Tugas Sim - Simpus.docx

  • Uploaded by: Adji R Permadi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Sim - Simpus.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,600
  • Pages: 7
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN “SIMPUS” Disusun oleh: 1. Fauzia Fadhila 2. Mella Herdiani 3. Triani Putri 4. Dinny Silviany 5. Ninit Rachmanita

(11117024) (11117025) (11117026) (11117027) (11117030)

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksanan teknis kesehatan kabupaten/kota, puskesmas berperan meyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia (Depkes RI, 2004). Dalam upaya menyelenggarakan pembangunan kesehatan, puskesmas memiliki program kesehatan wajib dan program kesehatan pengembangan puskesmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia (Effendi, 2009). Puskesmas melaksanakan kegiatan proses pemyelenggaraan, pemantauan dan penilaian terhadap rencana kagiatan yang telah ditetapkan baik rencana upaya wajib maupun pengembangan dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayahnya. Salah satu bentuk pemantauan yang dilakukan dengan menggunakan system informasi manajemen puskesmas (SIMPUS). Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah sebuah sistem Informasi yang terintegrasi dan didesain multi user yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen puskesmas. Dalam implementasinya, Digital Sense telah merilis dua versi sekaligus yaitu berbasis desktop (OS Windows) dan berbasis web (OS Open Source). SIMPUS ini terdiri atas berbagai modul yaitu: Admin Sistem (manajemen user), Loket, Poli BP/umum, Poli Gigi, Lab/Radiologi, Apotek, Poli KIA, UGD, Rawat Inap, Kegiatan Luar Gedung/UKM, Pojok Gizi, Pelayanan KB, Manajemen Aset, dan Kepegawaian. Memungkinkan koneksi online Dinas Kesehatan ke Puskesmas/Pustu secara real time. Ditunjang dengan berbagai macam fitur yang memudahkan penggunan (user), antara lain: • Tata tampilan tab view menarik • Mudah digunakan (User friendly)

• • • •

Laporan lengkap (administrasi ke dinas) Output bisa convert excel dan pdf Fasilitas pencarian data pasien Fasilitas auto backup data SIMPUS dikembangkan dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi yang secara umum banyak dijumpai di puskesmas. SIMPUS mempunyai tunjuan pengembangan yang jelas, antara lain : • Terbangunnya suatu perangkat lunak yang dapat digunakan dengan mudah oleh puskesmas, dengan persyaratan yang seminimal mungkin dari segi perangkat keras maupun dari segi sumber daya manusia yang akan menggunakan perangkat lunak tersebut. • Membantu dalam mengolah data puskesmas dan dalam pembuatan berbagai pelaporan yang diperlukan. • Terbangunnya suatu sistem database untuk tingkat kabupaten, dengan memanfaatkan data-data kiriman dari puskesmas. • Terjaganya data informasi dari puskesmas dan Dinas Kesehatan sehingga dapat dilakukan analisa dan evaluasi untuk berbagai macam penelitian. • Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan Kabupaten yang mendukung terselenggaranya proses administrasi yang dapat meningkatkan kwalitas pelayanan dan mendukung pengeluaran kebijakan yang lebih bermanfaat untuk masyarakat. Informasi yang berkualitas pada manajemen institusi memberikan kepastian data pengelolaan organisasi pusk-esmas yang efektif, sedangkan informasi yang baik pada manajemen sistem akan menimbulkan ketepatan sasaran pembangunan kesehatan wilayah serta transparansi penyehatan masyarakat. Permasalahan yang terjadi di puskesmas se-Kota Payakumbuh ialah masih adanya duplikasi sistem pencatatan dan pela-poran baik di tingkat manajemen pasien, manajemen unit maupun manajemen program. Selain itu, fragmentasi pencatatan dan pelaporan juga ditemui dari be-berapa kegiatan Puskesmas. Penataan sistem informasi dalam manajemen kesehatan dapat dimulai dengan pengintegrasian transaksi pencatatan dan pelaporan. Hal ini berimplikasi positif kepada pengurangan duplikasi data yang kurang efektif bagi pengambilan kepu-tusan. Tahapan penataan sistem informasi kesehatan secara dini melalui pengu-kuran kebutuhan informasi bagi pengelolaan manajemen memerlukan peran serta aktif dari pengguna untuk memberikan hasil desain yang lebih mudah diimplikasikan dalam manajemen organisasi. Berdasarkan hasil telaah dokumen diketahui bahwa register-register dicatat setiap hari oleh petugas pada masing-masing ruang pelayanan. Pencatatan pelayanan pasien di puskesmas terdiri atas 24 register. Pencatatan dilakukan secara terpisah per ruangan sehingga dijumpai duplikasi pencatatan pasien yang sama untuk item variabel yang sama. Identifikasi ini melahirkan ke-sepakatan dalam penyusunan desain simpus sebagai berikut : 1. Perlu dilakukan penyederhanaan catatan register pelayanan pasien, mu-lai dari loket, poliklinik, pelayanan penunjang sampai dengan apotik.

