Tugas_kristian[1].docx

  • Uploaded by: Kristian Septiyadi
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas_kristian[1].docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,931
  • Pages: 6
Nama NIM TS

: Kristian Septiyadi :1130 63C11 7019 : Ganguan pendarahan pada kehamilan

Perdarahan Pada Awal Kehamilan (Trimester 1) Pendarahan pada awal kehamilan tidak selalu Normal, tapi hal ini sering terjadi hampir pada 30% kehamilan. Dan separuh dari wanita yang mengalami pendarahan pada awalkehamilan dapat tetap meneruskan kehamilannya dan melahirkan bayi yang sehat.Pendarahan dalam jumlah yang sangat sedikit / bintik-bintik pada awal kehamilan bisa merupakan hal yang normal yang disebut sebagai pendarahan karena implantasi embrio pada dinding rahim yang menyebabkan dinding rahim melepaskan sejumlah kecil darah biasanya terjadi sekitar kehamilan minggu ke 7-9dan hanya terjadi satu atau dua hari saja.flek darah yang dianggap normal adalah bila terjadi pada trimester pertama, jumlahnya sedikit dan tidak berlangsung lama (kurang dari 1 hari), serta tidak ada gejala lain.banyak wanita juga mendapatkan bintik/bercak pendarahan setelah hubungan seksual,atau mengangkat barang yang berat, atau karena aktivitas yang berlebihan hal ini karena servik mengandung lebih banyak pembuluh darah dan pelebaran pembuluh darah selama kehamilan ini. untuk hal ini batasilah aktiviitas anda sampai bercak pendarahan hilang.tetapi pendarahan atau bercak pendarahan selama trimester pertama kehamilan ini, dapat juga merupakan tanda ancaman keguguran. ada dua hal medis yang harus dipertimbangkan ketika terjadi perdarahan pada trimester pertama kehamilan yaitu keguguran atau kehamilan ektopik. Anda kemungkinan mengalami keguguran jika perdarahan menjadi hebat (lebih dari 1 gelas), biasanya sering disertai dengan kram perut. kadang juga disertai keluarnya bekuan darah atau jaringan fetus. sedangkan gejala untuk kehamilan ektopik adalah pendarahan vagina disertai rasa sakit perut bagian bawah padasatu sisi.aalaupun, bercak pendarahan (spotting) pada trimester pertama kehamilan adalah hal yang tidak terlalu aneh (sering terjadi pada 30% kehamilan) tapi anda sebaiknya memberitahukan dokter anda tentang hal ini sehingga dokter dapat memonitor dan mengantisipasi komplikasi kehamilan lainnya.  Ganguan pendarahan pada kehamilan lanjut Perdarahan antepartum pada umumnya disebabkan oleh kelainan implantasi plasenta ( letak rendah dan previa ), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion ( vasa previa ) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir. untuk menurunkan angka kematian ibu di indonesia, Departemen Kesehatan melakukan strategi agar semua asuhan antenataldan sekitar 60% dari keseluruhan persalinan dilayani oleh tenaga kesehatan terlatih. strategi ini dilaksanankan untuk dapat mengenali dan menanggulangi gangguan kehamilan dan persalinan sedini mungkin. MASALAH



