MAKALAH PESAWAT PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN ALAT DAN PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PADA ALAT CLARIFIER TANK DAN OIL PURIFIER TANK
Disusun Oleh : DERRY ABI WAHYU KITARI KUSUMA AJI 18.02.013
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA 2019
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penulis menyadari betapa besar berkat dan karunia-Nya atas penulisan makalah ini, tidak lupa penulis menghaturkan sholawat kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah menjadi panutan, pencerah, dan pembaharu bagi kehidupan umat di dunia terutama dalam diri penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pesawat pengolahan hasil perkebunan pada alat clarifier tank dan oil purifier tank. Penulisan makalah ini penulis lakukan dengan dalam pemenuhan tugas yang telah diberikan oleh dosen pembimbing penempuh mata kuliah Pesawat Pengolahan Hasil Perkebuan ( PPHP ) mahasiswa Politeknik LPP program studi Teknik Mesin Semester II, Politeknik LPP Yogyakarta. Penulis menyadari makalah ini tidak akan selesai jika tidak ada bantuan, bimbingan maupun dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan ini, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Orang tua, yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materi. 2. Bapak Robby Wicaksono, yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan, serta dorongan moral kepada penulis dalam penulisan makalah ini. Penulis berharap dengan adanya penulisan makalah ini dapat memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Bapak Robby Wicaksono kepada penulis, serta mendapat nilai yang memuaskan dengan ditulisnya makalah ini. Yogyakarta, 23 Maret 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................................................... 1 Tujuan Penulisan :.............................................................................................................................. 2 Manfaat Penulisan : ............................................................................................................................ 2 Rumusan Masalah : ............................................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................... 3 Pengertian Clarifier Tank : ............................................................................................................... 3 Jenis – Jenis Clarifier Tank : ............................................................................................................. 3 Fungsi Clarifier Tank : ...................................................................................................................... 5 Prinsip Kerja Clarifier Tank : ........................................................................................................... 5 Proses Pemisahan Minyak Kasar Dan Sludge.................................................................................. 6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Continuous Settling Tank adalah ......................................... 6 Gambar Peralatan CST (Continuous Settling Tank) ..................................................................... 7 Bagian-Bagian CST Dan Fungsinya : ............................................................................................... 7 Spesifikasi CST (Continuous settling Tank) .................................................................................... 8 Pemeliharaan ( Maintanance ) Continuous Settling Tank ............................................................. 10 Prosedur pengoperasian unit Continous Settling Tank ( CST) ...................................................... 10 Pengertian Oil Purifier ....................................................................................................................... 12 Fungsi Oil Purifier Tank .................................................................................................................... 13 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Oil Purifier : ......................................................... 13 Gambar Oil Purufier Tank dan Fungsinya : .................................................................................... 14 Spesifkasi Oil Purifier Tank PTPN IV Unit Usaga Pabatu ............................................................ 15 Pemeliharaan Oil Purifier ................................................................................................................. 15 Prosedur Pengoperasian dan Penghentian Purifier ........................................................................ 15 Cara kerja Purifier ............................................................................................................................. 17 BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 20 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 21
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah Sistem Pendidikan di Politeknik LPP Yogyakarta merupakan system pendidikan yang menuntut mahasiswa Politeknik LPP Yogyakarta tidak hanya handal dalam teori, melainkan lebih handal dalam praktik. Karena Politeknik LPP Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi yang benar-benar menyiapkan mahasiswanya untuk siap bekerja di dunia perusahaan dengan baik dan tepat. Politeknik LPP Yogyakarta salah satu dari sangat sedikit sekali perguruan tinggi yang focus pada satu sector, yaitu sector perkebunan itu sendiri. Dengan fokusnya Politeknik LPP Yogyakarta hanya pada sector perkebunan, memudahkan mahasiswa untuk lebih mudah menentukan pilihan masa depan karir nya karena sudah sangan sesuai dengan kemampuan keahlian dan kompetensi yang dimilikinya yaitu dibidang industry perkebunan, khususnya pada industri pengolahan kelapa sawit dan industri pengolahan tebu. Penulis yang merupakan mahasiswa Politeknik LPP Yogyakarta program studi Teknik Mesin semester II, mendapatkan materi mengenai pesawat pengolahan hasil perkebunan pada industry kelapa sawit. Dengan adanya pemberian materi mata kuliah pesawat pengolahan hasil perkebunan pada industi pengolahan kelapa sawit ini, diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami alat-alat apa saja yang digunakan dalam industry pengolahan kelapa sawit, bagaimana prosesnya, bagaimana cara kerjanya, dan spesifikasi apa saja yang dimiliki dalam alat tersebut. Pada
kesempatan
kali
ini,
penulis
mendapat
kesempatan
untuk
mengidentifikasi alat Clarifier settling tank dan juga oil purifier tank pada industry pengolahan kelapa sawit.
