelaksanaan upaya kesehatan lingkungan antara lain : a. ATK b. Laptop c. Printer d. LCD e. Camera digital f. Sanitarian Kit ( untuk mengetahui adanya bahan tambahan makan) g. PH Meter (untuk mengukur PH air) h. Luxmeter (untuk mengukur pencahayaan) i. Higrometer (untuk mengukur kelembaban) j. Thermometer (untuk suhu ruangan) k. Maket (Jamban, septik tank, rumah sehat l. Sound Level Meter (untuk mengukur kebisingan) m. Bloc griil (untuk mengukur kepadatan lalat) n. Aspirometer (Untuk menangkap nyamuk) o. Cetakan jamban p. Poster/leaflet q. Tempat sampah r. Alat kebersihan s. Pembiayaan t. Pedoman dan Standarisasi
4. Pembiayaan Pembiayaan diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan lingkungan, yang berasal dari APBN, APBD I, APBD II, swadaya masyarakat, donatur atau sponsor.
F. Pencatatan Dan Pelaporan Untuk memperoleh data mengenai penyelenggaraan upaya kesehatan lingkungan diperlukan pencatatan dan pelaporan baik kegiatan yang dilakukan di dalam gedung Puskesmas maupun kegiatan di luar gedung Puskesmas. 1. Pencatatan Kegiatan pencatatan yang dilakukan di dalam gedung dan area Puskesmas meliputi :
Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
18
a. Jadual pemeliharaan rutin sarana prasarana dan hasil pemantauan pemeliharaan sarana prasarana Puskesmas. b. Jadual kebersihan tiap-tiap ruangan di Puskesmas dan hasil pemantauan pelaksanaan kebersihan ruangan di Puskesmas. c. Jadual kegiatan Klinik Sanitasi dan hasil pelaksanaan kegiatan Klinik Sanitasi. d. Inventarisasi sarana dan prasarana Puskesmas dan hasil pemantauan inventarissi sarana dan prasarana. Kegiatan pencatatan yang dilakukan diluar gedung meliputi jadual, pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan-kegiatan antara lain : a. Pembinaan sanitasi rumah sehat b. Pembinaan sanitasi Sarana Air Bersih dan Pengambilan sampel air c. Cuci Tangan Pakai Sabun Bersama (CTPS) d. Pemicuan STBM e. Pembinaan Sanitasi Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) f. Pembinaan Sanitasi Tempat Penyimpanan dan Penjualan Pestisida (TP2P) g. Sosialisasi Jajanan Anak Sekolah h. Pembinaan Sanitasi Tempat-Tempat Umum i. Pembinaan Sanitasi Institusi Pendidikan j. Monitoring dan Evaluasi Desa Pamsimas 2. Pelaporan Kegiatan pelaporan yang dilakukan oleh penanggung jawab upaya kesehatan lingkungan Puskesmas disesuaikan dengan kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten atau mengikuti sistem informasi kesehatan yang ada. Format pelaporan kegiatan terlampir.
BAB IV PENUTUP
Buku pedoman upaya kesehatan lingkungan di UPT Puskesmas Kecamatan Baros merupakan sarana penunjang yang sangat dibutuhkan sebagai panduan oleh Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
19
petugas kesehatan khususnya Sanitarian Puskesmas Baros dalam melaksanakan penyelenggaraan upaya kesehatan lingkungan di UPT Puskesmas Kecamatam Baros, agar dapat melaksanakan kesehatan lingkungan dengan baik, benar, terukur dan teratur sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Baros. Diharapkan para tenaga kesehatan mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi upaya kesehatatan lingkungan di Puskesmas secara terpadu bersama dengan lintas upaya dan lintas sektor terkait serta peran serta aktif masyarakat. Buku ini jauh dari sempurna oleh karena itu diharapkan tenaga kesehatan lain dapat membaca dan mempelajari buku-buku atau pedoman kesehatan lingkungan lainnya yang diperlukan sebagai pelengkap pengetahuan. Semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan derajat kesehatan lingkungan masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Baros semakin meningkat.
Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
20
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Upaya Kesehatan Lingkungan Format Kerangka Acuan Format Standar Prosedur Operasional Surat Keputusan Kepala Puskesmas Format Bukti Pelaksanaan Kegiatan Format Laporan-Laporan
Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Baros
21