1. Joseph Stalin
Sangat sulit menentukan siapa yang menjadi pemimpin terkejam pertama di dunia. Akhirnya diputuskan bahwa nama Joseph Stalin adalah sosok pemimpin yang tidak kekejamannya tidak ada yang bisa mengalahkan karena dirinya telah ada lebih dulu daripada Hitler. Jika di Jerman ada sosok Hitler, maka Uni Soviet ada sosok pemimpin kejam bernama Joseph Stalin. Stalin aktif dalam revolusi Bolshevik pada tahun 1917 dan menjalankan kekuasaan politik sejak itu. Di tahun 1928, Stalin menjalankan rencana 5 tahun, sebuah rencana pembangunan industri dan agrikultur. Akibat rencana tersebut, sebanyak ratusan ribu orang miskin mengalami kelaparan dan kematian. Semua musuh politik Stalin disingkirkan melalui Great Purge (pembunuhan secara rahasia). Stalin sendiri diketahui menghabisi orang sebangsanya melalui pembantaian, kelaparan, eksekusi, kebijakan, dan kampanye militer. Stalin adalah Sekretaris Umum Partai Komunis dari Komite Sentral Uni Soviet dari tahun 1922 sampai kematiannya di tahun 1953. DI bawah kepemimpinan Stalin, Negara bagian Ukraina menderita kelaparan sangat hebat (Holodomor), oleh kebanyakan orang hal ini dianggap akibat dari pemusnahan massal yang merupakan bagian dari kebijakan pemerintahan Stalin. Perkiraan jumlah kematian bervariasi dari 2,5 juta sampai 10 juta. Kelaparan disebabkan oleh politik dan administratif keputusan. Disamping kelaparan, Stalin memerintahkan pembersihan dalam Uni Soviet orang mana pun yang dianggap sebagai musuh negara bagian. Di total, perkiraan jumlah yang dibunuh di bawah pemerintahan Stalin berkisar antara 10 juta hingga 60 juta orang.
2. Adolf Hitler
Membahas pemimpin terkejam di dunia? Tidak lengkap bila tidak memasukan nama Adolf Hitler ke dalam daftar. Adolf Hitler ini adalah seorang pemimpin asal Jerman yang sudah terkenal akan kekejamannya. Pria ini merupakan politisi asal Jerman dan ketua Nazi. Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman tahun 1933 sampai 1945 dan diktator Nazi pada tahun 1934 sampai 1945. Sosok pemimpin nazi ini ternyata menjadi kontroversi hingga akhir hayatnya. Bagaimana tidak, sampai hari ini dimana keberadaan jenazah Adolf Hitler menjadi tanda tanya dunia. Ada yang mengatakan ia tewas bunuh diri di Jerman hingga kabar bahwa Hitler menghabiskan sisa hidupnya di Indonesia. Semasa hidupnya ia dianggap sebagai pemimpin negara terkejam. Jangankan akhir hidupnya, semasa hidup pun Hitler merupakan sosok fenomenal. Ketika ia mulai berkuasa, ia menyatukan jabatan selir dan presiden menjadi fuhrer. Sekaligus menjadikan nazi sebagai partai tunggal di jerman. Hitler yang bercita cita menjadi seniman itu merupakan pembunuh masal yang tidak ada tandingannya. Pada masa perang dunia ke dua, ia membunuh 6 juta orang dari anak kecil hingga orang tua dari etnis yahudi. Orang orang yang tidak bersalah itu dimasukkan kedalam kamar gas. Hal itu didasari dari kebenciannya sejak kecil dimana ia melihat orang yahudi hidup mewah. Sementara ia mengalami hidup miskin. Dan juga alasan karena ras yahudi diannggap tandingannya. Namun bencana manusia yang dikenal dengan hollow house itu ternyata telah menelan hingga 17 juta jiwa, diantaranya adalah tahanan perang soviet, warga polandia, orang cacat, musuh politik, dan keagamaan lainnya. Di camp maut yang diciptakan hitler sebagai tempat pembunuhan massal. Hitler dan nazi akhirnya semakin terpuruk seiring kekalahan jerman. Pada 30 April 1945, sesudah pertempuran hebat street-to-street , ketika tentara Uni Soviet terlihat dalam blok atau dua Reich Chancellory, Hitler bunuh diri, menembak dirinya sendiri sambil menggigit sebiji kapsul sianida.
3. Augusto Pinochet
Augusto José Ramón Pinochet Ugarte (Valparaíso, 25 November 1915–Providencia, 10 Desember 2006) adalah seorang jenderal dan diktator Chili. Ia adalah kepala junta militer yang berkuasa di Chili pada periode 1973 – 1990. Ia meraih kekuasaan dengan cara kudeta sesaat setelah pemilu demokratis yang memilih Presiden Salvador Allende yang sosialis. Ia tampil sebagai presiden Republik pada 1974 – 1990 (dari 1981 hingga terbentuknya sebuah Konstitusi 1980) yang baru.Sekitar 3.000 orang Chili terbunuh selama masa pemerintahannya. Pinochet memperkenalkan banyak kebijakan pasar bebas neoliberal. Melalui Operasi Jakarta, presiden AS, Richard Nixon menggunakan CIA untuk membantu junta militer Chili dalam mengkudeta Presiden Salvador Allende dan menaikan Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Chile, Augusto Pinochet Agurte. Sejak 1974-1990, tidak kurang dari 2025 kasus pelanggaran HAM dilakukan oleh rezim Pinochet melalui dinas rahasianya DINA (semacam Kopkamtib-nya Chile) telah terjadi. 1068 berupa kasus pembunuhan dan 957 kasus orang hilang.Kudeta yang dilakukan Pinochet terhadap Allende, bila dicermati amat mirip dengan yang diduga dilakukan Soeharto terhadap Soekarno yaitu setidaknya antara lain pada: Beredarnya dokumen yang meresahkan tentang perencanaan pembunuhan beberapa jenderal dan komandan-komandan militer. Hal itu selain terjadi di Chile (dokumen rencana ‘Z’) juga Indonesia (Beredarnya daftar pejabat AD yang akan dibunuh dikalangan tokoh-tokoh buruh, politisi dan elit militer Chili). Disebarnya isu yang menimbulkan keresahan dan ketidakstabilan poltitik dalam negeri. Di Chile masyarakat terutama serikat buruh militan dan jenderal-jenderal konservatif mendapat kiriman kartu-kartu kecil di mana tercetak kata-kata “Jakarta Se Acerca” (Jakarta Sudah Mendekat). Diduga sangat kuat kedua kudeta tersebut sama-sama di dukung CIA. Pada 1990 ia kehilangan kekuasaan, namun ia menjadikan dirinya senator seumur hidup, untuk mencegah agar ia tak ditangkap. Ia dipaksa meninggalkan kedudukan senator pada 2002, namun sekali lagi ia tak ditangkap, saat itu dikatakan ia menderita dementia. Pada Mei 2004 hakim berkata itu tidak
benar. Pada 13 Desember ia ditempatkan dalam tahanan rumah.Ia meninggal dunia pada 10 Desember 2006 seminggu setelah terkena serangan jantung. Pinochet ditangkap di rumah sakit Bridge London atas tuduhan melakukan kekejaman terhadap warga negara Spanyol. Kabar penangkapan Pinochet pun disambut dengan euphoria oleh warga Chili dan korban penyiksaanya. Pada 2007, penyelidikan terhadap kasus kasus penggelapan uang negara terhadap Pinochet mengakibatkan penahanan janda dan kelima orang anaknya. Agusto Pinochet adalah salah satu kepala negara terkejam.