1
1.2. Tujuan Penulisan : 1.2.1.
Diharapkan mahasiswa mampu menegtahui gambaran umum dan
komprehensif mengenai mekanisme dan kinerja alat pada pengolahan kelapa sawit. 1.2.2.
Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui, menganalisa, dan
memahami alat apa saja yang digunakan dalam pengolahan industry kelapa
sawit,
bagaimana
cara
kerja
alat,
bagaimana
proses
pengolahannya, serta apa saja spesifikasi alat tersebut, khususnya CST dan oil purifier tank. 1.2.3.
Diharapkan mahasiswa mampu menggunakan, merawat, serta
memperbaiki alat tersebut dengn baik dan penanganan yan tepat. 1.3. Manfaat Penulisan : 1.3.1. Mampu menyiapkan dan menyesuaikan diri dalam lingkungan kerja Pabrik Kelapa Sawit sebelum masuk dalam dunia kerja PKS. 1.3.2. Mampu memahami tentang system kinerja dan mekanisme alat CST dan oil purifier tank dengan baik dan benar. 1.3.3. Terampil dalam menggunakan, merawat, serta memperbaiki alat CST dan oil purifier tank dengan baik dan benar. 1.3.4. Mampu mengetahui, menganalisa, dan memahami alat apa saja yang digunakan dalam pengolahan industry kelapa sawit, bagaimana cara kerja alat, bagaimana proses pengolahannya, serta apa saja spesifikasi alat khususnya CST dan oil purifier tank. 1.4. Rumusan Masalah : 1.4.1.Apa yang dimaksud dengan clarifier tank dan oil purifier tank? 1.4.2.Ada berapa jenis clarifier tank ? 1.4.3.Bagaimana cara kerja claifier tank dan oil purifier tank ? 1.4.4.Bagaimana prosedur pengoprasian clarifier tank dan oil purifier tank ? 1.4.5.Bagaimana spesifikasi clarifier tank dan oil purifier tank ? 1.4.6.Bagaimana cara perawatan clarifier tank dan oil purifier tank ?
2
BAB II PEMBAHASAN A. Clarifier Tank 2.1 Pengertian Clarifier Tank : Clarifier tank adalah suatu tangki sedimentasi yang digunakan untuk pemisahan dan pengendapan minyak dari lumpur melalui proses koagulasi dan flokulasi. 2.2 Jenis – Jenis Clarifier Tank : Clarifier tank terdiri dari 2 (dua) bentuk, yaitu : 1) Bentuk bak bersambung yang disebut continuous settling tank (CST) 2) Bentuk silinder yang disebut cylindrical settling tank (CyST). Kedua bentuk ini memiliki mekanisme pemisahan dan pengendapan yang berbeda.
