ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN SPRAIN DAN STRAIN Dosen Pembimbing : Nurul Isnaini F, S.Kep.,MPH
Oleh : Dian Ernawati
(0816049)
STIKES AL ISLAM YOGYAKARTA S1 KEPERAWATAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Sprain dan Strain” tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan ketidaksempurnaan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan laporan yang akan datang Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terima kasih.
Yogyakarta, 6 Maret 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar . ....................................................................................................
ii
Daftar Isi ...............................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
1
C. Tujuan .......................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................
2
A. Pengertian .................................................................................................
3
B. Patofisiologi ..............................................................................................
5
C. Tanda dan Gejala ......................................................................................
6
D. Klasifikasi ................................................................................................ E. Penatalaksanaan ........................................................................................
10
F. Asuhan Keperawatan ................................................................................
13
BAB III PENUTUP ..............................................................................................
15
A. Kesimpulan ...............................................................................................
15
B. Saran ........................................................................................................
15
Daftar Pustaka .......................................................................................................
iii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sprain dan strain merupakan bentuk cidera pada system musculoskeletal. Meskipun ini merupakan dua kata yang dapat dipertukarkan dalam penggunaannya, sprain dan strain merupakan dua tipe cidera yang berbeda. Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Gejalanya dapat berupa nyeri, inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus ketidakmampuan menggerakkan tungkai. Sprain terjadi ketika sendi dipaksa melebihi lingkup gerak sendi yang normal, seperti melingkar atau memutar pergelangan kaki. Sedangkan Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulo-tendinous (otot dan tendon). Strain akut pada struktur muskulotendinous terjadi pada persambungan antara otot dan tendon. Strain terjadi ketika otot terulur dan berkontraksi secara mendadak, seperti pada pelari atau pelompat. Tipe cidera ini sering terlihat pada pelari yang mengalami strain pada hamstringnya. Beberapa kali cidera terjadi secara mendadak ketika pelari dalam melangkah penuh. Gejala pada strain otot yang akut bisa berupa nyeri, spasme otot, kehilangan kekuatan, dan keterbatasan lingkup gerak sendi. Strain kronis adalah cidera yang terjadi secara berkala oleh karena penggunaan berlebihan atau tekanan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon). Sebagai contoh, pemain tennis bisa mendapatkan tendonitis pada bahunya sebagai hasil tekanan yang terus-menerus Bari servis yang berulang-ulang. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan kami kemukakan adalah : 1. Konsep teori sprain dan strain. 2. Asuhan keperawatan sprain dan strain. C. Tujuan 1. Tujuan Umum
4
Adapun tujuan dan manfaat pembuatan makalah ini adalah untuk melatih dan menambah pengetahuan tentang sprain dan strain, disini diharapkan agar mahasiswa/i dapat memahami dan membuat asuhan keperawatan sprain dan strain. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui konsep teori sprain dan strain b. Untuk mengetahui asuhan keperawatan sprain dan strain