4. Benito Mussolini
Benito Amilcare Andrea Mussolini (29 Juli 1883 – 28 April 1945) adalah seorang diktator Italia yang menganut Fasis. Ia adalah diktator Italia pada periode 1922-1943. Ia dipaksa mundur dari jabatan Perdana Menteri Italia pada 28 Juli 1943 setelah serangkaian kekalahan Italia di Afrika. Setelah ditangkap, ia diisolasi. Dua tahun kemudian, ia dieksekusi di Como, Italia utara. Mussolini mengakhiri sebuah dekade seperti di Jerman yang dilakukan diktator Adolf Hitler dengan Nazi-nya. Mussolini lahir di Predappio, Forlì (Emilia-Romagna). Ayahnya Alessandro seorang pandai besi dan ibunya Rosa seorang guru sekolah. Seperti ayahnya, ia menjadi seorang sosialis berat. Tahun 1902 ia beremigrasi ke Swiss. Karena sulit mencari pekerjaan tetap, akhirnya ia pindah ke Italia. Pada 1908 ia bergabung dengan surat kabar Austria di kota Trento. Keluar dari situ, ia jadi editor sebuah koran sosialis la Lotta di Class (Pertentangan Kelas). Di sini antusiasmenya pada Karl Heinrich Marx makin besar. Tahun 1910, ia menjabat sekretaris partai sosialis tingkat daerah di Forlì dan kepribadiannya berkembang menjadi antipatriot. Ketika Italia menyatakan perang dengan Kerajaan Ottoman tahun 1911, ia dipenjara karena propaganda perdamaiannya. Ini bertentangan dengan kinerjanya kemudian. Setelah ditunjuk jadi editor koran sosialis Avanti, ia pindah ke Milan, tempatnya membangun dirinya sebagai kekuatan berpangaruh atas para pemimpin buruh sosialis Italia. Ia percaya, para proletar bisa dibuhul dalam gerakan fascio. Agaknya inilah cikal bakal gerakan fasis, yang lahir di saat perekonomian Italia memburuk akibat perang, dan pengangguran merebak di mana-mana.Pada Maret
1919, fasisme menjadi suatu gerakan politik ketika ia membentuk Kelompok untuk Bertempur yang dikenal sebagai baju hitam, yakni kumpulan penjahat, kriminal, dan preman yang bertindak sebagai tukang pukul para cukong. Penampilan mereka seram dan tiap hari terlibat perkelahian di jalan-jalan. Setelah gagal pada Pemilu 1919, ia mengembangkan paham kelompoknya, sehingga mulai mendapat pengaruh. Mereka, kaum fasis, menolak parlemen dan mengedepankan kekerasan fisik. Anarki pecah di mana-mana. Pemerintah liberal tak berdaya menghadapinya. Ia membawa “geng”nya, sejumlah besar kaum fasis yang bertampang sangar, untuk melakukan Berbaris ke Roma.Melihat rombongan preman berwajah angker memasuki Roma, Raja Vittorio Emanuele III menciut jeri. Mussolini diundang ke istana lalu diberi posisi sang Pemimpin. Pada Oktober 1922, Raja memintanya membentuk pemerintahan baru. Jadilah Italia dikelola pemerintahan fasis. Gebrakan pertamanya setelah memegang kekuasaan, adalah menyerang Ethiopia dengan merujuk pada pandangan rasis Charles Robert Darwin, “Ethiopia bangsa kelas rendah, karena termasuk kulit hitam. Jika diperintah oleh ras unggul seperti Italia, itu sudah merupakan akibat alamiah dari evolusi.” Bahkan ia bersikeras bahwa bangsa-bangsa berevolusi melalui peperangan. Sehingga jadilah Italia waktu itu bangsa yang ditakuti sepak terjangnya. Yang meresahkan, ketika ia menduduki Abbesinia tahun 1937, kontan dunia tersentak. Teman akrabnya di Eropa adalah Adolf Hitler, dan mereka membuat aliansi, yang menyeret Italia ke dalam Perang Dunia II di pihak Jerman pada 1940. Namun, pasukannya kalah di Yunani dan Afrika, dan Italia sendiri diserbu oleh pasukan Britania Raya dan Amerika Serikat pada 1943. Pada saat itu Mussolini telah diturunkan dari takhtanya dan ditahan. Pasukan payung Jerman membebaskan dan mengembalikannya berkuasa di Italia Utara. Akhir riwayatnya tiba tak lama kemudian. Ketika akhirnya Italia dikalahkan, ia ditembak oleh musuh Italianya dan mayatnya digantung terbalik di Piazza Loreto di Milan.