2.2.1. Continous Settling Tank
Continuous settling tank Continuous settling tank (CST) adalah tipe bak bersambung yang dapat memisahkan lumpur sambil mengalir dari satu bak ke bak yang lain. Pemisahan dapat berlangsung dengan baik apabila kecepatan aliran lebih lambat dari kecepatan mengendap dari zat yang memiliki SG ≥ 1,0. Pemisahan sludge berjalan dengan baik, jika pada bak pertama cairan memisah menjadi 2 (dua) fase, yaitu fase ringan dan fase berat. Fase berat mengalir dari bak yang satu ke bak yang lain melalui dasar tangki, sedangkan fase ringan mengalir dari bak satu ke bak yang lain melalui bagian atas. Semakin banyak bak yang tersambung, maka proses pemisahan minyak dengan sludge semakin sempurna, demikian juga dengan suhu minyak yang tinggi akan mempercepat proses pemisahan minyak. Suhu oil tank hendaknya berkisar antara 90 0C – 95 0C.
3
Pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam pada pipa tertutup. Minyak yang terdapat pada atas dikutip dengan menggunakan talang pengutip (skimmer) dan kemudian dikumpulkan dan dialirkan ke oil tank. Retention time dari cairan dalam CST dari cairan dalam CST dipengaruhi oleh ukuran CST dan jumlah cairan yang ditampung dalam CST. Ada beberapa PKS yang menggunakan alat decanter two-phase untuk mengurangi jumlah sludge yang masuk kedalam settling tank.
2.2.2. Cylindrical settling tank Cylindrical settling tank (CyST) adalah tipe bak berbentuk silinder. Pemisahan sludge dalam tangki tergantung pada kecepatan inlet cairan dari COT atau Decanter. Masuknya cairan minyak didalam settling tank ada yang masuk dari samping dan mengikuti aliran spiral dan ada yang masuk langsung ke bagian tengah yang dibatasi dengan tabung dan kemudian minyak yang memiliki SG < 1,0 akan memisah keatas dan dikutip melelui skimmer. Suhu dalam tangki dipertahankan 90 0C – 95 0C, sehingga viscositas minyak dapat dipertahankan. Untuk memperoleh pemisahan yang baik, maka dibuat volume tangki yang memiliki etention time antara 4 – 6 jam atau untuk PKS kapasitas 30 ton/jam TBS dibuat CyST berukuran 90 m3. Karena ukuran CyST yang cukup besar, maka pada akhir pengolahan tidak seluruhnya minyak tertampung dan jika minyak harus dikutip seluruhnya pada akhir pengolahan, maka perlu power khusus untuk membangkitkan alat klerifikasi, karena turbin tidak bekerja lagi (kekurangan bahan bakar). Untuk mempertahankan suhu pada CyST dilakukan pemanasan dengan uap (steam).
4
Continous Settling Tank Pada beberapa design terdapat pemanasan dengan menggunakan pipa uap tertutup dan pipa uap terbuka. Pemanasan dengan uap langsung akan menyebabkan terjadinya proses pembentukan emulsi yang dapat menurunkan efisiensi klarifikasi. Kualitas minyak yang dihasilkan semakin jelek apabila minyak
semakin
lama
ditahan
dalam
clarifier
settling
tank.
2.3 Fungsi Clarifier Tank : Kedua jenis clarifier tank ini ( CST dan CyST ) memiliki fungsi yang sama, hanya berbeda pada segi kontruksinya saja, Clarifier Tank berfungsi sebagai tempat pemisahan minyak sludge serta benda lan ( NOS ) yang terikut kedalam crude oil.
2.4 Prinsip Kerja Clarifier Tank : Prinsip kerja alat ini yaitu berdasarkan perbedaan berat jenis dari masing-masing komponen crude oil. Konstruksi tangki berbentuk kerucut pada sisi bawah yang akan mempermudah drain terhadap material lain yang harus dilaksanakan secara continue.
