1
UNIT USAHA DAN LAPORAN KEUANGANNYA
JENIS PERUSAHAAN Perusahaan Jasa (Service Firm) : Perusahaan yang menjual jasa tertentu, misal : Dokter, salon kecantikan, notaris, akuntan, dll. Perusahaan Dagang (Merchandising Firm) : Perusahaan yang menjual barang yang diperolehnya dari pemasok, misal : toko, grosir, pasar swalayan, dll Perusahaan Manufaktur/Pabrikasi (Manufacturing Firm) : Perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi, misal : pabrik mobil, pabrik makanan, pabrik alat elektroik, dl BENTUK PERUSAHAAN Perusahaan Perseorangan (Proprietorship) : Perusahaan yang dimiliki oleh satu orang saja. Pemilik perusahaan betanggung jawab penuh terhadap seluruh kewajiban perusahaan. Perusahaan Persekutuan (Partnership) : Perusahaan yang dimiliki oleh dua orang atau lebih, yang menjalankan usahanya dengan nama bersama untuk mencapai tujuan bersama. Perusahaan persekutuan biasanya memiliki perjanjian tertulis yang mengikat para sekutu, yang disebut The Articles of Partnership, yang berisi: 1. Tujuan utama perusahaan 2. Tata cara pemenuhan pembelanjaan perusahaan 3. Tata cara pengelolaan perusahaan 4. Tata cara pembagian keuntungan dan beban kerugian 5. Tata cara pembubaran persekutuan Yang termasuk perusahaan persekutuan: Firma dan Persekutuan Komanditer. Firma memiliki tanggung jawab renteng, yaitu para pemilik wajib melunasi utang perusahaan hingga kekayaan pribadinya. Pada Persekutuan Komanditer terdapat sekutu diam/pasif (Sleeping partner/Silent Partner), yaitu sekutu yang hanya berperan sebagai penyetor modal/tidak ikut aktif mengelola perusahaan, sehingga tanggung jawabnya hanya sebesar modal yang disetorkan saja.
2
Perusahaan Perseroan/Korporasi (Corporation) : Perusahaan yang modalnya terbagi atas saham-saham. Pemegang daham merupakan pemilik perusahaan.Pemegang saham bertanggung jawab terhadap kewajiban perusahaan hanya sebatas saham yang dimilikinya. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak . Penyusunan laporan keuangan diatur oleh prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum (Generally Accepted Accounting Principles/GAAP). Di Indonesia himpunan prinsip, prosedur, metode, dan teknik akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan dimodifikasi menjadi Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Laporan keuangan yang utama: 1. Neraca/Laporan Posisi Keuangan (Balance Sheet) Neraca harus disajikan secara sistematis, sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Harta/Aktiva disajikan menurut urutan likuiditas sehingga pada sebelah debit/kiri disusun berturut-turut dari atas adalah aktiva lancer, investasi (penyertaan), aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lain-lain. Utang disajikan menurut urutan jatuh tempo, sehingga pada sebelah kredit/kanan disusun berturut-turut dari atas adalah utang lancer (utang jangka pendek), utang jangka panjang, dan utang lain-lain. Modal disajikan berdasarkan sifat kekekalan, sehingga di sebelah kredit di bawah elemen utang disajikan berturut-turut dari atas adalah modal saham, agio saham, dan laba yang ditahan. Bentuk Neraca: a. Bentuk Laporan/Staffel (Report Form), yaitu dengan menyajikan aktiva, utang dan modal secara vertical. Contoh di hal. 3 b. Bentuk/format Rekening/Scontro (Account form), yaitu dengan menyajikan aktiva di sebelah kiri, sedangkan utang dan modal di sebelah kanan. Contoh di hal. 4
3
4
5
2. Laporan Rugi-Laba Laporan rugi laba harus dapat memberikan gambaran mengenai hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Penyajian laporan rugi laba dapat berdasarkan metode: a. All Inclusive, yaitu menyajikan seluruh penghasilan, biaya dan laba rugi luar biasa yang terjadi dalam suatu periode tertentu. b. Current Operating Performance, yaitu hanya menyajikan penghasilan dan biaya yang bersifat regular saja. Pos-pos yang bersifat luar biasa tidak disajikan dalam lapoan rugi laba menurut metode ini. Bentuk Laporan Rugi Laba: a. Multiple Step, yaitu memisahkan penghasilan bidang usaha utama dari hasil bidang usaha lain dan pos luar biasa. b. Single Step, yaitu tidak memisahkan penghasilan bidang usaha dari bidang usaha lain dan pos luar biasa. Dengan demikian Laporan Rugi Laba dapat