A.Pendahuluan Latar belakang Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih memilih untuk memesan makanan daripada membuatnya sendiri dengan alasan pertimbangan waktu dan tenaga walaupun memang sedikit mahal. Dari pemikiran inilah kami mempunyai ide untuk membuat bisnis katering makanan. Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita masuki dalam bisnis kita dan bagaimana cara memperoleh order tersebut. Yang kedua adalah kita harus mampu menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing kita dan sejauh mana kemampuan kita untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga, pelayanan maupun kualitas. Yang ketiga adalah persiapkan mental dan keberanian memulai. Singkirkan hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan perang batin antara berkeinginan dan keraguan. Jangan lupa harus siap menghadapi resiko, dimana resiko bisnis adalah untung atau rugi. Semakin besar untungnya maka resikonya pun semakin besar. Yang terpenting adalah berani mencoba dan memulai. Lebih baik mencoba tetapi gagal daripada gagal mencoba. A. Aspek manajemen Bisnis ini dimiliki bersama dengan sistem bagi modal Bisnis ini dikelola secara bersama-sama dan tiap orang mempunyai tugas masing-masing, misalkan dari 5 orang 3 orang bertugas membuat masakan dan penyajiannya 2 orang bertugas mencari bahan masakan, mengantar pesanan dan melakukan perekrutan tenaga kerja apabila membutuhkan.
B. Aspek Pemasaran a) Target Pasar yang merupakan kunci penting untuk diperhatikan. Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha katering bekerja berdasarkan pesanan. Kegiatan produksi dimulai apabila telah pesanan telah diterima. Maka, tanpa pesanan, kegiatan produksi perusahaan katering tidak bekerja. Yang bekerja sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan administrasi. Target pasar adalah seluruh kalangan masyarakat yang ingin berefisien waktu dan tenaga. Pesaing kita dari perusahaan katering lainnya b) Konsep pemasaran terdiri dari 4 elemen (Price+Place+Promotion). UNTUK PRODUK, Anda mesti mensurvai para pesaing-pesaing Anda. Misalnya saja, menentukan apa, 10 menu terpopuler untuk katering di tempat anda. Nah, khusus, ke 10 menu itu, Anda mutlak menguasainya. Langkah berikutnya, bertanya kepada diri kita sendiri untuk maju selangkah lebih maju. Misalnya, dengan melakukan inovasi. Mampukah kita menciptakan hal-hal yang baru dengan 10 menu populer itu. Contoh, bagaimana caranya membuat nasi goreng kita beda dan terlihat lebih unik serta kalau bisa catering murah.
c) Produk dan penetapan Harga Untuk menetapkan harga kita perlu melakukan riset dan membandingkannya dengan strategi harga Anda. Tidak jarang harga kita terlalu mahal karena sistem produksi yang salah dan tidak efektif. Anda perlu misalnya mencari suplier yang mampu mensuplai bahan baku dengan harga yang benar-benar murah, sehingga bisa menghasilkan katering murah. Atau Anda menggunakan kompor yang boros. Bahkan bisa saja komponenen menu Anda yang salah. Di sini Anda perlu melakukan percobaan berkali-kali sampai menemukan formula yang pas dan bisa bersaing dengan catering murah lainnya. C0NTOH DAFTAR MENU NASI KOTAK NASI KUNING Nasi kuning Mie Kering tempe Ayam goreng Perkedel Krupuk udang Rp. 7.500,NASI PUTIH/URAP Nasi Putih Urap – urap Trancaman Ayam bumbu rujak Rempeyek Rp. 7.500,Dan lain-lain tergantung makanan yang dipesan Berbagai masakan yang disesuaikan dengan pesanan d) Distribusi dan Promosi Bisnis katering adalah bisnis kepercayaan dan “rasa”. Untuk membuka pasar kita bisa memulai dari acara-acara hajatan keluarga sendiri yang kita kelola sendiri kateringnya dan di setiap meja penyajian kita tempelkan nama katering kita sebagai tanda pengenal dan promosi. Akan lebih baik jika kita sudah menyediakan brosur dan kartu nama. Jika kita bisa mengelola pelayanan katering di hajatan keluarga dengan baik maka semua kenalan dan relasi akan mengetahui kemampuan kita. Untuk mengetahui kualitas dan nikmatnya masakan kita bisa memulai dengan memasak dan menyajikan berbagai menu dalam setiap acara arisan keluarga, RT atau perkumpulan yang kita ikuti dan dengarkan dna minta komentar tamu kita. Dari sini kepercayaan kepada anda akan muncul dan akan tersebar dari mulut ke mulut ini terkadang lebih efektif dibandingkan kita menyebar brosur dan beriklan tanpa pernah kita menunjukkan kemampuan kita di sebuah acara. Dalam bisnis yang utama dalah kesinambungan order maka untuk memperoleh order konsep pemasaran yang lebih komprehensif perlu difikirkan. Penawaran door to door di instansi-instansi pemerintah juga bisa dilakukan. Di awal Anda membuka usaha, buatlah promosi. Salah satu caranya adalah dengan menawarkan harga miring untuk setiap pemesanan dan Jangan pelit/segan memberikan sample masakan/mengundang makan orang-orang yang memiliki kuasa untuk mengambil keputusan di sebuah perusahaan/intansi..
