Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Nama : M.N. Ary Pabowo NIM
: 087200
Prodi
: Sosiologi
Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Qur’an PENYIMPANGAN SOSIAL Al-qur’an merupakan pedoman utama bagi umat islam, karena kandungan yang terdapat dalam Al-Qur’an sangant komplek. Pada tugas ini kami akan mencoba mengupas tema tentang penyi sosial yang terdapat dalam al-qur’an. Ayat yang berkenaan dengan penyimpangan sosial sangant banyak sekali, namun dalam paper ini kami hanya akan mengambil satu atau beberapa ayat atau sampel saja. Ayat yang berkenaan dengan penyimpangan sosial salah satunya ialah firman Alla h SWT dalam surat An Anfal ayat 15-16 Sebagai berikut
:
Artainya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa
kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.(QS. Al-anfal : 15-16) Tafsir : Dalam surat An Anfal ini , ada enam panggilan yang membutuhkan perenungan yang juaga termasuk larangan dalam penyimpangan. Sesungguhnya gaya bahasa tidak mengarah kepada berita kegembiraan atas kemenangan kaum muslim, akan tetapi bercampur dengan pendidikan dan teguran keras agar tidak tertipu dan juga tidak lari dari peperangan karena segala sesuatu dudah ditetapkan oleh Allah SWT. Panggilan pertama dan kedua menuntuk mukmin untuk teguh dan menolak untuk lari, serta janji bagi mereka dengan ganjaran yang besar. Tidak satu pun diantara sahabat yang lari atau berpikit untuk lari. Jelas bahwa tabiat wahyu yang keras ketika kemenangan diacapai datang untuk menetapkan betapa besar peranan takdir
dalam kemenangan yang diperoleh kaum muslimin. Disamping itu juga
berisikan larangan untuk melihat harta rampasan perang dan bertiakai mengenainya, juga berhati-hati agar tidak terjadi lagi seperti yang pernah terjadi dalam perang uhud setelah itu. Kemudian perangilah kecintaan hidup, carilah kematian maka engkau akan dianugrahi kehidupan atau matilah sebagai syahid dan jangan lah lari dari peperangan walaupun musuh yang dihadapi berlipat-lipat banyaknya dari pasukan yang kita miliki karena segala sesuatu allah lah yang menentukan. Komentar : Dalam ayat diatas dapat kita lihat adanya suatu penegasan oleh allah agar kita sebagai orang yang beriman tidak mundur atau lari apabila ada orang kafir yang menyerang kita ataupun dalam masa peperangan karena jika dalam peperangan ketika kita melihat musuh yang kita hadapi lebih banyak lalu kita melarikan diri dari psukan maka yang kita dapatkan adalah murka allah dan hal itipin merukan penyimpangan sosial yang nyata dimana apabila seseorang itu lari dari peprangan karena takut maka orang tersebut bisa dikatakan telah menyimpang dari segi sosialnya dan dari segi keimanannya berarti orang tersebut sudah tidak yakina akan ketetapan allah, karena pada lanjutan ayat diatas yaitu pada ayat ke 17 allah jelas menyatakan bahwa allahlah yang sebenarnya membunuh dan mengalahkan mereka, jadi secara lansung maupun tidak langsung, orang yang melarikan diri dari peperangan termasu orang yang telah
melakukan suatu penyimpangan baik itu dilihat dari segi sosialnya maupun dari segi keimanannya terhadap Allah SWT.
Kesimpulan Dari ayat diatas dapat kita tarik kesimpulan baik secara implisit maupun secara ekplisit bahwa allah secara tegas melarang kita untuk melarikan diri atau lari dari peperangan karena hal itu mengundan merka allah dan merupakan perbuatan yang menyimpang, kemudian juga dapat kita ambil pesan yang tersairat dari ayat diatas ialah bahwa segala sesuatu allahlah yang menuentukan dan hendaklah kita sebagai manusia berusaha karena tidak diragukan lagi bahwa kita adalah manusia yang terikat dengan kehidupan sosial, kemudian juga hendaklah kita tidak melakukan penyimpangan hanya karena disebabkan oleh rasa takut atau yang lainnya.
Daftar Pustaka
Al-Qur’an A-Qur’an dan terjemahannya Prof. Dr. Syekh al gozali, muhammad, 1996. Tafsir al gozali, tafsir tematik alquran 30 juz. Islamika : Yogyakarata