5. Pol Pot
Pol Pot adalah pemimpin Khmer Rouge dan Perdana Menteri Kamboja dari 1976 sampai 1979, sudah de fakto pemimpin sejak pertengahan 1975. Selama masa kekuasaannya, Pol Pot memaksakan versi ekstrim komunisme agraris di mana semua penduduk kota dipindahkan ke daerah pedalaman
untuk bekerja di perkebunan kolektif dan proyek kerja paksa. Sejak Pol Pot menyatakan nol tahun, masyarakat Kamboja dimurnikan dengan versi kekuasaanya. Kehidupan kota, budaya barat, dan agama dipadamkan. Media massa dan elektronik ditutup bahkan sampai penggunaan uang dilarang. Efek gabungan kerja budak, kekurangan gizi, perewatan kedokteran yang buruk dan pelaksanaan ditaksir untuk sudah membunuh sekitar 2 juta orang Kamboja (sekitar sepertiga penduduk). Rezimnya mencapai reputasi buruk istimewa karena memilih semua cendekiawan dan "kaum borjuis musuh" lain untuk pembunuhan. Khmer Rouge melakukan eksekusi masal di tempat yang dikenal sebagai "Ladang Pembunuhan". Yang dieksekusi dikubur di kuburan masal. Untuk menghemat amunisi, eksekusi sering dillakukan memakai palu, tangkai kampak, sekop atau tongkat bambu yang diasah. Khmer Merah melakukan eksekusi massal di lokasi yang dikenal sebagai killing fields. Lalu dikubur secara massal. Untuk menghemat amunisi, eksekusi sering digunakan dengan palu, kapak atau bambu runcing. Polpot disebut sebagai kepala negara terkejam yang pernah memimpin Kamboja.
6. George Walker Bush
George Walker Bush (lahir di New Haven, Connecticut, 6 Juli 1946; umur 62 tahun) adalah Presiden Amerika Serikat ke-43 yang saat ini sedang menjabat. Ia dilantik 20 Januari 2001 setelah terpilih lewat pemilu presiden tahun 2000 dan terpilih kembali pada pemilu presiden tahun 2004. Jabatan kepresidenan kedua kalinya akan berakhir pada 20 Januari 2009. Sebelumnya, ia adalah Gubernur Texas ke-46 (1995-2000). Jabatan ini ditinggalkan sesaat setelah dirinya terpilih sebagai presiden. Dalam sejarahnya, Keluarga Bush adalah bagian dari Partai Republik dan politik Amerika. Bush adalah anak tertua mantan Presiden Amerika Serikat George H. W. Bush. Ibunya adalah Barbara Bush. Kakeknya, Prescott Bush adalah mantan Senator Amerika Serikat dari Connecticut. Sedang, adiknya, Jeb Bush adalah mantan Gubernur Florida. Menyusul Serangan 11 September 2001, Bush mengumumkan Perang melawan terorisme secara menyeluruh. Sepanjang Oktober 2001, dia memerintahkan invasi ke Afganistan untuk melumpuhkan kekuatan Taliban dan al-Qaeda.Pada Maret
2003, Bush memerintahkan penyeranganan ke Irak dengan alasan bahwa Irak telah melanggar Resolusi PBB no. 1441 mengenai senjata pemusnah massal dan karenanya harus dilucuti dengan kekerasan.Setelah digulingkannya rezim Saddam Hussein, Bush bertekad memimpin AS untuk menegakkan demokrasi di Timur tengah, yang dimulai dengan Afganistan dan Irak.Namun hingga kini situasi di Irak semakin tidak stabil karena pertikaian yang berkepanjangan antara kelompok Sunni, yang di masa Saddam Hussein praktis berkuasa atas kelompok mayoritas Syi’ah, yang kini ganti berkuasa. Bush pertama-tama dipilih pada tahun 2000, dan menjadi presiden keempat dalam sejarah AS yang dipilih tanpa memenangkan suara rakyat setelah 1824, 1876, dan 1888. Bush yang menggambarkan dirinya sebagai “presiden perang”,terpilih kembali pada 2004setelah kampanye pemilihan yang sengit dan panas. Dalam kampanye ini, keputusannya untuk mengadakan Perang melawan Terorisme dan Perang Irak dijadikan isu sentral. Bush menjadi kandidat pertama yang memperoleh kemenangan mayoritas suara rakyat sejak ayahnya menang 16 tahun sebelumnya.Dalam tiga pemilihan umum sebelumnya, penampilan kandidat partai ketiga yang hebat telah menghalangi pemenang suara rakyat, Gore dan Clinton, untuk memperoleh suara mayoritas rakyat. Masa jabatannya sebagai presiden didominasi “perang melawan terorisme”, yang mencuat setelah terjadinya Peristiwa 9/11 (serangan terhadap WTC). Serangan tersebut dijadikannya alasan untuk memerintahkan invasi terhadap Afganistan pada tahun 2001 untuk membebaskan Afganistan dari rezim Taliban dan Irak pada tahun 2003 untuk menjatuhkan pemerintah Saddam Hussein. Bush menyatakan kemenangan AS dalam invasi Irak pada 1 Mei 2003, namun hingga kini (Agustus 2006) konflik di Irak masih belum berakhir akibat serangan-serangan dari para pemberontak. Meskipun banyak pihak yang menentang kedua peristiwa tersebut (khususnya dari luar AS), ia memenangkan Pemilu Presiden Amerika 2004 dengan selisih 3% dengan saingan utamanya John Kerry. Masa jabatan keduanya masih dipenuhi masalah di Irak, karena korban dari pasukan AS terus berjatuhan, mencapai lebih dari 2.500 orang hingga 3 Agustus 2006. Peristiwa penting lain pada masa jabatan kedua ini adalah Badai Katrina pada Agustus 2005. Bush dianggap lambat dalam menangani peristiwa ini, yang memakan korban ribuan jiwa. Kejadian ini juga memperlihatkan jurang ekonomi yang jelas antara kaum kulit putih dan kulit hitam di Amerika. Dalam acara penandatanganan peraturan bioetik alternatif yang dihadiri 18 keluarga dengan 20-an batita yang lahir dari embrio sumbangan sisa dari prosedur fertilisasi in vitro, untuk pertama kalinya ia menggunakan hak vetonya untuk menghalangi RUU bagi pengembangan riset sel induk embrionik.Pada saat ini jabatan Kepala Staf Gedung Putih dipegang oleh Joshua B. Bolten dan Wakil Kepala Stafnya dijabat oleh Karl Rove.