C. Aspek Operasional Masalah-masalah teknis yang menyangkut seluk beluk pekerjaan perlu dipersiapkan rapi. Mulai menghitung kemampuan diri, keterampilan yang dimiliki yang menyangkut bidang pekerjaan itu. Misalnya untuk usaha katering, paling tidak yang dibutuhkan adalah mengerti tentang masakan--syukur-syukur bila Anda pandai memasak, dan lebih baik lagi bila Anda adalah seorang ahli memasak. Untuk menjadi pengusaha katering tidak harus menjadi ahli masak dulu, tapi yang terpenting adalah mampu mengelola usaha itu, sementara untuk tenaga ahli yang bisa memasak, Anda bisa melakukan prekrutan. Telah di jabarkan di atas bahwa katering ini dikelola bersama-sama dan tiap orang punya tugas masing-masing Cara penjaminan mutu dengan cara kita hanya akan berproduksi setelah mendapatkan pesanan jadi masakan dijamin masih segar. Lokasi bisnis ini di jalankan ditempat keramaian. Misalnya di kantor-kantor, dekat dengan lembaga pendidikan dan mudah dijangkau semua orang. D. Kiat-Kiat Pengelolaan Usaha Katering Apa yang menjadi kunci sukses bisnis katering ini? Punya Visi Sederhana sebenarnya. Setiap orang yang ingin menjadi pengusaha apa pun jenisnya, perlu memiliki visi. Tidak usah muluk-muluk. Tapi mutlak ada. Ingatlah, bisnis itu mirip dengan bayi. Sekali saja ia dilahirkan maka tanggung jawab kitalah untuk mendidik dan membesarkannya hingga dewasa. Tidak bisa asal saja. Dan kalau sudah tidak suka dan banyak problem lalu main ditinggal saja. Bayi perlu persiapan yang banyak. Harus ada cinta dan kasih misalnya. Bisnis juga demikian. Itu sebabnya bisnis yang langgeng seringkali datang dari hobi kita sehari-hari. Karena hobi, dan sesuatu yang kita sukai, semangat dan minat kita akan selalu besar. Ini faktor yang penting sekali. Rencana Matang Rencana usaha diperlukan untuk perlindungan bisnis kita. Kita perlu memiliki wawasan yang luas, dan tiap masalah minimal telah kita periksa. Misalnya dalam paket catering pernikahan atau katering ulang tahun masalahnya apa saja. Mulai dari masalah produksi, staf, produknya (menu), pemasaran, logistik ,dan promosi, semuanya harus masuk "check-list". Hal ini untuk menghindarkan situasi yang "chaos"(tumpang-tindih, RED), dan manajemen tambal sulam di masa mendatang. Anda tidak perlu membuat rencana kerja setebal 100 halaman misalnya, tapi cukup 2 halaman saja. Namun segala aspek dari bisnis katering telah Anda pikirkan. E. Aspek Keuangan Pada aspek keuangan ini, bisnis kami mendapat modal dari bagi modal yang terdiri dari 5 orang, per orangnya mengeluarkan modal Rp 1.000.000,00. Jadi Modal awal kita sebesar Rp 5.000.000,00. Berikut ini kita tampilkan proyeksi keuangan kita dalam 1 bulan. Proyeksi Keuangan 1 bulan 1. Kas Rp 5.000.000,00 Modal Rp 5.000.000,00 (Setoran untuk modal awal) 2. Perlengkapan Rp 1.000.000,00
Kas Rp 1.000.000,00 (Pembelian Perlengkapan) 3. Peralatan Rp 500.000,00 Kas Rp 500.000,00 (Pembelian Peralatan) Proyeksi Penjualan dalam 1 bulan Minimal mendapat 4 kali pesanan 2 x Partai Besar (Minimal 200 Porsi @ Rp 7.500,00) 2 x (200 Porsi x Rp 7.500,00) = Rp 3.000.000,00 2 x Partai Kecil (Minimal 50 Porsi @ Rp 8.000,00) 2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) = Rp 800.000,00 + Perkiraan Pendapatan minimal 1 bulan Rp 3.800.000,00 Jurnal Transaksi dalam 1 bulan 1. Biaya Angkut (4 @ Rp 50.000,00) Rp 200.000,00 Kas Rp 200.000,00 2. Biaya Tenaga Kerja (5 orang @ Rp 50.000,00 x 4 Pesanan) Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00 Kas Rp 1.000.000 ,00 3. Biaya Bahan Baku(@ Rp 4.000,00). Rp 4.000,00 x 500 Porsi = Rp 2.000.000,00 Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00 Kas Rp 2.000.000,00 Laporan Laba /Rugi dalam 1 Bulan Pendapatan Porsi Besar 2 x(200 Porsi x Rp 7.500,00) =Rp 3.000.000,00 Porsi Kecil 2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) =Rp 800.000,00 + Rp 3.800.000,00 Biaya-biaya Biaya Angkut Rp 200.000,00 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00 Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00 + Rp 3.200.000,00 + Laba Rp 600.000,00
Usaha Pembuatan Kitchen Set Kewirausahaan Oleh Kang Admin Minggu, 08 Pebruari 2009 05:59
Kebutuhan peralatan dan aksesoris rumah sekarang semakin modern seiring dengan berjalannya waktu dan kemudahan teknologi informasi. Mulai dari furniture penghias kamar tamu, kamar rias, kamar tidur sampai pada dapur. Saat ini akan sangat mudah untuk mendapatkan model desain interior rumah melalui berbagai media. Mulai majalah, internet dan televisi. Biasanya desain ini mengikuti berbagai gaya mulai dari dalam negeri sampai eropa. Wahyu Wibowo seorang pengusaha yang berhasil kami temui memaparkan bahwa pada awalnya dia memulai usaha yang umumnya merupakan usaha teknik kayu dan akhirnya memilih fokus di usaha kitchen set. Pria kelahiran Solo 1972 yang juga sarjana arkeologi UGM ini memulai usaha tanpa ada pengalaman bisnis sedikitpun. Proses Produksi Produk yang dihasilkan berbagai model kitchen set dengan berbagai ukuran. Kadang juga menerima pesanan meubeler dan furniture terutama dari kalangan relasinya. Dalam satu bulan rata-rata omset menapai 25-30 juta atau kurang lebih 4-5 order/bulan yang diterima dengan berbagai model pesanan made by order. Untuk bahan baku yang terutama adalah kayu. Jenis kayu yang dipakai disesuaikan dengan permintaan konsumen. Dalam satu bulan rata-rata kayu yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan 5 meter kubik atau 1 truk. Bahan baku tersebut diperoleh dari tokotoko sekitar dan apabila ada waktu luang bisa berburu bahan baku sampai ke Gunung kidul. Biaya kebutuhan kayu sendiri 25% dari omset, sisanya untuk tenaga kerja, keperluan finishing dan berbagai macam aksesoris yang melekat pada kitchen set. Saat ini jumlah tenaga kerja tetap 5 orang. Apabila pesanan cukup banyak, ditambah tenaga kerja lepas sehingga bisa mencapai 5-10 orang. Tenaga kerja/karyawan tersebut memiliki beberapa keahlian yang diberi upah dengan sistem harian. Tukang kayu berjumlah 4-5 orang dibayar 40 ribu/orang/hari, pembantu tukang dengan jumlah 1-2 orang dibayar 25 ribu/orang/hari, untuk finishing dibutuhkan 3 orang dibayar 40 ribu/orang/hari.
