Tugas Parafrase.docx

  • Uploaded by: reza prasetya
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Parafrase.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,621
  • Pages: 6
NO JUDUL & SUMBER 1 PENGARUH ELEMEN – ELEMEN PELENGKAP JALUR PEDESTRIAN TERHADAP KENYAMANAN PEJALAN KAKI ( Studi Kasus : Penggal Jalan Pandanaran, Dimulai dari Jalan Randusari Hingga Kawasan Tugu Muda ) Disusun Oleh : Danoe Iswanto

KUTIPAN Terkadang dalam suatu perancangan kota, jalur pedestrian tersebut terlupakan untuk dirancang agar memberikan kenyamanan bagi para penggunanya. Contohnya, jalur pedestrian yang dipenuhi oleh pedagang kaki lima walau bukan berarti pedagang kaki lima tersebut harus disingkirkan; ketinggian trotoar yang tidak sama sehingga menyulitkan pejalan kaki yang naik turun, dan sebagainya. Padahal jalur pedestrian memiliki fungsi utama yaitu menampung segala aktivitas pejalan kaki dan faktor elemen pendukung yang dapat mempengaruhi kenyamanan pedestrian, antara lain : keadaan fisik, sitting group, vegetasi atau pohon peneduh, lampu penerangan, petunjuk arah dan yang lainnya.

KATA KUNCI Elemen-elemen, Jalur Pedestrian, Kenyamanan, Pejalan Kaki

2

Pentingnya area pedestrian pada sebuah area fasilitas publik dapat menjadi suatu hal yang signifikan yang harus dipikirkan oleh para perencana kota maupun arsitek. Sebuah fasilitas publik terutama fasilitas pendidikan seperti kampus merupakan area yang padat dengan sirkulasi penghuninya. Banyaknya arus pejalan kaki baik menuju ke area kampus maupun dari area kampus menuju ke area luar kampus memberikan dampak yang cukup berarti bagi pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pejalan kaki. Perencanaan akan konsep pedestrianisasi pada area kampus merupakan alternatif pemecahan masalah

Lingkungan yang lebih baik, jalur pedestrian, pejalan kaki

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG LEBIH BAIK DENGAN PENYEDIAAN JALUR PEDESTRIAN BAGI PEJALAN KAKI (Studi Kasus: Perencanaan Jalur Pedestrian Pada Jalan Cempaka Putih Tengah XXX) Disusun oleh : Lily Mauliani2), Ari Widyati Purwantiasning3), Wafirul Aqli4) Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

PARAFRASE Kenyamanan jalur pejalan kaki disebuah perkotaan sangat penting, karena banyaknya aktivitas dan kegiatan di jalur tesebut. Maka dari itu jalur pedestrian harus memenuhi standar dan elemen-elemen yang harus di lengkapi. Ada beberapa elemen pendukung jalur pedestrian meliputii : Lampu penerangan, Halte bus, Tanda petunjuk, Telepon Umum, Tempat sampah, vegetasi dan pot bunga, ramp tepi jalan Perencana kota maupun arsitek harus memikirkan secara signifikan sebuah fasilitas publik di area pedestrian dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik di kawasan publik maupun kawasan pendidikan. Penerapan konsep pedestrianisasi di kawasan publik maupun pendidikan yaitu salah satu caranya untuk menangani permasalahan Jalur

3

STUDI PERILAKU PEJALAN KAKI PADA TROTOAR (PEDESTRIAN WAYS) DI SURAKARTA DITINJAU DARI KENYAMANAN IKLIM Disusun Oleh : Moch Fathoni Setiawan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES)

4

FUNGSI DAN PERAN JALUR PEDESTRIAN BAGI PEJALAN KAKI Sebuah Studi Banding Terhadap Fungsi Pedestrian Disusun oleh : Lily Mauliani Jurusan Arsitektur Universitas Muhammadiyah Jakarta

5

Analisis Fungsi Dan Kenyamanan Jalur Pedestrian Kawasan Di Kota Pangkalan Bun Studi Kasus : Bundaran

yang cukup tepat mengingat sudah semakin padatnya lalulintas kendaraan yang ada di Jakarta. Trotoar tentunya harus dapat mewadahi kebutuhan pejalan kaki dan berfungsi secara maksimal guna mendukung aktivitas atau kegiatan di suatu kota. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang perkembangan dan efektivitas segala kegiatan (ekonomi, pemerintahan dan jasa) di kota. Perilaku pejalan kaki dalam studi ini ditunjukkan dalam bentuk persepsi masyarakat dalam memanfaatkan trotoar dalam kehidupan sehari-hari, ditinjau dari kenyamanan Iklim. Jalur pedestrian pada sebuah kota adalah bagian yang sangat penting, baik sebagai kelengkapan (amenity) kota maupun sebagai tempat orang berjalan kaki dengan aman dan nyaman. Namun untuk kota Jakarta, dan mungkin juga kota-kota lainnya di Indonesia, pedestrian seringkali mengalami perubahan fungsi tidak hanya sekedar sebagai jalur pejalan kaki namun juga bisa menjadi jalur kendaraan bermotor, area berjualan para pedagang kaki lima yang bersifat mobile, tetapi bisa juga menjadi “ruko” alias rumah toko. Pesatnya perkembangan kota Pangkalan Bun yang sangat cepat yang didorong oleh kegiatan ekonomi, sehingga menyebabkan penataan dan pengelolaan ruang terbuka atau ruang kota semakin sulit. Dengan

pedestrian Indonesia. Pejalan kaki, trotoar, persepsi masyarakat, kenyamanan iklim.