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sprain adalah kekoyakan pada otot, ligament atau tendon yang dapat bersifat sedang atau parah. Sedangkan strain adalah tarikan pada otot, ligament atau tendon yang disebabkan oleh regangan (streech) yang berlebihan. B. Patofisiologi Sprain adalah kekoyakan (avulsion) seluruh atau sebagian dari dan disekeliling sendi, yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya, pemelintiran atau mendorong / mendesak pada saat berolah raga atau aktivitas kerja. Kebanyakan keseleo terjadi pada pergelangan tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki. Pada trauma olah raga (sepak bola) sering terjadi robekan ligament pada sendi lutut. Sendi-sendi lain juga dapat terkilir jika diterapkan Jaya tekanan atau tarikan yang tidak semestinya tanpa diselingi peredaan. Sedangkan strain adalah daya yang tidak semestinya yang diterapkan pada otot, ligament atau tendon. Daya (force) tersebut akan meregangkan serabut-serabut tersebut clan menyebabkan kelemahan dan mati rasa temporer serta perdarahan jika pembuluh darah clan kapiler dalam jaringan yang sakit tersebut mengalami regangan yang berlebihan. C. Tanda dan Gejala 1. Tanda dan gejala sprain adalah : a. Sama dengan strain (kram) tetapi lebih parah. b. Edema, perdarahan dan perubahan warna yang lebih nyata. c. Ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot dan tendon. d. Tidak dapat menyangga beban, nyeri lebih hebat dan konstan. 2. Tanda dan gejala strain adalah : a. Kelemahan b. Mati rasa c. Perdarahan yang ditandai dengan : d. Perubahan warna e. Bukaan pada kulit f. Perubahan mobilitas, stabilitas dan kelonggaran sendi. g. Nyeri 6
h. Odema D. Klasifikasi Therapist mengkategorikan sprain dan strain berdasarkan berat ringannya cidera. 1. Derajat I (ringan) Berupa beberapa stretching atau kerobekan ringan pada otot atau ligament. Cidera derajat I biasanya sembuh dengan cepat dengan pemberian istirahat, es, kompresi dan elevasi (RICE). Terapi latihan dapat membantu mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas. 2. Derajat II (sedang) Berupa kerobekan parsial tetapi masih menyambung. Cidera derajat II terapinya sama hanya saja ditambah dengan immobilisasi pada daerah yang cidera. 3. Derajat III (berat) Berupa kerobekan penuh pada otot dan ligament, yang menghasilkan ketidakstabilan sendi. Terapi derajat III biasanya dilakukan immobilisasi dan kemungkinan pembedahan untuk mengembalikan fungsinya. E. Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan sprain adalah : a. Pembedahan. Mungkin diperlukan agar sendi dapat berfungsi sepenuhnya; penguranganpengurangan perbaikan terbuka terhadap jaringan yang terkoyak. b. Kemotherapi. Dengan analgetik Aspirin (100-300 mg setiap 4 jam) untuk meredakan nyeri dan peradangan. Kadang diperlukan Narkotik (codeine 30-60 mg peroral setiap 4 jam) untuk nyeri hebat. c. Elektromekanis. 1) Penerapan dingin : Dengan kantong es 24oC 2) Pembalutan / wrapping ekstemal : Dengan pembalutan, cast atau pengendongan (sung). 3) Posisi ditinggikan. Jika yang sakit adalah bagian ekstremitas. 4) Latihan ROM. Tidak dilakukan latihan pada saat terjadi nyeri hebat dan perdarahan. Latihan pelan-pelan dimulai setelah 7-10 hari tergantung jaringan yang sakit. 5) Penyangga beban. 7
Menghentikan penyangga beban dengan penggunaan kruk selama 7 hari atau lebih tergantung jaringan yang sakit. 2. Sedangkan penatalaksanaan strain adalah : a. Kemotherapi. Dengan analgetik seperti Aspirin (300 – 600 mg/hari) atau Acetaminofen (300 – 600 mg/hari). b. Elektromekanis. 1) Penerapan dingin. Dengan kantong es 24OC 2) Pembalutan atau wrapping ekstemal. Dengan pembalutan atau pengendongan bagian yang sakit. 3) Posisi ditinggikan atau diangkat. Dengan ditinggikan jika yang sakit adalah ekstremitas. 4) Latihan ROM. Latihan pelan-pelan dan penggunaan semampunya sesudah 48 jam. 5) Penyangga beban. Semampunya dilakukan penggunaan secara penuh. F. Asuhan Keperawatan Klien dengan Strain dan Sprain 1. Pengkajian a. Identitas pasien. b. Keluhan Utama. Nyeri, kelemahan, mati rasa, edema, perdarahan, perubahan mobilitas / ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot clan tendon. c. Riwayat Kesehatan. 1) Riwayat Penyakit Sekarang. a) Kapan keluhan dirasakan, apakah sesudah beraktivitas kerja atau setelah berolah raga. b) Daerah mana yang mengalami trauma. c) Bagaimana karakteristik nyeri yang dirasakan. 2) Riwayat Penyakit Dahulu. Apakah klien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini atau mengalami trauma pada sistem muskuloskeletal lainnya. 3) Riwayat Penyakit Keluarga. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini. 2. Pemeriksaan Fisik. a. Inspeksi : 8