5
2.5 Proses Pemisahan Minyak Kasar Dan Sludge : a)
Minyak yang telah di pisahkan dari padatan dan NOS (non oil solid) serta
dinaikan suhunya didalam COT (crude oil tank) kemudian dipompa ke CST (continuous settling tank). b)
Didalam CST (continuous settling tank) minyak, air, sludge dan padatan
masih bercampur sehingga harus dipisahkan. c)
Pemisahan minyak kasar dan sludge dilakukan didalam CST dengan cara
perbedaan berat jenis secara vertikal. d)
Suhu yang diberikan pada CST 90oC sehingga terjadi pemisahan larutan
dimana minyak naik keatas karena berat jenisnya, air berada dilapisan kedua, sludge berada dilapisan ketiga, serta pasir dan kotoran lainnya berada dibawah. e)
Didalam CST terdapat agitator dengan kecepatan 5–7 rpm, yang berfungsi
untuk membantu mempercepat pemisahan minyak dengan cara mengaduk dan memecahkan padatan. f)
Minyak yang berada dilapisan paling atas kemudian di ambil melalui
skimmer, ketebalan minyak di CST dapat mempengaruhi kandungan minyak pada sludge di underflow. Minyak yang masuk melalui skimmer ditampung didalam oil tank, sedangkan sludge dialirkan kedalam sludge tank melalui vibro separator. 2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Continuous Settling Tank adalah : 1.
Temperatur.
2.
Agitator.
3.
Air delusi.
4.
Kualitas Feeding.
5.
Blowdown.
6
2.7 Gambar Peralatan CST (Continuous Settling Tank)
Gambar 7. 1. Continuous Setling Tank ( CST ) 2.8 Bagian-Bagian CST Dan Fungsinya : 1.
Badan tangki, berfungsi untuk menampung minyak kasar dan sludge serta
memisahkannya secara gravitasi. 2.
Pisau agitator, berfungsi untuk mempercepat proses pemisahan antara
minyak, air, sludge dan padatan dengan cara mengaduknya dengan kecepatan 5-7 rpm. 3.
Skimmer, berfungsi untuk mengutip minyak dipermukaan yang telah
terpisah dari sludge dan padatan lainya dengan ukuran tinggi skimmer tertentu agar pengutipan minyak lebih efisien dan sludge tidak terikut dalam minyak. 4.
Pipa steam, berfungsi untuk menginjeksikan steam kedalam CST, agar
temperatur didalam CST tetep terjaga sehingga proses pemisahan berjalan dengan baik. 5.
Kran blow down, berfungsi untuk membuang padatan-padatan yang
terendapkan didalam CST, agar kapasitas dan pemisahan di CST dapat berjalan secara efektif. 6.
Main hold, berfungsi untuk perbaikan dan perawatan tangki CST. 7
2.9 Spesifikasi CST (Continuous settling Tank) 2.9.1.
Spesifikasi CST (Continuous settling Tank) PTPN IV Unit
Usaga Pabatu CST (Continuous Settling Tank) Ukuran
Ø 4250 × 4700 mm
Kapasitas
90 ton
Pipa pemanas injeksi
SS 304 Ø 2”
Pipa pemanas induksi
2 unit
2.9.2.
Spesifikasi CST (Continuous settling Tank) PT Tirtapure
Envirotek Material : Mild Steel Epoxy Coated Equipment : Flash Mix Tank, Flocculation Tank, Sludge Collection Area, Inspection Hatch, Flange Inlet, Flange Outlet, Solids Outlet Accessories : Rapid Mixer, Slow Mixer, Control Panel Options : Coagulation Dosing, Sludge Pump, Access Platform Ladders
8
Type Lamella Clarifier Tank : Flowrate
1
2
3
4
5
2,8
5,6
8,3
11
16,7
76
113
113
150
189
38 x 101
38 x 101
38 x 101
46 x 101
46 x 132
189
378
473
662
946
53 x 101
53 x 101
53 x 101
99 x 101
99 x 132
Dimension Tank
182 x 142 x
274 x 142 x
310 x 142 x
284 x 203 x
358 x 335 x
L x W x H (cm)
238
238
292
292
292
151 x 91 x
151 x 91 x
151 x 91 x
103 x 162 x
143 x 162 x
152
152
152
152
152
2”
2”
3”
3”
4:
2”
2”
3”
3”
4”
Lamella Plate
30 x 120
30 x 120
30 x 120
60 x 120
60 x 120
Size cm (pcs)
(14)
(28)
(40)
(28)
(40)
(m3/hour) Settling Area (m2) Flash Mix Tank Volume (Liter) Flash Mix Tank Size W x H (cm) Flocculation Tank Volume (Liter) Flocculation Tank Size W x H (cm)
Sludge Collection Area L x W x H (cm) Inlet/Outlet (inch) Sludge Connection (inch)
9
2.9.3. Spesifikasi CyST (Cylindrical settling Tank) PT Tirtapure Envirotek Type Cylindrical Clarifier : Flowrate
5
(m3/jam) Dimensi Dia x T (m) Volume Tank (Liter) Sedimentation Area (m2)
10
20
30
6x
9x
12 x
4,5
6,5
7,5
3280
6560
11490
23150
45130
69750
7
28,3
63,5
113
255
314
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
1,1
2,2
3
3
5
5,5
9
15
23
27
32
33
3x4
40
18 x 9
50 20 x 9,5
Kecepatan Putaran (r/min) Motor Power (kw) Berat (ton)
2.10
Pemeliharaan ( Maintanance ) Continuous Settling Tank
1.