2. Penyederhanaan register pencatatan pasien menghilangkan duplikasi dan redudansi dengan mengutamakan efesiensi dan tidak menghilangkan kebutuhan data pokok pada pelayanan pasien. 3. Hasil penyederhanaan register tersebut dijadikan sebagai output hasil en-tri data pasien dalam pelayanan sehari-hari di puskesmas yang didesain menggunakan komputer. 4. Output register terdiri atas tiga buah register induk yakni register poliklinik tiga buah. 5. Item-item yang tercantum dalam register diatas dituangkan dalam laporan SP2TP Plus melalui komputer, baik menggunakan aplikasi spredsheet seperti Microsoft Excel maupun aplikasi lainnya. Pelayanan jauh menjadi lebih cepat, namun kendalanya ialah bagaimana membiasakan staf puskesmas terutama yang berhubungan langsung dengan register induk untuk mengoperasionalkan komputer. Perbandingan Pencatatan Sebelum dan Sesudah Integrasi Jenis Catatan

Sebelum Integrasi

Sesudah Integrasi

Loket

cari buku status, mencatat ID, alamat, keluhan, catat blanko resep, catat register umum, askes, gakin, tanya pasien

cari buku status, rujuk ke poliklinik

Poliklinik

duplikasi catatan loket, duplikasi catatan catat register induk polik-linik laboratorium, duplikasi catatan ruang klinik dari berbagai sum-ber unit konsultasi, catat obat, catat diagnosis, catat visual penunjang sign, catat di tiga buku bantu

Unit Penunjang Pengobatan

catat hasil periksa, periksa, lapor ke polikilik tiap lapor harian hasil periksa ke minggu poliklinik

Apotik

cukup memberi obat ke pasien catat resep per orang, catat obat yang keluar, catat hasil catatan re-trieval dari stok terakhir, catat permintaan kegudang obat Poliklinik

Gudang Obat

catat pemakaian mingguan

menghitung secara otomatis dari stok dan pemakaian harian

Kelebihan Program Aplikasi SIMPUS   

Mudah untuk mencari data Data bisa di print out sesuai dengan tingkat kebutuhan Mudah dipelajari

Kekurangan Program Aplikasi SIMPUS   

Rawan terhadap virus Single user Mati lampu, program jadi crash

Simpus, pada prinsipnya adalah alat bantu untuk mengolah data yang ada di puskesmas. Pada tahap awal yang telah saya kembangkan adalah Simpus untuk