7. Idi Amin Dada
Idi Amin adalah seorang perwira tentara dan presiden Uganda. Dia mengambil tenaga di kup militer pada Januari 1971, menurunkan Milton Obote. Kekuasaannya ditandai oleh pelanggaran hak asasi, penindasan politik, penganiayaan etnik, pembunuhan pengadilan ekstra dan pengusiran orang India dari Uganda. Jumlah orang yang dibunuh akibat rezimnya tak dikenal; perkiraan bervariasi dari 80.000 sampai 500.000. Pada 4 Agustus, 1972, Amin mengeluarkan dekrit yang memerintahkan pengusiran ke60.000 orang Asia yang tidak adalah warganegara Uganda (kebanyakan dari mereka memuat paspor Inggris). Akibat keputusan tersebut, timbul krisis ekonomi parah di Uganda. Pada 14 April 1979 Idi Amin berhasil digulingkan oleh tentara nasionalis Uganda yang dibantu Tanzania. Tokoh yang menutup usia pada 78 tahun ini akhirnya terbang mengungsi ke Libya dan kemudian meminta suaka ke Jeddah Arab Saudi serta menetap disana hingga akhir hayatnya pada 2003 silam. Dia digelar sebagai pemimpin negara terkejam yang pernah memimpin Uganda. Ini nanti diperbaiki untuk memasukkan ke 80.000 orang Asia, dengan kekecualian profesional, seperti dokter, pengacara dan guru. Amin akhirnya digulingkan, tetapi sampai kematiannya, dia memegang bahwa Uganda perlu dia dan dia tidak pernah mengungkapkan penyesalan yang dalam untuk penyalahgunaan rezimnya.
8. Ruhollah Khomeini
Ayatollah Khomeini adalah pemimpin agama Islam Iran dari 1979 sampai 1989. Di waktu itu dia melaksanakan Syariat Islam (undang-undang agama Islamiah) dengan kode rok Islamiah diterapkan bagi baik laki-laki dan wanita oleh Penjaga Revolusioner Islamiah dan kelompok Islamiah lain. Tentangan sampai peraturan alim ulama atau agama Islam umum sering dijumpai dengan hukuman kasar. Dalam percakapan di Fayzieah School di Qom, 30 Agustus, 1979, Khomeini berkata: "Yang sedang mencoba mewujudkan korupsi dan perusakan bagi negara kami di nama demokrasi akan tersiksa. Mereka lebih buruk daripada Kaum Yahudi Bani-Ghorizeh, dan mereka harus digantung. Kami akan menyiksa mereka atas perintah Tuhan dan panggilan Tuhan untuk berdoa." Di pembantaian masal 1988 tawanan Iran, mengikuti operasi Forough-e Javidan Pejuang Mujahidin Iran melawan Republik Islam, Khomeini memberi perintah kepada pejabat pengadilan agar menghakimi setiap tawanan politik Iran dan membunuh semua yang tidak bertobat dari aktivitas kontra-rezim. Banyak yang mengatakan bahwa ribuan yang dengan cepat dibunuh di dalam penjara. Riwayat hidup Grand Ayatollah Hossein-Ali Montazeri melaporkan perincian eksekusi sebanyak 30.000 orang aktivis politik. Sesudah sebelas hari di rumah sakit dalam operasi untuk menghentikan pendarahan dalam, Khomeini meninggal karena kanker pada Sabtu, Juni 04, 1989, pada umur 86 tahun.
9. David Ben Gurion
David Ben-Gurion tampil pertama dan tiga sebagai Perdana Menteri Israel. Ia dijuluki "George Washington dari Israel". Nama aslinya adalah David Gruen, dan diubahnya menjadi David Ben-Gurion (putra singa muda). Setelah beremigrasi ke Palestina pada 1906, ia menjadi pemimpin gerakan pekerja di sana. Palestina merupakan bagian Kerajaan Ottoman saat itu dan Ben-Gurion dibuang sebagai pengacau oleh Turki. Ia pergi ke Amerika Serikat dan bergabung dengan Legiun Yahudi, kelompok sukarelawan yang bertempur di bawah tentara Inggris di Palestina dalam Perang Dunia I. Setelah perang Palestina berada di bawah pemerintahan Inggris. Di antara kedua perang Ben-Gurion adalah SekJen Histadrut (Konfederasi Umum Pekerja Yahudi Palestina) dan mengatur pertahanan bagi para pendatang Yahudi terhadap orang Arab yang memusuhi mereka. Saat Yahudi Eropa dilarang masuk Palestina, Ben-Gurion mulai berkampanye untuk mendirikan negara Yahudi di sana. Tahun 1947 PBB memutuskan bahwa Palestina harus dibagi antara Yahudi dan Arab, maka ben Gurion membacakan proklamasi pendirian Israel pada 1948. Ia jadi perdana menteri dan memimpin negaranya melawan negara-negara tetangganya. Ia adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian korban-korban di perang Arab-Israel pada tahun 1948, 1956, 1967 dan 1973. Ben-Gurion memimpin Israel melewati tahun-tahun awalnya saat lebih dari sejuta Yahudi pindah ke Israel. Ia dijuluki haZaken (orang tua) oleh kawannya. Ia pensiun tahun 1953 karena terlalu letih, tapi jadi perdana menteri lagi antara 1955-1963. Ben-Gurion meninggal dunia di kibbutz Sde Boker pada 1973.
10. Soeharto
Jend. Besar TNI Purn. Haji Moehammad Soeharto, (ER, EYD: Suharto) (lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921 – wafat di Jakarta, 27 Januari 2008 dalam umur 86 tahun[1]) adalah Presiden Indonesia yang kedua, menggantikan Soekarno, dari 1967 sampai 1998.Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30 September, Soeharto menyatakan bahwa PKI adalah pihak yang bertanggung jawab dan memimpin operasi untuk menumpasnya. Operasi ini menewaskan lebih dari 500.000 jiwa. Soeharto kemudian mengambil alih kekuasaan dari Soekarno, dan resmi menjadi presiden pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun tersebut, menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang Indonesia terlama dalam jabatannya sebagai presiden. Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie.
