Medan, 15 Februari 2019 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Teruntuk Pak Prabowo Sandi. Apa kabar hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan terlindungi. Jikapun tidak, semoga Allah selalu menyelipkan kekuatan raga, juga hati. Sehingga bisa menyelesaikan segala rencana-rencana menuju kemenangan untuk memimpin negeri ini.
Perkenalkan, saya Miashara Azh-Zukhruv Seorang mahasiswi tingkat akhir di Universitas Sumatera Utara. Menuliskan surat ini, sekiranya bisa sampai ditangan bapak. Hingga segala yang saya tuang, dapat tersampaikan.
Pak, bumi pertiwi kita semakin menyedihkan. Terdapat banyak ketidakadilan. Tindak kriminal yang semakin mengerikan, hingga membunuh pun seperti sudah biasa dilakukan. Prilaku menyimpang didunia pendidikan, karakter anak bangsa yang berbudi pekerti dan menjunjung tinggi rasa hormat juga sopan santun tergerus perkembangan zaman. Perempuanperempuan yang semakin lemah dalam perlakuan pelecehan seksual, hingga kesulitan ekonomi yang membuat semakin banyaknya permasalahan sosial. Di negeri sendiri merasa tidak aman, karna penjahat berkeliaran siang dan malam. Pelaku begal dimana-mana, tak peduli lelaki atau perempuan, disiksanya tanpa ampunan. Harta benda dilarikan demi mendapat sejumlah uang, yang mungkin ditukar untuk perut sejengkal atau malah membayar obat terlarang. Ya, yang satu itu juga sudah tersebar dinegeri ini. Narkotika. Merusak para pemuda dan remaja yang seharusnya bisa menjadi kekuatan bangsa. Menggantikan para pemimpin negeri nantinya. Tapi apa daya, pendidikanpun mereka tak punya. Jika pun sudah mendapat gelar sarjana, lapangan pekerjaan yang tak tersedia. Banyak yang menganggur dinegeri sendiri, atau menjadi pegawai dan buruh diperusahaan milik asing. Pendatang mampu mendapat pekerjaan layak, pun kehidupan yang enak. Masyarakat kita tak jarang menjadi pengemis, atau pencuri demi kelangsungan hidupnya. Tekanan hidup membuat yang haram menjadi halal dilakukan.
Benar memang, kita sudah memasuki Masyarakat Ekonomi Asia. Tapi bagaimana bisa menghadapinya jika masyarakat kita tak diberi bekal? Biaya pendidikan yang tak jarang memerlukan banyak dana, terlebih jika ingin memiliki gelar sarjana. Para pelajar dipaksa menguasai semua mata pelajaran, hingga seringkali bertindak curang demi mendapat nilai tinggi dan lulus dari dunia pendidikan. Wajar sekali jika pada akhirnya mendapat kesulitan dalam pekerjaan, sebab ilmunya tak melekat dalam ingatan, atau mungkin malah tak sesuai dengan bakat dan kemampuan. Para pelajar juga tak hentinya dipaksa belajar, lupa bahwa otak juga butuh diistirahatkan. Dinegara lain jam belajar tak selama di Indonesia, tapi tetap mampu menciptakan manusia yang berpendidikan. Saya tetap mengakui, ada pelajar yang berlaku jujur dan tetap berhasil sekalipun dalam himpitan keadaan. Tapi, jumlah mereka tak cukup untuk negeri kita yang sangat luas ini. Lain lagi menyoal korupsi, yang semakin merajalela di negeri ini. Para pemimpin, menjadi buta dan tamak hingga lupa diri. Yang kaya semakin kaya, sementara rakyat semakin menderita. Para koruptor yang sudah tertangkap, lama diproses dipengadilan, sementara kasus masyarakat-masyarakat bawah secepat kilat mendapat keputusan hukuman dari hakim. Oh iya, menyoall gaji. Gaji yang tak cukup dalam memenuhi bermacam kebutuhan. Sebab meroketnya harga-harganya. Pegawai kecil dan buruh seringkali mendapat gaji yang tak sesuai dengan lamanya mereka bekerja, memeras peluh dan keringat. Bahkan para honorer yang mendapatkan bayaran dari pekerjaan mereka selama 2 hingga 3 bulan sekali. Itupun jumlahnya sangat mencekik leher. Hingga tak jarang mereka menjalani 2 pekerjaan dalam waktu 24 jam yang harus dibagi