kunjungan rawat jalan. Secara umum alur data di semua puskesmas hampir sama (atau pasti sama), kecuali untuk beberapa proses administrasi yang pasti antar satu daerah berbeda dengan daerah yang lain. Ada beberapa daerah membutuhkan karcis untuk mengecek jumlah kunjungan, sementara daerah lain cukup dengan laporan rekapitulasi kunjungan. Secara umum, alur pelayanan pasien (sebagai target data Simpus) di puskesmas adalah sebagai berikut : 1. Pasien datang ke puskesmas. Beberapa puskesmas menyediakan nomer antrian, baik berupa kertas bertuliskan nomer urut antri, atau bahkan yang sudah digital, dengan memijit tombol antrian. Tapi ada juga puskesmas yang percaya pada kesadaran pasien sendiri untuk antri sehingga tidak perlu menyerobot urutan kedatangan orang lain. 2. Pasien akan dipanggil sesuai urutan untuk didaftar di loket pendaftaran. Pada proses ini, dicatat nomer rekam medis pasien, atau dibuatkan nomer rekam medis kalau pasien baru pertama kali berkunjung. 3. Pasien menunggu, sementara petugas akan mencari rekam medis pasien yang bersangkutan di ruang catatan medis, untuk diberikan ke unit pelayanan tempat pasien ingin berobat. 4. Pasien dipanggil bu dokter (atau pak dokter) bisa juga oleh perawat. 5. Pasien diperiksa, dicatat anamnesis dan lain-lain, termasuk diagnosis, obat yang diberikan dan tindakan medis kalau ada. 6. Pasien keluar, sementara dari unit pelayanan membuat resep untuk diberikan ke ruang obat. 7. Pasien dipanggil untuk membayar (di beberapa daerah sudah gratis), kemudian dipanggil lagi untuk menerima obat. 8. Pasien pulang, semoga cepat sembuh Input Data Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Berbasis Web Dalam pengumpulan data pasien dimulai dari bagian pendaftaran, pelayanan medis, penunjang medis dan apotek. Cara yang dilakukan untuk menginput data dengan cara login terlebih dahulu dengan ,memasukkan username dan password kemudian dari pendaftaran akan terintegrasi langsung ke bagian pelayanan medis. Di dalam pelayanan medis petugas melakukan login dan memasukkan data pasien seperti diagnosa, resep obat dan rujukan bila diperlukan. Setelah itu apabila pasien memerlukan pemeriksaan laboratorium akan di arahkan ke ruang laboratorium, untuk petugas laborat hanya memasukkan hasil pemeriksaan ke dalam simpus. Di dalam kasir hanya menerima data dari bagian pelayanan, sedangkan di bagian obat merupakan tahap terakhir dalam pelayanan. Dari hasil penelitian yang dilakukan Puskesmas Pajang Surakarta bahwa dalam input data disetiap bagian berbeda-beda dan memiliki password masing-masing. Input data di bagian pendaftaran dilakukan dengan cara memasukkan tanggal kunjungan, petugas, lokasi pelayanan, dan unit pelayanan. Apabila sudah pernah periksa pasien diminta kartu pasiennya dan langsung dimasukkan index/kartu pasien. Apabila pasien baru, diminta identitasnya untuk dimasukkan ke dalam SIMPUS dan pasien akan mendapatkan kartu periksa. Pengolahan Data Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Berbasis Web

Dalam pengolahan data meliputi pengolahan data pasien dan data registrasi kunjungan pasien, terdapat beberapa macam klasifikasi registrasi, yaitu pemeriksaan

umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan KIA, kegiatan KB, pemeriksaan laboratorium, kasir dan resep obat. Dalam pemeriksaan memiliki kegiatan dalam pengolahan data seperti data kondisi pasien, data anamnesis, data diagnosis, data terapi, data pemeriksaan tindakan medis penggunaan lab, data obat, dan data rujukan. Data yang di olah di bagian farmasi adalah pengolahan data master obat, data stok obat baru, data persediaan obat, dan data pelayanan pemberian resep obat. Pelaporan Data Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Berbasis Web

Pelaporan data SIMPUS berbasis Web merupakan sub-sistem untuk membuat laporan rekapitulasi yang menampilkan data pelaporan LB1, penyakit menular, LPLPO, data STP, pelaporan askes dan pelaporan ke flashdisk. Pelaporan dari LB1 berisi tentang laporan bulanan data kesakitan yang dibuat oleh Puskesmas dengan format kode penyakit ICD IX yang menjadi standart internasional untuk klasifikasi penyakit yang bisa dilihat menurut per jenis kelamin, per kelompok umur, insiden/prevalensi dan 10 besar penyakit per kode ICD- 10. Rekapitulasi data pelaporan LPLPO (Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) ini yang harus dibuat yaitu stok awal, penerimaan, persediaan, pemakaian, sisa akhir, stok optimum dan permintaan dan sumber obat. Surveilans Terpadu Penyakit (STP) bentuk laporan surveilans pengamatan kasus baru penyakit menular dalam satuan waktu bulanan. Mengumpulkan data kesakitan, data laboratorium dan data KLB penyakit dan keracunan di Puskesmas. Hal tersebut dilakukan secara otomatis, sesuai dengan penggunaannya. Ketepatan waktu dalam melakukan pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Surakarta sering terjadi keterlambatan dikarenakan dari petugas Puskesmasnya juga terlambat untuk melaporkannya.

Related Documents

Tugas Sim
November 2019 37
Tugas Sim Asuransi
May 2020 14
Tugas 2 Sim
November 2019 18
Tugas Sim Asuransi
May 2020 13

More Documents from "fajar librianto"

Tugas Bi Ninit.docx
June 2020 3
Cover Bi.docx
June 2020 1
Jawaban.docx
August 2019 28
Soal Keswa
October 2019 192