Lingkungan kerja sekitar tangki dibersihkan/disapu.
2.
Apabila tidak beroperasi, tangki dikosongkan dibersihkan dengan
semprotan air dan lumpur dikuras. 2.11
Prosedur pengoperasian unit Continous Settling Tank ( CST)
Sebelum start proses lakukan pemeriksaan terhadap valve steam coil, agitator dan lakukan drain terhadap lumpur ± 3m3
10
2.11.1. Start proses ·
Buka Valve Steam coil ke CST
·
Hidupkan motor agitator
·
Hidupkan motor umpan CST dari COT
2.11.2. Saat proses •
Pengecekan ketinggian minyak dengan ketebalan oil 25 – 30 cm.
•
Kontrol temperatur terjaga 90-950C pada CST.
•
Pastikan steam trap berfungsi dengan baik. 2.11.3. Stop proses
•
Tutup pipa-pipa steam, valve
•
Matikan motor agitator.
•
Matikan pompa umpan dari COT.
•
Naikkan posisi oil skimmer dan sludge skimmer dan pastikan tidak ada aliran minyak ataupun sludge ke oil tank maupun ke sludge tank.
11
B.
Oil Purifier 2.12
Pengertian Oil Purifier
Alat Purifier ini sering disebut Oil Centrifuge, merupakan suatu alat berfungsi memurnikan minyak dari kotoran yang tidak dikehendaki. Purifier yang banyak digunakan ialah buatan Westfalia dan α-Alfa laval. Kedua alat ini mempunyai prinsip kerja yang sama akan tetapi kedua alat ini memiliki perbedaan daya pisah fraksi ringan dan berat. Oil Centrifuge Westfalia memisahkan fraksi berat dengan B.J. ≥ 1, artinya VM dan minyak
berada
dalam satu fraksi, sehingga NOS dan kotoran yang
tergolong dalam fraksi berat saja, yang dipisahkan. Sebaliknya buatan α-Alfa laval memisahkan minyak dari NOS dan air, sehingga α-Alfa laval akan dapat menurunkan kadar air dalam minyak dari 0,6 – 0,1% menjadi 0,4 – 0,6%. Disamping itu, α-Alfa laval dapat diatur kapasitas olahnya, namun hal ini sering mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. Semakin besar dibuat ukuran kapasitas olah alat itu sendiri, maka semakin menurun kemampuan untuk memurnikan minyak.
