APRESIASI TARI KREASI ( TARI PAKARENA )
OLEH : NAMA NIM
: RINA ANGRIANI : 232.16.024
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH STAI AL-GAZALI BULUKUMBA TAHUN AKADEMIK 2018/2019
PEMBAHASAN TARI PAKARENA
1. Pengertian tari berkelompok Tari Berkelompok adalah Adalah tarian yang disajikan oleh beberapa orang dari awal sampai akhir secara kompak dan harmonis. Setiap penari harus bisa menempatkan dirinya di dalam kelompoknya Tari Pakarena berasal dari Kabupaten Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam bahasa Gowa ‘pakarena’ berasal dari kata ‘karena’ yang memiliki arti ‘main’ sedangkan imbuhan ’pa’ berarti ’pelakunya Tarian yang dimainkan oleh 4-7 orang penari perempuan ini pertama kali ditampilkan pada abad ke 17 tepatnya tahun 1903 saat Pangali Patta Raja dinobatkan sebagai Raja di Gantarang Lalang Bata 2. Sejarah tari pakarena Masyarakat meyakini bahwa Tari Pakarena Gantarang berkaitan dengan kemunculan Tumanurung.Tumanurung merupakan bidadari yang turun dari langit untuk untuk memberikan petunjuk kepada manusia di bumi.Petunjuk yang diberikan tersebut berupa symbol – simbol berupa gerakan kemudian di kenal sebagai Tari Pakarena Gantarang. Hal senada juga dituturkan oleh salah seorang pemain Tari Pakarena Makassar Munasih Nadjamuddin.Beliau mengatakan bahwa Tari Pakarena berawal dari kisah perpisahan penghuni botting langi (Negeri Kayangan) dengan penghuni lino (bumi) pada zaman dahulu. Sebelum berpisah, botting langi mengajarkan kepada penghuni lino mengenai tata cara hidup, bercocok tanam hingga cara berburu lewat gerakan-gerakan tangan, badan dan kaki. Gerakan inilah yang kemudian menjadi tarian ritual ketika penduduk di bumi menyampaikan rasa syukur pada penghuni langit. 3. Fungsi tari pakarena Selain untuk hiburan,tari pakarena Bagi masyarakat Goa dan Makassar, sudah menjadi bagian dari hidup dan cerminan ideologi. Tarian ini juga merupakan media penghubung antara mereka dengan Tuhan. Dalam masyarakat Makasar Sulawesi selatan, banyak dijumpai berbagai macam tari yang berkaitan dengan fungsi sosialnya, seperti tari-tarian yang muncul pada saat upacara adat. Dalam dunia tari yang terdapat di Makasar Sulawesi selatan dikenal beberapa tari tradisional yang berfungsi sebagai
sarana Upacara adat seperti, tari Pajoge, tari Pattudu, tari Pagellu, serta Tari Pakarena yang merupakan rangkaian peristiwa dari kehidupan manusia, sehingga sering disebut tarian yang bersifat ritus/ritual Tari tradisional tersebut pada awalnya dilaksanakan pada waktu upacara adat, Saat ini kalau dilihat keberadaannya, tari-tari tradisional sudah jarang muncul, mungkin saja disebabkan oleh kegiatan upacara adat yang jarang dilaksanakan, hingga keberadaan tari tradisi tersebut berubah fungsi sebagai pertunjukan hiburan. 4. Nilai estetis tari pakarena Nilai estetis yang terkandung dalam tari pakarena terletak pada unsur-unsur tari. Seperti pada saat menari, penari tidak diperkenankan membuka mata terlalu lebar. Gerakan kaki penari, tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Jadi penarinya dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang prima. 5. Makna dari gerakan tari pakarena Gerakan dalam tari pakarena termasuk dalam gerak maknawi karena, Gerakan dari tarian ini sangat artistik dan sarat makna, halus bahkan sangat sulit dibedakan satu dengan yang lainnya.Tarian ini terbagi dalam 12 bagian.Setiap gerakan memiliki makna khusus.Posisi duduk, menjadi pertanda awal dan akhir Tarian Pakarena.Gerakan berputar mengikuti arah jarum jam, menunjukkan siklus kehidupan manusia.Sementara gerakan naik turun, tak ubahnya cermin irama kehidupan.Aturan mainnya, seorang penari Pakarena tidak diperkenankan membuka matanya terlalu lebar.Demikian pula dengan gerakan kaki, tidak boleh diangkat terlalu tinggi.Hal ini berlaku sepanjang tarian berlangsung yang memakan waktu sekitar dua jam. Sebuah cerminan wanita Sulawesi Selatan. Gandrang Pakarena, adalah tampilan kaum pria Sulawesi Selatan yang keras. Ragam gerak tari pakarena Sambori’na (berteman) Ma’biring kassi’ (bermain ditepi pantai) Anging kamalino (angin tanpa berhembus) Digandang (berulang-ulang) Jangan lea-lea (ayam yang mundur-mundur sementara berkelahi) Iyale’ (sebelum menyanyi ada seperti aba-aba) nyanyian tengah malam So’naya (yang bermimpi) Lambbasari (hati timur) 6. Alat music yang mengiringi tari pakarena Dalam pementasannya, tarian ini selalu diiringi empat Gandrang atau gendang yang ditabuh bertalu-talu ditimpahi tiupan tuip-tuip atau seruling, para pasrak atau bambu belah dan gong yang dimainkan pemain musik pria yang biasanya berjumlah tujuh orang. Suara hentakan yang dihasilkan gendang menyiratkan watak pria Sulawesi Selatan yang keras
7. Kostum dan perlengkapan dalam tari pakarena Kostum dan perlengkapan dalam tari pakarena: Mereka membalut keindahan gerakan tari Pakarena tersebut dalam kostum cerah berwarna merah, putih, hijau dan kuning. Kostum lengkapnya tediri dari baju bodo, lipa ’sa’ be (sarung sutra khas Sulawesi Selatan), dan perhiasan-perhiasan berupa kalung, gelang dan hiasan sanggul, dan tidak boleh ketinggalan kipas berukuran besar.
Baju bodo
Lipa sa’be
Aksesoris khas Sulawesi selatan
Kipas besar Sebagai warga Indonesia yang baik, kita wajib untuk melestarikan budaya tradisonal Indonesia. Tidak cuma melestarikan budaya daerah kita sendiri. Melainkan "Seni Tradisional Indonesia". Mengapa harus? Harus karena seni yang kita miliki ini sangat bermakna dan sangat berharga. Tidak mudah bagi leluhur kita untuk mencipkatan suatu kesenian yang indah itu. Melestarikan =nya juga berguna bagi anak cucu kita nanti. Pastikan keturunan keturunan kita bisa melihat betapa kayanya Indonesia dalam hal budaya. Pastikan juga mereka sanggup untuk melestarikannya. Maka dari itu, agar hal itu dapat terwujud, marilah mengenal lebih dekat lagi budaya kita sendiri, lestarikan budaya kita sendiri, jagalah apa yang kita punya.