Tugas Uts Etika Tes.docx

  • Uploaded by: Nurfitriani
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Uts Etika Tes.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,986
  • Pages: 11
PENDAHULUAN A. Latar belakang Suatu bisnis dibangun untuk mendapatkan keuntungan yang sebesarbesarnya atau maksimum profit. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku bisnis dan memperluas jaringan usaha. Akatetapi terkadang untuk mencapai tujuan tersebut, pelaku bisnis melakukan tindakan yang mengabaikan dimensi moral dan etika. Terdapat aturan etika dalam kegiatan bisnis dimana apabila etika tersebut dilanggar maka sangsi akan diterima oleh pihak tersebut. Menurut Fahmi (2017) etika bisnis merupakan autaran-aturan yang menegaskan suatau bisnis tentang boleh bertindak dan tidak boleh bertindak dimana aturan tersebut bersumber dari aturan tertulis maupun tidak tertulis . Beberapa pendapat terkait dengan memasukan aspek bisnis dalam etika. Pertama, etika mengatur semua aktivitas manusia yang disengaja, dan karena bisnis merupakan aktivita manusia yang disengaja maka etika juga hendaknya berperan dalam bisnis. Kedua, etika bisnis tidak dapat ada kecuali orang yang terlibat dalam bisnis dan komunitas sekitarnya taat terhadap standar minimal etika. Ketiga, pertimbangan etika konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya dengan pencarian keuntungan (Vanesquez, 2005). Apabila suatu perusahaan ingin mencatat kesuksesan maka bisnis membutuhkan 3 hal pokok yaitu produk yang baik dan bermutu, manajemen yang mulus dan etika. Etika dalam hal ini merupakaan bagian dari komunitas moral yang tercantum dalam kerangka social dan menjamin adanya kegiatan bisnis dalam jangka panjang karena adanya peningkatan kepuasan pegawai yang juga merupakan stake holder perusahaan (Librine, 2010). Pelanggaran etika bisnis terkadang tidak hanya menyangkut beberapa individu, namun terorganisir secara rapi yang berhubungan dengan beberapa pihak secara kompleks bahkan melibatkan pemerintah. Pelanggaran etika bisnis ini terbentuk karena adanya persaingan tidak sehat antar pebisnis untuk menguasai pasar dan mendapatkan keuntungan.

1

Salah satu pelanggaran etika bisnis yaitu PT. Digantara yang merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dalam industri pesawat terbang. Pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Digantara yaitu penyelewengan anggaran Negara pada tahun 1995, pemecatan secara tidak hormat salah satu karyawan pada tahun 1996 dan PHK secara besar-besaran. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik membahas kembali mengenai etika bisnis dan kasus PT. Digantara dari aspek etika bisnis

B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah yang dimaksud dengan etika dan bisnis? 2. Apakah yang dimaksud dengan etika bisnis? 3. Bagaimanakah pelanggaran yang dapat terjadi dalam etika bisnis? 4. Bagaimanakah etika bisnis pada kasus PT. Digantara Indonesia?

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui konsep etika dan bisnis? 2. Untuk mengetahui konsep etika bisnis? 3. Untuk mengetahui pelanggaran yang dapat terjadi dalam etika bisnis? 4. Untuk mengetahui etika bisnis pada kasus PT. Digantara Indonesia?

2

LITERATUR REVIEW A. Bisnis dan Etika Bisnis adalah kegiatan yang ekonomis meliputi kegiatan tukar menukar, jual beli,

memproduksi-memasarkan,

bekerja-mempekerjakan,

serta

interaksi

manusiawi lainnya yang memiliki tujuan memperoleh keuntungan (Bertens, 2007). Agoes (2011) menjelaskan kegiatan bisnis dari 5 dimensi, yaitu sebagai berikut: 1. Dimensi Ekonomi. Bisnis adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan sehingga menjadi bisnis sebagai tulang punggung ekonomi 2. Dimensi Etis. Etis/etika merupakan tinjauan kritis mengenai baik buruknya suatu perilaku atau tindakan. 3. Dimensi Hukum. Hukum dan etika mempunyai hubungan yang sangat erat karena keduanya mengatur perilaku manusia. 4. Dimensi Sosial. Perusahaan berkembang menjadi suatu system terbuka yang kompeleks. Hal ini membuat perusaaan memiliki berbagai elemen, unsur, orang, dan jaringan yang saling terhubung. 5. Dimensi Spiritual. Kegiatan bisnis yang spiritual tumbuh berdasarkan paradigma sebagai berikut:  Bisnis merupakan bagian dari ibadah menurut pengelola dan pemangku kepentingan  Tujuan bisnis adalah untuk memajukan kesejahteraan semua pemangku kepentingan atau masyarakat.  Pengelola mampu menjalani pelestarian alam dalam menjalankan aktivitas bisnisnya

3

Suatu bisnis dibangun untuk mendapatkan keuntungan yang sebesarbesarnya atau maksimum profit. Akatetapi terkadang untuk mencapai tujuan tersebut, pelaku bisnis melakukan tindakan yang mengabaikan dimensi moral dan etika. Menurut Fahmi (2017) etika adalah tindakan dengan mendasarkan moral sebagai ukurannya. Etika sangatlah penting untuk perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dimana dapat mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk perusahaan. Hal ini pada akhirnya mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterima perusahaan dan mampu menjaga kelangsungan hidup perusahaan (Sinaulan, 2016)

B. Etika Bisnis Menurut Fahmi (2017) etika bisnis merupakan autaran-aturan yang menegaskan suatau bisnis tentang boleh bertindak dan tidak boleh bertindak dimana aturan tersebut bersumber dari aturan tertulis maupun tidak tertulis. Menurut Sony Keraf, (1993) dalam Librine (2010) bahwa etika bisnis mencakup prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip tidak berbuat jahat, prinsip keadilan dan prinsip hormat kepada diri sendiri. Adapun ruang lingkup etika bisnis menurut Fahmi (2015) yaitu sebagai berikut: 1. Tindakan dan keputusan perusahaan yang dilihat dari segi etika 2. Kondisi suatu perusahaan yang dianggap melanggar ketentuan etika bisnis, akan menerima sangksi berdasarkan perubuatan tersebut 3. Ukuran yang dipergunakan oleh suatu perusahaan dalam bidang etika bisnis 4. Peraturan dan ketentuan dalam bidang etika bisnis yang ditetapkan oleh lembaga terkait Menurut Sonny Keraf (1993) dalam Libriene (2010) bahwa etika bisnis secara khusus tidak sekedar menerapkan etika dalam kegiatan bisnis, tetapi juga berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut Nuryana (2005) dalam Fahmi (2017) Tanggung jawab social (Corporate Social Responsibility/

4

CSR) adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintergrasikan kepedulian social dalam operasi bisnis dan interaksi dengan pemangku kepentingan berdasarkan prinsip sukarela dan kemintraan Perusahaan bisnis "secara moral" bertanggung jawab untuk menjaga kekhawatiran dari pemegang saham yang lebih besar yang dapat mencakup pemilik, pelanggan, vendor, karyawan dan masyarakat daripada pemegang sahamnya. yaitu pemilik bisnis sendiri (Rodin ,2005 dalam Goel dan Ramathan, 2014). CSR beroperasi dengan prinsip bahwa perusahaan diwajibkan memenuhi tanggung jawab mereka kepada sejumlah besar pemangku kepentingan daripada pemegang sahamnya. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan tidak boleh menjadi tambahan kebijakan oleh perusahaan, tetapi diintegrasikan ke dalam struktur dan strategi tata kelola perusahaan (Rodin ,2005 dalam Goel dan Ramathan, 2014)

C. Pelanggaran dalam Etika Bisnis Menurut Velasquez (2005) bahwa terdapat lima isu dalam memahami pelanggaran mengenai etika bisnis, adalah sebagai berikut: a. Bribery atau suap Suap dapat didefinisikan sebagai "sesuatu (sebagai uang atau bantuan) yang diberikan atau dijanjikan kepada seseorang untuk mempengaruhi perilaku" (Webster, 1995). Akantetapi terkadang orang-orang di negara-negara Asia cenderung bertukar hadiah sebagai cara membangun hubungan dan tradisi mereka. Namun, tradisi pemberian hadiah Asia dapat dipandang sebagai suap selama transaksi bisnis karena "batas antara penyuapan dan pemberian hadiah kadang-kadang tidak jelas" di Tiongkok (Fahtom, 2002 dalam Bernardi , 2013). 2. Coercion Merupakan tindakan pemasakan, pembatasan, memaksa yang berupa ancaman dengan menggunakan jabatan atau kedudukan

5

3. Deception Merupakan kegiatan menipu, sengaja menyesatkan dengan tindakan atau perkataan yang tidak benar, mengetahui dan melakukan membuat pernyataan yang salah atau representasi,. 4. Theft Merupakan pencurian dimana mengambil sesuatu yang bukan milik dan menjadikan hal tersebut menjadi milik peribadi atau golongan. Korupsi merupakan bagian dari theft karena mengambil sesuatu yang bukan haknya. Menurut Kuncoro (2018) bahwa dalam krisis ekonomi 1998, persepsi publik tentang korupsi di Indonesia berubah hampir semalam pada tahun 1998. Setelah hampir 30 tahun mengakui korupsi sebagai awal ekonomi atau bahkan bermanfaat bagi pembangunan ekonomi, opini publik sekarang bergeser ke arah kekhawatiran bahwa korupsi menghambat pertumbuhan ekonomi. 5. Unfair discrimination Merupakan

perlakuan yang tidak adil karena perbedaan ras, umur, jenis

kelamin, kebangsaan atau agama.

Ada beberapa permasalah umum yang terjadi dalam bidang etika bisnis menurut Fahmi (2015) yaitu sebagai berikut: 1. Pelanggaran etika bisnis dilakukan oleh pihak-pihak yang mengerti dan paham tentang etika bisnis. yang dilakukan dengan sengaja karena ingin memperoleh

keuntungan

dan

mengindari

kewajiban-kewajiban

yang

selayaknya harus dipatuhi 2. Keputusan bisnis sering dilakukan dengan mengesampingkan norma-norma dan aturan yang berlaku 3. Keputusan bisnis dibuat secara sepihak tanpa memperhatikan ketentuan etik yang disahkan oleh lembaga yang berkompeten termasuk peraturan negara. 4. Kondisi dan situasi realita menunjukan kontrol dari pihak berwenang dalam menegakan etika bisnis masih dianggap lemah sehingga peluang ini diambil

6

alih oleh pihak tertentu yang memanfaatkan kondisi demi keuntungan pribadi atau sekelompok orang

D. Studi Kasus PT. Digantara 1.

Kronologi kasus Salah satu pelanggaran etika bisnis yaitu PT. Digantara (1960-2007 yang merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dalam industri pesawat terbang. Tujuan pendirian PT Digantara adalah untuk mengembangkan industri penerbangan di Indonesia dan mencukupi pasar penerbangan. Menurut Nugroho (2012) kronologi kasus PT. Digantara yaitu sebagai berikut: a. Pada

tanggal

mengumumkan

20

April

hasil

1995

Badan

pemeriksaan

dan

Pemeriksa

Keuangan

menyatakan

telah

(BPK) terjadi

penyimpangan di IPTN (PT Industri Pesawat Terbang Nusantara/ nama sebelum PT. DIgantara) yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 372.276.845. Penyelewengan tersebut terjadi pada tender/pelelengan paket pekerjaan sipil di lingkungan IPTN yang diidentifikasi terjadi manipulasi. b. Pada tahun 1996 PT. IPTN menerima bantuan sebesar 400 miliyar rupiah. Dana tersebut diambilkan dari reboisasi sebagai penyertaan modal pemerintah. Akatetapi pada tanggal 15 April 1996, PT. IPTN memecat secara tidak hormat salah satu karyawan dengan tuduhan mengungkapkan kasus penyimpangan PT.IPTN dalam manipulasi tender/pelelangan paket pekerjaan sipil di lingkungan IPTN c. Tanggal 29 oktober 1997 demonstrasi terjadi di PT. IPTN dimana karyawan menuntuk keadilan atas jenjang karir, yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian hingga Rp. 853,331 miliar pada tahun 1998 namun pada tahun 2001 dapat menaikan pendapatan hingga memperoleh laba sebesar Rp. 7,149 miliar d. Tanggal 13 Mei 2002 PT. IPTN mengurangi jumlah karyawan paling banyak 7 ribu orang. Tanggal 24 Agustus 2001 PT. IPTN mengubah nama menjadi PT. Digantara Indonesia

7

e. Pada tanggal 29 Januari 2004 PT. DI mengajukan permohonan PHK akantetapi ketika PHK terjadi hak pensiun karyawan sebanyak 3.500 mantan karyawan tidak dibayarkan oleh perusahaan

2.

Analisis Etika Bisnis pada kasus PT. Digantara Indonesia Berdasarkan kronologis kasus diatas maka dapat disimpulkan bahwa PT. Digantara Indonesia melakukan beberapa pelanggaran etika bisnis yaitu norma etika

(bribery,

deception,

coercion,

dan

theft),

karena

manipulasi

tender/pelelangan pekerjaan sipil di lingkungan IPTN yang akan melibatkan “Transaksi dibalik layar”. Juga melibatkan akuntan perusahaan dimana adanya manipulasi catatan yang mencoba untuk menyembunyikan fakta. Hal ini melanggar konsep utilitarianism karena merupakan perusahaan pemerintah yang bertanggungjawab kepada rakyat. Pelanggaran selanjutnya yaitu adanya pemecatan tidak hormat terhadap salah satu karyawan perusahaan yang mengakibatkan adanya peristiwa whistleblowing. Menurut Near & Miceli (1985) dalam Setianto dkk (2016) Whistleblowing merupakan pengungkapan oleh anggota dalam organisasi karena adanya praktik illegal, tidak bermoral, atau tidak sah dibawah kendali atasan, untuk orang atau organisasi yang mungkin akan mendapatkan efeknya. Pelapor eksternal memiliki motivasi untuk melakukan whistleblowing yaitu moralitas yang berasal dari motif moral yang tinggi, analisis biaya-manfaat yang didukung oleh perhitungan rasional untung dan rugi, dan emosi yang merupakan kemarahan dimana memainkan peran penting dalam “menerjemahkan penilaian kognitif atas kesalahan ke dalam keputusan untuk melakukan whistleblowing. Motivasi ini yang berakibat negative bagi perusahaa (Park dan Lewis, 2014) Sedangkan apabila whistleblower berada di internal perusahaan maka menurut Setianto dkk (2016) potensi melakukan tindakan tersebut lebih besarketika berada dalam kondisi tekanan ketaatan tinggi jika dibandingkan dengan seseorang yang berada dalam kondisi tekanan ketaatan rendah.

8

Pelanggaran etika selanjutnya oleh PT. DI menuru Nugroho (2012) adalah adanya PHK besar-besaran yang pada konsep etika melanggar utilitarianism Karena lebih mengutamakan kepentingan perusahaan daripada kepentingan karyawan dengan jumlah yang lebih besar atas PHK tersebut. Hal ini diperparah dengan adanya ketidakmauan perusahaan untuk membayar pesangon atas PHK tersbut walaupun telah disepakati sebelumnya.

3.

Kesimpulan Apabila suatu perusahaan ingin mencatat kesuksesan maka bisnis membutuhkan 3 hal pokok yaitu produk yang baik dan bermutu, manajemen yang mulus dan etika. Etika dalam hal ini merupakaan bagian dari komunitas moral yang tercantum dalam kerangka social dan menjamin adanya kegiatan bisnis dalam jangka panjang karena adanya peningkatan kepuasan pegawai yang juga merupakan stake holder perusahaan (Librine, 2010). Pencegahan atas pelanggaran etika seperti korupsi dapat dilakukan. Menurut Wahyudin (2017) bahwa upaya pencegahan korupsi dapat terlaksana apabila nilai-nilai moral dan etika dipegang teguh oleh setiap individu, pejabat dan pemimpin perusahaan serta pelembagaan yang memuat kode etik perusahaan. Pencegahan ini dapat juga berlaku atas pelanggaran etika lainnya Apabila pelanggaran telah dilakukan maka perlu adanya penghukuman dan penuntutan secara pidana dan tahanan yang dapat menimbulkan celaan dan kutukan social. Hilangnya reputasi seseorang leibh penting daripada hilang uang karena denda besar atas sangksi yang diterima sehingga perlu adanya publikasi atas nama-nama pelaku pelanggaran

9

PENUTUP A. Kesimpulan Etika bisnis merupakan autaran-aturan yang menegaskan suatau bisnis tentang boleh bertindak dan tidak boleh bertindak dimana aturan tersebut bersumber dari aturan tertulis maupun tidak tertulis. Terdapat pelanggaran etika yaitu bribery, deception, coercion, theft dan unfair discrimination. Salah satu kasus pelanggaran yaitu terjadi pada PT. Digantara Indonesia yang melakukan manipulasi. Pencegahan dapat dilaksanakan dengan membangun etika baik individu maupun kelompok dan kode etik secara kelembagaan.

10

11

Related Documents

Tugas Uts
June 2020 30
Tugas Etika Profesi-1
May 2020 20
Tugas Pra Uts
April 2020 21

More Documents from ""