Naik ke Kekuasaan Pada pagi hari 1 Oktober 1965, beberapa pasukan pengawal Kepresidenan, Tjakrabirawa di bawah Letnan Kolonel Untung Syamsuri bersama pasukan lain menculik dan membunuh enam orang jendral. Pada peristiwa itu Jendral A.H. Nasution yang menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Hankam dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata berhasil lolos. Satu yang terselamatkan, yang tidak menjadi target dari percobaan kudeta adalah Mayor Jendral Soeharto, meski menjadi sebuah pertanyaan apakah Soeharto ini terlibat atau tidak dalam peristiwa yang dikenal sebagai G-30-S itu. Beberapa sumber mengatakan, Pasukan Tjakrabirawa yang terlibat itu menyatakan bahwa mereka mencoba menghentikan kudeta militer yang didukung oleh CIA yang direncanakan untuk menyingkirkan Presiden Soekarno dari kekuasaan pada 'Hari ABRI', 5 Oktober 1965 oleh badan militer yang lebih dikenal sebagai Dewan Jenderal. Peristiwa ini segera ditanggapi oleh Mayjen Soeharto untuk segera mengamankan Jakarta, menurut versi resmi sejarah pada masa Orde Baru, terutama setelah mendapatkan kabar bahwa Letjen
Ahmad Yani, Menteri / Panglima Angkatan Darat tidak diketahui keberadaannya. Hal ini sebenarnya berdasarkan kebiasaan yang berlaku di Angkatan Darat bahwa bila Panglima Angkatan Darat berhalangan hadir, maka Panglima Kostrad yang menjalankan tugasnya. Tindakan ini diperkuat dengan turunnya Surat Perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yang memberikan kewenangan dan mandat kepada Soeharto untuk mengambil segala tindakan untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Langkah yang diambil Soeharto adalah segera membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) sekalipun sempat ditentang Presiden Soekarno, penangkapan sejumlah menteri yang diduga terlibat G-30-S (Gerakan 30 September). Tindakan ini menurut pengamat internasional dikatakan sebagai langkah menyingkirkan Angkatan Bersenjata Indonesia yang pro-Soekarno dan pro-Komunis yang justru dialamatkan kepada Angkatan Udara Republik Indonesia di mana jajaran pimpinannya khususnya Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara Omar Dhani yang dinilai pro Soekarno dan Komunis, dan akhirnya memaksa Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan eksekutif. Tindakan pembersihan dari unsur-unsur komunis (PKI) membawa tindakan penghukuman mati anggota Partai Komunis di Indonesia yang menyebabkan pembunuhan sistematis sekitar 500 ribu 'tersangka komunis', kebanyakan warga sipil, dan kekerasan terhadap minoritas Tionghoa Indonesia. Soeharto dikatakan menerima dukungan CIA dalam penumpasan komunis. Diplomat Amerika 25 tahun kemudian mengungkapkan bahwa mereka telah menulis daftar 'operasi komunis' Indonesia dan telah menyerahkan sebanyak 5.000 nama kepada militer Indonesia. Been Huang, bekas anggota kedutaan politik AS di Jakarta mengatakan di 1990 bahwa: 'Itu merupakan suatu pertolongan besar bagi Angkatan Bersenjata. Mereka mungkin membunuh banyak orang, dan saya kemungkinan memiliki banyak darah di tangan saya, tetapi tidak seburuk itu. Ada saatnya di mana anda harus memukul keras pada saat yang tepat.' Howard Fenderspiel, ahli Indonesia di State Department's Bureau of Intelligence and Research di 1965: 'Tidak ada yang peduli, selama mereka adalah komunis, bahwa mereka dibantai. Tidak ada yang bekerja tentangnya.'1 Dia mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia dalam rangka membebaskan sumber daya di militer. Jendral Soeharto akhirnya menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia setelah pertanggungjawaban Presiden Soekarno (NAWAKSARA) ditolak MPRS pada tahun 1967, kemudian mendirikan apa yang disebut Orde Baru.Beberapa pengamat politik baik dalam negeri maupun luar negeri mengatakan bahwa Soeharto membersihkan parlemen dari komunis, menyingkirkan serikat buruh dan meningkatkan sensor. Dia juga memutuskan hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Cina dan menjalin hubungan dengan negara barat dan PBB. Dia menjadi penentu dalam semua keputusan politik. Jendral Soeharto dikatakan meningkatkan dana militer dan mendirikan dua badan intelijen Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) dan Badan Koordinasi Intelijen Nasional (Bakin). Sekitar 2 juta orang dieksekusi dalam pembersihan massal dan lebih dari 200.000 ditangkap hanya karena dicurigai terlibat dalam kudeta. Banyak komunis, tersangka komunis dan yang disebut 'musuh negara' dihukum mati (meskipun beberapa hukuman ditunda sampai 1990). Diduga bahwa daftar tersangka komunis diberikan ke tangan Soeharto oleh CIA. Sebagai tambahan, CIA melacak nama dalam daftar ini ketika rezim Soeharto mulai mencari mereka. Dukungan yang tidak dibicarakan ini dari Pemerintah Amerika Serikat untuk rezim Soeharto tetap diam sampai invasi Timor Timur, dan terus berlangsung sampai akhir 1990-an. Karena kekayaan sumber daya alamnya dan populasi konsumen yang besar, Indonesia dihargai sebagai rekan dagang Amerika Serikat dan begitu juga pengiriman senjata tetapi dipertahankan ke rezim Soeharto. Ketika
Soeharto mengumjungi Washington pada 1995 pejabat administratif Clinton dikutip di New York Times mengatakan bahwa Soeharto adalah 'orang seperti kita' atau 'orang golongan kita'. Pada 12 Maret 1967 Soeharto diangkat sebagai Pejabat Presiden Indonesia oleh MPR Sementara. Setahun kemudian, pada 27 Maret 1968 dia resmi diangkat sebagai Presiden untuk masa jabatan lima tahun yang pertama. Dia secara langsung menunjuk 20% anggota MPR. Partai Golkar menjadi partai favorit dan satu-satunya yang diterima oleh pejabat pemerintah. Indonesia juga menjadi salah satu pendiri ASEAN. Ekonomi Indonesia benar-benar amburadul di pertengahan 1960-an. Soeharto pun kemudian meminta nasehat dari tim ekonom hasil didikan Barat yang banyak dikenal sebagai 'mafia Berkeley'. Tujuan jangka pendek pemerintahan baru ini adalah mengendalikan inflasi, menstabilkan nilai rupiah, memperoleh hutang luar negeri, serta mendorong masuknya investasi asing. Dan untuk satu hal ini, kesuksesan mereka tidak bisa dipungkiri. Peran Sudjono Humardani sebagai asisten finansial besar artinya dalam pencapaian ini.Di bidang sosial politik, Soeharto menyerahkannya kepada Ali Murtopo sebagai asisten untuk masalah-masalah politik. Menghilangkan oposisi dengan melemahkan kekuatan partai politik dilakukan melalui fusi dalam sistem kepartaian.
