Tugas Uts Pancasila.docx

  • Uploaded by: Dwik Purnamayanti
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Uts Pancasila.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,214
  • Pages: 6
Latar belakang beberapa pihak dalam masyarakat yg menolak pancadila sebagai dasar negara karena mereka tidak bisa menerima kesepakatan yang telah diterima oleh para founding father kita untuk menetapkan pancasila sebagai dasar negara RI, mereka berpikir egois dengan mencoba memaksakan ideologi khilafah untuk digunakan sebagai ideologi negara.tentu saja hal tersebut merupakan pengkhianatan terhadap para founding father pendiri NKRI

Lalu pertanyaan adalah, mengapa orang muda kita mulai banyak yang meninggalkan pancasila?. Pertanyaan ini perlu dijawab oleh segenap bangsa. Sebab, melimpahkan kesalahan pada generasi muda saat ini, kuranglah terlalu tepat kalau tidak didasari oleh persoalan-persoalan lain yang sedang menimpah negeri ini. Pertama, lunturnya kepercayaan generasi muda terhadap pancasila sebagai dasar Negara, tidak terlepas dari kiprah elit di negeri ini baik di lembaga Eksekutif, Legislatif, maupun Yudikatif serta elit yang berkiprah dalam bidang lainnya. Watak oportunis elit kita yang ada di lembaga Negara menjadi salah satu faktor hilangnya legitimasi generasi muda terhadap pancasila. Adanya praktek materialism state, aparatus Negara, yang tidak peka terhadap penderitaan rakyat. Aparatus Negara berfoya-foya dengan gaya hidup "high class", menimbulkan rasa iri bagi masyarakat khususnya bagi generasi muda saat ini. Kedua, adanya prilaku koruptif dikalangan elit bangsa. Setiap hari media massa menyajikan berita tentang korupsi elit yang memwabah hampir diseluruh instansi Negara mulai dari pusat hingga ke daerah. Mentalitas elit yang bobrok tersebut menjadikan generasi kita banyak yang tidak menaruh harapan dengan pancasila. Karena pancasila tidak bisa lagi dijadikan pijakan moral, penuntun jalan bagi kehidupan elit di negeri ini. Ketiga, Negara gagal dalam menyikapi berbagai kekerasan yang terjadi beberapa tahun terakhir. Kekerasan yang ada menjadi indikasi bahwa Negara gagal menciptakan kenyamanan bagi masyarakat. Kekerasan-kekerasan menjadi pertanda bahwa nilai-nilai toleransi yang diajarkan oleh pancasila lambat laun mulai pudar. Keempat, jebakan pragmatisme. Tidak bisa dipungkiri bahwa, dewasa ini generasi muda kita terjebak dalam gaya hidup pragmatisme. Memilih jalan pintas untuk mencapai tujuan. Anak muda terjebak dalam lingkaran kapitalisme global yang merasuki segala sendi kehidupan. Anak muda (pelajar dan mahasisa) sekarang ini, banyak yang tidak memiliki sikap kritis, banyak memilih hidup hura-hura. George Ritzer dalam The McDonalization of Society (1993) mengatakan bahwa paradigma hidup dalam alam modern saat ini adalah rasionalitas formal. Sebuah kondisi yang menginginkan segala sesuatunya lebih cepat, efisien dan rasional. Dalam tahapan tersebut, kultur eksploitasi dari sistem kapitalisme tidak bisa dihindarkan. Kondisi semacam ini menumpulkan kritisisme. Generasi muda, menjadi budak kapitalisme yang terus menggerogoti nilai lokal. Pemuda kita lebih banyak mengkonsumsi

nilai-nilai asing dibandingkan menjaga dan melestarikan budaya lokal. Pemuda kita terjebak dalam kehidupan egoistik. Peduli hanya terhadap kepentingannya sendiri, tanpa lagi mempedulikan kepentingan orang lain bahkan kepentingan bangsa dan Negara sekalipun.

1. Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak Pancasilasebagai dasar negara Sebagai dasar negara RI, Pancasila juga bukanlah perahan murni dari nilai-nilai yang berkembang di masyarakat Indonesia. Karena ternyata, sila-sila dalam Pancasila, sama persisdengan asas Zionisme dan Freemasonry. Seperti Monoteisme (Ketuhanan YME), Nasionalisme (Kebangsaan), Humanisme (Kemanusiaan yang adil dan beradab), Demokrasi(Musyawarah), dan Sosialisme (Keadilan Sosial). Tegasnya, Bung Karno, Yamin, danSoepomo mengadopsi (baca: memaksakan) asas Zionis dan Freemasonry untuk diterapkan diIndonesia. Selain alasan di atas, agama-agama yang berlaku di Indonesia tidak hanya Islam,tetapi ada Kristen Protestan dan Katolik, Hindu, Budha, bahkan Konghucu. Kesemua agamaitu, menganut paham atau konsep bertuhan banyak, bahkan pengikut animisme. Hanya agamaIslam saja yang memiliki konsep Berketuhanan YME (Allahu Ahad). Pada masa pra kemerdekaan tatanan sosial masyarakat di Nusantara, kebanyakanterdiri dari Kerajaan-kerajaan Hindu. Dari sistem monarkis seperti ini, belum dikenal konsepmusyawarah untuk mufakat; tetapi yang berlaku adalah sabda pandita ratu. Rakyat harustunduk dan patuh pada titah sang raja tanpa reserve. Sekaligus, minus demokrasi, karenakedudukan raja diwarisi turun temurun. Kala itu, tidak ada persatuan. Perpecahan, perebutankekuasaan dan wilayah, selalu mengundang pertumpahan darah. Pancasila, sudah kian terbukti, cuma sekadar alat politisi busuk yang anti Islam,namun mengatasnamakan ke-Bhinekaan. Padahal, bukan hanya Indonesia yangmasyarakatnya multietnis, multi kultural, dan multi agama. Di Amerika Serikat, untukmempertahankan ke-Bhinekaannya mereka tidak perlu Pancasila, begitu pun negara jiranMalaysia. Nyatanya, mereka justru lebih maju dari Indonesia.