perdarahan pada kehamilan diatas 22 minggu hingga menjelang persalinan ( sebelum bayi dilahirkan )  perdarahan intrapartum  prematuritas dan mortalitas perinatal PENANGANAN UMUM  siapkan fasilitas tindakan gawat darurat karena perdarahan entepartum merupakan komplikasi yang dapat membahayakan keselamatan ibu.  setiap tingkat fasilitas pelayanan harus dapat mengenali, melakukan stabilisasi, merujuk dan menataksana komplikasi pada ibu dan anak sesuai dengan jenjang kemampuan yang ada  setiap kasus perdarahan antepartum memerlukan rawat inap dan penatalaksaan segera  lakukan restorasi cairan dan darah sesuai dengan keperluan untuk mememuhi defisit dan tingkat gawat darurat yang terjadi  tegakkan diagnosis kerja secara cepat dan akurat karena hal ini sangat mempengaruhi hasil penatalaksanaan perdarahan antepartum  tindakan konservatif dilakukan selama kondisi masih memungkinkan dan mengacu pada upaya untuk memperbesar kemungkinan hidup bayi yang dikandung  pada kondisi yang sangat gawat, keselamatan ibu merupakan pertimbangan utama Perdarahan hami tua ( perdarahan antepartum ) ialah perdarahan jalan lahir pada umur kehamilan 22 minggu atau lebih. umumnya bersumber pada kelainan plasenta dan sangat berbahaya. Perdarahan hamil tua terbagi atas : 1. plasenta previa 2. solusio plasenta 3. perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya PLASENTA PREVIA Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim, sehungga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. KLASIFIKASI

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4.

Plasenta previa terbagi atas : plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh jaringan plasenta plasenta previa lateralis : bila sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh jaringan plasenta plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada pada pinggir pembukaan jalan lahir plasenta letak rendah : bila plasenta letaknya abnormal pada segmen bawah rahim, tetapi belum sampai pada pinggir pembukaan jalan lahir ETIOLOGI etiologi plasenta previa belum jelas. walaupun demikian beberapa faktor predisposisi untuk terjadinya plasenta previa ialah : primigravida tua multipara, terutama bila jarak antara kehamilan terlalu pendek mioma uteri kuretase yang berulang - ulang S

         

     



perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 28 minggu, nyeri tanpa alasan riwayat perdarahan pada trimester I dan II ( + ) gerakan janin ( + ) O keadaan umum sesuai dengan jumlah perdarahan bagian bawah janin belum masuk PAP dan tidak dapat didorong masuk DJJ ( + ) inspekulo : darah dari ostium uteri eksternum kelainan letak : lintang sungsang A diagnosa banding : kelainan prematur vasa prevaria komplikasi : syok hipovolemik, persalinan prematur, plasenta akreta ( jarang ) P - rencana diagnosa pemeriksaan USG untuk melihat letak plasenta pemeriksaan Hb dan leukosit - rencana terapi atasi syok kehamilan kurang dari 37 minggu, berat janin kurang dari 2500 gr ; bed rest, tidak dilakukan PD sampai aterm, kemudian dilakukan SC kehamilan lebih dari 37 minggu disertai perdarahan banyak, dilakukan PDMO dan kemudian SC plasenta letak rendah, plasenta previa marginalis dan plasenta previa leteralis dengan pembukaan lebih dari 5 cm pada grandemultipara. Dilakukan amniotomi, bila pendarahan tak berkurang --SC. Pada primipara dengan plasenta previa lateralis atau pesenta previa totalis ---SC  Perdarahan pascapersalinan adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari yang sebenarnya. Risiko ini memang dihadapi semua wanita bersalin. Namun begitu, ada cara untuk menghindari perdarahan pasca persalinan ini. Setiap persalinan pasti akan mengeluarkan darah. Yang dimaksud perdarahan ialah bila darah yang keluar lebih dari 500 cc. Indikasi lainnya ialah tensi darah menurun di bawah 90, denyut nadi berdetak cepat, lemas atau lemah, dan pandangan kabur. Pada kondisi ini pasien sudah masuk dalam fase syok. Perdarahan pasca bersalin dapat terjadi langsung setelah pasien melahirkan (dalam waktu 24 jam), beberapa hari kemudian, bahkan setelah pasien pulang ke rumah. Itulah mengapa, pasien selalu mendapat jadwal kontrol kembali pasca bersalin. Setelah melahirkan, umumnya pasien juga akan dibekali pengetahuan untuk membedakan darah nifas yang normal terjadi setelah bersalin, dengan perdarahan pasca persalinan yang