Puncak Orde Baru Pada masa pemerintahannya, Presiden Soeharto menetapkan pertumbuhan ekonomi sebagai pokok tugas dan tujuan pemerintah. Dia mengangkat banyak teknokrat dan ahli ekonomi yang sebelumnya bertentangan dengan Presiden Soekarno yang cenderung bersifat sosialis. Teknokratteknokrat yang umumnya berpendidikan barat dan liberal (Amerika Serikat) diangkat adalah lulusan Berkeley sehingga mereka lebih dikenal di dalam klik ekonomi sebagai Mafia Berkeley di kalangan Ekonomi, Industri dan Keuangan Indonesia. Pada masanya, Indonesia mendapatkan bantuan ekonomi dan keuangan dari negara-negara donor (negara-negara maju) yang tergabung dalan IGGI yang diseponsori oleh pemerintah Belanda. Namun pada tahun 1992, IGGI dihentikan oleh pemerintah Indonesia karena dianggap turut campur dalam urusan dalam negeri Indonesia, khususnya dalam kasus Timor Timur pasca Insiden Dili. Peran IGGI ini digantikan oleh lembaga donor CGI yang disponsori Perancis. Selain itu, Indonesia mendapat bantuan dari lembaga internasional lainnya yang berada dibawah PBB seperti UNICEF, UNESCO dan WHO. Namun sayangnya, kegagalan manajemen ekonomi yang bertumpu dalam sistem trickle down effect (menetes ke bawah) yang mementingkan pertumbuhan dan pengelolaan ekonomi pada segelintir kalangan serta buruknya manajemen ekonomi perdagangan industri dan keuangan (EKUIN) pemerintah, membuat Indonesia akhirnya bergantung pada donor Internasional terutama paska Krisis 1997. Dalam bidang ekonomi juga, tercatat Indonesia mengalami swasembada beras pada tahun 1984. Namun prestasi itu ternyata tidak dapat dipertahankan pada tahun-tahun berikutnya. Kemudian kemajuan ekonomi Indonesia saat itu dianggap sangat signifikan sehingga Indonesia sempat dimasukkan dalam negara yang mendekati negara-negara Industri Baru bersama dengan Malaysia, Filipina dan Thailand, selain Singapura, Taiwan dan Korea Selatan. Di bidang politik, Presiden Soeharto melakukan penyatuan partai-partai politik sehingga pada masa itu dikenal tiga partai politik yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dalam upayanya menyederhanakan kehidupan berpolitik di Indonesia sebagai akibat dari politik masa presiden Soekarno yang menggunakan sistem multipartai yang berakibat pada jatuh bangunnya kabinet dan dianggap penyebab mandeknya pembangunan. Kemudian dikeluarkannnya UU Politik dan Asas tunggal Pancasila yang mewarnai
kehidupan politik saat itu. Namun dalam perjalanannya, terjadi ketimpangan dalam kehidupan politik di mana muncullah istilah 'mayoritas tunggal' di mana GOLKAR dijadikan partai utama dan mengebirikan dua parpol lainnya dalam setiap penyelenggaraan PEMILU. Berbagai ketidakpuasan muncul, namun dapat diredam oleh sistem pada masa itu. Seiring dengan naiknya taraf pendidikan pada masa pemerintahannya karena pertumbuhan ekonomi, muncullah berbagai kritik dan ketidakpuasan atas ketimpangan ketimpangan dalam pembangunan. Kesenjangan ekonomi, sosial dan politik memunculkan kalangan yang tidak puas dan menuntut perbaikan. Kemudian pada masa pemerintahannya, tercatat muncul peristiwa kekerasan di masyarakat yang umumnya sarat kepentingan politik, selain memang karena ketidakpuasan dari masyarakat.
Beberapa Catatan Atas Tindakan Represif Orde Baru Presiden Soeharto dinilai memulai penekanan terhadap suku Tionghoa, melarang penggunaan tulisan Tionghoa tertulis di berbagai material tertulis, dan menutup organisasi Tionghoa karena tuduhan simpati mereka terhadap komunis. Walaupun begitu, Soeharto terlibat persahabatan yang akrab dengan Lee Kuan Yew yang pernah manjadi Perdana Menteri Singapura yang beretnis Tionghoa. Pada 1970 Soeharto melarang protes pelajar setelah demonstrasi yang meluas melawan korupsi. Sebuah komisi menemukan bahwa korupsi sangat umum. Soeharto menyetujui hanya dua kasus dan kemudian menutup komisi tersebut. Korupsi kemudian menjadi sebuah endemik.Dia memerintah melalui kontrol militer dan penyensoran media. Dia menguasai finansial dengan memberikan transaksi mudah dan monopoli kepada saudara-saudaranya, termasuk enam anaknya. Dia juga terus memainkan faksi berlainan di militer melawan satu sama lain, dimulai dengan mendukung kelompok nasionalis dan kemudian mendukung unsur Islam. Pada 1973 dia memenangkan jangka lima-tahun berikutnya melalui pemilihan 'electoral college'. dan juga terpilih kembali pada 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Soeharto mengubah UU Pemilu dengan mengizinkan hanya tiga partai yang boleh mengikuti pemilihan, termasuk partainya sendiri, Golkar. Oleh karena itu semua partai Islam yang ada diharuskan bergabung menjadi Partai Persatuan Pembangunan, sementara partai-partai non-Islam (katolik dan Protestan) serta partai-partai nasionalis digabungkan menjadi Partai Demokrasi Indonesia. Pada 1975, dengan persetujuan bahkan permintaan Amerika Serikat dan Australia, ia memerintahkan pasukan Indonesia untuk memasuki bekas koloni Portugal Timor Timur setelah Portugal mundur dan gerakan Fretilin memegang kuasa yang menimbulkan kekacauan di masyarakat Timor Timur Sendiri, serta kekhawatiran Amerika Serikat atas tidakan Fretilin yang menurutnya mengundang campur tangan Uni Soviet. Kemudian pemerintahan pro integrasi dipasang oleh Indonesia meminta wilayah tersebut berintegrasi dengan Indonesia. Pada 15 Juli 1976 Timor Timur menjadi provinsi Timor Timur sampai wilayah tersebut dialihkan ke administrasi PBB pada 1999.Korupsi menjadi beban berat pada 1980-an. Pada 5 Mei 1980 sebuah kelompok yang kemudian lebih dikenal dengan nama Petisi 50 menuntut kebebasan politik yang lebih besar. Kelompok ini terdiri dari anggota militer, politisi, akademik, dan mahasiswa. Media Indonesia menekan beritanya dan pemerintah mecekal penandatangannya. Setelah pada 1984 kelompok ini menuduh bahwa Soeharto menciptakan negara satu partai, beberapa pemimpinnya dipenjarakan.Catatan hak asasi manusia Soeharto juga semakin memburuk dari tahun ke tahun. Pada 1993 Komisi HAM PBB membuat resolusi yang mengungkapkan keprihatinan yang mendalam terhadap pelanggaran hak-hak asasi manusia di Indonesia dan di Timor Timur. Presiden AS Bill Clinton mendukungnya.