JAWABAN NO 1 1. Sedangkan mereka yang kontra- Pancasila dengan mengusung Islam sebagai dasar negara karena keyakinan akan superioritas dan holistisitas Islam. Bagi mereka, Islam adalah agama yang paling sempurna dan paling lengkap. Dia tidak hanya mengajarkan manusia berhubungan dengan Tuhan, tetapi juga memberi petunjuk bagaimana manusia berhubungan dengan manusia yang lain dan lingkungannya, termasuk dalam hal bersosial politik. Oleh karena itu Islam diyakini lebih unggul jika dikomparasikan dengan semua ideologi dunia yang lain (Effendi, 1998, hal. 107). Menurut kelompok ini, dalam perjalanan sejarah Indonesia, pemahaman seperti ini telah menjadi dasar dari seluruh gerakan Islam di Indonesia sejak zaman perjuangan kemerdekaan yang diaktualisasikan dalam bentuk cita-cita penegakan negara Islam. Salah satunya, Hamka, mengatakan demikian sebagaimana dikutip oleh Ahmad Syafii Maarif bahwa: Perjuangan menegakkan negara Islam sudah merupakan cita-cita sejak lama dari semua gerakan Islam di Indonesia, yaitu sejak abad ke-19. Menurutnya para pahlawan, seperti: Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Cik Ditiro, Pangeran Antasari, Sultan Agung, dan lain-lain yang telah berperang melawan kolonialisme Belanda adalah dalam rangka menciptakan suatu tatanan negara berdasar Islam. Dalam kaitan inilah, kata Hamka, apa yang diperjuangkan oleh wakil-wakil Islam dalam Majelis Konstituante adalah semata-mata untuk merealisasikan keinginan yang sudah dipendam lama oleh para pahlawan di atas dalam konteks abad ke-20. “Kamilah yang meneruskan wasiat mereka” kata Hamka, “Dan dapat pulalah Saudara Ketua mengetahui ke mana mestinya ujung logika dari perkataan saya ini. Mungkin dikatakan bahwa yang mengkhianati ruh nenek moyang pemimpin yang terdahulu ialah yang menukar perjuangan mereka dengan Pancasila” (Maarif, 1987, hal. 160). Sependapat dengan Hamka adalah Natsir dalam Maarif (1987, hal. 117), salah satu pemimpin Masyumi. Dia menolak Pancasila karena Pancasila dianggapnya sekular. Sekular karena sumber sila-silanya bukan dari wahyu Allah sehingga jelas bukan ini yang dikehendaki ajaran Islam. 2. Menjadikan Pancasila sebagai pedoman pembentukan karakter bangsa akan menimbulkan persoalan serius, karena akan membenturkan Pancasila dengan agama. Pancasila seyogyanya tidak dijadikan sebagai landasan amal, akhlak, atau karakter. Sebab, itu adalah wilayah agama. Jika Pancasila akan ditempatkan sebagai pedoman karakter atau moral, maka akan menjadi pedoman baru, yang berbenturan dengan posisi agama. Hal itu tidak akan berhasil, sebab Pancasila tidak memiliki sosok panutan ideal yang bisa dijadikan contoh dalam pembentukan karakter. Berbeda dengan Islam, yang memiliki suri tauladan yang jelas dan abadi, yaitu Nabi Muhammad 3. Sebenarnya, terlepas dari agama dan ideologi masing-masing, harusnya bangsa Indonesia mau bersikap jujur, bahwa rumusan Pancasila yang berlaku sekarang ini, tidaklah terpisahkan dari rumusan Pembukaan UUD 1945, yang kini berlaku kembali sebagai hasil Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dekrit itu menegaskan bahwa Piagam Jakarta adalah menjiwai dan merupakan satu kesatuan dengan UUD 1945. Karena itu, dalam memahami sila Pertama, misalnya, tidak boleh dilepaskan dari alinea ketiga Pembukaan UUD 1945: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…”. Jadi, sila pertama, menurut berbagai tokoh organisasi Islam, bisa dikatakan sebagai penegasan konsep Tauhid dalam Islam, sebab dalam alinea ketiga jelas-jelas disebutkan nama Tuhan yang Esa yaitu Allah.

4. Karena itu, sudah sepatutnya, pendidikan karakter di Indonesia memang didasarkan kepada konsep Tauhid, sehingga memiliki landasan, konsep, dan teladan (uswatun hasanah) yang jelas. Sebagai aplikasinya, misalnya, karakter ”toleransi”, harus diberi batasan, bahwa umat Islam tidak boleh bertoleran terhadap kemusyrikan dan kemunkaran. Dalam tataran kebangsaan, sudah sepatutnya, negara tidak menfasilitasi berkembangnya paham-paham syirik yang bertentangan dengan konsep Tauhid. Maka, keliru, jika atas nama Pluralisme dan multikulturalisme, siswa diajarkan agar bertoleran terhadap segala bentuk aliran sesat yang jelas-jelas merupakan suatu kemungkaran.

5. Adanya kelompok-kelompok yang fanatik dengan islam, sehin gga

mereka ingin Indonesia menjadi negara islam, selain itu banyaknya tantangan yang muncul seperti liberalism, kapitalisme, komunisme dan lain-lain, yang memang tidak setuju jika pancasila sebagai dasar negara Indonesia. 6. Latar belakang sikap beberapa pih ak dalam masyarakat yang menolak Pancasila sebagai dasar negara disebabkan sistem hukum yang termuat dalam Badan Pancasila bisa dibilang tidak sempurna, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya badan kepemerintahan yang berlaku tidak adil kepada masyarakat. Terlihat bahwa orang yang kaya semakin kaya dan orang yang miskin semakin miskin akibat sistem kapitalis yang diterapkan oleh Indonesia. 7. Penolakan yang sangat nampak adalah dari pihak agamis. Para pemuka Islam dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) telah menyatakan menerima gagasan Pancasila Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka karena adanya jaminan “pelaksanaan syari’at Islam bagi pemeluknya” yang tertuang dalam sila pertama.

JAWABAN NO.2 1. Pada dasarnya, mereka yang pro-Pancasila sebagai dasar negara karena dilatarbelakangi sensitivitas sosial. Mereka melihat masyarakat Indonesia yang plural, baik dari sisi etnisitas maupun religiusitas, membuat mereka merasa butuh untuk mengembangkan sikap bersosial-politik yang adekuat dalam kondisi tersebut, yakni toleran, plural, dan humanis. Dan ternyata kebutuhan mereka terakomodir saat mereka mencermati ide-ide tentang nasionalisme. Mereka menemukan di dalam ide tersebut sebuah wahana berbangsa dan bernegara yang bisa mewadahi rasa sensitivitas sosial tersebut. Perasaan sensitivitas para founding father tersebut, di antaranya sebagaimana ungkpan Soekarno dan Soepomo. Soekarno sudah sejak semula mengusulkan Pancasila sebagai dasar negara, demi kemerdekaan Indonesia, demi masa depan rakyat Indonesia yang Kristen maupun Muslim. Gagasan ini pernah Soekarno sampaikan sendiri ketika dia melakukan kunjungan ke Amuntai, wilayah yang letaknya di sebelah Selatan Kalimantan yang komunitas muslimnya sangat kuat. Soekarno mengingatkan akan pentingnya upaya mempertahankan Indonesia sebagai negara kesatuan nasional berdasarkan Pancasila. Negara yang diinginkannya adalah sebuah negara nasional yang mencakup seluruh Indonesia. Dia menganjurkan rakyat Amuntai untuk menolak usulan atau ajakan untuk menjadikan Islam

sebagai dasar negara. Sebagaimana ditulis oleh Deliar Noer, Soekarno mengucapkan sebagai berikut: ”Jangan mau, jangan mau, jangan mau. Karena ini akan menyebabkan daerahdaerah seperti Maluku, Bali, Flores, Kepulauan Kai, dan Sulawesi Utara lepas dari Republik Indonesia”(Noer, 1987, hal. 264-265; Effendi, 1998, hal. 103). 2. Pada era globalisasi ini yang menyebabkan banyak hal yang akan