di

kota-kota

Pemanfaatan trotoar berdasarkan persepsi masyarakat yang dipengaruhi faktor iklim meliputi :Jumlah tempat berteduh, Kondisi tempat berteduh dan penempatan tanaman.

Jalur Pedestrian, Pelunya sebuah kesadaran Fungsi, Pejalan Kaki masyarakat terhadap kewajiban-kewajiban dan hakhak untuk menempatkan segala sesuatu pada jalur yang benar, agar tercapainya kesalarasan dalam kehidupan yang baik di sebuah kota.

Penilaian Kinerja, Jalur Pedestrian, Uji Regresi

Jalur pedestrian di sekitar Kawasan Bundaran Pancasila Pangkalan Bun tidak berfungsi secara maksimal sebagai jalur

Pancasila Disusun Oleh : Riyan Sanjaya 1) Soedarsono 2) Rachmat Mudiyono 2)

6

ALIH FUNGSI TROTOAR MENJADI TEMPAT PEDAGANG KAKI LIMA JALAN Z.A. PAGAR ALAM BANDAR LAMPUNG Disusun Oleh : Istaslama Bakri*, Buchori Asyik**, Rahma Kurnia Sri Utami

meningkatnya kebutuhan ruang terbuka pada pusat kegiatan kota Pangkalan Bun yang tidak diimbangi dengan penataan ruang terbuka yang baik sehingga menghasilkan ruang kota yang tidak layak, karena penataan yang mengesampingkan aspek lingkungan yang sehat, nyaman serta aman bagi pengguna terutama bagi pejalan kaki yang merupakan salah satu pengguna fasilitas kawasan ruang terbuka perkotaan. Trotoar yang digunakan untuk tempat Alih Fungsi, berdagang pedagang kaki lima sangat Pedagang kaki lima, berdampak bagi pejalan kaki dimana fungsi trotoar trotoar untuk pejalan kaki terganggu dan berubah fungsinya. Karena, lahan trotoar yang digunakan pedagang berdagang ini menyebabkan pejalan kaki turun ke badan jalan guna melanjutkan perjalanannya.

7

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AREA PEDESTRIAN TERHADAP KEMUDAHAN AKSES PENGUNJUNG BANGUNAN MAL DI JALAN ASIA-AFRIKA JAKARTA Disusun oleh : Manlian Ronald. A. Simanjuntak, Armila Adityawati Fakultas Desain & Teknik Perencanaan – Universitas Pelita Harapan

Apabila akses pada sebuah Mal tidak didukung oleh penataan area pedestrian yang berkualitas, maka dapat timbul kebingungan bagi pengunjung yang menghambat kontinuitas sirkulasi. Akibatnya, pengunjung dapat cenderung menghindari untuk beraktivitas dan menghabiskan waktu pada Mal yang bersangkutan. Bahkan opini dan kesan pengunjung bahwa sebuah Mal ”susah diakses dan dipahami” dapat menurunkan citra Mal tersebut sehingga membuat mereka malas datang ke sana untuk selanjutnya. Apabila

Pedestrian, kemudahan akses, Mal, pengunjung, komersial

untuk pejalan kaki dipengaruhi oleh faktor fungsi, mobilitas, fasilitas, aksesibilitas, keamanan, kebersihan, dan keindahan yang menurun.

Penggunaan trotoar untuk tempat berdagang oleh pedagang kaki lima dipengaruhi pula oleh persepsi yang menilai lokasi tempat mereka berdagang adalah strategis untuk memiliki peluang lebih besar dalam mendapatkan pembeli. Sebuah area pedestrian yang berkualitas berperan untuk memudahkan pengunjung bangunan komersial dalam hal kemudahan akses berjalan kaki. Dengan didukung kemudahan akses pengunjung yang diciptakan dari kesinambungan area pedestrian di luar dan dalam bangunan sebuah Mal dapat

terjadi terus menerus, hal tersebut dapat berdampak pada jumlah pengunjung dan menurunkan citranya sebagai sebuah bangunan komersial.