Pada 1996 Soeharto berusaha menyingkirkan Megawati Soekarnoputri dari kepemimpinan Partai Demokrasi Indonesia (PDI), salah satu dari tiga partai resmi. Di bulan Juni, pendukung Megawati menduduki markas besar partai tersebut. Setelah pasukan keamanan menahan mereka, kerusuhan pecah di Jakarta pada tanggal 27 Juli 1996 (peristiwa Sabtu Kelabu) yang dikenal sebagai 'Peristiwa Kudatuli' (Kerusuhan Dua Tujuh Juli).
Soeharto Turun Takhta Pada 1997, menurut Bank Dunia, 20 sampai 30% dari dana pengembangan Indonesia telah disalahgunakan selama bertahun-tahun. Krisis finansial Asia di tahun yang sama tidak membawa hal bagus bagi pemerintahan Presiden Soeharto ketika ia dipaksa untuk meminta pinjaman, yang juga berarti pemeriksaan menyeluruh dan mendetail dari IMF. Mekipun sempat menyatakan untuk tidak dicalonkan kembali sebagai Presiden pada periode 1998-2003, terutama pada acara Golongan Karya, Soeharto tetap memastikan ia terpilih kembali oleh parlemen untuk ketujuh kalinya di Maret 1998. Setelah beberapa demonstrasi, kerusuhan, tekanan politik dan militer, serta berpuncak pada pendudukan gedung DPR/MPR RI, Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 untuk menghindari perpecahan dan meletusnya ketidakstabilan di Indonesia. Pemerintahan dilanjutkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, B.J. Habibie.Dalam pemerintahannya yang berlangsung selama 32 tahun lamanya, telah terjadi penyalahgunaan kekuasaan termasuk korupsi dan pelanggaran HAM. Hal ini merupakan salah satu faktor berakhirnya era Soeharto.
Menurut saya setiap pemimpin mempunyai cara tersendiri buat menjalankan suatu Negara yang dipimpinnya akan tetapi akan ada setiap kebijaksanaan yang akan diambil oleh pemimpin setiap Negara yang akan berdampak positive maupun negative pada Negara tersebut untuk saat itu dan kedepannya oleh karena itu saya akan mengambil 1 pemimpin Negara yang menurut saya pemimpin ini bisa dibilang salah satu yang terbaik dan juga paling buruk untuk saat ini karena telah banyak mengambil keputusan yang kontrovensional siapakah pemimpin tersebut yaitu:
Jend. Besar TNI Purn. Haji Moehammad Soeharto (Presiden ke-2)
Bapak Soeharto memulai kepemimpinannya sejak 1966 di masa orde baru dengan menggantikan kepemimpinannya bapak Ir. Soekarno di masa orde lama sejak runtuhnya PKI pada saat terjadinya peristiwa Gerakan 30 September. Pada masa orde baru ini, pemerintahan Soeharto didukung oleh kelompok militer bahkan hingga terbentuk suatu etos kebersamaan yang kuat di antara para pemimpin militer. Dan hal ini tentu terjadi karena para tentara sudah sejak awal berjuang bersamasama dengan para rakyat dan demi rakyat. Memang, pemerintahan Bapak Soeharto terkesan sentralistik, namun beliau telah berhasil membawa perubahan dan memberikan banyak dampak-dampak positif bagi Indonesia. Diantaranya: 1. Pembangunan Nasional Berjangka Gunadarma University BAAK Online Perpustakaan Gunadarma Satuan Acara Perkuliahan Studentsite Gunadarma University Soeharto telah banyak mensukseskan berbagai pembangunan di Indonesia, seperti Rencana Pembangunan Tahunan, Perencanaan Pembangunan Lima Tahun (PELITA I-VI) hingga dua puluh lima tahun. Semua tertuang dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dimana orde baru menetapkan arah yang jelas dan tegas kemana bangsa Indonesia akan menuju. Hingga Bapak Soeharto pun dikenal dengan julukan “Bapak Pembangunan Nasional”. 2.
Gerakan Transmigrasi Jenis transmigrasi pada saat itu ada dua, yaitu transmigrasi umum dan spontan. Untuk transmigrasi spontan digagas oleh transmigran sendiri, sehingga pemerintah mengorganisir dan membiayai perjalanan dari daerah asal ke daerah tujuan transmigrasi. Sedangkan untuk transmigrasi umum, tidak tanggungtanggung pemerintah menanggung semua biaya bahkan ditempat tujuan transmigran mendapatkan lahan seluas dua hektar, rumah, alat pertanian, dan biaya-biaya lainnya. Gerakan ini pun berhasil meratakan jumlah penduduk di Indonesia. Tingkat kemiskinan dan kepadatan kependudukan di Pulau Jawa yang cukup tinggi dapat diatasi dengan memindahkan sebagian penduduk ke pulau lain yang dapat dihuni dengan tujuan mendapatkan tempat yang layak untuk bertani. Dan akhirnya, sudah banyak kisah transmigran yang sukses mendapatkan penghidupan yang laya disana setelah puluhan tahun meninggalkan kampung halaman.
3.
Swasembada Pangan Sejak masa orde baru, Indonesia dapat memenuhi kebutuhan berasnya sendiri dan tidak perlu mengimpor beras dari luar. Bahkan sejak saat itu, Indonesia bisa menjadi pengekspor beras.
4.
Gerakan Wajib Belajar Pada masa ini juga, pemerintah berhasil menerapkan gerakan wajib belajar agar para rakyat yang kurang mampu juga dapat merasakan dunia pendidikan demi tingkat kualitas SDM rakyat Indonesia di masa mendatang. Bahkan ada pula program Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh (GN-OTA).
5.
