Tugas Seni Budaya.docx

  • Uploaded by: Novitafnf
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Seni Budaya.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,101
  • Pages: 4
NATURALISME

Naturalisme merupakan paham yang menganggap dunia empiris ini merupakan keseluruhan realita. Adanya alam tidak membutuhkan adanya bantuan dari luar. Semua kejadian di alam, tidak membutuhkan berada dalam satu siklus yang terus berjalan, hal inilah yang lebih mirip dengan pengertian deisme. Sehingga naturalisme ini tidak membutuhkan kehadiran pihak lain untuk memahami alam. Secara umum istilah ini memuat pengertian dasar sebagai sikap pandang atau tindakan yang timbul didasarkan kepada hasrat dan naluri alamiah. Yakni, suatu sikap pandang atau tindakan yang mengikat diri dengan setia kepada hal-hal yang bersifat natural maupun yang realistik. Istilah naturalisme dalam pengertian ini lebih banyak terkait dengan situasi ruhani pada abad pencerahan atau abad ke-19, dimana penemuan-penemuan dibidang ilmu pengetahuan alam telah menyadarkan manusia akan arti pentingnya eksistensi alam semesta. Naturalisme sebagai istilah kefilsafatan, pada dasarnya merupakan sikap pandang kefilsafatan monisme yang menganggap bahwa realitas atau alam semesta ini merupakan satu-satunya fakta yang ada. Realitas atau alam semesta ini merupakan totalitas dari keberadaan benda-benda atau peristiwa yang bersifat alamiah. Berjalannya alam sudah diatur sedemikian rupa, sehingga alam akan mengalir begitu saja sesuai dengan kodrat yang sudah ditetapkan. Sebagai istilah kefilsafatan ini, naturalisme dapat diungkapkan sebagai pandangan yang menolak suatu paham yang berpendirian tentang adanya benda-benda atau peristiwa di luar batas-batas penjelasan akal atau ilmiah. Jadi semuanya dapat dianalisa dengan menggunakan akal.

ROMANTISME Boleh dikatakan Descarteslah pembuka jaman klasik di Eropa (± 1650-1750), yaitu sebuah aliran yang paling digemari di jaman Renaissance. Sejarah yang dibongkar kembali, hidupkan kesukaan orang kepada seni Yunani dan Romawi, yang dicontohkannya dan merupakan keagungan zaman klasik. Akan tetapi aliran seni klasik itu menemui dekadensi, sumber-sumbernya kering dan tidak memberi jasa-kehidupan. Hal inilah yang melatarbelakangi timbulnya aliran Romantik yang menentang paham rasio, oleh karena untuk menentukan kebenaran harus pula didengar suara hati. Selain daripada itu jiwa manusia bukan saja terdiri dari pikiran, melainkan juga perasaan. Bagi kaum romantis, perasaanlah yang memberi garam kehidupan. Aliran romantik adalah sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang berasal dari Eropa Barat abad ke-18 pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagian merupakan revolusi melawan norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik dari periode pencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalam seni dan sastra. Kata Romantik ada hubungannya dengan arti asli yang disandang oleh kata roman di Abad pertengahan, ialah suatu cerita dalam bahasa rakyat yaitu “bahasa roman”. Roman abad pertengahan terutama berupa cerita kesatria, kebanyakan ditulis dalam bentuk sajak. Setelah beberapa waktu ciri-ciri yang menandai cerita ini bergeser manjadi: kejadian-kejadian tegang dan sering manjadi tidak masuk akal serta perasaan luhur tentang kehormatan dan cerita “kebangsawanan” yang langsung di hubungkan dengan pengertian “roman” dan “romantik. Dimana Romantik dimulai? Ada yang berpendapat lahirnya di Inggris, tetapi ada juga yang berpendapat di Jerman. Tetapi orang sepakat, bahwa yang disebut sebagai Bapak Gerakan Romantik yaitu Jean-Jacques Rosseu (1712-1778) seorang filsuf prancis kelahiran Jenewa, Swiss. Ayahnya seorang pengrajin arloji. Riwayat hidupnya sangat dramatis, penuh gejolak emosional dan petualangan. Filsuf ini berkelana kemana-mana, menulis karya-karya yang membuatnya dicurigai karena wataknnya yang tidak stabil, mudah menangis dan gampang curiga. Roman ciptaannya yang terkenal adalah La Nouvelle Heloise.

