Tugas Sp Psikolog.docx

KHALIZA SHAFIERA 2016 11 093

REVIEW JOURNAL "WHAT WE KNOW ABOUT PEOPLE SHAPES THE INFERENCES WE MAKE ABOUT THEIR PERSONALITIES" 

Latar Belakang Pembentukan kesan garis klasik penelitian dalam psikologi sosial (Anderson & Barrios, 1961; Anderson & Norman, 1964; Asch, 1952; Luchins, 1957, 1958). Proses ini dimulai ketika kita mengasosiasikan ciri-ciri kepribadian individu yang kita rasakan dengan akumulasi modal kognitif kita (Newman & Uleman, 1990). Penilaian ini dapat dibuat karena orang memiliki asosiasi yang terbentuk sebelumnya antara ciri-ciri kepribadian dan perilaku (Brown, 1986; Fiske & Taylor, 1991). Asosiasi ini didasarkan pada proses memori, karena apa yang kita ketahui tentang orang lain akan berdampak pada kesimpulan yang kita buat tentang kepribadian mereka (Nisbett & Ross, 1980). Dengan demikian, konteks verbal yang mengacu pada kehidupan orang adalah variabel kunci untuk memahami proses yang mendukung pembentukan kesan. Kesimpulan kepribadian awal dibuat selama periode waktu yang singkat, ketika individu berinteraksi berkelanjutan dengan orang lain (Ambady, Bernieri, & Richeson, 2000), bahkan melalui foto (Berry, 1990). Bukti juga telah menunjukkan bahwa sebelumnya presentasi ekspresi wajah emosional mengarah ke perubahan dalam evaluasi ekspresi wajah netral, berkaitan dengan emosi dan kepribadian yang mereka cerminkan (Anderson, Siegel, White, & Barrett, 2012). Bukti menunjukkan bahwa sebelumnya presentasi ekspresi wajah emosional mengarah ke perubahan dalam evaluasi ekspresi wajah netral, berkaitan dengan emosi dan kepribadian yang mereka cerminkan (Anderson, Siegel, White, & Barrett, 2012). Temuan-temuan ini menyiratkan mekanisme penyesuaian umum yang memungkinkan cepat, meskipun tidak selalu akurat, kesimpulan dibuat dari niat jahat orang lain (Oosterhof & Todorov, 2006), dan itu melalui ekspresi wajah bahwa proses ini menjadi lebih jelas.



Metode Penelitian - Partisipan: Sampel terdiri dari 95 mahasiswa psikologi di National Autonomous University of Mexico (Mage = 20,97, SDage = 3,15, 62 wanita). - Alat Ukur Lima kata digunakan dengan valensi positif (keluarga, harapan, petualangan, seks, optimisme), dan lima dengan valensi negatif (penyalahgunaan, kemiskinan, horor, mimpi buruk, depresi), diambil dari studi normatif yang dilakukan oleh Redondo, Fraga, Comesaña dan Perea (2005). Semua kata-kata serupa dalam hal tingkat gairah mereka. Penggunaan juga terbuat dari ekspresi wajah campuran wanita yang netral (50% kesedihan - 50% kebahagiaan), diambil dari Scrimin, Moscardino, Capello, Altoè dan Axia (2009), di mana ambiguitas ekspresi campuran yang lebih besar akan mendukung kemungkinan bias yang timbul. dari pengaruh konteks verbal. Semua peserta menjalani tahapan berikut:

Tahap I: pengkodean dan penilaian konteks verbal. Para peserta diperlihatkan foto wajah wanita dengan ekspresi kebahagiaan dan kesedihan campuran, dalam lingkaran di mana lima kata positif atau negatif dibagikan. Mereka kemudian diminta untuk menilai sejauh mana kehidupan orang itu memukul mereka sebagai positif atau negatif (sangat negatif_1 …… 9_sangat positif). Tahap II: penilaian ekspresi wajah. Setelah lembar skor pertama diserahkan, para peserta diminta untuk menyelesaikan yang kedua. Mereka sekali lagi menunjukkan ekspresi wajah campuran, kali ini tanpa kata-kata, tetapi dengan pertanyaan berikut: "Menurut ekspresi Mary, saya pikir dia adalah seorang wanita yang:": HAPPINESS (valence) : Very little_1……9_A lot NERVOUS (arousal): Very little_1……9_A lot EMOTIONALLY STABLE: Very little_1……9_A lot FRIENDLY: Very little_1……9_A lot RESPONSIBLE: Very little _1……9_ A lot; SOCIABLE: Very little _1……9_ A lot CREATIVE: Very little _1……9_ A lot 

Hasil Hasil yang berasal dari Mann-Whitney U mengungkapkan bahwa VC tidak berpengaruh signifikan pada valensi yang dirasakan, Stabilitas emosional yang dirasakan, keramahan yang dirasakan, tanggung jawab yang dirasakan dan kreativitas yang dirasakan. Namun faktor VC memiliki efek yang signifikan pada sosiabilitas yang dirasakan.



Diskusi Hasil penelitian menunjukkan bahwa konteks verbal positif menghasilkan skor yang lebih tinggi dalam penilaian dimensi sosiabilitas yang dirasakan. Hasil yang diperoleh konsisten dengan pendekatan konstruksionis terhadap emosi (Barrett et al., 2007) sejauh bahwa penggunaan rangsangan kompleks, seperti konteks verbal, untuk mengontekstualisasikan ekspresi wajah lebih mendukung dampaknya pada variabel subjektif yang berakar pada pengalaman, seperti sebagai atribusi kepribadian. Kepribadian akan dibangun melalui konteks verbal yang dihasilkan oleh pengalaman langsung atau tergantung dengan orang yang menghasilkan ekspresi. Berbagai studi yang telah membahas pengaruh konteks verbal terhadap persepsi ekspresi wajah menggunakan kata untuk membatasi ekspresi wajah emosional yang ditunjukkan, mendapatkan pengaruh yang jelas ketika menentukan kategori emosi dari ekspresi wajah tersebut (misalnya, Barrett et al. , 2007; Lindquist, Barrett, BlissMoreau, & Russell, 2006). Konteksnya, seperti yang telah dipelajari dalam penelitian ini, bukti bahwa prediksi model secara komprehensif dipenuhi pada variabel yang dibangun melalui pengalaman, dan dengan sifat subyektif yang nyata, seperti juga atribusi kepribadian.



Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari jurnal ini, bahwa penilaian terkait kepribadian merupakan faktor yang adaptif dipengaruhi oleh pengalaman dan emosi. Ekspresi wajah berpengaruh besar terhadap penilaian seseorang terhadap kepribadian seeorang.