8

PERSEPSI PEJALAN KAKI TERHADAP KENYAMANAN JALUR PEJALAN KAKI DIPUSAT KOTA Disusun oleh : SYAFIZ HARSONO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Dengan pemanfaatan lahan yang sangat tinggi Pejalan Kaki, pada daerah pusat menyebabkan sulitnya Persepsi, Publik, untuk menemukan lahan parkir sehingga dapat Koridor Balai Kota dilihat banyaknya parkir-parkir kendaraan bermotor yang tidak sesuai tempatnya, diharapkan perlu adanya peletakan kantungkantung parkir untuk mengakomodir parkir kendaraan bermotor sehingga jalur pejalan kaki tetap sebagai fungsinya dan dapat mendorong orang untuk berjalan kaki. Perlunya penertiban pedagang kaki lima dengan memberikan tempat berdagang yang baru, sehingga trotoar yang biasa mereka jadikan tempat berdagang dapat digunakan oleh pejalan kaki. Dan diberikannya tempat baru bagi pejalan yang sesuai dengan kaidah dalam perancangan jallur pejalan kaki sehingga para pejalan kaki dapat berjualan dan tidak mengganggu fungsi dari jalur pejalan kaki.

menghidupkan sebuah segmen dalam linkage kawasan. Apabila setiap bangunan yang berdekatan berinteraksi satu sama lain, maka kualitas sebuah kawasan jalan maupun boulevardi dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas area pedestriannya. Fasilitas pejalan kaki harus dapat memenuhi kebutuhan para pejalan kaki sehingga para pejalan kaki yang akan berjalan merasa aman dan nyaman. Dimana fungsifungsi kegiatan yang ada harus mendukung juga, jika tidak mendukung walaupun fasilitas pejalan kaki ada maka itu tidak menstimulasi pergerakan pejalan kaki.

9

HUBUNGAN FUNGSI DAN KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN ( STUDI KASUS Jl. PAHLAWAN SEMARANG ) Disusun oleh : TERSTIERVY INDRA PAWAKA LISTIANTO, ST, MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Kawasan Jl. Pahlawan merupakan kawasan Jalur pedestrian, yang menjadi landmark kota Semarang. Pada Fungsi dan Kawasan Jl. Pahlawan ini, setiap orang kenyamanan menuju ke pusat kota hampir dipastikan melewati Jl. Pahlawan. Jl. Pahlawan cukup strategis karena dapat dicapai oleh segala lapisan masyarakat dari berbagai sarana transportasi. Berbagai kegiatan masyarakat seperti kegiatan berjalan, lari pagi, berkumpulnya berbagai klub otomotif, upacara atau kegiatan diwaktu-waktu tertentu. Sebagian pedestrian digunakan untuk kegiatan selain pejalan kaki dan masih ada tersisa ruang untuk pejalan kaki. Namun di Jl. Pahlawan terdapat kecenderungan pejalan kaki tidak menggunakan jalur pedestrian tersebut untuk sirkulasi dan memilih berjalan di badan jalan dan jalan raya. Adanya berbagai macam masalah tersebut sehingga aktivitas yang ada tidak berjalan seperti semestinya

10

Penataan Kawasan Koridor Komersial pada Jalan Arteri Primer (Kasus: Jl. K.H. Agus Salim Kota Gorontalo) Disusun oleh :

Koridor komersial Jl. K.H. Agus Salim berperan sebagai jalan arteri primer yang menghubungkan antar pusat kegiatan nasional di kota Gorontalo. Posisi jalan ini sangat strategis karena merupakan pusat mobilitas

Bentuk linier dan memusat, jalan arteri primer, kawasan koridor komersial

Jl. Pahlawan sudah tidak sesuai lagi dengan fungsinya. Hal tersebut juga tidak sesuai dengan teori mengenai jalur pedestrian dan teori mengenai kenyamanan pejalan kaki. Jalur pedestrian Jl. Pahlawan Semarang banyak digunakan untuk aktivitas-aktivitas lain selain untuk berjalan perilaku pejalan kaki sudah berubah dengan mengikuti perubahan lingkungannya. Dalam hal ini perilaku pejalan kaki di Jl. Pahlawan lebih memilih menggunakan tepi jalan untuk berjalan daripada harus melewati jalur pedestrian yang sudah penuh dengan aktivitas berdagang dan berkumpulnya komunitaskomunitas yang berada di sepanjang Jl. Pahlawan Semarang. Penataan kawasan koridor komersial dilakukan dengan menata ruang jalan dan menata kawasan di sisi ruangjalan dalam bentuk penataan yang

Zuhriati A. Djailani (1), Heryati Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo

penduduk dari luar kota menuju tempat kerja dan tempat tinggal. Keberhasilan kawasan koridor komersial Jl. K.H. Agus Salim dapat dicapai dengan menata kembali koridor jalan yang semula berbentuk strip linear menjadi koridor yang menggabungkan bentuk strip linear dan bentuk memusat. Dengan demikian, koridor ini dapat mewadahi kebutuhan ruang tempat berkumpul komunitas, berekreasi, penggunaan fungsi campuran, berorientasi pada pedestrian dan memiliki keunikan sebagai daya tarik kawasan.

kompak dengan menggabungkan pola linier strip koridor dan pola memusat pada pusat kawasan.

Related Documents

Tugas
October 2019 88
Tugas
October 2019 74
Tugas
June 2020 46
Tugas
May 2020 48
Tugas
June 2020 45
Tugas
August 2019 86

More Documents from "Luci xyy"