Ukuran kapasitas α – Alfa laval harus disesuaikan dengan rendemen minyak dan kapasitas kempa ulir setiap jam sehingga dapat bekerja dalam kondisi optimum. Kapasitas Oil Purifier yang terlalu besar dapat menyebabkan 12
pemisahan air dan kotoran kurang efektif. Oleh sebab itu dalam pengoperasian alat tersebut perlu dilakukan (52) : a. Pembatasan kapasitas olah alat dan disesuaikan dengan kapasitas PKS. b. Panas dalam Oil Purifier tetap dipertahankan agar tinggi sehingga viskositasminyak rendah danpemisahan NOS dan air akan lebih mudah. c. Pencucian alat secara rutin hingga alat bekerja dengan baik. 2.13
Fungsi Oil Purifier Tank
Oil purifier berfungsi untuk memisahkan minyak dengan air berdasarkan sistem pemisahan atas perbedaan berat jenis dan gaya sentrifugal. Oil purifier berkapasitas 4500 liter/jam dan memiliki gaya pusingan bowl disk ± 7500 rpm, sehingga kadar kotoran dan air yang memiliki berat jenis lebih berat dari minyak akan berada pada bagian luar dan keluar melalui saluran keluar kemudian dibuang ke fat pit dan minyak akan mengalir ke tengah bowl disk dan masuk ke float tank dengan dibantu pompa. Minyak yang masuk kedalam oil purifier diusahakan bersuhu sekitar 90-95 oC, agar didapatkan pemisahan yang sempurna. 2.14
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Oil Purifier :
•
Control valve feeding.
•
Kondisi gear pump.
•
Strainer dan kebersihan disk dan RPM.
13
2.15
Gambar Oil Purufier Tank dan Fungsinya :
Gambar 3.4 Oil Purifier 2.15.1 Bagian – bagian Oil Purifier a. Oil Inlet, berfungsi sebagai tempat masuknya minyak yang akan diputar didalam oil purifier untuk dimurnikan dari kotoran dan air. b. Oil Outlet, berfungsi untuk keluarnya minyak yang telah di murnikan dari putaran oil purifier untuk selanjutnya di pompa menuju float tank. c. Rumah Bowl, berfungsi sebagai dinding pemisah antara badan yang berputar dan badan yang memisahkan atau skat antara sludge dan minyak. d. Sludge Outlet, berfungsi untuk mengeluarkan sludge, kotoran dan air yang telah dipisahkan didalam skat-skat bowl disk melalui gaya sentrifugal didalam oil purifier. e. Gear Box, berfungsi sebagai reduser putaran elektro motor. f. Elektro Motor, berfungsi sebagai pemutar disk bowl oil purifier yang digerakan melalui energi listrik.
14
2.16
Spesifkasi Oil Purifier Tank PTPN IV Unit Usaga Pabatu Oil Purifier
2.17
Merk
SPT
Type
PAPX 307 SGT – 14 50/4107-23
Jumlah
3 unit
Kec. Putaran
1500 rpm
Kapasitas
3 ton / jam
Volt
380 volt
Motor listrik
5,5 Kw
Pemeliharaan Oil Purifier
a. Membersihkan badan purifier (luarnya) dengan dilap. b. Memeriksa isi minyak pelumas. c. Memeriksa disk bowl, jika terdapat kotoran yang menyumbat maka dibersihkan.
2.18
Prosedur Pengoperasian dan Penghentian Purifier
2.18.1 Cara menjaiankan Purifier Adapun petunjuk-petunjuk dalam menjaiankan purifier tipe MOPX 205 adalah: 1. Menghidupkan sumber tenaga dan papan penghubung utama yang ada dalam Control Room 2. Buka kran atau katup air tawar dari tangki air tawar ke purifier 3. Buka kran bahan bakar masuk dan keluar purifier. 4. Buka kran untuk heater atau pemanas dalam hal ini pemanas uap, untuk mendapatkan pemanasan yang rata inaka uap yang masuk harus distel dengan penunjukan angka antara 65° C-70° C. 5. Setelah semua kran dalam keadaan terbuka, maka langkah selaryutnya adalah periksa lubricating oil pada rumah worm gear yang dapat dilihat pada gelas duga, bila kurang segera ditambah.