lagi untuk waktu beristirahat. Negara kita sudah berdaulat, namun kesulitan masih banyak terdapat. Pak, banyak sekali kesemrautan di negeri kita, yang tanpa saya sebutkan pun bapak sendiri sudah tau dari bermacam media juga berita. Jelang pemilihan ini pun semakin banyak kasus pidana, masyarakat terpecah belah karna pilihan berbeda. Tak jarang menjadi saling benci padahal sebenarnya kita adalah saudara. Berpendapat dianggap menghujat, semakin sensitif dalam debat. Pak, jika terpilih menjadi pemimpin nanti, semoga bisa memperbaiki apa-apa yang salah dalam negeri. Membawa keadaan yang kacau balau menjadi aman sejahtera, keadilan tegak berdiri sebagaimana mestinya, perekonomian aman terkendali, pun pendidikan semakin maju dan berkarakter. Penyediaan lapangan pekerjaan yang mumpuni dinegeri ini. Dengan demikian, jika sudah sejahtera masyarakat kita, maka tindak kejahatan akan berkurang dengan sendirinya. Maka rasa aman akan tercipta. Pak, jika terpilih menjadi pemimpin nanti, semoga mampu menjalankan amanah dengan sebaik dan semaksimal mungkin. Menjadi contoh teladan untuk masyarakat dalam berbuat kebajikan. Pak, jika menjadi pemimpin nanti, jangan lupa untuk tetap mengunjungi kami. Memberi perhatian dan kepedulian pada masyarakat-masyarakat yang kurang mampu, terlebih dipelosok-pelosok negeri. Pak, percayalah untuk dianggap hebat tak perlu rumah bertingkat-tingkat atau harta berkali lipat. Cukup dengan hati yang luas dan mengayomi masyarakat, kita akan mendapat kepercayaan pun dukungan. Tak perlu mencipta pencitraan, sebab masyarakat kita bisa melihat dan merasa siapa yang pantas dijadikan pemimpin negara.
Satu lagi pak, negeri kita ini tak kekurangan orang-orang yang kaya harta. Negeri kita kekurangan orangorang yang kaya hati, dan juga jujur dalam bekerja. Maka, jika nanti bapak menjadi pemimpin dinegeri kita, tetaplah rendah hati dan tak lupa menyebarkan perilaku jujur agar menjadi kebiasaan di masyarakat kita. Pak, jika terpilih menjadi pemimpin nanti, jadikan negeri ini negeri yang makmur. Masyarakat hidup saling akur. Damai dalam segala perbedaan. Jadilah pemimpin yang terbuka dalam menerima aspirasi rakyat, mendengar dan merangkul yang lemah. Pak, segala usaha akan sia-sia jika tak meminta ridho dari-Nya. Maka jangan pernah lupa berdoa, sebab disini banyak yang turut mendoakan kemenangan untuk bapak. Tetaplah tunduk pada Sang Khalik, sebab Dia yang mampu mengabulkan segala pinta kita. Pak, masyarakat kita sudah lelah diberi janji. Semoga visi misi tak hanya sekedar ucapan semata. Masyarakat butuh tindak nyata. Maka jalankan sesuai yang disampaikan, jangan hanya membuat kami terlena. Surat ini berisikan keresahan dari apa-apa yang terjadi dinegeri ini, juga harapan yang diberi pada calon pemimpin nanti. Semoga benar bapak yang dipilihkan Tuhan untuk mengarahkan negeri ini menjadi lebih baik dan lebih berderajat lagi. Tetaplah berbuat baik dalam segala usaha, hingga kebaikan itu yang akan membawa bapak mencapai kemenangan kelak. Surat ini, mungkin tak beraturan dalam penyampaiannya, namun saya percaya bapak mampu dalam memahami apa yang saya sampaikan didalamnya. Saya berharap tak hanya tulisan saya yang bisa bertatap muka dengan bapak, suatu saat semoga Tuhan memberikan izin untuk saya bisa berjabat tangan dan berbincang secara langsung dengan bapak. Akhir kata, semoga bapak selalu dalam keadaan sehat wal afiat. Tetap sabar dan kuat dalam menghadapi segala coba dan rintang dalam jalan menuju kemenangan. Dan semoga para malaikat meng-amin-i segala harap kita. Salam hormat dari saya, mahasiswi yang mengharapkan pemimpin terbaik untuk negeri ini. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Miashara Azh-Zukhruv