disajikan secara All inclusivemultiple step, All inclusive-single step, Current operating performancemultiple step, dan Current operating performance-single step. Prinsip akuntansi yang lazim (SAK) menganjurkan untuk menyajikan laporan rugi laba secara all inclusive-multiple step. Contoh penyajian dan bentuk laporan rugi laba di hal. 6 dan 7 3. Laporan Perubahan Modal (untuk Perusahaan Perseorangan dan Persekutuan) atau Laporan Perubahan Laba yang Ditahan ( untuk Perusahaan Perseroan) Laporan Perubahan Modal dan Laporan Perubahan Laba yang Ditahan adalah laporan keuangan tambahan yang disajikan sebagai pelengkap laporan rugi laba. Isi Laporan perubahan laba yang ditahan dipengaruhi oleh metode penyusunan laporan rugi laba. Jika laporan rugi laba disusun dengan menggunakan metode all inclusive, maka perubahan laba yang ditahan akan terjadi dari laba rugi bersih dan pembagian deviden. Jika laporan rugi laba disusun dengan menggunakan metode current operating performance, maka perubahan laba yang ditahan akan terjadi dari laba rugi bersih, pos-pos luar biasa, dan pembagian deviden. Contoh Laporan Laba yang Ditahan di hal. 8
6
7
8
9
4. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Disusun untuk melaporkan pos-pos sumber dana dan penggunaannya selama periode tertentu. Dana dapat diinterpretasikan sebagai: - Kas atau ekuivalennya - Modal kerja neto, yaitu aktiva lancar dikurangi utang lancar. Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana:
10
KONSEP-KONSEP DASAR DALAM PENYUSUNAN KEUANGAN (menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)) :
LAPORAN
1. Kesatuan Usaha (Accounting Entity)
Konsep ini menghendaki pemisahan secara tegas antara perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan (pemilik perusahaan). Pada Perseroan Terbatas pemisahan tersebut telah dilakukan secara hukum. Pada perusahaan perseorangan dan usaha bersama (persekutuan), hendaknya dibuat suatu pos yang menjelaskan hubungan antara pemilik perusahan dengan perusahaan, misalnya rekening prive. Jika terjadi pemisahaan harta dari perusahaan kepada pemilik, maka seharusnya dilakukan melalui transaksi pembagian laba. 2. Kesinambungan (Going Concern)
Konsep ini mengasumsikan umur yang tidak terbatas bagi suatu perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan didirikan untuk terus melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan. 3. Periodisasi (Timed Period)
Konsep ini menghendaki adanya pemecahan umur perusahaan menjadi periode-periode. Periodisasi dilakukan untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan periodik diharapkan dapat membantu para penggunanya, walaupun laporan keuangan bukan suatu gambaran yang lengkap dan tepat mengenai tingkat keberhasilan suatu perusahaan. Tingkat keberhasilan perusahaan dapat diukur dengan lengkap dan tepat jika perusahaan tersebut menghentikan usahanya dan mencairkan seluruh hartanya menjadi kas. 4. Pengukuran dalam Nilai Uang (Measurement in Terms of Money)
Konsep ini menghendaki penggunaan uang sebagai denominator umum dalam pengukuran aktiva, utang, dan perubahannya. 5. Harga Pertukaran (Exchange Price)
Konsep ini menghendaki harga pertukaran sebagai dasar pencatatan transaksi keuangan. Harga pertukaran adalah jumlah uang yang harus diterima atau dibayarkan dalam suatu transaksi. Harga pertukaran dianggap sebagai dasar pencatatan yang paling tepat, karena harta ditentukan secara obyektif oleh pihak-pihak yang tersangkut serta didukung oleh bukti-bukti yang dapat diperiksa kelayakannya oleh pihak yang bebas/independen. 6. Konsep Beban dan Pendapatan (Acrual)
Konsep ini menghendaki penggunaan metode akrual sebagai dasar penentuan laba periodik dan posisi keuangan. Berdasarkan metode akrual, pengukuran aktiva, utang dan perubahannya dilakukan atas dasar waktu terjadinya dan tidak tergantung pada saat diterima atau dibayarkan uang.
11
PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Prosedur penyusunan laporan keuangan harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga hasil prosedur tersebut merupakan laporan keuangan yang dapat diterima kewajarannya, artinya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Gambar prosedur tersebut adalah sbb: