Tugas Strategi Audit.docx

  • Uploaded by: Komang Dinda Safitri
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Strategi Audit.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,016
  • Pages: 7
Bisnis Proses dalam siklus pendapatannya PT. Mustika Ratu merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam usaha penjualan kosmetik dan jamu sebagai perusahaan yang pendapatannya bersumber dari aktivitas penjualan, maka penanganan terhadap aktivitas penjualan harus dilaksanakan berdasarkan suatu prosedur yang memadai, dimana dalam suatu prosedur melibatkan beberapa fungsi dalam bagian – bagian terkait dengan penjualan. Beberapa hal yang terkait dengan sistem akuntansi penjualan kredit PT. Mustika Ratu:  Fungsi – fungsi yang terkait dengan penjualan kredit  Dokumen – dokumen yang digunakan  Prosedur penjualan kredit  Bagan alir dokumen pada sistem akuntansi penjualan Dalam pelaksanaan PT. Mustika Ratu melakukan penjualan secara tunai dan kredit. Penjualan secara kredit dilaksanakan dengan cara pembayaran berdasarkan angsuran dalam arti pembayaran tidak dilunasi dalam satu waktu. Jika pembeli ingin melakukan pembelian secara kredit harus ada persetujuan sebelumnya dari bagian kredit dan melakukan pembelian secara tunai minimal 4 kali. Dalam siklus pendapatan PT. Mustika Ratu,Tbk melakukan prosedur penjualan kredit. Dimana pendapatan yang diperoleh PT. Mustika Ratu sebagian besar berasal dari penjualan kredit. Penjualan kredit pada PT. Mustika Ratu dilakukan oleh fungsi – fungsi terkait, yaitu salesmen, fungsi kredit, fungsi penjualan, fungsi gudang, ungsi pengiriman, fungsi penagihan, fungsi akuntansi dan keuangan. Masing – masing dari fungsi tersebut memiliki tugas dan tanggungjawab yang berbeda seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut adalah prosedur penjualan kredit yang dilakukan oleh PT. Mustika Ratu: a. Prosedur Order Penjualan Di mulai dari salesmen menawarkan produk pada toko yang didatangi, kemudian dicatat pada surat pesanan dan diserahkan ke bagian kredit untuk meminta otorisasi kredit. Selanjutnya, surat pesanan tersebut dikirimkan ke penjualan untuk dibuatkan formulir order penjualan rangkap 2. Surat tersebut diserahkan ke gudang aga disiapkan barangnya. Setelah barang dikirim ke pelanggan fungsi pengiriman memberikan delivey order lembar ke-4 untuk dibuat faktur penjualan sebagai dasar penagihan ke pelanggan. b. Prosedur Persetujuan Kredit Fungsi kredit menerima surat pesanan penjualan dari salesman, kemudian menganalisis apakah layak diberikan kredit atau tidak. Persetujuan kredit disetujui oleh fungsi kredit dan manager sales and distribution dengan menandatangani pada surat pesanan dan

menyerahkan kepada penjualan sebagai dasar pembuatan formulir order penjualan. c. Prosedur Pengiriman Dalam prosedur ini, kepala gudang menyiapkan barang yang telah dipesan oleh pelanggan dengan memeriksa kesesuaian formulir order penjualan. Kemudian staff administrasi gudang membuat delivery order sebanyak 6 rangkap. Satu rangkap untuk arsip dan sisanya didistribusikan ke departement EDP. Bagian gudang harus selalu memeriksa jumlah, jenis barang, dan tanggal kadaluasa barang. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pencocokan, petugas barang jadi menyerahkan delivery order lembar 3 dan 4 bersama barang kepada petugas ekspedisi sebagai dasar pembuatan perhitungan nilai asuransi dan pembuatan surat jalan. d. Prosedur Pencatatan Putang Dalam prosedur ini, piutang dicatat sesuai dengan dokumen – dokumen pendukung yang berhubungan transaksi penjualan tersebut. adapun sistem pencatatan penjualan yang digunakan adalah sistem perpetual, dimana setiap jenis barang jadi memiliki rekening sendiri – sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Sistem penlaian yang dilakukan PT. Mustika Ratu menggunakan metode FIFO. Setelah selesai dokument akan disimpan sebagai arsip. e. Prosedur Penagihan Fungsi penagihan menerima faktur penjualan lembar pertama dan ke 2 dari fungsi penjualan dan dicocokan jumlah dan jenis barang. Setelah sesuai dokument tersebut dibawa ke fungsi penagihan yang dibantu oleh dept collector melakukan penagihan kepada pelanggan sesuai dengan faktur penjualan. Lembar pertama diberikan kepada pelanggan sebagai bukti bahwa pelanggan telah melunasi pembayaran dan lembar kedua diserahkan ke bagian akuntansi sebagai arsip. Jadi pendapatan yang diperoleh PT. Mustika Ratu berdasarkan pada periode waktu dan aktivitas operasional perusahaan, yaitu penjualan secara kredit. Dokumen yang digunakan PT Mustika Ratu Pada sistem akuntansi penjualan PT Mustika Ratu dibutuhkan alat bantu berupa dokumen dalam mempermudah sistem akuntansi penjualan. Dokumen digunakan sebagai bukti transaksi yang dilakukan oleh PT Mustika Ratu, selain itu dokumen juga dibutuhkan sebagai alat informasi antara fungsi-fungsi yang terkait dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta wewenang terhadap dokumen itu sendiri. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan pada PT Mustika Ratu adalah sebagai berikut:

a. Surat Order Surat order penjualan ini digunakan oleh salesman untuk pesanan barang dari pelanggan kepada perusahaan. Surat order digunakan sebagai otorisasi pemberian kredit dari fungsi kredit kepada pelanggan. Surat order bernomor urut, tanggal, kode pelanggan, nama salesman dan harus diotorisasi oleh manajer sales and distribution atau manager ekspor. Surat oder berisikan kode barang, nama barang, jumlah barang, harga satuan dan jumlah harga barang. b. Faktur Penjualan Dokumen ini berisikan tentang kode barang, keterangan barang yang dikirim, total harga barang yang akan dibayar, jangka waktu pembayaran. Faktur penjualan dibuat atas dasar permintaan pembayaran kredit pelanggan. Jadi, dari dokumen ini manajemen dan pelanggan dapat mengetahui kapan jatuh tempo pembayarannya. Faktur penjualan dibuat oleh fungsi penjualan yang terdiri dari empat rangkap. c. Surat Jalan Dokumen yang berfungsi sebagai surat pengantar atas barang yang tercantum di dalamnya yang ditujukan kepada customer (pembeli) atau penerima yang ditentukan oleh pembeli dan mempunyai kekuatan hukum atas legalitas yang diperlukan di jalan raya mulai dari keluar perusahaan sampai kepelanggan sehingga barang dengan quantity, spesifikasi yang disertai dengan informasi lainnya diterima oleh pelanggan. Surat jalan dibuat oleh fungsi pengirim atas kesepakatan pesanan yang kemudian surat jalan dikirim bersamaan dengan barang. d. Delivery Order Dokumen ini digunakan sebagai surat perintah pengeluaran barang. Delivery Order dilakukan oleh fungsi administrasi gudang sebagai bukti pengeluaran barang. Delivery order bernomor urut cetak dan harus diotorisasi oleh pengawas gudang dan kepala gudang. DO berisikan nomor batch, nama barang, unit barang, harga satuan, dan jumlah yang diserahkan. e. Order Form atau Formulir Order Penjualan Dokumen ini dibuat oleh fungsi penjualan yang digunakan untuk mencatat secara lengkap semua barang yang dibeli dari permintaan pelanggan. Formulir order penjualan dibuat berdasarkan surat pesanan. Formulir order penjualan berisikan nama pembeli, alamat pembeli, nama barang, jumlah barang dan harus diotorisasi oleh bagian EDP untuk diproses dari manual ke komputer dan fungsi penjualan. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam sistem akuntansi penjualan membutuhkan dokumen sebagai alat atau bukti transaksi penjualan. Dokumen yang dikeluarkan harus berdasarkan wewenang yang telah ditetapkan kepada beberapa fungsi oleh perusahaan.

Aspek pengendalian yang diterapkan dalam siklus pendapatan a. Dalam pengendalian pendapatan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan 1. Kemajuan produksi Misalnya : PT. Mustika Ratu berproduksi berdasarkan pesanan, berdaarkan kontrak atas barang yang berwujud. 2. Saat produksi selesai, pengakuan pendapatan ini disebabkan karena pasar da harga yang pasti. 3. Beradasarkan kuantitas penjualan Pendapatan merupakan jumlah rupiah yang menyatakan produk akhir operasi perusahaan dan oleh karena itu, harus diakui dan diukur pada tingkat atau titik kegiatan yang menentukan dalam aliran kegiatan perusahaan. b. Unsur-unsur pengendalian intern PT. Mutika Ratu, Tbk. Sistem akuntansi penjualan bertujuan untuk mempermudah perusahaan untuk menjaga kekayaan perusahaan baik dari sedgi modal dan maupun asset. Agar bisa diharapkan tidak terjadi kecurangan ataupun penyimpangan yang dapat dilkukan oleh pegawau pada transasksi penjualan, PT Mustika Ratu, Tbk menerapkan unsur-unsur internal sebagai berikut : 1. Struktur organisasi Struktur organisasi dalam sistem penjualan dilakukan secara terpisah antara fungsi-fungsi satu dengan yang lainnya. Adanya fungsi pemisahan tugas dan wewenang pada fungsi-fungsi terkait adalah sebagai berikut : a. Fungsi penjualan terpisah dari fungsi kredit Pada fungsi kredit ini memiliki fungsi untuk melakukan pengecekan dan bertanggung-jawab atas pemberian atau penolakan kredit kepada pembeli. Sedangkan fungsi penjualan adalah dapat menjual barang sebnayak-banyaknya untuk mendapatkan untung tanpa memperdulikan apakah penjualan dilkukan secara kredit maupun tunai. Hal yang paling mengkhawatirkan ketika penjualan kredit yang menimbulkan piutang tidak dapat terlunasi. Inilah alasan kenapa fungsi penjualan dan fungsi kredit dipisahkan. b. Fungsi akuntansi terpisah dan fungsi penjualan Menggabungkan antara fungsi akuntansi dan penjualan adalah resiko ynag sangat riskan oleh karena itu, perusahaan memisahkan antara keduanya. Tujuna pemisahan ini adalah menghindari adanya kecurangan yang dilkakukan oleh pegawainya. Tidak hanya itu, sistem ini mampu menghindari adanya penutupan kecurangan di dalam intern. c. Transaksi penjualan yang dilkukan oleh salesman. Sistem penjualan yang dilakukan oleh salesman dianggap ampuh untuk memaksimalkan

penjualan. Fungsi salesman disini adalah melakukan penagihan kredit, melakukan fungsi akuntansi dan keungan dalam penghitungan biaya yang telah dilakukan dalam produksi. Dengan adanya salesman, perusahaan mampu melakukan monitoring secara berkala tanpa pimpinan harus turun tangan. 2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan PT. Mustika Ratu telah telah memiliki prosuder dalam sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang cukup memadai yang berkaitan dengan pengelolaan penjualan produk. Tahapan dalam pengeluaran produk jadi, sistem otorisasi yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Persetujuan pemberian kredit pada PT. Mustika Ratu diberikan oleh fungsi kredit yang telah dikirim oleh seorang sales dengan membawa surat pesanan. Persetujuan kredit diotorisasi oleh manajer sales dan distribusi. Pemberian kredit hanya dikhusukan bagi pelanggan yang telah melakukan pembelian kredit tunai sebanyak 4 kali. b. Pengeluaran barang hanya dilkasankan apabila ada perintah dari bagian yang memerlukan barang dan harsu disetujui oleh pejabat yang berwenang. c. Fungsi gudang mengeluarkan barang berdasarkan formulir order pennjualan yang telah ditandatangani ileh manajer sales dan distribusi dan bagian EDP. Pengeluaran barang dicatar dalam Bin Card. d. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman. Fungsi pengiriman melakukan pengiriman barang yang telah ditandatangani oleh Ka. Ekspedisi dengan memberikan dokumen yang berupa surat jalan sebagai bukti pengantar barang. e. Pencatatan terjadinya piutang yang didasarkan pada faktur penjualan. 3. Praktik yang sehat Dalam melaksanakan sistem akuntansi penjualan PT. Mustika Ratu, dilakukan dengan adanya praktik yang sehat, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan pengawasan yang baik agar pegawai melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur yang ada. Dalam memilih alternatif strategi audit, auditor mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Planned assessed level of control risk 2. Luas pemahaman auditor terhadap struktur pengendalian interaln yang dihimpun 3. Test of control yang dilaksanakan dalam menentukan risiko pengendalian 4. Planned assessed level of substantive test yang dilaksanakan auditor untuk

mengurangi risiko audit pada tingkat serendah mungkin Dalam memilih strategi audit dari contoh kasus siklus pendapatan diatas saya memilih Strategi Primarily substantive approach ( Pendekatan Terutama Substantif ) karena Auditor mengumpulkan hampir semua bukti audit, dan hampir atau sama sekali tidak mempercayai Internal Control. Pada dasarnya ada tiga alasan auditor menggunakan pendekatan ini : 1. Hanya ada sedikit (jika ada) kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang relevan dengan perikatan audit atas Laporan Keuangan. 2. Kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang berkaitan dengan asersi untuk akun dan golongan transaksi signifikan tidak efektif. 3. Peletakan kepercayaan besar terhadap pengujian substantif lebih efisien untuk asersi tertentu. Luas pemahaman auditor terhadap struktur pengendalian internal juga mempengaruhi pemilihan strategi audit. Apabila auditor sangat memahami struktur pengendalian internal klien, maka auditor dapat memilih strategi audit Primarily substantive approach. 1. Asersi tentang keberadaan atau keterjadian (existence or occurance) berhubungan dengan apakah aktiva atau uang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual. Begitu pula, manajemen mambuat asersi bahwa penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan. 2. Asersi tentang kelengkapan (completeness) berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban entitas. 3. Asersi tentang hak dan kewajiban (rights and obligations) berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (lease) yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai perolehan hak entitas atas kekayaan yang disewa-guna-usahakan (leased) dan utang sewa usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas.

4. Asersi tentang penilaian atau alokasi (valuation and allocation) berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang semestinya. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca PT. Mustika Ratu dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan. 5. Asersi

tentang

penyajian

dan

pengungkapan

(presentation

and

disclosure) berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya. Misalnya, manajemen pada PT. Mustika Ratu membuat asersi bahwa kewajiban-kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikain pula, manajemen mambuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba-rugi diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya.

Related Documents


More Documents from "Dengan nama Allah"