Proses produksi dimulai setelah ada pesanan dari konsumen. Menurut penjelasan Wahyu awalnya dilakukan pengukuran ruangan (dapur) kemudian penentuan desain. Pada proses ini terus dilakukan komunikasi dengan klien, apabila terjadi kesepatan maka klien membayar uang muka kemudian pengerjaan kitchen set. Proses ini memakan waktu 1 bulan, termasuk pemasangan. Produk kitchen set dari wahyu pada umumnya sama dengan produk lain, karena produk kitchen set merupakan produk customize,unik,sesuai dengan selera konsumen. Mengenai kualitas pengerjaan tergantung dari keahlian dari tukang kayu. Pemasaran Dalam pemasarannya, dibidik konsumen menengah keatas. Hal ini didasarkan pertimbangan nilai produk yang cukup besar sehingga hanya bisa dijangkau oleh kalangan tertentu. Sejauh ini pemasaran masih di wilayah jogja dengan pertimbangan kemudahan akses transportasi pada proses pelaksanan nantinya. Promosi yang dilakukan masih dalam lingkup wilayah jogja menggunakan plakat,brosur dan pamflet. Pernah mengikuti pameran, hanya saja dinilai kurang efektif karena singkatnya waktu event pameran tersebut. Harga produk kitchen set dinilai berdasar ukuran meter persegi, rata-rata 2 juta per meter persegi. Produk yang pernah dikerjakan maksimal senilai 30 juta. Kendala Dalam usaha ini kendala yang dihadapi adalah masalah klasik, modal. Untuk kompetitor, tidak dirasa berpengaruh, meski bermunculan sejak tahun 2005. rencana bisnis kedepan adalah pelayanan tidak hanya sebatas pengerjaan dan pembuatan kitchen set saja, tetapi juga akan melayani jasa perawatan dan renovasi. Simulasi keuntungan usaha : Perhitungan didasarkan pada pendapatan tiap Kayu = 5 m3 x rp. 1.000.000,00 = Rp. Tukang kayu = 5 orang x rp.40.000,00 x 30 = Rp. Pembantu tukang = 2 orang x rp. 25.000,00 x 30 = Rp. Tukang finishing = 3 orang x Rp. 40.000,00 x 30 = Rp. Aksesoris = 4 x 1 paket x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 4.000.000,00 Total pengeluaran = Rp. 21.300.000,00 Pendapatan Omset per bulan = Rp. 25.000.000,00
bulan 5.000.000,00 6.000.000,00 1.500.000,00 4.800.000,00
Keuntungan Rp. 25.000.000,00 – Rp. 21.300.000,00 = Rp. 3.700.000,00
PERENCANAAN BISNIS
SALE PISANG
Nama Pengusaha SUPRIYOTO
Disusun oleh : GITA DANUPRANATA KONSULTAN UMKM
PUSAT PENGEMBANGAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2006
A. Data Perusahaan 1. Nama Perusahaah
: PT ‘MIRASA”
2. Bidang Usaha
: Manufaktur Makanak
3. Jenis Produk
: Saleh Pisang
4. Alamat Perusahaan
: Gandrungmanis, Gandrungmangu, Cilacap, Jateng
5. Nomor Telephon
: 01856801585
B. Data Pemilik 1. Nama Pemilik
: Supriyoto
2. Jabatan
: Direktur
3. Tempat tanggal lahir :Cilacap , 25 Desember 1974 4. Alamat Rumah
:Gandrungmanis,
Gandrungmangu,
Cilacap,
Jateng 5. Nomor Telephon
: 08156801585
6. Struktur Organisasi
:
DIREKTUR PRIYOTO
KEPALA PEMASARAN DAN KEUANGAN
KEPALA PRODUKSI SARIJA
KEPALA SDM DAN KANTOR AISYAH
C. Data Konsultan 1. Nama Konsultan 2. Jabatan
: Gita Danupranata, S.E, M.M
: Direktur Pusat Pengembangan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Tempat Tanggal lahir : Kulonprogo, 12 Agustus 1965 4. Alamat Rumah
: Godegan, Tamantirto, Kasihan, Bantul
5. Nomor Telephon
: 081328051450
6. Alamat E-mail;
[email protected] 7. Pendidikan Terakhir : Magister Manajemen (S2) 8. Pengamalan Kerja
: Konsultas di beberapa UMKM
D. Alasan Pemilihan bisnis SALEH PISANG Pada saat ini cilacap merupakan salah satu daerah pantai yang banyak ditanam oleh masyarakat adalah pohon pisang. Mayoritas buah pisang dijual dalam bentuk masih buah pisang asli belum diproses lebih lanjut. Hal itu menjadikan nilai tambah dari budi daya pisang belum optimal, di samping itu sering terjadi kerusakan buah pisang karena tidak langsung laku terjual atau menunggu kenaikan harga. Di samping alasan di atas saat ini para konsumen dari luar kota dalam membeli saleh pisang belum dapat dipenuhi oleh industri yang saat ini ada, sehingga sering terjadi para konsumen kesulitan mendatkan saleh pisang seperti yang diharapkan. Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis pembuatan saleh pisang masih sangat memungkinkan tanpa merusak keseimbangan pasar yang sudah ada. E. Analisis Aspek Lingkungan Sebagian besar masyarakat di lingkungan rencana bisnis beragama islam taat. Tingkat toleransi dengan agama lain dapat berjalan dengan baik. Dalam kecondongan organisasi keagamaan mayoritas berafiliasi pada organisasi Nahdhatul Ulama. Aspirasi partai politik pada pemilu tahun lalu mayoritas adalah Partai Persatuan Pembangunan sebagai yang dominan. Sementara aspirasi lainnya cukup merata pada beberapa partai politis lima besar lainnya. Strata
social
yang
berada
di
lingkungan
usaha
adalah
mayoritas
bermatapencaharian sebagai nelayan, petani dan buruh. Sebagian kecil pegawai pengusaha dan bekerja di sector industri wilayah Cilacap. Perliku beli masyarakat Cilacap termasuk konsumtif yang ditandai ramainya pertokoan di awal bulan dan menjadi sepi pada tanggal tua.