Tingginya Rasa Nasionalisme Pada masa ini, semua berlandaskan pada Pancasila. Sehingga menumbuhkan rasa nasionalime yang tinggi pada rakyat Indonesia. Bahkan ada pula program P4 (Pedoman Penghayatan Pada Pancasila).
6.
Pertumbuhan Ekonomi Adanya paket Kebijaksanaan Desember 1987, paket Kebijaksanaan Oktober 1988, dan paket Kebijaksanaan Desember 1988 yang membuat pasar modal menjadi aktif. Hal ini juga menyebabkan minimnya tingkat pengangguran di Indonesia.
7.
Harga Sembako dan BBM Terjangkau Pada masa bapak Soeharto, harga sembako serta BBM pun terjangkau oleh para rakyat. Rakyat juga tidak perlu khawatir akan terjadi kenaikan harga akibat suatu keadaan khusus seperti lebaran, natal, dan sebagainya karena harga akan dikendalikan secara stabil dan semua dikendalikan oleh satu sistem yang terpusat dan terkontrol. Dan hal ini merupakan hal pokok dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
8.
Keamanan Terjamin Di masa Soeharto, keamanan juga turut terjamin karena pengawasan yang ketat kerap dilakukan. Namun, bagi para preman mungkin tidak menyukai hal ini karena mereka tidak bisa melakukan apa yang biasa mereka lakukan.
9.
Perekonomian Stabil Kebijakan ekonomi yang diambil bapak Soeharto sewaktu dulu menumbuhkan perekonomian rakyat dan mampu menekan angka inflasi.
10. Mudah Mendapatkan Pekerjaan Dahulu, masyarakat Indonesia dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan karena adanya ikatan dinas, program kemitraan, dan sebagainya. 11. Berkembangnya Pertanian Orde baru banyak memberikan penyuluhan kepada petani untuk meningkatkan pertanian. Termasuk beberapa program yang mendukung peningkatan kualitas para petani. 12. Membangun Kesadaran Rakyat Dengan adanya Gerakan Disiplin Nasional (GDN) yang dibentuk oleh bapak Soeharto, perlahan dapat meningkatkan kesadaran berdisiplin bagi masyarakat. Serta adanya Gerakan Nasional untuk Mencintai Produk Dalam Negeri yang bertujuan agar masyarakat lebih suka membeli produk dalam negeri sehingga dapat meningkatkan pendapatan dalam negri dan tidak terpengaruh budaya luar. 13. Rendahnya angka kemiskinan Angka kemiskinan yang semakin meninggi harusnya juga
menjadi perhatian pemerintah. Miskin karena menurunnya daya beli, miskin karena kebijakan pemerintah yang tidak tepat sasaran. 14. Berkembangnya pertanian Orde baru banyak memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada
petani untuk meningkatkan pertanian. Termasuk beberapa program yang mendukung
peningkatan kualitas para petani. Sekarang, udah gak ada lagi program-program penyuluhan. Petani dilepas gitu aja tanpa bimbingan, klo kualitas panennya jelek, tinggal impor aja dari negara tetangga tercinta. Akibatnya… harga gabah lokal merosot, daya beli petani menurun, dan sebagainya dan sebagainya 15. Stabilitas politik Jaman Orde Baru, identik dengan pemerintahan yang represif. Segala aspek kehidupan diawasi dengan ketat oleh pemerintah, termasuk media. Gimana gak stabil, lha wong semuanya dah diatur & dikendalikan dari pusat. 16. Pemberantasan partai Komunis Indonesia yang memang pantas harus dibantai sampai akarakarnya karena sangat berbahaya kalo tidak segera dilenyapkan di Negara indonesia tercinta kita ini. Dampak negative dari kepemimpinan Soeharto: 1.
Terbentuk pemerintahan orde baru yang bersifat otoriter, dominatif, dan sentralis.
2.
Otoritarianisme merambah segenap aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara termasuk kehidupan politik yang sangat merugikan rakyat.
3.
Pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik dan benar kepada rakyat Indonesia. Golkar menjadi alat politik untuk mencapai stabilitas yang diinginkan, sementara 2 paratai lainnya hanya sebagai boneka agar tercipta citra sebagai Negara demokrasi.
4.
Sistem perwakilan bersifat semu bahkan hanya dijadikan topeng untuk melanggengkan sebuah kekuasaan secara sepihak. Dalam setiap pemilihan presiden melalui MPR Suharto selalu terpilih.
5.
Demokratisasi yang terbentuk didasarkan pada KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) sehingga banyak wakil rakyat yang duduk di MPR/DPR yang tidak mengenal rakyat dan daerah yang diwakilinya.
6.
Kebijakn politik teramat birokratis, tidak demokratis, dan cenderung KKN.
7.
Dwifungsi ABRI terlalu mengakar masuk ke sendi-sendi kehidupan bebangsa dan benegara bahkan pada bidang-bidang yang seharusnya masyarakat yang berperan besar terisi oleh personel TNI dan Polri. Dunia bisnis tidak luput dari intervensi TNI/Polri.
8.
Kondisi politik lebih payah dengan adanya upaya penegakan hukum yang sangat lemah. Dimana hukum hanya diciptakan untuk keuntungan pemerimtah yang berkuasa sehingga tidak mampu mengadili para konglomerat yang telah menghabisi uang rakyat.
9.
Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam.
10. Perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan, antar kelompok dalam masyarakat tersa semakin tajam. 11. Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (marginalisasi sosial) 12. Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). 13. Pembangunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata. 14. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dam sosial yang demokratis dan berkeadilan. 15. Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental pembangunan ekonomi sangat rapuh. 16. Pembangunan tidak merata, tampak dengan adanya kemiskinan disejumlah wilayah yang justru menjadi peny umbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Irian. Faktor inilah yang selanjutnya ikut menjadi penyebab terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menkelang akhir tahun 1997. Masih banyak lagi dampak-dampak yang diberikan oleh Bapak Soeharto selama 32 tahun beliau menjabat sebagai presiden di Indonesia tercinta. Memang, selain dampak positif yang beliau berikan, tetap terdapat dampak negatifnya bagi negara kita. Jadi, tak dapat dipungkiri, bahwa bapak Soeharto sangatlah berjasa bagi bangsa dan negara sewaktu menjabat sebagai presiden. Pada masa pemerintahannya, Indonesia menjadi negara yang sangat aman dan makmur.