membahayakan. Contoh, jumlah darah nifas tidak banyak. Sementara pada perdarahan, darah yang keluar adalah darah segar dan kadang bergumpal-gumpal. Bila ada gejala seperti ini ditambah nyeri perut yang hebat, pasien diminta untuk segera kembali ke rumah sakit. Resiko serius Bila tidak tertangani, perdarahan pasca bersalin tentu berisiko mengancam jiwa. Di Indonesia, angka kematian ibu (AKI) masih sangat tinggi. Berdasarkan laporan MDGS, tahun 2012 sebanyak 259 ibu meninggal dunia pada setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih dari sepuluh kali AKI Malaysia (19) dan Sri Lanka (24). Perdarahan setelah persalinan menyumbang sekitar 20-25% kematian ibu sehingga merupakan risiko yang paling serius. Oleh sebab itu, setiap ibu yang hendak bersalin perlu mengetahui risiko serta kemungkinan munculnya perdarahan pasca melahirkan. Meskipun begitu, ibu hamil tidak perlu terlalu khawatir. Perdarahan pasca persalinan sangat mungkin untuk dapat dihindari. Siapa yang berisiko tinggi mengalami perdarahan pasca bersalin? Umumnya, perdarahan pasca bersalin dapat terjadi pada ibu hamil yang seperti berikut ini : Semasa hamil megalami anemia dimana kadar hemoglobin (HB)-nya kurang dari normal Persalinan bayi kembar Punya anak lebih dari lima Meskipun demikian, setiap ibu hamil perlu untuk selalu waspada dan aware akan perdarahan pasca bersalin ini. Bagaimanapun, semua persalinan tetap berisiko. Jika terjadi perdarahan pasca bersalin, penanganannya akan berkejaran dengan waktu demi keselamatan ibu dan bayi. Oleh sebab itu, pantauan selama kehamilan serta mempersiapkan segala kemungkinan saat persalinan, sangat dianjurkan. Penyebab Berikut ini adalah 4 penyebab perdarahan post partum (waktu yang diperlukan oleh ibu untuk memulihkan alat kandungannya ke keadaan semula dari melahirkan bayi sampai persalinan) dan penanganannya: Tone atau Tonus (Kontraksi) Setelah melahirkan, kontraksi rahim harus bagus sehingga pembuluh darah yang terbuka menjadi terjepit oleh otot-otot rahim. Bagus atau tidaknya kontraksi rahim dapat diketahui oleh penolong persalinan dengan memegang perut pasien. Kontraksi yang tidak kencang membuat pembuluh darah rahim tetap terbuka dan darah terus mengalir.Penanganan: Bila pada pasien tidak ditemukan adanya kontraksi, dokter akan memberikan obat (berupa suntikan) untuk memicu