dengan
Untuk tingkat keamaan dalam arti pencurian, perampokan maupun karena adanya bahaya lingkungan relatip baik. F. Analisis Aspek Pemasaran 1. Aspek Makro Bahan baku utama dari Saleh Pisang adalah pisang yang didapatkan di daerah sekitar cilacap . Pesaing produksi saleh pisang saat ini berkisar ada 5 perusahaan yang dianggap cukup besar dan banyak industri rumah tangga pembuat saleh pisang..Untuk konsumsi local dan konsumen langsung dapat dicukupi industri rumah tanggal Sedangkan pelanggan pedagang seperti toko makanan atau swalayan dicukupi perusahaan saleh pisang yang ada saat ini. Pelanggan terbesar adalah dari daerah sekitar seperti Purwokerto, Banyumas, Bandung dan kota besar seperti Jakarta dan Semarang. 2. Aspek Mikro a. Jenis produk yang dihasilkan dari usaha yang dilakukan adalah SALEH PISANG dari bahan baku pisang raja. b. Penetapan harga dari produk tersebut adalah berdasarkan pada biaya produksi di tambah mark-up sekitar 10%. c. Promosi yang dilakukan untuk mengenalkan produk tersebut adalah dengan promosi penjualan dengan mengenalkan produk pada toko penjual makanan di daerah sekitar Cilacap, Bandung, Semarang dan Jakarta. d. Pendistibusian barang di samping diambil para pedagang perusahaan akan mengirimkan langsung pada pasar sasaran dengan cara mengantar ke toko-toko makanan dan swalayan pada pasar sasaran. G. Analisis Aspek Operasional 1. Disain produk
Untuk
meningkatkan kualitas output , maka selalu mengamati
perkembangan teknologi dan riset produk atau uji coba produk. Pertimbangan utama penentuan lokasi usaha adalah ketersediaan bahan baku untuk proses produksi Luas usaha yang akan dikembangkan adalah kapasitas 2 (dua ) kwintal sale pisang jadi per hari.Pola usaha yang dikembangkan adalah pola produksi kontinyu sehingga setiap waktu selalu menghasilkan sale pisang tanpa terpengaruh waktu dan musim. 2. Proses Produksi sederhana meliputi pisang dikelupas selanjutnya diiris diberi campuran aroma selanjutnya digoreng atau di oven, Pada tingkat kekeringan yang disyaratkan selanjutnya di bungkus.
Pisang Dikupas Digoreng Di bungkus 3. Pengawasan kualitas dilakukan untuk bahan baku, pengawasan proses dan pengawasan produk jadi. Untuk bahan baku pisang yang dibuat dengan ukuran kualitas harus sudah matang tetapi belum busuk. Untuk pengawasan kualitas proses dilakukan dengan melihat ketebalan irisan, kekeringan hasil penjemuran atau hasil oven. Sedangkan kualitas hasil produksi ukuran kualitas dilihat dari keseragaman ukuran , kerapian pembungkusan dan waktu kadaluarsa. H. Analisis Aspek Sumber Daya Manusia Jumlah tenaga kerja yang dibuuhkan untuk perusahaan ini terdiri dari 3 orang pegawai kantor untuk administrasi dan marketing, 3 orang petugas lapangan, 5 orang bertugas memasa dan menggoreng. Di samping itu ada 35 orang pekerja borongan untuk mengelupas pisang mencetak dan mengemas.
Untuk meningkatkan keterampilan karyawan perlu ditambah bekal keterampilan dengan mengikutkan ke pelatihan-pelatihan . Agar karyawan betah bekerja diberi asuransi kesehatan biaya rawat jalan jika berobat dan bantuan 50 % biaya rawat inap jika opname di kelas III. Sejak masuk karyawan sudah menandatangani kontrak perjanjian yang berisi hak dan kewajiban termasuk sanksi pelanggaran . I. Anaisis Keuatan, Kelemahan , Peluang dan Ancaman Kekuatan : 1. Harga Terjangkau 2. Kualitas terjamin 3. Cita rasa bervariasi 4. Kemasan berbagai ukuran Kelemahan : 1. Manajemen tradisional 2. Sarana dan prasarana sederhana 3. Sumberdaya manusia yang masih rendah pendidikan 4. Bahan baku Sale Pisang mudah rusak Peluang : 1. Pangsa pasar yang masih luas 2. Bahan baku yang mudah di dapat 3. Pesaing besar relatip terbatas Ancaman : 1. Munculnya variasi makanan jajanan 2. Munculnya pesaing baru J. Rencana Kebutuhan Pinjaman Untuk melakukan ekspandi dan akselerasi perusahaan akan meningkatkan kapasitas 50 % dari usaha sekarang. Dengan peningkatan kapasitas tersebut diperlukan dana sebesar Rp 200.000.000,-. Saat ini perusahaan telah memiliki
dana sebesar Rp 125.000.000,-Jumlah kebutuhan dana tambahan sebesar Rp. 75.000.000,Dana pinjaman tersebut akan diangsur selama tiga tahun per bulan. Adapun agunan untuk pinjaman tersebut adalah tanah dan bangunan yang ada di atas tempat usaha. K. Penutup Demikian rencana bisnis yang disusun dalam rangka untuk memenuhi pihakpihak yang memerlukan dan bagi pemilik sebagai acuan pengembangan bisnis.