1) Kelemahan 2) Edema 3) Perdarahan perubahan warna kulit 4) Ketidakmampuan menggunakan sendi b. Palpasi : 1) Mati rasa c. Auskultasi d. Perkusi. 3. Pemeriksaan Penunjang. Pada sprain untuk diagnosis perlu dilaksanakan rontgen untuk membedakan dengan patah tulang. 4. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri / ketidakmampuan, ditandai dengan ketidakmampuan untuk mempergunakan sendi, otot dan tendon. b. Nyeri akut berhubungan dengan peregangan atau kekoyakan pada otot, ligament atau tendon ditandai dengan kelemahan, mati rasa, perdarahan, edema, nyeri. c. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilangan fungsi tubuh 5. Rencana Asuhan keperawatan a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri / ketidakmampuan, ditandai dengan ketidakmampuan untuk mempergunakan sendi, otot dan tendon. 1) Tujuan : a) Meningkatkan / mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin. b) Menunjukkan teknik memampukan melaksanakan aktivitas (ROM aktif dan pasif). 2) Intervensi : a) Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera / pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap mobilisasi. b) Ajarkan untuk melaksanakan latihan rentang gerak pasien/aktif pada ekstremitas yang sehat dan latihan gerak pasif pada ekstremitas yang sakit. c) Berikan pembalutan, pembebatan yang sesuai. 9
b. Nyeri akut berhubungan dengan peregangan atau kekoyakan pada otot, ligament atau tendon ditandai dengan kelemahan, mati rasa, perdarahan, edema, nyeri. 1) Tujuan : a) Menyatakan nyeri hilang. 2) Intervensi : a) Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips dan pembalutan. b) Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena. c) Pemberian kompres dingin dengan kantong es 24oC. d) Ajarkan metode distraksi dan relaksasi selama nyeri akut. e) Berikan individu pereda rasa sakit yang optimal dengan analgesik. c. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilangan fungsi tubuh. 1) Tujuan : a) Mendemonstrasikan adaptasi kesehatan, penanganan keterampilan. 2) Intervensi : a) Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pandangan pemikiran perasaan seseorang. b) Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan, dan prognosa kesehatan. c) Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang sudah diberikan. d) Hindari kritik negatif. e) Beri privasi dan suatu keamanan lingkungan
10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sprain adalah kekoyakan (avulsion) seluruh atau sebagian dari dan disekeliling sendi, yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya, pemelintiran atau mendorong / mendesak pada saat berolah raga atau aktivitas kerja. Kebanyakan keseleo terjadi pada pergelangan tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki. Pada trauma olah raga (sepak bola) sering terjadi robekan ligament pada sendi lutut. Sendi-sendi lain juga dapat terkilir jika diterapkan Jaya tekanan atau tarikan yang tidak semestinya tanpa diselingi peredaan. Sedangkan strain adalah daya yang tidak semestinya yang diterapkan pada otot, ligament atau tendon. Daya (force) tersebut akan meregangkan serabut-serabut tersebut clan menyebabkan kelemahan dan mati rasa temporer serta perdarahan jika pembuluh darah clan kapiler dalam jaringan yang sakit tersebut mengalami regangan yang berlebihan. B. Saran Diharapkan makalah dapat memberikan tambahan informasi bagi mahasiswa tentang konsep teori sprain dan strain serta asuhan keperawatan pada sprain dan strain.
11
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Edisi V, Jilid II. Jakarta : EGC Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2002. Keperawatan Medical Bedah Edisi VIII, Jilid I. Jakarta : EGC Corwin, Elizabeth.J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC Dongoes, Marilynn E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi III. Jakarta : EGC
12