15
6. Periksa rem (brake) harus dalam keadaan bebas. 7. Jalankan heater atau pemanas dengan menekan tombol on pada Control Box 8. Jalankan pompa bahan bakar purifier. 9. Purifier siap untuk diopersaikan, dengan menekan tombol start maka motor dari purifier mulai berputar, dalam waktu lebih kurang 5 menit putaran dari purifier akan mencapai maksimal yang dapat dilihat pada penunjukan jarum ampere meter. Pada saat pertama start karena beban untuk berputar agak berat maka penunjukan jarum ampere meter mencapai 10 ampere, tetapi bila putaran sudah normal maka penunjukan jarum ampere meter akan bergerak turun hingga mencapai sekitar 6 ampere. 10. Setelah putaran normal dan maksimum maka dapat dilakukan sludging atau blow up secara manual dengan menggunakan air tawar 2-3 kali dengan tujuan membuang sisa-sisa kotoran yang menempel pada bowl disc. 11. Bila system air tawar sudah bekerja dengan baik maka purifier sudah siap untuk melaksanakan pemisahan bahan bakar dengan air dan kotoran, dengan menekan tombol on pada panel program kontrol purifier maka purifier akan bekerja secara otomatls untuk melakukan pemisahan bahan bakar. 2.18.2
Cara menghentikan Purifier
1. Tutup kran bahan bakar masuk dan keluar purifier 2. Matikan pemanas bahan bakar. 3. Blow up dengan menggunakan air tawar 2-3 kali 4. Tekan tombol off pada Panel Control Program Purifier maka secara otomatis purifier akan melakukan sludging terlebih dahulu untuk membuang kotoran yang tersisa di dalam bowl (mangkuk) sebelum purifier tersebut stop.Stop motor purifier Apabila purifier sedang beroperasi ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu: Temperatur bahan bakar Tekanannya, baik tekanan hisap dan purifier maupun tekanan dan dalam purifier ke tangki harian bahan bakar.
16
Lubricating Oil (minyak lumas) pada rumah worm gear (roda gigi). Getaran dan suara/bunyi yang mencurigakan pada purifier. 2.19
Cara kerja Purifier
Cara kerja purifier sangat identik dengan gaya berat yang daiam prosesnya didukung oleh gaya sentrifugal sehingga proses pemisahannya sangat cepat. Percepatan gaya sentrifugal besarnya antara 6000-7000 kali lebih besar dari pengendapan gravitasi statis.
Pada gambar yang terlampir (2-3) memperlihatkan bentuk bagan suatu bowl dari sentrifugal, susunan alat-alat dan cara kerjanya sebagai berikut: 1. Bowl itu terbagi atas dua bagian yaitu: bagian atas (1) dan bagian bawah (2) di bagian bawah ini terletak suatu dasar yang dapat bergerak (3) jika pembersih tidak bergerak maka dasar ini terletak seperti digambarkan pada bagian kiri gambar. 2. Cincin yang dapat dipindah – pindahkan (4) dibawah pengaruh pegas – pegas yang digambarkan, dalam posisi teratas, seperti dinyatakan dibagian kanan gambar. Sekeliling poros dekat (A) ada suatu cincin isian yang tidak bergerak
17
(tidak digambarkan) dimana dapat dimasukkan air ke dalam kamar-kamar (5) atau (12) menurut keperluannya. 3. Setelah sentrifugal mencapai putaran normal yaitu kira-kira 5 menit setelah digerakkan dari suatu tangki kecil yang khusus dipasang untuk itu, melalui cincin isi dimasukkan air ke dalam kamar (5). 4. Melalui lubang-lubang (6) air ini masuk ke bawah dasar yang dapat bergerak (3). Jadi mendapat tekanan gaya-gaya sentrifugal dan dengan demikian dasar ini mengempa ke atas, dalam posisi yang digambarkan di sebelah kanan lubang (7), sekeliling bowl oleh karena itu sentrifugal tertutup dan siap pakai. 5. Setelah dimasukkan dahulu air dan sesudah itu minyak, maka pekerjaan yang normal dapat dimulai air yang telah dipisahkan keluar melalui lubang (8) dan minyak yang bersih keluar melalui pinggiran (9), kotoran yang dapat berkumpul secara lambat laun di bagian lingkaran yang diberi bentuk konis dinyatakan dengan (10). 