Yogyakarta, 4 Maret 2006 Konsultan UMKM
Gita Danupranata, S.E, M.M
PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN "Beternak Ayam Potong/Pedaging" • •
View clicks
Posted March 13th, 2008 by ranuspdt •
Kewirausahaan
PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN BETERNAK AYAM POTONG/PEDAGING CV. MUGI LANGGENG Disusun Oleh : NAMA : Ranu Sudarmono NIM : 04504241034 KELAS : A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2006 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mencari pekerjaan dimasa sekarang ini merupakan hal yang cukup sulit. Banyak sekali calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di instansi pemerintahan atau swasta,tetapi lapangan pekerjaan saat ini sangat terbatas, hal ini menyebabkan jumlah pengangguran semakin banyak. Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja masalah pengangguran itu sangat merugikan karena manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Oleh karena itu sebagai calon tenaga kerja, kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif yang mampu membaca peluang serta pandai memanfaatkan peluang tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak terfokus hanya pada satu jenis pekerjaan saja. Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi meningkatnya jumlah pengangguran. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagaian besar kegiatan wirausaha juga sangat membantu usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu usaha yang mudah dikembangkan yaitu pemeliharaan ayam pedaging karena banyak orang yang membutuhkannya. Sebagai contoh diwilayah Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya banyak
penjual ayam bakar,sate ayam,soto ayam dan sebagainya yang membutuhkan daging ayam yang terus meningkat setiap harinya. Untuk memenuhi kebutuhan ini banyak peternak ayam boiler yang bersaing untuk menyuplai akan kebutuhan daging tersebut. Dalam rangka memanfaatkan peluang ini, penulis mencoba mendirikan sebuah usaha beternak ayam potong (pedaging) yang diberi nama “MUGI LANGGENG” B. Identifikasi Masalah Saat ini telah banyak orang yang mendirikan usaha beternak ayam potong/pedaging, namun kurang sukses dan banyak yang merugi. Hal tersebut mungkin disebabkan saat mereka akan mendirikan usaha mereka tidak memperhatikan konsep-konsep dasar berusaha yang didalamnya terdapat 9 langkah pola berusaha dalam membentuk usaha, membina serta mengembangkan usaha, selain itu, mereka kurang sukses karena mereka tidak memiliki sikap-sikap wirausahawan yang baik dan tangguh. Maka dari itu agar kita bisa sukses dalam berwira usaha kita harus melaksanakan konsep-konsep dasar berusaha dan memiliki sikap wirausahawan yang baik serta sabar dan ulet dalam berwirausaha. Adapun faktor-faktor yang dapat mendukung maupun menghambat usaha ini adalah : 1. Faktor Pendukung a. Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan. b. Memberikan pendapatan/keuntungan yang cukup besar. c. Permintaan daging ayam selalu meningkat setiap bulan. d. Pemeliharaan tidak begitu sulit. e. Tidak memerlukan modal yang cukup banyak. f. Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak. g. Peluang pasar yang besar untuk pemasaran. h. Tidak memerlukan waktu yang begitu lama untuk setiap kali panen. 2. Faktor Penghambat a. Banyak jenis usaha yang sama sebagai pesaing. b. Bila anak ayam terserang penyakit atau stres sulit untuk dipulihkan. c. Memerlukan keahlian dan keuletan yang lebih dalam mengenai beternak ayam d. Cukup sulit mendapatkan anak ayam yang sehat. Prospek Usaha beternak ayam potong/pedaging di Ponorogo masih mempunyai peluang yang cukup besar, dilihat dari tingkat pemanfaatan potensi pemeliharaan serta kemungkinannya dikirim keluar daerah. Dapat dilihat dari nilai ekonomisnya, yaitu apabila diperoleh anak ayam yang sehat, maka dalam preses pemeliharaannya akan lebih mudah, sehingga apabila ayam-ayam tersebut sudah besar maka dapat dijual dengan harga yang tinggi dan akan berpengaruh dalam pendapatan usaha beternak ayam tersebut. Oleh karena itu kualitas anak ayam sangat menentukan untuk mendapat tujuan yang diharapkan. C. Batasan Masalah Sebenarnya ada banyak peluang untuk mendirikan usaha namun penulis memilih usaha beternak ayam potong karena usaha ini selain memiliki peluang pasar yang besar, usaha ini juga tidak membutuhkan modal yang besar dan tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak. Usaha ini juga memiliki prospek yang yang cerah dengan resiko kegagalan yang relatif kecil. Karena hal-hal inilah, penulis sebagai pemula dalam dunia usaha berharap dapat menjalankan usaha ini dengan sukses.