terjadinya kontraksi. Pemberian obat-obatan ini umumnya dilakukan ketika persalinan tahap 3, sehingga kontraksi bisa terjadi begitu pasien melahirkan dan plasenta belum keluar. Tears atau Robekan Seperti diketahui, persalinan per vaginam akan menimbulkan robekan di vagina. Bila dilakukan episiotomi, robekan bisa mencapai perinieum (daerah yang terletak antara vulva dan anus). Episiotomi adalah pengguntingan kulit dan otot antara vagina dan anus dengan tujuan melebarkan jalan lahir agar bayi mudah dikeluarkan.Perdarahan yang membahayakan pasien bisa terjadi, bila robekan mencapai rahim sehingga darah terus mengalir. Kasus ini bisa disebabkan oleh panggul ibu yang kecil, sementara bayinya besar. Jika persalinan tetap dipaksakan secara normal, robekan yang terjadi pun bisa hingga ke rahim. Penanganan: Tindakan operasi dibutuhkan untuk mengantisipasi risiko yang fatal. Kasus ini bisa dicegah jika setiap ibu memiliki gambaran kondisi persalina yang akan dijalani kelak. Bila dalam pemeriksaan dokter, panggul ibu dinyatakan kecil sementara si calon bayi besar, maka ibu bisa mempertimbangkan untuk persalinan caesar. Trombine atau ada kelainan darah Pasien yang memiliki kelainan darah, seperti hemofilia (darah sulit membeku), juga dapat mengalami risiko perdarahan pasca bersalin. Kasus perdarahan juga bisa terjadi pada penderita hepatitis berat atau penderita kadar trombosit rendah.Penanganan: Persalinan berisiko tinggi seperti kasus-kasus di atas membutuhkan penanganan yang terintegrasi. Misal, antara dokter kandungan dengan dokter penyakit dalam yang biasa menangani masalah penyakit tersebut. Pada penderita hemofilia, biasanya akan diberi obat-obatan pembekuan darah terlebih dahulu sebelum menjalani persalinan. Tissue atau Jaringan Istilah jaringan (tissue) merujuk pada plasenta (atau terkadang selaput ketuban) yang masih tertinggal dalam rahim.Saat terjadi persalinan, plasenta harus keluar. Karena itulah, dokter akan memastikan plasenta pasien untuk keluar semua. Plasenta yang tertinggal akan lengket di dalam rahim dan bila tidak segera ditangani bisa menyebabkan perdarahan. Penanganan: Ibu dengan riwayat plasenta susah lahir perlu diobservasi. Saat pemeriksan kehamilan, misal, dapat dilihat dengan USG bagaimana kedalaman plasenta yang menempel tersebut. Biasanya sebelum waktu persalinan tiba, dokter sudah bisa memprediksi apakah ibubisa bersalin normal atau perlu operasi caesar. Tindakan pencegahan perdarahan pasca persalinan Perhatikan gizi makanan Dengan selalu menikmati makanan sehat dengan gizi seimbang, Ibu hamil dapat meminimalkan munculnya perdarahan kelak saat bersalin. Bila unsur mineral dan besi tercukupi,

ibu akan terhindar dari anemia. Ibu hamil yang mengalami anemia berisiko mengalami perdarahan pasca persalinan. Teruskan kebiasaan makan dengan pola gizi seimbang ini hingga setelah melahirkan agar dapat mempercepat pemulihan usai bersalin. Periksa kehamilan secara rutin Menurut WHO, pemeriksaan paling tidak dilakukan 4 kali selama kehamilan. Pemeriksaan di trimester pertama dan kedua setiap sebulan sekali, kemudian trimester ketiga sebulan dua kali, dan menjelang persalinan menjadi seminggu sekali. Lewat pemeriksaan ini, ibu bisa mengetahui ukuran si calon bayi, apakah bayinya kembar, dan sebagainya. Bila ada masalah plasenta menempel pun sudah bisa diketahui di usia kehamilan 5 bulan. Dengan begitu, dari hasil pemeriksaan tersebut, perencanaan untuk persalinan dapat dipersiapkan. Pilih tempat bersalin yang lengkap Untuk menjaga hal-hal yang tidak diharapkan, ibu hamil disarankan untuk memilih tempat bersalin yang mempunyai perlengkapan bersalin yang lengkap. Ada dokter beserta tenaga medis yang lengkap, peralatan, obat-obatan, serta fasilitas operasi. Tetap waspada meski sudah di rumah Bagi yang bersalin normal, biasanya menjalani rawat inap sekitar 1-2 hari di rumah sakit. Sedangkan untuk yang melahirkan caesar sampai 3 hari di rumah sakit. Perdarahan pasca bersalin bisa terjadi setelah 24 jam bersalin. Bila perdarahan terjadi dalam waktu itu, bisa dilakukan pertolongan segera oleh dokter di rumah sakit. Namun, ada juga perdarahan yang terjadi setelah beberapa hari dan ketika ibu sudah di rumah. Oleh karena itu, jika ibu mengalami perdarahan yang tak normal, segera datang kembali ke dokter. Umumnya, sebelum ibu pulang dari rumah sakit, dokter akan menyarankan untuk pasang KB, ini merupakan salah satu cara untuk menekan terjadinya perdarahan pasca persalinan.

More Documents from "Kristian Septiyadi"