6. Untuk membersihkan "bowl" saluran masuk minyak ditutup dulu, sesudah itu sebagai pengganti minyak dimasukkan air, sehingga hanpir semua minyak yang tadinya berada di dalam bowl keluar melewati pinggiran (9). Kelebihan air keluar di (11). 7. Sesudah itu air dimasukkan lagi dari tangki kecil melalui cincin isian ke dalam kamar (12). Dari sini air masuk melalui saluran (13) di atas cincin (4). 8. Juga air ini mendapat tekanan oleh gaya-gaya sentrifugal dan mengempa cincin (4) ke bawah sambil menekan pegas-pegas menjadi satu, memang sebagian air keluar melalui lubang-lubang (15), akan tetapi yang masuk lebih banyak daripada yang hilang. 9. Karena menurunnya cincin (4) maka lubang-lubang (14) menjadi terbuka. Di atas dasar (3) suatu tekanan tinggi yang disebabkan oleh gaya sentrifugal dan air di dalam bowl. 10. Tekanan ini mengempa dasar (3) ke bawah, dimana airnya di bawah keluar melalui lubang-lubang (14) dan (15). Oleh menurunnya dasar (3) maka lubang-lubang (7) menjadt terbuka oleh karena itu kotoran disemprotkan
18
keluar dalam waktu komparteinen terpisah dan selubung aparat dimana air disalurkan keluar. 11. Jika selanjutnya pemasukan air melalui (12) dan (13) sebelah atas dan cincin diputuskan, maka semua air yang ada disana keluar melalui lubang-lubang (15), dan cincin ini dibawah pengaruh pegas-pegasnya kembali kedalam posisi teratas, keadaannya lalu kembali seperti pada permulaan uraian ini dan cara kerjahya dapat diulangi lagi.
19
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan : Clarifier tank adalah suatu tangki sedimentasi yang digunakan untuk pemisahan dan pengendapan minyak dari lumpur melalui proses koagulasi dan flokulasi. Ada 2 jenis clarifier tank, yaitu : 1) Bentuk bak bersambung yang disebut continuous settling tank (CST) 2) Bentuk silinder yang disebut cylindrical settling tank (CyST). Clarifier tank berfungsi sebagai tempat pemisahan minyak sludge serta benda lan ( NOS ) yang terikut kedalam crude oil.Prinsip kerja alat ini yaitu berdasarkan perbedaan berat jenis dari masing-masing komponen crude oil. Konstruksi tangki berbentuk kerucut pada sisi bawah yang akan mempermudah drain terhadap material lain yang harus dilaksanakan secara continue. Alat Purifier ini sering disebut Oil Centrifuge, merupakan suatu alat berfungsi memurnikan minyak dari kotoran yang tidak dikehendaki. Purifier yang banyak digunakan ialah buatan Westfalia dan α-Alfa laval. Kedua alat ini mempunyai prinsip kerja yang sama akan tetapi kedua alat ini memiliki perbedaan daya pisah fraksi ringan dan berat. Oil purifier berfungsi untuk memisahkan minyak dengan air berdasarkan sistem pemisahan atas perbedaan berat jenis dan gaya sentrifugal. Oil purifier berkapasitas 4500 liter/jam dan memiliki gaya pusingan bowl disk ± 7500 rpm. 3.2. Saran Setiap mesin memiliki karakteristik, spesifikasi,proses, cara kerja yang berbeda-beda, sehingga perlu pentingnya mengetahui tentang bagaimana memanage dan memaintance ( merawat ) mesi tersebut dengan baik, benar, dan dengan cara yang tepat, sehinnga alat tersebut mampu bertahan lama ( awet ) dan tidak cepat rusak. Perlu diadakannya pengetahuan pelajaran yang komprehensif agar mahasiswa mampu denganbaik bekerja dan melihat cara kerja, pengoperasian, cara merawat, hingga memperbaiki alat tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Pabatu “Manual operation Maintenance Paket Mechanical” Penyusun PT. Modern Widya Technical, Jakarta Timur. PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Pabatu “ Selayang Pandang” Serdang Bedagai-Sumatera utara, Indonesia.
21