D. Tujuan Tujuan dari usaha pemeliharaan ayam potong ini adalah: 1. Dapat melakukan usaha pemeliharaan ayam potong/pedaging dengan baik dan memberikan manfaat yang besar. 2. Dapat memasarkan daging ayam dengan baik. 3. Dapat menjaga kelangsungan usaha dan mengembangkannya. 4. Dengan usaha ini pengalaman dan penghasilan penulis dapat bertambah. BAB II KAJIAN TEORITIS Analisis SWOT Sebelum melaksanakan suatu usaha baru kita perlu mengetahui hal-hal/aspek-aspek yang berpengaruh terhadap usaha tersebut. Hal tersebut diantaranya adalah aspek kekuatan(strenght), kelemahan(waekness), kesempatan(opportunities), dan ancaman (threath). Dengan melakukan analisis terhadap hal-hal tersebut diharapkan usaha akan berjalan lancar dan sukses. Berikut adalah beberapa hal dari masing-masing aspek diatas: a. Strenght 1). Beternak anak ayam potong/pedaging tidak begitu sulit 2). Resiko merugi/kegagalan kecil dengan modal yang relatif kecil. 3). Usaha ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak. b. Weakness 1). Bila anak ayam terserang penyakit atau stres sulit untuk dipulihkan. 2). Sulit mendapatkan anak ayam yang sehat dengan kualitas unggul. c. Opportunities 1). Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan 2). Permintaan pasar tiap tahunnya selalu meningkat. 3). Memberikan keuntungan yang cukup besar. d. Threath 1). Banyak jenis usaha yang sama sebagai pesaing. 2). Persaingan dalam pemasaran yang semakin ketat. BAB III PEMBAHASAN A. Sarana dan prasarana: Lokasi tempat usaha ini cukup strategis dan jauh dari pemungkiman masyarakat sehingga jauh dari kebisinggan sehingga tidak menyebabkan ayam ini steres, sebab apabila apabila ayam ini mengalami streres maka ayam akan banyak yang mati. Denah Lokasi CV. MUGI LANGGENG Lay Out Tempat Usaha Pintu Masuk
B. Ketersediaan SDM Karena usaha ini sepenuhnya dikelola oleh keluarga ,maka ketersediaan SDM sudah dapat terpenuhi dengan ketersediaan anggota keluarga. C. Sistem manajemen usaha Melihat usaha ini dikelola oleh keluarga,maka sistem manajemen diatur berdasarkan musyawarah secara kekeluargaan D. Sistem Pelaksanaan Usaha Setelah melakukan langkah-langkah dalam konsep dasar berusaha, maka usaha dapat dimulai dengan kalkulasi anggaran sebagai berikut: a. Pengeluaran 1). Modal tetap, meliputi: a) Kandang ayam ukuran 3x3 m : 5 buah :Rp.300.000 b) Tempat minum ayam : 10 buah :Rp.60.000,c) Tempat makan ayam : 10 buah :Rp.40.000,d) Lampu penerangan : 4 buah :Rp.20.000,Jumlah :Rp.420.000 2). Modal tidak tetap, meliputi: a) Pembelian anak ayam sebanyak 200 ayam : Rp 100.000,b) Pembelian Kosentrat (BR) 5 karung @50 kg :Rp. 625.000,c) Pembelian obat-obatan : Rp.100.000,d) Biaya listrik : Rp. 25.000,Jumlah : Rp. 850.000,Modal total : Rp.1270.000,3). Penyusutan modal tetap : Rp. 50.000,Total pengeluaran : Rp.900.000,Hasil yang diharapkan dalam satu kali periode panen usaha ini, Bobot berat ayam sekarang menjadi + 1,5 - 2 kg dari berat sebelumnya. b. Pemasukan Catatan = Harga 1kg daging ayam =Rp.10.000,1). Hasil penjualan ayam Pada kandang ukuran 3x3 m @1.5kg= Rp15.000,Maka : 50 ayam x Rp.15.000,- = Rp.750.000,2). Karena ada 5 buah kandang ayam, maka 5x Rp,750.000,- = Rp.3.750.000.3). Jadi total pendapatan = Rp.3.750.000,c. Keuntungan Keuntungan bersih selama satu periode panen (4-5 minggu)= Rp3.750.000 – Rp.850.000,- = 2.900.000,Jadi keuntungan rata-rata setiap bulan + Rp.2.900.000,Antisipasi Persoalan Beternak ayam potong (pedaging), memiliki prospek yang cukup cerah pada masa
sekarang ini, dilihat dari kebutuhan akan daging di Kabupaten Ponorogo yang cukup besar. Peluang akan beternak ayam potong (pedaging) ini memang menggiurkan, akan tetapi didalam berusaha, kita harus tetap mengantisipasi persoalan-persoalan yang muncul dalam pemeliharaan dan pemasaran. Melihat persaingan yang terus meningkat didalam pemasaran, maka untuk mengantisipasi persoalan yang akan timbul, perlu adanya peningkatan pemeliharaan untuk menghasilkan daging yang segar dan sehat serta siap untuk dipasarkan. BAB IV PENUTUP Kesimpulan 1. Beternak ayam pedaging(potong) memberikan keuntungan yang lumayan besar. 2. Beternak ayam yang tidak memerlukan modal yang cukup besar. 3. Pemeliharaan akan anak ayam yang tidak begitu sulit untuk dilaksanakan. 4. Beternak ayam potong (pedaging) tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak. 5. Wirausaha dibidang pemeliharaan ayam potong memiliki prospek yang cerah dengan resiko yang kecil. DAFTAR PUSTAKA
Contoh proposal usaha kecil warung ayam goreng kremesan 21 March 2009 No Comment Ingin membuka usaha kecil warung ayam goreng kremesan, berikut ada contoh proposal usaha bisnis di bidang makanan yaitu usaha kecil warung ayam goreng kremesan dengan modal usaha kecil. proposal usaha kecil / bisnis warung ayam goreng kremesan PROPOSAL USAHA KECIL / BISNIS Usaha Kecil Menengah dalam pengembangnya diperlukan Studi Kelayakan Proyek walau dalam skala kecil dan sederhana,hal ini dilakukan untuk menghindari keterlanjuran penanaman Modal yang ternyata tidak menguntungkan (Suad Hasan,Suwarsono Muhammad,”Studi Kelayakan Proyek”,UPP AMP YKPN). Disamping Studi Kelayakan juga tak kalah penting adalah Riset Pemasaran hal ini dilakukan agar UKM tersebut dapat terbantu untuk mengetahui Keinginan,Kebutuhan sekaligus Kepuasan Konsumen (Nugroho J Setiadi ,”Perilaku Konsumen” Penerbit Prenada Media). Beberapa Aspek dalam Riset Pemasaran antara lain adalah Riset Harus memperhatikan masalah Budaya setempat,Sosial ekonomi,Pribadi dan Juga Aspek Psikologis dari Konsumen. Dengan memperhatikan Studi kelayakan Proyek dan Riset Pemasaranya maka kita dapat menentukan jenis usaha apa atau produk apa yang akan kita kerjakan, dengan demikian resiko kegagalan dapat ditekan seminimal mungkin. Bab 1 Pendahuluan 1.1.Tujuan Pengembangan Proyek Dalam rangka meningkatkan pendapatan Keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha usaha yang bersifat Agresif,Kreatif,Penuh perhitungan dan Berorientasi Pasar. Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik,itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian Makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK. Dengan demikian tujuan dari pengembangan Proyek itu sendiri ada dua yaitu dari Aspek Ekonomi dan dari Aspek Sosial,Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara Aspek sosial adalah untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi Pengangguran. 1.2.Studi Kelayakan Proyek Dari Pengamatan Langsung dan dari data jumlah Mobil /Sepeda Motor yang melakukan Parkir di Rumah Makan Ayam Goreng yang sudah Cukup terkenal di Jogjakarta dimana rata rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat diambil