SUREALISME Surealisme ialah gerakan budaya yang bermula pada pertengahan tahun 1920-an. Surealisme merupakan seni dan penulisan yang paling banyak dikenal. Karya ini memiliki unsur kejutan, barang tak terduga yang ditempatkan berdekatan satu sama lain tanpa alasan yang jelas. Banyak seniman dan penulis surealis yang memandang karya mereka sebagai ungkapan gerakan filosofis yang pertama dan paling maju. Karya tersebut merupakan artefak, dan André Breton mengatakan bahwa surealisme berada di atas segala gerakan revolusi. Dari aktivitas Dadaisme, surealisme dibentuk dengan pusat gerakan terpentingnya di Paris. Dari tahun 1920-an aliran ini menyebar ke seluruh dunia. Surealisme memengaruhi film seperti Angel's Egg dan El Topo. Kata surealisme diciptakan tahun 1917 oleh Guillaume Apollinaire dalam catatan program yang menjelaskan balet Parade, yang merupakan karya kolaboratif oleh Jean Cocteau, Erik Satie, Pablo Picasso dan Léonide Massine: "Dari persekutuan baru ini, hingga sekarang, perlengkapan dan kostum panggung di satu sisi dan koreografi di sisi lain hanya ada persekutuan purapura di antara mereka, terjadi sejenis super-realisme ('sur-réalisme') di Parade, di mana saya melihat titik mula serangkaian manifestasi semangat baru ini. Kebudayaan Yunani banyak berpengaruh terhadap perkembangan kebudayaan dunia. Khususnya dalam bidang kesenirupaan, kaidah-kaidah seni Naturalisme Klasik Yunani mempengaruhi berbagai paham ungkapan seni. Bahkan menjadi pedoman yang dipertahankan berabad-abad oleh para seniman di belahan benua Eropa dan sekitarnya. Pada abad ke-16 pelukis Hyronimus Bosh dari Belanda mengguncang pandangan banyak orang melalui karya-karyanya yang absurd. Lukisan Bosch yang berjudul The garden of Delight misalnya menggemparkan arena seni rupa klasik. Kemudian seniman lain, Pieter Bruegel juga melakukan hal yang serupa, dengan sejumlah lukisannya yang ber-ide sinting, aneh, dan sangat mengganggu banyak orang pada waktu itu.

IMPRESIONISME Impresionisme merupakan sebuah gerakan kebangkitan seni lukis modern dengan Claude Monet dianggap sebagai tokoh utamanya. Sebagai seniman lukis, Monet telah berhasil mengembangkan gaya seni lukis baru pada masanya. Seni lukis impresionisme Monet memiliki corak yang khas dalam tinjauan epistemologi; karena itu menarik untuk dikaji lebih jauh kendati persoalan epistemologi seni itu sendiri masih menjadi suatu yang kontroversi bagi beberapa pemikir dan filsuf. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah seni lukis impresionisme Claude Monet dalam kerangka epistemologi seni. Obyek material penelitian ini adalah seni lukis impresionisme Claude Monet, sedangkan obyek formalnya ialah epistemologi seni. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, yang mempergunakan literatur-literatur tentang seni lukis impresionisme Claude Monet sebagai sumber data primer dan pustaka-pustaka tentang epistemologi seni sebagai data sekunder. Kemudian, data tersebut ditelaah mempergunakan metode interpretasi dan verstehen guna mendapatkan kesimpulan yang jelas, akurat, dan runtut. Oleh sebab itu, penelitian ini menjelaskan latar belakang kelahiran seni lukis impresionisme Monet, struktur, validitas (baca: problem kesadaran dan pengetahuan dalam seni lukis Monet), dan pengaruhnya terhadap perkembangan seni lukis lebih lanjut. Benang merah yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, kelahiran seni lukis impresionisme Monet dipicu oleh munculnya teori warna Chevruel dan ditemukannya kamera. Kedua, struktur seni lukis Monet dibangun atas dasar cahaya sebagai pokok penggambaran lukisan, ‘brushstroke’ sebagai teknik lukis khas impresionisme Monet dan Komposisi warna yang ditampilkan oleh Monet dalam karya lukisnya sangat terbatas dengan menghilangkan warna coklat dan warna tanah. Ketiga, Kesadaran yang menjadi pemahaman para impresionis menempati bentangan antara subyektivisme dan obyektivisme, juga antara realisme dan idealisme. Kendati demikian, seni lukis impresionisme lebih cenderung diletakkan sebagai wujud empirisme karena sang seniman memahami realitas berdasarkan pengalaman, ia juga lebih condong pada objektivisme karena proses kreatif dalam seni lukis impresionisme tidak melibatkan analisa kognisi atau idealisasi. Monet sebagai seniman lukis telah memasuki medan heuristik, yakni medan kemungkinan baru yang menggabungkan sains dan seni pada masanya. Terakhir, pengaruh seni lukis impresionisme Monet membentang di selurun Eropa dan Amerika. Misalnya, Monet mempengaruhi sekelompok pelukis muda Amerika yang menyebut diri mereka sebagai “The Givernist” pada akhir tahun 1880an.

Related Documents

Tugas Seni 1.docx
August 2019 28
Tugas Seni Budaya.docx
October 2019 38
Tugas Seni- 3.docx
December 2019 23

More Documents from "Novan"