merusak mental dan moral nilai pancasila, pancasila sangat berperan penting, pancasila sebagai benteng moral dalam menjawab tantangan tantangan terhadap unsure-unsur kehidupan bernegara. Oleh karena itu, pancasila harus tetap dipertahankan sebagai dasar negara Indonesia. Apabila nilai-nilai pancasila diamalkan, secara konsisten, baik oleh negara maupun seluruh warga negara, maka akan terwujud tata kelola pemerintahan yang baik, sehingga cita-cita tujuan negara dapat diwujudkan secara bertahap dan berkesinabungan. 3. Pihak- pihak yang tetap mempertahankan pancasila sebagai dasar negara karena pancasila dianggap sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan sesuai dengan keinginan masyarakat. 4. Karena pancasila telah dijadikan dasar,dan pandangan hidup bangsa indonesia, dan tidak ada yang menggantikan pancasila sebagai dasar negara, ditambah dengan pancasila memiliki nilai dasar, instrumental, dan nilai praktis yang semua itu dijadiakan sebagai pandangan hidup bangsa indonesia. 5. Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan pancasila sebagaI Dasar negara Indonesia karena nilai-nilai pancasila merupakan nilai-nilai luhur yg sesuai dgn kepribadian Indonesia. 6. Karena apabila suatu negara menjadikan pancasila sebagai dasar negara, maka negara tersebut khususnya Indonesia akan menjadi negara yang kokoh, kuat, dan tidak mudah terombang –ambing oleh kerasnya hidup berbangsa dan bernegara. Dan apabila pancasila tidak dijadikan dasar negara, maka Indonesia akan menjadi negara yang rapuh. 7. Pancasila telah menjadi alat pemersatu bangsa dari ideology-ideologi yang anti kolonialisme, kapitalisme, imprialisme, pancasila juga menjadi pemersatu dari beragamnya kebudayaan rakyat Indonesia dan pancasila berfungsi sebagai alat pemersatu dari semua unsure kehidupan rakyat Indonesia. Jika tanpa pancasila, maka negara Indonesia akan pecah belah, dimana yang lebih dominan yaitu terjadinya pembedaan-pembedaan seperti ras, suku, agama, dan lain-lain yang menyebabkan pecahnya suatu persatuan. Maka dari itu pancasila sangat tepat untuk alat pemersatu bangsa. 8. Pancasila dipertahankan sebagai dasar negara karena merupakan pijakan berjalannya negara, dan memberi arah untuk mewujudkan surganya dunia yaitu: masyarakat yang sejahtera, makmur dan sentosa yang hidup damai diatas bumi pertiwi dibawah kolong langit ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. 9. Dasar negara pancasila dipertahankan oleh pihakpihak, dikarenakan dapat dijadikan acuan bersama, baik dalam memecahkan perbedaan dan pertentangan politik diantara golongan dan kekuatan politik yang ada. Ini berarti bahwa segenap golongan dan kekuatan yang ada di Indonesia ini sepakat untuk

menjaga, memelihara, dan mempertahankan negara kesatuan republic Indonesia dengan bingkai pancasila. 10. Selain itu secara nyata telah sering diakui adanya upaya – upaya untuk memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia, misalnya lewat pemberontakan Madiun 1948 maupun pengkhianatan G 30 S/PKI tahun 1965. Namun semuanya itu dapat digagalkan berkat kesepakatan segenap golongan bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan landasan dasar dan ideologi Pancasila. 11. Karena hinggga saat ini Pancasila masih dianggap cocok dan sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia yang serba majemuk. Pancasila sampai saat ini masih dapat menjembatani keanekaragaman indonesia. Selain itu, penggantian dasar negara juga memiliki implikasi yang luas dan dipandang dapat menimbulkan konflik yyang besar. Mengganti dasar negara berarti membubarkan negara, dan itu sangat rentan serta memerlukan proses yang panjang. Tapi bukan berarti pancasila tak bisa diganti. Pancasila dapat diganti apabila dipandang sudah tak sesuai lagi dengan nilai-nilai kehidupan bangsa indonesia. Penggantian pancasila juga hrus disetujui oleh mayoritas warga negara indonesia. 12. dasar negara Pancasila harus tetap dipertahankan karena dinilai

dapat memperkuat pondasi negara ini. "Fundamen negara ini harus tetap kuat dan kokoh sebab mengubah ideologi berarti mengubah eksistensi dan sifat negara, 13. Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel yang dapat mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia. "Sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan ditolak oleh Pancasila. 14. Jika pancasila tidak dipertahankan sebagai dasar negara dan jika suatu dasar yang fondamental dirubah, bagaikan rumah yang dirubah dan tidak memiliki pondasi yang tetap tidak akan berdiri kokoh. Oleh karena itu pancasila perlu dipertahankan karena pancasila merupakan ideologi bangsa, pedoman bangsa dan pandangan hidup bangsa dalam suatu negara yang bersifat plurelistik/heterogen seperti Indonesia. 15. Karena pancasila juga dapat menjadi ciri khas bangsa (indonesia),dan juga memang telah di tetapkan sebagai hukum negara

Related Documents

Tugas Uts
June 2020 30
Tugas Pra Uts
April 2020 21

More Documents from "Dwik Purnamayanti"