kesimpulan sementara bahwa Ayam Goreng Kremesan cukup laris dan memasyarakat serta dari segi Ekonomi layak untuk dijadikan Produk yang akan dipasarkan. Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesan yang kurang terkenal yang notabene adalah produk Mitu dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesan Terkenal di Jogjakarta dimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 50 Ekor. Dengan mengambil Asumsi bahwa kalau Proyek Ayam Goreng ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 15 Ekor ayam maka Omset yang diharapkan adalah Rp 450.000,-/hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga Ayam Goreng adalah Rp.30.000,- jauh lebih rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari ayam goreng yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang. Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana Faktor biaya dihitung sbb : 1.Harga Ayam Hidup : Rp.20.000,-/Ekor 2.Biaya Bumbu dll : Rp. 2.500,-/Ekor 3.Biaya Tenaga Kerja : Rp. 2.000,-/Ekor 4.Biaya Iklan : Rp. 1.000/Ekor 5.Biaya distribusi : Rp. 500/Ekor Total Biaya : Rp.26.000,-/Ekor Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp.30.000,- dikurangi Total biaya sebesar Rp.26.000,- dengan demikian didapat Rp.4.000,-/Ekor Ayam. Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15% dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan. 1.3.Usulan Proyek Dari Studi Kelayakan Proyek yang telah dilakukan dimana Ekspetasi return on equity diharapakan adalah 15 % maka kiranya Proyek Ayam Goreng Kremesan ini layak untuk dipertimbangkan. Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini adalah ketersediaan bahan baku ayam kampung yang cukup melimpah di daerah Jogjakarta dan Sekitarnya sehingga ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan terjamin. Mudahnya membuat ayam Goreng Kremesan serta tidak perlu memakai resep yang sulit juga hal yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan Produk ini. Bab 2 Pengembangan Produk 2.1.Konsep Produk Seperti telah diketahui bersama ada beberapa jenis masakan Ayam Goreng beberapa diantaranya adalah Ayam Goreng Manis ,Ayam Goreng Model Kentucky,Ayam Goreng Asin ,Ayam Goreng Kremesan serta banyak lagi lainnya. Sedangkan Ayam Goreng yang akan dipasarkan adalah Jenis Ayam Goreng Model Kremesan,hal ini mengingat animo yang sangat besar terhadap jenis Ayam Goreng
Kremesan. Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu. Dengan rasa yang Khas,Gurih,Renyah ,tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli Ayam Goreng ini maka dapat dikatakan ayam Goreng Produk kita adalah produk Mitu dari Produk sejenis yang ada di pasar. 2.2.Pengembangan Produk Pengembangan produk kedepan untuk produk ayam goreng ini agak sulit mengingat bahwa Model atau jenis dari masakan Ayam Goreng memiliki karakteristik tersendiri,pasar tersendiri dan langganan atau customer tersendiri pula. Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara penyajian ataupun cara pendistribusian ke langganan. Jenis Ayam Goreng model Kentucky mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan pengembangan terhadap Produk Ayam Goreng Kremesan mengingat sama sama menggunakan Tepung dan mudah dalam Proses membuatnya. 2.3.Uji Produk Setelah kita mampu membuat produk Ayam Goreng Kremesan,maka produk ini perlu di uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya. Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa,kekenyalannya,kering dan tidaknya,serta yang tidak kalah penting adalah Higienesnya. Diperlukan minimal 15 Orang yang berbeda dari tingkat umur,Pekerjaan ,tingkat pendidikan serta jenis kelaminnya. Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira Produk ayam goreng seperti apa yang mereka inginkan. Bentuk Alat Ukur /Questionnaire ini dapat dibuat seperti berikut : 2.4.Persiapan Produksi Setelah kita mengetahui keinginan konsumen konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Persiapan Produksi akan meliputi beberapa Aspek,yang paling utama adalah persiapan Sumber Daya Manusia,Bahan Baku utama,Bahan baku tambahan,Alat Pengolah,Tempat Produksi,serta yang tak kalah penting adalah Sumber Pendanaan. Sumber Daya Manusia dalam Aspek Produksi sangat penting perannya mengingat produk Ayam Goreng ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual,untuk itu tenaga yang terampil dalam mengolah Ayam Goreng mutlak diperlukan. Ketersediaan Bahan Baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock dan jumlahnya sebab kelangsungan Produksi akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup,mengenai bahan baku tambahan berupa bumbu bumbu dan alat pengolah ayam Goreng Walaupun kontribusi terhadap proses produksi relative kecil namun keberadaannya mutlak diperlukan. Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dari Proyek Ayam Goreng Kremesan ini,sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber bias dari kredit Bank atau dari simpanan pribadi. Mengingat Jumlah Dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber
pendanaan akan lebih baik dari Pribadi,modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per hari adalah Rp.450.000,- adalah sekitar Rp.5.000.000,Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini Bank Berlomba lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah. Bab 3 Positioning Produk 3.1.Segmentasi Targeting Dan Positioning Produk Segmentasi Produk adalah proses menempatkan Konsumen dalam subkelompok di Pasar Produk ,sehingga pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi perusahaan (“ Perilaku Konsumen” , Nugroho J setiadi ). Dengan kata lain Segmentasi Pasar adalah Proses mengkotak kotakan Pasar yang heterogen kedalam potensial Customer yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari Geografi,Demografi,Psikografi,dan Behavior (Tingkah Laku) untuk Ayam Goreng Kremesan ini kita akan mengambil Segmen Variabel Psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segment pasar Ayam Goreng Kremesan ini. Setelah kita mampu mengindentifikasi Segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil Segmen tingkat sosial,maka selanjutnya Segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau target pemasaran. Dalam hal positioning Produk Ayam Goreng Kremesan ini akan kita posisikan sebagai Produk Ayam Goreng dengan rasa yang sama dengan Ayam Goreng Kremesan yang sudah terkenal namun harganya terjangkau oleh Masyarakat kalangan bawah (Murah). Atau dengan kata lain yang lebih simple adalah Ayam Goreng Kremesan dengan rasa yang enak dan harga murah. Positioning ini mengacu pada teori dimana Positioning Produk harus Jelas ,Berbeda dan memiliki nilai lebih. 3.2 Uji Studi Positioning Produk. Dalam melakukan uji Positioning Produk yang perlu diperhatikan adalah apakah setelah kita meluncurkan produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dengan alasan bahwa produk yang kita bikin itu sesuai dengan kebutuhannya,berbeda dari produk pesaing,memiliki nilai tambah buat konsumen. Untuk itu dalam melakukan kajian atas positioning Produk Ayam goreng Kremesan maka tingkat kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan uang) sebanding dengan Produk yang kita janjikan (yang didapat). Sudah barang tentu kita memerlukan Questionnaire yang agak berbeda dari Questionnaire Uji produk ,Pada Questionnaire Uji Positioning kita lebih menekankan Apakah Produk Kita berbeda dari Produk Pesaing dari segi rasa,harga,kemasan,cara penyajian dsb Dengan demikian dibenak konsumen Produk yang mereka beli haruslah ada kesan lain atau berbeda dengan pesaing. Bentuk Questionnaire untuk uji positioning dapat dibuat sebagai berikut :
Bab 4 Marketing Mix 4.1.Penentuan Harga Setelah menentukan Positioning Produk maka langkah yang selanjutnya adalah penjabaran dari Positioning tersebut yaitu dengan Bauran Pemasaran atau yang lebih terkenal adalah Marketing Mix Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada,dimana dalam hal ini Strategi Penentuan Harga,Produk/Merek,Promosi,dan Place/Tempat/Distribusi haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada,sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi. Dalam hal Ayam Goreng Kremesan dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah bawah maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam menentukan harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah. Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung, 4.2.Penentuan Produk/Merek Penentaun Merek produk dapat dilkakukan berdasarkan nama generic dari Produk tersebut,umumnya produk Makanan lebih memilih nama Generic dari Produk yang dibuat dengan ditambah label tertentu. Semisal ayam Goreng Suharti,Ayam Goreng Maryati,Soto Pak Marto,Soto Sholeh dan lain sebagainya,label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya nama Genericnya saja. Dengan demikian dalam membuat ayam Goreng Kremesan ini kita tidak boleh memberi nama hanya Ayam Goreng Kremesan begitu saja,namun harus ada label tertentu dimana label ini menjadi Faktor pembeda dari produk lain yang sejenis. Nama untuk Ayam Goreng juga dapat diberikan semisal asal resep,atau tempat membuatnya atau mungkin juga nama jalan dimana Ayam Goreng ini dibuat. 4.3.Promosi Dalam melakukan Promosi dapat ditempuh dengan berbagai cara,namun secara garis besar promosi dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu Above The Line (ATL)dan Below the line(BTL). Promosi Above The line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media Elektronik dalam hal ini semisal Iklan di TV,Radio,dan Koran/Majalah.Sementara itu Iklan Below the Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan Konsumen misalnya adalah Sponsorship didalam Event event tertentu,Direct mail,Demo Memasak dan lain sebagainya. Untuk Produk ayam goreng Media Promosi yang tepat sebenarnya adalah Promosi langsung ke konsumen,dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan rasa Ayam goreng tersebut dan diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain.
Hal ini juga mengingat akan keterbatasan Dana untuk melakukan promosi Above The Line misalnya. 4.4.Distribusi/Tempat Penjualan Tempat penjualan produk ayam goreng ini hendaknya dipilih tempat yang benar benar Strategis,dengan Trafic yang padat dan Jumlah Populasi orang di sekitar tempat penjualan padat. Karena dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan Efek Buying Signal,Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk kita akan dengan segera tahu,dengan demikian Faktor Manusia yang biasanya suka mencoba coba hal hal baru akan timbul. Bab 5 Uji Pemasaran 5.1.Strategi Penjualan Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah Distribusi,Penyajian,dan tempat Penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk Pemasaran produk dengan skala kecil,bersifat home industri,berupa makanan biasanya adalah menganut penjualan langsung tanpa perantara,hal ini sangat berlainan sekali dengan Produk produk food maupun Produk non food yang sudah berskala industri menengah atas yang suka atau tidak suka harus menggunakan jasa Distributor untuk memasarkannya. Namun demikian guna mengantisipasi penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara cara baru dimana kita tidak menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya. Sebagai Kota salah satu tujuan Pariwisata Keberadaan dari Produk ayam Goreng Kremesan ini sangat unik, tidak banyak Produk seperti ini beredar di luar jogja,untuk itu ,pada saat saat High Season saat liburan mungkin dapat dimanfaatkan sebagai sarana penjualan. Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk memasukan Ayam goreng Kremesan ini dalam menu makanan atau bisa saja ayam Goreng Kremesan ini dijadikan Oleh oleh buat peserta Tour. Cara lain yang juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan lansung,cara ini akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian. 5.2 Studi Hasil Penjualan Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal hendaknya kita harus memasang target penjualan.Target penjualan ini bias ditentukan tiap hari,tiap minggu atau tiap bulan. Toleransi untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka pencapaian dalam Prosentase,misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka kita anggap gagal. Namun demikian pada tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat produk yang kita jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu.
Bab 6 Penutup Bahwa dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus,kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri,dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan. Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan,sementara modal lama kelamaam tersedot habis Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurangDengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.